Disusun Oleh:
Kelompok 3
Kemudian perubahan sosial saat ini juga dapat dilihat dari sisi negatif berupa:
1) Westernisasi
Karakter manusia saat ini semakin kehilangan moral dan rasa nasionalis nya yg
meniru budaya luar seperti Etika sopan santun,gaya berpakaian. Kalau dulu
manusia jika memiliki kesalahan pasti meminta maaf dengan sopan saat ini
masyarakat sangat jarang meminta maaf dengan cara yg sopan jika bersalah
2) Perubahan lingkungan
Pencemaran lingkungan karena adanya pabrik2 yg tidak mendaur ulang
limbahnya membuat lingkungan masyarakat menjadi rusak bahkan
menimbulkan pencemaran lingkungan yg tidak sehat
3) Perubahan teknologi , pendidikan dan kekwlur
Akibat saat ini hampir semua bidang kehidupan berbasis Digital hubungan
masyarakat saat ini cenderung individualis dan apatis, akibat semuanya saat ini
dilakukan tanpa tatap muka. Kesenjangan sosial Masyarakat saat ini semakin
terlihat baik dari segi materi dan intelektual. Saat ini apabila tidak memiliki
kemampuan dalam materi dan intelektual akan ter eliminasi oleh zaman itu
sendiri. Dalam hal pendidikan saat ini juga memberikan perubahan yg sangat
signifikan, jika dulu siswa masih bisa di marahi atau di didik keras oleh guru
nya jika malukukan pelanggaran ,saat ini siswa tidak boleh diperlakukan
dengan keras lagi sehingga menimbulkan pro dan kontra dan kebanyakan
mengakibatkan kenakalan siswa yg semakin meningkat.
3. Apakah modal sosial itu? Kenapa dia harus ada dan perlu gak dikembangkan dalam
perencaanan pembangunan sosial?
Jawab :
Modal sosial adalah suatu serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki
bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang saling terkait, yang
didasarkan pada nilai kepercayaan, norma, dan jaringan sosial.
Tiap-tiap modal, apakah berbentuk uang atau sosial akan berdampak pada kinerja
organisasi. Jika modal berbentuk uang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang akan
menghasilkan tingkat return (pengembalian) yang diharapkan, maka modal sosial pun akan
menghasilkan tingkat return di masa mendatang. Bedanya, tingkat return pada modal uang
dapat diukur dengan perbandingan tertentu biasanya berbentuk return on investment (ROI),
modal sosial tidak dapat diukur dengan ukuran yang pasti mengingat dampaknya yang
tidak dapat dinilai dengan uang. Kalaupun organsiasi ingin mengukur tingkat return-nya,
maka diperlukan penelitian yang mengukur pengaruh modal sosial terhadap kinerja.
Namun itu pun tidak menghasilkan perhitungan yang menunjukkan nominal jumlah return
yang diperoleh organisasi.
Return pada modal sosial lebih cenderung dilhat dari membaiknya sebuah proses yang
ada dalam organsiasi. Semakin efektifnya proses kerja yang ada karena para anggotanya
mempunyai hubungan yang baik, mampu bekerja sama dan rendahnya tingkat konflik
interpersonal menunjukkan bukti adanya tingkat return tersebut. Bagi anggota, return yang
bersifat psikhologis tersebut memberikan dampak kenyamanan dalam berkerja sehingga
membendung keinginan anggota untuk pindah kerja. Bahkan pada beberapa anggota,
modal sosial bisa mendorong timbulnya kepuasan kerja. Kondisi tersebut secara
akumulatif, dalam jangka panjang akan memberikan efek pada kinerja organisasi. Leana
dan Pil (2006) menjelaskan bahwa modal sosial internal maupun eksternal memberikan
efek positif pada kinerja organisasi. Sedangkan Ferrer1 et.al (2013) menyatakan bahwa
modal sosial memainkan peran yang penting dalam organisasi dan berpengaruh positif
terhadap kinerja organisasi.