Anda di halaman 1dari 23

GHIFFARI PRAMADHAN RIZQI

AKUNTANSI 17 A
1702035300
PENGERTIAN AUDITING

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan


keuangan perusahaan , karena akuntan publik sebagai
suatu pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai
kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan laporan arus kas.
Auditing Merupakan bentuk Atestasi :
“Merupakan suatu komunikasi seorang expert mengenai
kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang”
PENGERTIAN ATESTASI

Atestasi adalah yaitu merupakan “komunikasi


tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai
reabilitas dari asersi yang merupakan tanggung jawab
pada pihak lain”
Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai
auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari
laporan keuangan sebuah entitas. Akuntansi publik juga
memberikan jasa atestasi lainnya, seperti membuat
laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan
prospektif
PENGERTIAN ASERSI

Asersi yaitu representasi manajemen mengenai


kewajaran laporan keuangan, untuk memformulasikan
standar auditing dan interprestasinya, mengklasifikasikan
asersi laporan keuangan sebagai berikut:
 Existence
 Completeness
 Right and Obligation
 Valuation and Allocation
 Presentation and disclouser
PENGERTIAN AUDITING MENURUT
KONRATH

Konrath (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai:

“Suatu proses sistematis untuk secara objektif


mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan–kegiatan dan kejadian–kejadian
ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak–pihak yang
berkepentingan”
HUBUNGAN ANTARA ASSURANCE,
ATTESTATION DAN AUDITING
ASERSI TENTANG PENGENDALIAN
INTERN 
Assurance Services : Meningkatkan kualitas informasi atau isi
informasi untuk pengambil keputusan:
Reabilitas dari sistem informasi
Cukup tidaknya sistem manajemen resiko
Efektivitas dari sistem pengukuran
Cukup tidaknya keamanan atas transaksi
Attestations Service : Memberikan opini atas reabilitas dari
penyataan seseorang:
Asersi tentang pengendalian intern
Asersi tentang ketaatan ketentuan–ketentuan dalam kontrak
Asersi tentang ketaatan terhadap undang–undang dan peraturan
Auditing Asersi tentang kewajaran penyajian laporan keuangan
PENGERTIAN AUDITING MENURUT
SUKRISNO AGUS
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut”
TERDAPAT HAK YANG PENTING
DARI DEFINISI TERSEBUT
Pertama :
Auditor memeriksa laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan–catatan
pembukuan dan bukti pendukungnya. Laporan keuangan
yang harus diperiksa terdiri dari atas Laporan Posisi
Keuangan (neraca), laporan laba rugi kmprehensif,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan-
catatan pembukuan terdiri atas (buku kas/ bank, buku
penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku
besar, sub buku besar (piutang, liabilities, aset tetap,
kartu persediaan).
Kedua:
Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis:
Akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum
proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat apa yang disebut
rencana pemeriksaan (Audit Plan). Dalam audit plan antara lain
dicantumkan kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka
waktu pemeriksaan diperkirakan, kapan laporan harus selesai,
berapa orang audit staff yang ditugaskan, masalah-masalah yang
diperkirakan akan dihadapi di bidang audit, akuntansi, perpajakan
dan lain-lain.
Pemeriksaan tersebut harus dipimpin oleh seorang yang
memiliki gelar akuntan dan mempunyai izin praktek sebagai
akuntan publik oleh Menteri Keuangan.
Ketiga:
Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu
akuntan publik. Akuntan publik harus independen, sebagai
pihak diluar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh
mempunyai kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut
(misal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewan
komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal keluarga
dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris).
Keempat:
Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
yang diperiksa.
PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI
(ACCOUNTING)
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik
memulai pemeriksaannya dari angka–angka dalam laporan
keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo ( trial
balance), buku besar (general ledger) buku harian (special
jurnal), bukti – bukti pembukuan (documents) dan sub buku
besar (sub ledger).
Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena
disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian,
buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo sampai
menjadi laporan keuangan.
Akuntansi (Accounting) dilakukan oleh pegawai
perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS.
Sedangkan auditing dilakukan oleh akuntan publik
(khususnya financial audit) dengan berpedoman pada
Standar Profesional Akuntansi Publik, Kede Etik Profesi
Akuntansi Publik dan Standar Pengendalian Mutu
PERBEDAAAN AUDITING DAN
ACCOUNTING
TAHAPAN-TAHAPAN AUDIT

A. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan


(klien) yang membutuhkan jasa audit.
B. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk
membicarakan:
- Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah
untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor,
Bapepam-LK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain).
- Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
- Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai
perusahaan tersebut.
- Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau
dengan bantuan komputer.
- Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup
rapi.
MENGAPA DIPERLUKAN AUDIT

Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan


berbentuk Perseorangan Terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para
pemegang saham.
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen
karena:
A. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan
tersebut mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak
disengaja.
B. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar
tanpa pengecualian dari KAP, berarti pengguna laporan bisa
yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
C. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assestnya Rp.
25 miliar ke atas harus memasukkan audited financial
statements nya ke Departemen Perdagangan dan
Perindustrian.
D. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan
audited financial statements nya ke Bapepam-LK paling
lambat 90 hari setelah tahun buku.
E. SPT yang didukung oleh audited financial statements
lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan dengan
yang didukung oleh laporan keuangan yang belum
diaudit.
JENIS JENIS AUDIT

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)


Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang
dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil
dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode
Etik Profesi Keuangan Akuntan Publik serta Standar
Pengendalian Mutu.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audited) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada
pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa
apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di
perusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang usaha,
penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya
memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap
penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada kecurangan,
berapa besar jumlahnya dan bagaimana modus operasinya.
MENURUT JENIS PEMERIKSAAN
AUDIT DIBEDAKAN MENJADI
1. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan
ekonomis.
Ada 4 tahapan dalam suatu manajemen audit:
 Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
 Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen
( Review and Testing of Management Control System)
 Pengujian Terinci ( Detailed Examination)
 Pengembangan Laporan (Report Development)
2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan
oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan
komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah,
Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak,
dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP
maupun Bagian Internal Audit.
3. Pemeriksaan Intern (Intern Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan , baik terhadap laporan keuangan dan
catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap
kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya
lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang
dilakukan oleh KAP, internal auditor biasanya tidak
memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan,
karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap
bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam
perusahaan, tidak independen.
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP)
System.
Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor:
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP System
tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP System tersebut.
2. Audit Through The Computer
Selain memeriksa input dan ouput, Auditor juga melakukan tes proses
EDP-nya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan Generalized
Audit Software, ACL, dll dan memasukkan dummy data (data palsu) untuk
mengetahui apakah data tersebut diproses sesuai dengan sistem yang
seharusnya. Dummy data digunakan untuk tidak mengganggu data asli.

Anda mungkin juga menyukai