Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENGERTIA
AUDITING

Ihrom Caesar Ananta Putra, S.E., M.Akun.


1.1 Pengertian Auditing

– Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan


perusahaan , karena akuntan publik sebagai suatu pihak
yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaanya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus
kas.
CASE

https://drive.google.com/drive/folders/1eQk8yV7bZtqRnWP
xhryBW7d-IDFcj0pB?usp=share_link
– Auditing Merupakan bentuk Atestasi :

– “Merupakan suatu komunikasi seorang expert


mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari
pernyataan seseorang”
– Atestasi adalah yaitu merupakan “komunikasi tertulis yang menjelaskan
suatu kesimpulan mengenai reabilitas dari asersi yang merupakan
tanggung jawab pada pihak lain”
– Asersi yaitu representasi manajemen mengenai kewajaran laporan
keuangan, untuk memformulasikan standar auditing dan
interprestasinya, mengklasifikasikan asersi laporan keuangan sbb :
a. Existence
b. Completeness
c. Right and Obligation
d. Valuation and Allocation
e. Presentation and disclouser
Auditing (Konrath 2002 ; 5) yaitu :

“Suatu proses sistematis untuk secara objektif


mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai
asersi tentang kegiatan – kegiatan dan kejadian –
kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak – pihak yang
berkepentingan”
Gambar 1.1
Hubungan Antara Assurance, Attestation dan Auditing

Assurance Service

Attestations

Auditing
Assurance Services : Meningkatkan kualitas informasi atau isi
informasi untuk mengambil keputusan :
• Reabilitas dari sistem informasi
• Cukup tidaknya sistem manajemen resiko
• Efektifitas dari sistem pengukuran
• Cukup tidaknya keamanan atas transaksi
Attestations Service : Memberikan opini atas reabilitas dari penyataan
seseorang :
• Asersi tentang pengendalian intern
• Asersi tentang ketaatan ketentuan – ketentuan dalam kontrak
• Asersi tentang ketaatan terhadap undang – undang dan peraturan

Auditing Asersi tentang kewajaran penyajian laporan keuangan


Menurut Sokrisno Agoes (1996) yaitu :

“Auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan


secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen, beserta catatan catatan
pembukuan dan bukti pendukungnya dengan
tujuan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”
Terdapat hak yang penting dari defenisi tersebut :

Pertama :

Auditor memeriksa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,


beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti pendukung, Laporan
keuangan yang harus diperiksa terdiri dari, laporan laba rugi, ekuitas
pemilik, neraca, arus kas. Dan catatan pembukuan yang terdiri dari (buku
kas/ Bank, buku penjualan, buku pembelian) buku besar (piutang, hutang,
aktiva tetap dan kartu persediaan)
Kedua :
Pemeriksaan dilakukan secara Sistematis dan Kritis :

Sistematis : Akuntan publik harus merencanakan pemeriksa sebelum


proses pemeriksaan dimulai disebut Audit Plan (rencana pemeriksaan)
yaitu mencantumkan kapan audit dimulai, berapa lama jangka waktu
pemeriksaan, kapan laporan harus selesai, berapa orang staff audit yang
ditugaskan.

Kritis : pemeriksaan sebaiknya dipimpin oleh seorang yang memiliki gelar


akuntan dan memiliki izin praktek sebagai akuntan oleh Menteri
Keuangan.
Ketiga :
Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen

Keempat :
Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
1.2 PERBEDAAN AUDITING DAN
AKUNTANSI (ACCOUNTING)

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik


memulai pemeriksaannya dari angka – angka dalam
laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo
(trial balance), buku besar (general ledger) buku harian
(special jurnal), bukti – bukti pembukuan (document) dan
sub buku besar (sub ledger).
Accounting memiliki sifat konstruktif karena disusun
mulai dari bukti – bukti pembukuan, buku harian, buku
besar, sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi
laporan keuangan
TRANSAKSI YG
MEMPUNYAI NILAI
UANG

WOR
BUKTI TRIAL LAP.
SPECIAL GENERAL
BALANC
K
PEMBU
KUAN
JOURNAL LEDGER
E SHEE KEU
T

ACCOUNTING ( KONSTRUKSI)

AUDITING (ANALISIS)
Hubungan
Akuntansi Auditing
Analisa transaksi & kejadian Memahami Struktur pengendalian Intern

Mengukur & mencapai data transaksi Memperoleh & mengevaluasi bukti yg


yang terjadi berkaitan dgn LK

Mengklasifikasikan & meringkas data


Menentukan Kewajaran LK/
yang tercatat
kesesuaiannya dgn prinsip Akuntansi yg
Lazim
Menyusun LK sesuai dgn prinsip
Akuntansi yg Lazim Menyusun laporan atas penemuan-
penemuannya
Menyampaikan LK & Lap. Akuntan kpd Menyampaikan lap. Akuntan kpd
Pihak yg berkepentingan kliennya
1.3 MENGAPA DIPERLUKAN
AUDIT ?

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


2. Surat Pajak Tahunan (SPT)
3. Initial Public Offering (IPO)
4. Peraturan Bapepam pada perusahaan yang listing di BEI
5. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp 25 miliar
harus memasukkan audited financial statement – nya di
Departemen Perdagangan dan Perindustrian
1.4 JENIS AUDIT

1. General Audit (pemeriksaan Umum).


2. Special Audit (pemeriksaan Khusus).
• General Audit (Pemeriksaan Umum)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh KAP Indepeden dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar
Profesional / Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan
Indonesia, Aturan Etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.
• Special Audit (Pemeriksaan Khusus)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee)
yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan akhir
pemiraksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang
diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,
karena prsedur audit yang diberikan juga terbatas.
• Special Audit (Pemeriksaan Khusus)
Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah
terdapat kecurangan atau penyimpangan terhadap
penagihan piutang usaha diperusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk
memeriksa piutang, penjualan dan penerimaan kas .
Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan
penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada
kecurangan, beberapa besar jumlahnya dan bagaimana
modus operansinya.
Menurut Jenis Pemeriksanaan, Audit dibedakan
atas :

1. Manajemen Audit (operational audit)


2. Complience Audit (Pemeriksaan ketaatan)
3. Internal Audit (pemeriksaan internal)
4. Computer Audit
Manajemen Audit : pemeriksaan terhadap kegiatan suatu perusahaan
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan
ekonomis.

• dilakukan oleh : internal auditor, KAP, management consultant


Compliance Audit : pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah perusahaan sudah menaati aturan dan kebijakan yang berlaku,
baik yang ditetapkan pihak intern maupun pihak eksternal.

• dilakukan oleh : internal auditor, KAP


Computer Audit : pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP terhadap
perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan
menggunakan EDP (Electronic Data Processing)

• dilakukan oleh : KAP, internal auditor


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai