Anda di halaman 1dari 18

Penganggaran Modal

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Sahrir, S.E.,M.Ak

Dosen Praktisi: Ahmad Sabri, S.E


Penganggaran modal
(Capital Budgeting)

adalah proses kegiatan


yang mencakup seluruh
aktivitas perencanaan
penggunaan dana dengan
tujuan untuk
memperoleh manfaat
(benefit) pada waktu yang
akan datang
Kerangka Strategik Keputusan
Penganggaran Modal
 Perencanaan modal harus diintegrasikan dengan perencanaan
strategi perusahaan. Hal ini penting karena investasi yang terlalu
besar atau terlalu kecil akan mempunyai dampak jangka panjang
bagi masa depan perusahaan.
 Apabila perusahaan telah melakukan investasi pada aktiva tetap
yang terlalu besar, hal ini akan menimbulkan beban yang berat
dan tidak semestinya bagi perusahaan. Sebaliknya, jika
investasinya terlalu kecil, maka perusahaan tidak memiliki
kapasitas yang cukup sehingga dapat mengakibatkan perusahaan
kehilangan kesempatan untuk menguasai pangsa pasar yang ada.

 Penganggaran modal biasanya memerlukan biaya yang besar.


Sebelum perusahaan mengeluarkan banyak uang, perusahaan
harus membuat rencana yang tepat karena jumlah dana yang
besar tidak dapat disediakan dalam tempo yang singkat
Macam-Macam Keputusan Penganggaran Modal
Ditinjau dari aspek penghematan biaya dan peningkatan pendapatan
usulan investasi dapat dikelompokkan sbb:
Penggantian (Replacement)
Yaitu usulan investasi untuk mengganti aset yang sudah aus agar
efisensi produksi tetap dapat dipertahankan, misalnya mesin lama
diganti dengan mesin baru yang lebih efisien.

Perluasan (Expansion)
Yaitu usulan investasi yang dimaksudkan untuk menambah kapasitas
produksi dari lini produk yang telah ada, misalnya menambah jumlah
mesin baru yang tipenya sama dengan mesin yang telah dipakai.

Pertumbuhan (Growth)
Yaitu usulan investasi untuk mengembangkan lini produk yang baru
berbeda dengan lini produk yang sudah ada, misalnya mula-mula
perusahaan bergerak dalam bidang produksi sepatu kemudian
melakukan investasi baru di bidang restoran.
Macam-Macam Keputusan Penganggaran Modal
Ditinjau dari tingkat ketergantungannya, usulan investasi dapat dikelompokkan
sbb:

Independent Project
Yaitu investasi pada dua atau lebih proyek yang tidak ada keterkaitan
antara proyek yang satu dengan proyek yang lainnya, misalnya investasi
pada pabrik mobil dan investasi pada pabrik minuman kemasan
Mutually Exclusive Project
Yaitu dua usulan investasi atau lebih yang mempunyai manfaat yang sama
dan jika semuanya layak, maka tidak semuanya dapat dilaksanakan tetapi
harus dipilih salah satu diantara yang terbaik.
Complemment Project
Yaitu dua atau lebih usulan investasi yang bersifat saling melengkapi,
misalnya investasi pada gedung pertokoan dan investasi pada tempat
parkir.

Subtitutes Project
Yaitu dua usulan investasi yang bersifat saling menggantikan, misalnya
produksi sabun cair akan mengurangi permintaan sabun batangan.
Estimasi Arus Kas (Cash Flow)

 Penilaian suatu usulan investasi didasarkan


pada arus kas setelah pajak bukan didasarkan
pada laba akuntansi.
 Arus kas yang dipakai dalam melakukan
evaluasi suatu usulan investasi adalah arus kas
yang relevan untuk proyek yang dievaluasi.
 Arus kas yang relevan untuk suatu proyek
adalah perubaan arus kas perusahaan di masa
yang akan datang yang terjadi sebagai akibat
langsung dari keputusan untuk melaksanakan
keputusan proyek tsb.
Metode Penilaian Usulan Investasi

1. Payback Period (PBP)


Payback Period (PBP) adalah periode waktu yang diperlukan untuk menutup
kembali seluruh investasi awal yang dikeluarkan dengan menggunakan
arus kas masuk yang diperoleh dari proyek tsb.

Kriteria penerimaan investasi


Payback period > umur investasi = Proyek tidak layak dilaksanakan
Payback period < umur investasi = Proyek layak dilaksanakan

2. Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) merupakan metode yang didasarkan pada arus kas
yang didiskonto (discounted cash flow). metode untuk mencari selisih
antara nilai sekarang dari aliran kas neto (proceeds) dengan nilai
sekarang dari suatu investasi (cash outlays)

Kriteria penerimaan investasi :


NPV = Postif = Proyek layak dilaksanakan
NPV = Negatif = Proyek tidak layak dilaksanakan
Metode Penilaian Usulan Investasi

3. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan
NPV=0. Untuk mengetahui nilai IRR dapat dihitung dengan cara trial and
error.

Kriteia penerimaan investasi :


IRR > COC /discount factor = Proyek layak dilakasanakan
IRR < COC / discount factor = Proyek tidak layak dilaksanakan
Contoh :
Terdapat usulan investasi yang bersifat mutually exclusive. Mutualy exclusive
project adalah proyek yang jika dipilih akan menyebabkan ditolaknya alternative
Proyek yang lain.
Berdasarkan tabel arus kas dari 3 proyek dibawah ini, hitunglah berapa lama
investasi proyek dapat kembali dengan menggunakan metode payback period,
discounted payback period (DPBP), net present value (NPV) dan IRR dan pilihlah
manakah proyek yang harus dipilih !

Tabel 1, Arus Kas Proyek A, B dan C

Tahun A B C PVIF (10%)


0 Rp-1.500 Rp-1.500 Rp-1.500 1,00
1 150 150 300 0,909
2 1.350 300 450 0,826
3 150 450 750 0,751
4 -150 600 750 0,683
5 -600 1.875 900 0,621
Jawab:
1. Payback Period
Payback Period untuk ketiga proyek investasi sbb:
 Proyek A :
Arus kas = 150+1350 = 1500 , artinya waktu yang diperlukan untuk menutup investasi
selama 2 tahun.
 Proyek B :
Arus kas = 150+300+450+600 = 1500 , artinya waktu yang diperlukan untuk menutup
investasi selama 4 tahun.
 Proyek C
Arus kas = 300+450+750 = 1500 , artinya waktu yang diperlukan untuk menutup
investasi selama 3 tahun.

Kesimpulan :
Karena ketiga proyek bersifat mutually exclusive, maka proyek yang dipilih adalah
proyek yang memiliki payback period paling pendek yaitu Proyek A (2 tahun).
Kelemahan metode payback period :
 Tidak mempertimbangkan semua cash flows, akibatnya arus kas
negatif yang terjadi pada dua tahun terakhir untuk proyek A
diabaikan (lihat tabel 1)
 Tidak mempertimbangkan konsep nilai waktu uang, hal ini berarti
arus kas yang dihasilkan setiap tahunnya tidak di-discount, padahal
arus kas tertentu pada tahun pertama nilainya lebih besar dari arus
kas yang sama pada tahun berikutnya.
 Kelemahan kedua dari payback period dapat diatasi dengan
menerapkan metode discounted payback period (DPBP).
Tabel 2. Contoh Perhitungan DPBP Pada Proyek C :
Tahun Cash Flow C PVIF (10%) Present Cumulative
Value PV
0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500 Rp-1.500
1 300 0,909 273 -1.227
2 450 0,826 372 -855
3 750 0,751 563 -292
4 750 0,683 512 +220
5 900 0,621 559 +779
Kesimpulan:
Pada perhitungan Discounted Payback Period
(DPBP) pada tabel 2 dapat diketahui bahwa
investasi proyek C akan dapat kembali balik
modal pada tahun ke-4, dengan perhitungan sbb:
Arus Kas Present Value = 273 + 372 + 563 + 512 = 1.720

Selain perhitungan PV, dapat juga dilihat


cumulative value yang bertanda positif dapat
dilihat mulai tahun ke-4, artinya investasi
proyek C akan balik modal pada tahun ke-4.
b. Net Present Value (NPV)
NCF1 NCF2 NCFn
NPV  {   ... }  I0
(1  k )1 (1  k )2 (1  k )n

Net Present Value (NPV) Proyek A

Tahun Cash Flow A PVIF PV


0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500
1 150 0,909 136,35
2 1.350 0,826 1115,1
Dijumlah
3 150 0,751 112,65
4 -150 0,683 -102,45
5 -600 0,621 -372,6
NPV Rp-611
Net Present Value (NPV) Proyek B
Tahun Cash Flow B PVIF (10%) Present Value
0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500
1 150 0,909 136,35
2 300 0,826 247,8
Dijumlah
3 450 0,751 337,95
4 600 0,683 409,8
5 1.875 0,621 1164,375
NPV Rp796,28
Net Present Value (NPV) Proyek C
Tahu Cash Flow C PVIF (10%) Present Value
n
0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500
1 300 0,909 273
2 450 0,826 372 Dijumlah

3 750 0,751 563


4 750 0,683 512
5 900 0,621 559
NPV 779
Kesimpulan :
NPV Proyek A = Rp-611
NPV Proyek B = Rp796,28
NPV Proyek C = Rp779
Menurut kriteria NPV, suatu usulan proyek investasi
dinyatakan layak diterima jika nilai nilai NPV ≥ 0, apabila
NPV ≤ 0 maka usulan investasi tidak layak dilaksanakan.
Pada perhitungan NPV, usulan proyek B dan C layak
untuk dilaksanakan namun karena proyek merupakan
mutually exclusive, maka proyek yang harus dipilih
untuk dikerjakan adalah proyek B karena memiliki nilai
NPV yang lebih besar yaitu sebesar Rp796,28.
IRR (Internal Rate of Return)
NCF1 NCF2 NCFn
NPV  {   ... }  I0
(1  IRR )1 (1  IRR )2 (1  IRR )n

Menurut metode IRR (Internal Rate of Return), suatu proyek dinyatakan layak
untuk diterima jika IRR ≥ Cost of Capital. Misalkan, apabila proyek A, B dan C
memakan biaya modal sebesar 10%, maka hitunglah IRR proyek A, B dan C !
Jawab:
Menentukan IRR dengan metode trial and error
Misalnya dicoba IRR = 25,4% untuk proyek C, maka present value dari arus
kas proyek sbb:
Tahun Cash Flow C PVIF (25,4%) Present Value (25,4%)
0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500
1 300 0,797448 239,2344
2 450 0,635924 286,1656
3 750 0,507116 380,3371
4 750 0,404399 303,2991
5 900 0,322487 290,2384
NPV -0,72541
Pada perhitungan PV pada proyek C, dapat diketahui bahwa NPV = -0,72541
mendekati nilai nol dengan IRR sebesar 25,4%, yang dimana IRR lebih besar
dari Cost of Capital sebesar 10%. Oleh karena itu proyek C dinilai layak untuk
dikerjakan.

Dengan cara yang sama dapat dihitung NPV proyek B dengan metode coba-
coba IRR sebesar 23%.
Tahun Cash Flow B PVIF (23%) Present Value 23%
0 Rp-1.500 1,00 Rp-1.500
1 150 0,813008 121,9512
2 300 0,660982 198,2947
3 450 0,537384 241,8228
4 600 0,436897 262,1385
5 1.875 0,355201 666,0023
NPV -9,79058
Pada perhitungan PV pada proyek B, dapat diketahui bahwa NPV = -9,79
mendekati nilai nol dengan IRR sebesar 23%, yang dimana IRR lebih besar dari
Cost of Capital sebesar 10%. Oleh karena itu proyek B dinilai layak untuk
dikerjakan.
Dengan cara yang sama dapat dihitung NPV proyek A dengan metode coba-
coba IRR sebesar -200%.
Tahun Cash Flow A PVIF (-200%) Present Value
0 Rp-1.500 -1 Rp-1.500
1 150 1 -150
2 1.350 -1 1350
3 150 1 -150
4 -150 -1 -150
5 -600 -1 600
NPV 0
Pada perhitungan PV pada proyek A, dapat diketahui bahwa NPV = 0 dengan
IRR sebesar -200%, yang dimana IRR lebih kecil dari Cost of Capital sebesar
10%. Oleh karena itu proyek A dinilai tidak layak untuk dikerjakan.
Kesimpulan:
IRR proyek A = -200%
IRR proyek B = 23%
IRR proyek C = 25,4%
Dikarenakan proyek bersifat mutually exclusive, maka proyek yang harus dipilih
untuk dikerjakan adalah proyek dengan IRR terbesar yaitu proyek C (25,4%)

Anda mungkin juga menyukai