Anda di halaman 1dari 27

STANDAR PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK DAN KODE


ETIK PROFESI AKUNTAN
PUBLIK

IHROM CAESAR ANANTA PUTRA, S.E., M.Akun


Pengertian SPAP

SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) adalah kodifikasi berbagai pernyataan


standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akunan Publik di Indonesia

SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik - Institut


Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI)

Sejarah SPAP
- 1972, IAI berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) yang
mencakup :
a. Tanggung jawab akuntan publik,
b. Unsur2nya adalah pengkajian dan penilaian pengendalian intern,
bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan
mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas
pemeriksaan.
- 1982, Komite NPA melengkapi buku NPA dengan suplemen
- 1992, Komite NPA menambah suplemen No 1 sd No 12 dan Interpretasi
No 1 sd No 2
- 1 Januari 2001 menerbitkan Standar Profesional Akuntan Publik
Pengertian SPAP

SPAP per 1 Januari 2001 terdiri atas 5 standar yaitu:


1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) dilengkapi dengan Interpretasi PSA
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) dilengkapi dengan Interpreasi PSAT
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) dilengkapi dengan
Interpretasi PSAR
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) dilengkapi dengan Interpretasi
PSJK
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) dilengkapi dengan
Interpretasi PSPM

Juga dilengkapi dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang merupakan
aturan yang wajib dipenuhi oleh Akuntan Publik

Pada tahun 2011 merevisi SPAP tersebut yaitu adanya Kodifikasi dari SPAP
dan Hierarki Standar Auditing
Kerangka Kodifikasi Berbagai Standar Profesi

Perikatan Perikatan Non


Atestasi Atestasi

Standar
Standar Standar Standar Jasa Standar Jasa
Pengendalian
Auditing Atestasi Akt & Review Konsultasi
Mutu

PSA PSAT PSAR PSJK PSPM

IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM

Buku Standar Profesional Akuntan Publik


Hirarki Standar Auditing

Standar Auditing
Landasan Konseptual

Standar Umum Standar Pekerjaan


Standar Pelaporan
Lapangan

Pernyataan tentang
kesesuaian LK dg SAK
Keahlian dan pelatihan Perencanaan dan
teknis yang memadai supervisi audit Pernyataan mengenai
ketidakkonsistenan
Independensi dalam Pemahaman yang penerapan SAK
sikap mental memadai atas
pengendalian intern Pengungkapan
Penggunaan kemahiran informatif dalam LK
profesional dengan Bukti audit kompeten
cermat dan seksama yang cukup Pernyataan pendapat
atas LK secara
keseluruhan
(lanjutan)

Landasan Operasional
Pernyataan Standar Pernyataan Standar Pernyataan Standar
Auditing (PSA) Auditing (PSA) Auditing (PSA)

Interpretasi PSA Interpretasi PSA Interpretasi PSA


10 Standar Auditing
A. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam Semua Hal yang Berhubungan dengan Perikatan, Independensi dan
Sikap Mental Harus dipertahankan Oleh Auditor.
3. Dalam Pelaksanaan Audit dan Penyusunan Laporannya Auditor Wajib
Menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan


4. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
5. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat,saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan dan permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
C. Standar Pelaporan
7. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun 
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
8. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
10. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan.
10 Standar Auditing (Penjelasan)
Penjelasan No 1 (Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor)
a. Pendidikan formal adalah S1 Akuntansi
b. Lulus Pendidikan Profesi Akuntan
c. Untuk menjadi partner lulusan ujian Certified Public Accountant

Penjelasan No 2 (Dalam Semua Hal yang Berhubungan dengan Perikatan, Independensi


dan Sikap Mental Harus dipertahankan Oleh Auditor)
d. Independen artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaan
untuk kepentingan umum.
e. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terbukti auditor tidak independen
f. Tidak independen jika:
- Auditor tapi menjadi Direktur di Auditee
- Auditor tapi punya kepentingan keuangan di Auditee
d. Pengertian independen:
1. Independen in Appearance, Independensi dilihat dari penampilan di struktur
perusahaan.
2. Independent in Fact, Independen dalam kenyataannya / dalam menjalankan
tugasnya.
3. Independent in Mind, Independen dalam pikiran.
Penjelasan No 3 (Dalam Pelaksanaan Audit dan Penyusunan Laporannya Auditor Wajib
Menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama)
a. Tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam sebagai auditor untuk
mengamati standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
b. Auditor harus disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan sehingga mereka dapat menganalisa bukti audit yang ada.
c. Skeptisme profesional adalah sikap yang selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara kritis bukti audit.
d. Skeptisme profesional adalah auditor tidak harus puas dengan bukti yang kurang
persuasif karena keyakinannya bahwa manajemen adalah jujur.
e. Fraud (kecurangan) kemungkinan tidak terdeteksi jika dokumen dipalsukan, salah
saji yang disembunyikan atau disengaja melalui kolusi antara klien atau pihak ketiga
atau antara manajemen dan karyawan.

Penjelasan No 4 (Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan


asisten harus disupervisi dengan semestinya)
Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam membuat perencanaan dan melakukan
supervisi
Penjelasan No 5 (Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan)
Standar ini menjelaskan mengenai unsur-unsur pengendalian intern dan bagaimana
cara auditor mempertimbangkan pengendalian intern tersebut dalam merencanakan
dan melaksanakan suatu audit.

Penjelasan No 6 (Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan dan permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit)
- Standar ini menjelaskan mengenai cara-cara yang harus dilakukan oleh auditor dalam
mengumpulkan bahan bukti yang cukup kompeten untuk mendukung pendapat yang
harus auditor terhadap kewajaran LK yg diauditnya.
- Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen laporan
keuangan, digolongkan sebagai berikut:
a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurance)
b. Kelengkapan (Completeness)
c. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
d. Penilaian (Evaluation)
e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)
Penjelasan No 7 (Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun  sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia)
Standar yang berlaku umum disebut generally accepted accounting principles adalah
suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang
diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu
pada saat tertentu.

Penjelasan No 8 (Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakonsistenan


penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya)
- Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding LK diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan standar
akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam LK.
- Perbandingan LK dalam suatu periode dapat dipengaruhi oleh:
a. Perubahan akuntansi
b. Kesalahan dalam LK yg diterbitkan dalam periode sebelumnya
c. Perubahan penggolongan
d. Peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda yang disajikan dengan periode
sebelumnya.
- Perubahan akuntansi adalah perubahan dalam standar akuntansi, estimasi akuntansi
atau entitas yang membuat LK.
Penjelasan No 9 (Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor)
Jika manajemen menghilangkan dari LK informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai
dengan standar akuntansi maka auditor harus memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut.

Penjelasan No 10 (Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat


mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan)
Tujuan standar ini adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab
yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan LK
Kode Etik IAI
(1) Tanggung Jawab Profesi;
(2) Kepentingan Umum Prinsip Etika
IAPI - PUSAT
(3) Integritas, (4) Objektivitas,
(5) Kompetensi dan Kehati2an
Profesional (6) Kerahasiaan
(7) Perilaku Profesional
(8) Standar Teknis

Aturan Etika IAPI - KAP

100 200 300 100 100 RAPAT


Independensi, Standar Tanggung Tanggung Tanggung ANGGOTA
Integritas, Umum Prinsip Jawab kpd Jawab kpd Jawab dan KAP
Objectivitas Akuntansi Klien Rekan Praktik Lain

Aturan Etika Pengurus IAPI - KAP

Dewan SAP
Aturan Etika
 Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan
Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf
profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan
anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP).
 Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan
anggota IAI-KAP melanggar Aturan Etika ini, maka rekan pimpinan
KAP tersebut bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran
tersebut.
Definisi/Pengertian
1. Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan
atau menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI - KAP atau KAP
tempat Anggota bekerja untuk melaksanakan jasa profesional. Istilah
pemberi kerja untuk tujuan ini tidak termasuk orang atau badan yang
mempekerjakan Anggota.
2. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk
catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban
suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau
kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Data keuangan lainnya yang
digunakan untuk mendukung rekomendasi kepada klien atau yang
terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur dalam
standar atestasi dalam penugasan atestasi, dan surat pemberitahuan
tahunan pajak (SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan
laporan keuangan. Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat
SPT tidak merupakan pernyataan pendapat atas laporan keuangan.
3. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik
yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
4. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan
Indonesia yang diakui pemerintah.
5. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah
wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai
akuntan publik atau bekerja di Kantor Akuntan Publik.
6. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.
7. Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan
staf professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-
KAP) yang bekerja pada satu KAP.
8. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
untuk menjalankan praktik akuntan publik.
9. Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang
dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi,
jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan,
jasa pendukung litigasi dan jasa lainnya yang diatur dalam standar profesional
akuntan publik.
• 100. INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS
• 101. Independensi.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan
jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun
dalam penampilan (in appearance).
• 102. Integritas dan Objektivitas.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan
integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji
material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan
(mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
• 200. STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.
• 201. Standar Umum.
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi
yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI:
A. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan
pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan
dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
B. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib
melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
C. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa
profesional.
D. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan
atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa
profesionalnya.
202. Kepatuhan terhadap Standar.
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,
kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib
mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
oleh IAI.
203. Prinsip-Prinsip Akuntansi.
Anggota KAP tidak diperkenankan:
(1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau
(2) menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP
dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat
menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak
memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan
penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa
kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan
laporan yang menyesatkan.
• 300. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN
• 301. Informasi Klien yang Rahasia.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan
untuk :
(1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai
dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip
akuntansi
(2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan
anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku
(3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota
sesuai dengan kewenangan IAI atau
(4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau
pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang
dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin Anggota.
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh
memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau
mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang
diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh
membatasi Anggota dalam pemberian informasi sehubungan dengan
proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah
diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional
(review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.
• 302. Fee Profesional.
A. Besaran Fee
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
• B. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan
atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau
hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan
pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen
apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.
• 400. TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI
• 401. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan
perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
• 402. Komunikasi antar akuntan publik.
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu
bila menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik
pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik
lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan
komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.
Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang
jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang
lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut
dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau
peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.
• 500. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN
• 501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau
mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.
• 502. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan
mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi
pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak
merendahkan citra profesi.
• 503. Komisi dan Fee Referal.
A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk
lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain
untuk memperolah penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP
tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi
independensi.
B. Fee Referal (Rujukan).
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima
kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
• 504. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk
organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra
profesi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai