keuangan perusahaan , karena akuntan publik sebagai suatu pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Auditing Merupakan bentuk Atestasi : “Merupakan suatu komunikasi seorang expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang” PENGERTIAN ATESTASI
Atestasi adalah yaitu merupakan “komunikasi
tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai reabilitas dari asersi yang merupakan tanggung jawab pada pihak lain” Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas. Akuntansi publik juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti membuat laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan prospektif PENGERTIAN ASERSI
Asersi yaitu representasi manajemen mengenai
kewajaran laporan keuangan, untuk memformulasikan standar auditing dan interprestasinya, mengklasifikasikan asersi laporan keuangan sebagai berikut: Existence Completeness Right and Obligation Valuation and Allocation Presentation and disclouser PENGERTIAN AUDITING MENURUT KONRATH
Konrath (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai:
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan–kegiatan dan kejadian–kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak–pihak yang berkepentingan” HUBUNGAN ANTARA ASSURANCE, ATTESTATION DAN AUDITING ASERSI TENTANG PENGENDALIAN INTERN Assurance Services : Meningkatkan kualitas informasi atau isi informasi untuk pengambil keputusan: Reabilitas dari sistem informasi Cukup tidaknya sistem manajemen resiko Efektivitas dari sistem pengukuran Cukup tidaknya keamanan atas transaksi Attestations Service : Memberikan opini atas reabilitas dari penyataan seseorang: Asersi tentang pengendalian intern Asersi tentang ketaatan ketentuan–ketentuan dalam kontrak Asersi tentang ketaatan terhadap undang–undang dan peraturan Auditing Asersi tentang kewajaran penyajian laporan keuangan PENGERTIAN AUDITING MENURUT SUKRISNO AGUS “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut” TERDAPAT HAK YANG PENTING DARI DEFINISI TERSEBUT Pertama : Auditor memeriksa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan–catatan pembukuan dan bukti pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari atas Laporan Posisi Keuangan (neraca), laporan laba rugi kmprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan- catatan pembukuan terdiri atas (buku kas/ bank, buku penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub buku besar (piutang, liabilities, aset tetap, kartu persediaan). Kedua: Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis: Akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat apa yang disebut rencana pemeriksaan (Audit Plan). Dalam audit plan antara lain dicantumkan kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan diperkirakan, kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staff yang ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang audit, akuntansi, perpajakan dan lain-lain. Pemeriksaan tersebut harus dipimpin oleh seorang yang memiliki gelar akuntan dan mempunyai izin praktek sebagai akuntan publik oleh Menteri Keuangan. Ketiga: Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan publik. Akuntan publik harus independen, sebagai pihak diluar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut (misal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal keluarga dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris). Keempat: Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI (ACCOUNTING) Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka–angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo ( trial balance), buku besar (general ledger) buku harian (special jurnal), bukti – bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi (Accounting) dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS. Sedangkan auditing dilakukan oleh akuntan publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional Akuntansi Publik, Kede Etik Profesi Akuntansi Publik dan Standar Pengendalian Mutu PERBEDAAAN AUDITING DAN ACCOUNTING TAHAPAN-TAHAPAN AUDIT
A. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan
(klien) yang membutuhkan jasa audit. B. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan: - Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, Bapepam-LK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain). - Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain. - Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut. - Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan bantuan komputer. - Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi. MENGAPA DIPERLUKAN AUDIT
Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan
berbentuk Perseorangan Terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para pemegang saham. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen karena: A. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. B. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari KAP, berarti pengguna laporan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia. C. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assestnya Rp. 25 miliar ke atas harus memasukkan audited financial statements nya ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian. D. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements nya ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku. E. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit. JENIS JENIS AUDIT
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi Keuangan Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu. 2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit) Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audited) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang usaha, penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana modus operasinya. MENURUT JENIS PEMERIKSAAN AUDIT DIBEDAKAN MENJADI 1. Management Audit (Operational Audit) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Ada 4 tahapan dalam suatu manajemen audit: Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen ( Review and Testing of Management Control System) Pengujian Terinci ( Detailed Examination) Pengembangan Laporan (Report Development) 2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit) Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian Internal Audit. 3. Pemeriksaan Intern (Intern Audit) Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan , baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP, internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen. 4. Computer Audit Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System. Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor: 1. Audit Around The Computer Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP System tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP System tersebut. 2. Audit Through The Computer Selain memeriksa input dan ouput, Auditor juga melakukan tes proses EDP-nya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan Generalized Audit Software, ACL, dll dan memasukkan dummy data (data palsu) untuk mengetahui apakah data tersebut diproses sesuai dengan sistem yang seharusnya. Dummy data digunakan untuk tidak mengganggu data asli.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya