Anda di halaman 1dari 27

Chapter 3

Standar Profesional Akuntan Publik


dan
Kode Etik Akuntan Publik
Dosen pengampuh : Dr. Rahmawati, S.E., M.Si., Ak., CA., CSRS., CSRA
Asisten : Riyanti, S.E., M.Ak
1 D e f e n i s i S PA P

Learning Objective 3 2 P e r k e m b a n g a n S PA P
Mahasiswa mampu
memahami Standar 3 S t a n d a r A u d i ti n g
professional akuntan
publik dan kode etik K o d e E ti k
profesi akuntan publik 4 Profesi Akuntan Publik

5 Tu ga s H a r i a n

6 Tu ga s 1 A P- 4
D e f e n i s i S PA P

 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah kodifikasi


berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan
dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia.

 SPAP dikeluarkan oleh


Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
P e r k e m b a n g a n S PA P
TAHUN PERKEMBANGAN

1972 Untuk pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan norma
pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam kongres ke III Ikatan Akuntansi Indonesia

25-26 Okt Dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru untuk periode
1982 kepengurusan 1982-1986 untuk menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan
(Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang
disempurnakan pada tanggal 11 maret 1984)

19 April 1986 Pengesahan Norma Pemeriksaan Akuntan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan
Indonesia

1992 Menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan Edisi Revisi

1994 Disahkan Standar Profesional Akuntan Publik


P e r k e m b a n g a n S PA P

TAHUN PERKEMBANGAN

Pertengahan IAI mengubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi


1999 Dewan Standar Profesional Akuntan Pulblik yang kemudian melakukan
perubahaan besar atas Standar Profesional Akuntan Pulblik dan
menerbitkannya dalam buku berjudul Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 Januari 2001

2011 Institut Akuntan publik Indonesia merevisi SPAP (yang dapat dilihat pada
slide selanjutnya)
P e r k e m b a n g a n S PA P
Standar Auditing

Menurut PSA . 01 (SA Seksi 150)

Standar auiditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur”


berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan
“standar” berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja
tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar Auditing
Standar Auditing

1. Standar Umum
 Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
 Independensi dalam sikap mental
 Penggunaan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama
Standar auditing yang telah
ditetapkan dan disahkan 2. Standar Pekerja Lapangan
oleh Institut Akuntan Publik  Perencanaan dan supervisi yang memadai
Indonesia (2011 : 150,1-  Pemahaman atas struktur pengendalian intern
150,2) terdiri atas sepuluh  Mendapatkan bukti audit yang cukup kompeten
standar yang di kelompokan
menjadi tiga kelompok 3. Standar Pelaporan
besar, yaitu:  Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP
 Konsistensi dalam penerapan GAAP
 Pengungkapan informatif yang memadai
 Pernyataan Pendapat
Satndar Auditing - Standar Umum

1 2 3

Audit harus di laksanakan Dalam semua hal yang Dalam pelaksanaan audit
oleh seorang atau lebih berhubungan dengan dan penyusunan
yang memiliki keahlian perikatan, indeependensi laporannya, auditor wajib
dan pelatihan teknis yang dalam sikap mental harus menggunakan kemahiran
cukup sebagai auditor dipertahankan oleh profesionalnya dengan
auditor cermat dan seksama
Standar Auditing - Standar Umum (Penjelasan)

1. Audit harus di laksanakan oleh


seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang


berhubungan dengan
perikatan, indeependensi
dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor

11
Standar Auditing - Standar Umum (Penjelasan)

3. Dalam pelaksanaan audit dan


penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat
dan seksama

12
Satndar Auditing –
Standar Pekerjaan Lapangan

4 5 6

Pekerjaan harus Pemahaman memadai Bukti audit kompeten yang cukup


direncanakan sebaik- atas pengendalian intern harus diperoleh melalui inspeksi,
baiknya dan jika harus diperoleh untuk pengamatan, permintaan
digunakan asisten harus merencanakan audit dan keterangan, dan konfirmasi
disupervisi dengan menentukan sifat, saat, sebagai dasar memadai untuk
semestinya dan lingkup pegujian yang menyatakan pendapat atas
akan dilakukan. laporan keuangan yang di audit.
Standar Auditing - Standar Pekerjaan
Lapangan (Penjelasan)

4. Pekerjaan harus direncanakan


sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan
semestinya

5. Pemahaman memadai atas


pengendalian intern harus
diperoleh untuk
merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan
lingkup pegujian yang akan
dilakukan.

