Anda di halaman 1dari 11

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

(SPAP)

SPAP adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan
dalam memberikan jasa bagi Akunan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan
Standar Profesional Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI)
SPAP per 1 Januari 2001 terdiri atas 5 standar yaitu:
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) dilengkapi dengan Interpretasi PSA
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) dilengkapi dengan Interpreasi PSAT
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) dilengkapi dengan Interpretasi PSAR
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) dilengkapi dengan Interpretasi PSJK
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) dilengkapi dengan Interpretasi PSPM
Juga dilengkapi dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang merupakan aturan yang
wajib dipenuhi oleh Akuntan Publik. Pada tahun 2011 merevisi SPAP tersebut yaitu adanya
Kodifikasi dari SPAP dan Hierarki Standar Auditing.

1. Standar Auditing, terdiri dari:


1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
3. Standar Pelaporan
2. Standar Atestasi, terdiri dari
1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
3. Standar Pelaporan
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi
jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Tujuan audit adalah untuk
memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan
dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

4. Standar Jasa Konsultasi


Panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya
melalui kantor akuntan publik. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh
perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan
untuk kepentingan klien.

5. Standar Pengendalian Mutu


Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor
akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar.

STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA


(SPKN)
SPKN berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas, program,
kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
Pemeriksaan yang dimaksud terdiri dari:
a. Pemeriksaan keuangan
b. Pemeriksaan kinerja
c. Pemeriksaan dengan tujuan terntentu
SPKN berlaku bagi:
a. Badan Pemeriksa Keuangan
b. Akuntan Publik atau pihak Lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama BPK.

SPKN terdiri dari:


a. PSP Nomor 01 tentang Standar Umum
b. PSP Nomor 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
c. PSP Nomor 03 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
d. PSP Nomor 04 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
e. PSP Nomor 05tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
f. PSP Nomor 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
g. PSP Nomor 07 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA


SAIPI

A. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia terdiri dari:


1. Standar Atribut
a. Prinsip-prinsip Dasar
b. Standar Umum
2. Standar Pelaksanaan
a. Standar Pelaksanaan Audit Intern
Standar Komunikasi Audit Intern
http://inspirasiskripsiakuntansi.blogspot.co.id/p/blog-page_21.html

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar
teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Tipe Standar Profesional

1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Standar Jasa Konsultansi
5. Standar Pengendalian Mutu
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
1. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta
interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing
terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards
(GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum didalam standar auditing.
PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan
penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota
IAPI. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan
interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam
PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-
ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA.
Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

Standar umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor.
1. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
1. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar pekerjaan lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
1. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
1. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan
yang diaudit.
Standar pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
1. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
1. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
1. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh audito
2. Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang
independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen
bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination), (2) review, dan (3)
prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing. Tipe pemeriksaan lain,
misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat
umum dalam standar atestasi. Standar atestasi ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan audit atas
laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan audit adalah untuk memberikan
dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan
dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:

Kompilasi laporan keuangan penyajian informasi-informasi yang merupakan pernyataan manajemen


(pemilik) dalam bentuk laporan keuangan
Review atas laporan keuangan - pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang
menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat
modifikasi material yagn harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Laporan keuangan komparatif penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua periode atau
lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom
4. Standar Jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa
konsultansi bagi kliennya melaluikantor akuntan publik. Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan
temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian
antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien.

Jasa konsultansi dapat berupa:

Konsultasi (consultation) memberikan konsultasi atau saran profesional (profesional advise)


berdasarkan pada kesepakatan bersama dengan klien. Contoh jenis jasa ini adalah review dan komentar
terhadap rencana bisnis buatan klien
Jasa pemberian saran profesional (advisory services) - mengembangkan temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah pemberian bantuan
dalam proses perencanaan strategik
Jasa implementasi - mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel
klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Contoh jenis
jasa ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan.
Jasa transaksi - menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang
umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.
Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya - menyediakan staf yang memadai (dalam hal
kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh
klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian.
Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan data
Jasa produk - menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas
instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan
penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat lunak komputer
5. Standar Pengendalian Mutu

Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan
publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi
berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik
Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis
jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:

independensi meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus


mempertahankan independensi
penugasan personel meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang
memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud
konsultasi meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang
dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan
wewenang memadai
supervisi meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh
KAP
pemekerjaan (hiring) meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik
semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten
pengembangan profesional meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai
sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan
pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk
memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP
promosi (advancement) meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki
kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
penerimaan dan keberlanjutan klien menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau
dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak
memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)
inspeksi meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian
mutu telah diterapkan dengan efektif
https://cacingkurcaci.blogspot.co.id/2017/02/standar-profesional-akuntan-publik.html

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan
Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan
berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap
awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.
Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang dikembangkan pada saat itu
lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis. Perubahan pesat yang terjadi di
lingkungan bisnis di awal dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan
publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan
jasa akuntansi dan review. Di samping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi
profesi akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi
masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai tuntutan
tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI pada pertengahan
tahun 1994 : (1) perubahan nama dari Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik dan (2) perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma
Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik.
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.
Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :
1. Pernyataan Standar Auditing
2. Pernyataan Standar Atestasi
3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review
4. Pernyataan Jasa Konsultansi
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik
sejak bulan Mei 2000. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian, PSA merupakan penjabaran lebih
lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-
ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan
perikatan audit. Termasuk dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA),
yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan
yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. Standar Atestasi Standar atestasi memberikan
rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan
tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan
yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati).
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang
terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap
ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAT.
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi
jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan
review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR).
Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan
dalam PSAR.
Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa konsultansi pada hakikatnya
berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para
praktisi menyajikan suatu kesimpulan mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain, yaitu pembuat asersi (asserter). Dalam jasa konsultansi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa
konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan
jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien. Standar Pengendalian Mutu Standar
pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan
pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar
yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan
Akuntan Indonesia.
Dalam perikatan jasa profesional, kantor akuntan publik bertanggung jawab untuk
mematuhi berbagai standar relevan yang telah diterbitkan oleh Dewan dan Kompartemen
Akuntan Publik. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor akuntan publik wajib
mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya; bahwa
kantor akuntan publik dan para stafnya akan independen terhadap kliennya sebagaimana diatur
oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik dan bahwa staf kantor akuntan publik
kompeten, profesional, dan objektif serta akan menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama (due profesional care). Oleh karena itu, kantor akuntan publik
harus memiliki sistim pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian perikatan profesionalnya dengan berbagai standar dan aturan relevan yang berlaku.
Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis.
Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar auditing
(PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh
akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas laporan keuangan historis
merupakan jasa tradisional yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10
standar auditing yang terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran
mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar auditing yang telah
ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
1. Standar Umum
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu
pernyataan pendapat, auditor harus senatiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan bidang auditing. Setiap auditor independen yang menjadi penanggungjawab
suatu perikatan harus menilai dengan baik kedua persyaratan tentang pendidikan formal auditor
independen dan pengalaman profesioanl di dalam menentukan luasnya supervisi dan review
terhadap hasil kerja para asistennya.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan auditor bersikap
independen dimana tidak mudah dipengaruhi oleh karena dalam melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum. Dengan begitu tidak ada istilahnya memihak kepada kepentingan
pihak-pihak tertentu. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen
dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur dan pihak-pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas laporan auditor independen. Kepercayaan masyarakat umum dirasa sangat
penting mengingat jika kepercayaan masyarakat menurun maka ada indikasi pemikiran tentang
ketidakindependensi auditor tersebut. Untuk diakui oleh pihak lain sebagai orang yang
indipenden maka ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai
suatu kepentingan dengan kliennya. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen
maka penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat
umum pemegang saham atau komite audit.
Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib mengggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Penggunaan kemahiran profesioanl
dengan cemat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana
kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harus memiliki tingkat ketrampilan yang
umumnya dimilik oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakan ketrampilan tersebut
dengan kecermatan dan keseksamaan wajar. Hal ini menuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisme profesional dimana sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secar kritis bukti audit.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. Sebelum menerima perikatan auditor harus yakin apakah
kondisi dimana perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal neraca dapat
memungkinkan auditor untuk melaksanakan audit secara memadai dan memberi pendapat
wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk melakukan
audit secar memadai dan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian maka ia harus
membahas dengan klien tentang kemungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau tidak memberikan pendapat.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Pengendalian
interen adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel
lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan yang terbagi menjadi keandalan pelaporan keuanagn, eektivitas dan efisiensi
operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Bukti audit sangat bervarisasi pengaruhnya
terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat
atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti
audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
Audit yang dilakukan oleh auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya.
Auditor independen lebih mengandalkan buktu yang bersifat mengarahkan daripada bukti yang
bersifat meyakinkan.
3. Standar Pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Istilah prisnsip akuntansi yang
berlaku umum adalah padanan kata dari frasa generally accepted accounting principle dimana
suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan
untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.
Untuk laporan keuangan yang didistribusikan kepada umum di Indonesia harus disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan perode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Tujuan
standar konsistensi adalah untuk memeberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan
keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi
maka auditor akan mengungkapakn perubahan tersebut dalam laporannya. Perubahan dalam
prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan memerlukan
penjelasan dalam, laporan auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelas
yang disajikan setelah paragraf pendapat.
Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam lapran auditor. Auditor harus memeprtimbangkan apakah masih
terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang
diketahui pada saat audit. Bila majemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang
seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajardengan
pengecualian atau pendapat tidakl wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan
informasi yang cukup dalam laporannya.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam
hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat
tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan Norma
Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan Indonesia. Norma
Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur norma
pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern,
bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian,
laporan khusus dari berkas pemeriksaan. Pada Kongres IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal
25-26 Oktober 1982, Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan
penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya
dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, telah dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru
untuk periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya berasal dari unsur-unsur akuntan
pendidik, akuntan publik dan akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep
Norma Pemeriksaan Akuntan yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984. Pada tanggal
19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim
Pengesahan, disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma
pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas
laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan
Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan
suplemen No.1 sampai dengan No.12 dan interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2. Dalam
Kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar Profesional Akuntan
Publik yang secara garis besar berisi:
1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
5. Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama
tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1
Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 Januari 2001. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari
lima standar, yaitu:
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA).
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima standar tersebut masih
dilengkapi dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal
yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.

TIPE STANDAR PROFESIONAL


1. Standar Auditing
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran
lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di Amerika
Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS)
yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
A. PERNYATAAN STANDAR AUDITING (PSA)
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum
didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus
diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA
yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam
PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi
resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI
dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan
dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan
lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
B. STANDAR UMUM
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

C. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN


1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keungan yang diaudit.
D. STANDAR LAPORAN
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam
hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
http://www.himakaunitri.com/2016/03/pengertian-standar-profesional-akuntan.html

Anda mungkin juga menyukai