14
Standar Auditing - Standar Pekerjaan
Lapangan (Penjelasan)

6. Bukti audit kompeten yang cukup


harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang di audit.

15
Satndar Auditing – Pelaporan

7 8 9 10

Laporan auditor Laporan auditor harus menunjukan Pengungkapan Laporan auditor harus memuat suatu
harus menyatakan atau menyatakan, jika ada, informatif dalam pernyataan pendapat mengenai
apakah laporan ketidakkonsisten penerapan standar laporan keuangan laporan keungan secara keseluruhan
keuangan telah akuntansi dalam penyusunan laporan harus di pandang atau suatu asersi bahwa pernyataan
disusun sesuai keuangan periode berjalan memadai, kecuali demikian tidak dapat diberikan.jika
dengan standar dibandingkan dengan penerapan dinyatakan lain pendapat secara keseluruhan tidak
akuntansi yang standar akuntansi tersebut dalam dalam laporan dapat diberikan, maka alasannya
berlaku di Indonesia periode sebelumnya. auditor. harus dinyatakan.
Standar Auditing - Standar Pelaporan (Penjelasan)

7. Laporan auditor harus


menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai
dengan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia

8. Laporan auditor harus


menunjukan atau menyatakan,
jika ada, ketidakkonsisten
penerapan standar akuntansi
dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan
standar akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya. 17
Standar Auditing - Standar Pelaporan (Penjelasan)

9. Pengungkapan informatif dalam


laporan keuangan harus di
pandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan
auditor.

10. Laporan auditor harus memuat


suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keungan secara
keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan.jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. 18
Kode Etik Profesi Akuntan Publik
IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1
Januari 2010. Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-
prinsip dasar etika profesi, yaitu:

1 2 3 4 5
. Prinsip
Prinsip Prinsip Prinsip Prinsip
Kompetensi serta
Integritas Objektivitas Kerahasiaan Perilaku
Sikap
Profesional
Kecermatan dan
Kehati-hatian
Profesional
1. Prinsip Integritas

Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas,


jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan
bisnisnya.

Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikais atau


informasi lainnya yang diyakininya terdapat :
 Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;
 Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-
hati; atau
 Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan
atas informasi yang seharusnya diungkapkan.

20
2. Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak


membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh
yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan
profesional atau pertimbangan bisnisnya.

Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi


objektivitasnya. Karena beragam situasi tersebut, tidak mungkin
untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut. setiap praktisi harus
menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif atau yang
dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap
pertimbangan profesionalnya.

21
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan
Kehati-hatian Profesional

Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional


mewajibkan setiap praktisi untuk :
 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja; dan
 Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.

Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap


praktisi untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh dan
tepat waktu sesuai dengan persyaratan penugasan.

22
4. Prinsip Kerahasiaan

Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakan-tindakan


sebagai berikut :

 Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan


profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP
tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban
untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya
yang berlaku; dan
 Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

23
5. Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk


mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta
menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atau
melakukan tindakan :
 Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional
yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang
telah diperoleh
 Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil perkerjaan
praktisi lain.

24
Tu g a s H a r i a n

1. Buat ringkasan materi kuliah ( 1 bab = 1 hal)


2. Dikerjakan dengan tulis tangan
3. Diupload di LMS pada kolom Diskusi AP – 4 dalam bentuk .jpg atau pdf
4. Tugas akan dinilai langsung di LMS
Tu g a s 1 A P - 4
Tugas 1 AP-4 merupakan evaluasi untuk materi-materi sebelumnya dari
AP-1 hingga AP-4

SOAL :
1. Jelaskan perbedaan Akuntansi dengan Auditing !
2. Mengapa laporan keuangan perlu diaudit ?
3. Jelaskan mengenai tanggung jawab auditor !
4. Sebut dan Jelaskan mengenai standar auditing !
5. Sebut dan Jelaskan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi
akuntan publik !
Catatan:
Jawaban untuk TUGAS 1 AP 4 silakan dijawab pada kolom Tugas 1 AP-4 di LMS mata kuliah Auditing
1 dan dikirim dalam bentuk file pdf.
Jawabannya boleh diketik.
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai