Anda di halaman 1dari 36

CAPITAL BUDGETING

Fajri Adrianto, PhD


fajriadrianto@eb.unand.ac.id
Google Classroom

• Silahkan bergabung di Google Classroom


• Kode: fctrudn
• Ada tugas dan bahan kuliah
Keputusan Investasi
• Isu pertama dalam manajemen keuangan perusahaan adalah investment
decision, keputusan yang berhubungan dengan investasi yang akan diambil oleh
perusahaan
• perusahaan harus membuat keputusan dengan tepat dengan memilih investasi
yang akan mampu meciptakan nilai bagi perusahaan
• Untuk itu perlu dilakukan perhitungan apakah sebuah rencana investasi layak atau tidak. Secara
umum, kelayakan rencana investasi harus didasarkan kepada cash flow yang dihasilkan oleh
sebuah proyek
Metode perhitungan kelayakan
sutau investasi/ proyek

1. Payback Period
2. Discounted Payback Period
3. Average Rate of Returns
4. Net Present Values
5. Initial Rate of Returns
Payback Period

• Payback period adalah metode yang paling sederhana yang digunakan dalam
mengukur kelayakan suatu rencana investasi atau proyek.
• Metode PP adalah metode yang menghitung berapa lama suatu investai mampu
mengembalikan investasi yang dikeluarkan.
• PP menghitung jumlah tahun/ periode dimana cash flow yang dihasilkan oleh
perusahaan bisa menutup pengeluaran investasi (Initial outlays) yang dilakukan.
Contoh

Tahun Proyek A (Rp Juta) Proyek B (Rp Juta)

1 250 200 • Misalnya sebuah perusahaan


sedang mempertimbangkan
2 250 200 dua proyek investasi yang
sama-sama membutuhkan
3 250 300 dana sebesar Rp1 Milyar dan
umur ekonomis 7 tahun.
Kedua proyek tersebut
4 250 250 diperkirakan akan
menghasilkan cash flow
5 250 400 sebagai berikut:

6 250 550

7 100 750
PP

Tahun CF Proyek A Akumulasi CF CF Proyek B Akumulasi CF

(Rp Juta) Proyek A (Rp Juta) Proyek B

1 250 250 200 200

2 250 250+250 = 500 200 200+200=400

3 250 500+250=750 300 400+300=700

4 250 750+250=1.000 250 700+250=950

5 250 400 950+400=1.350

6 250 550

7 100 750
PP B

𝐼0 −𝐴𝐶𝐹1 𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟−𝑅𝑝 950 𝐽𝑢𝑡𝑎


• 𝑃𝑃 = 𝑡1 + =4+ = 4,125 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐶𝐹2 𝑅𝑝 400 𝐽𝑢𝑡𝑎
Keunggulan
a. Mudah dalam melakukan perhitungan

b. Mudah dipahami
Kelemahan
a. Tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (Time Value of Money). Ini menjadi kelemahan

utama PP karena investasi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki opportunity cost, namun

dengan metode PP, biaya ini tidak diperhitungkan.

b. PP tidak memperhitungkan CF setelah periode PP. Kalau dilihat dari dua proyek di atas, Proyek B

sebenarnya malah menghasilkan CF yang lebih besar setelah periode PP. Dengan memilih Proyek

A, maka perusahaan melewatkan potensi CF yang lebih besar di proyek B.


DISCOUNTED PAYBACK PERIOD (DPP)

• DPP merupakan metode penghitungan penganggaran modal yang bertujuan


untuk mengakomodasi kelemahan pertama pada metode PP yaitu tidak
memperhitungkan TVM.
• Dalam metode DPP, peridoe pengembalian investasi dihitung dari discounted
cash flow (DCF) yaitu dengan mendiskontokan seluruh CF dengan required
return dari proyek yang diambil.
• Kemudian DCF diakumulasikan sampai sebesar nilai investasi awal dari
masing-masing proyek
Tahun DF 10% CF DCF Akumulasi CF DCF Akumulasi
(1 + 𝑟)−𝑡 Proyek
(CF x DF) DCF Proyek
(CF x DF) DCF
A B
Proyek A Proyek A Proyek B Proyek B
(Rp (Rp
Juta) Juta)
1 0.909 250 227.273 227.273 200 181.818 181.818
2 0.826 250 206.612 433.884 200 165.289 347.107
3 0.751 250 187.829 621.713 300 225.394 572.502
4 0.683 250 170.753 792.466 250 170.753 743.255
5 0.621 250 155.230 947.697 400 248.369 991.624
6 0.564 250 141.118 1088.815 550 310.461 1302.084
7 0.513 100 51.316 750 384.869
DPP

𝐼0 −𝐴𝐷𝐶𝐹1 𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟−𝑅𝑝 947,697 𝐽𝑢𝑡𝑎


• 𝐷𝑃𝑃𝐴 = 𝑡1 + =5+ = 5,371 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐷𝐶𝐹2 𝑅𝑝 141,118 𝐽𝑢𝑡𝑎
𝐼0 −𝐴𝐷𝐶𝐹1 𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟−𝑅𝑝 991,624 𝐽𝑢𝑡𝑎
• 𝐷𝑃𝑃𝐵 = 𝑡1 + =5+ = 5,027 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐷𝐶𝐹2 𝑅𝑝 310,461 𝐽𝑢𝑡𝑎
DPP

Namun, kelemahan di
Metode DPP memiliki
PP dimana kita akan
keunggulan dimana
menghiraukan aliran kas
metode ini
setelah periode PP juga
mempertimbangkan
terjadi pada metode
nilai waktu dari aliran
DPP dimana kita
kas yang dihasilkan, dan
menghiraukan aliran kas
mudah dipahami.
setelah periode DPP.
Accounting Rate of Return (ARR)

• Metode ARR lebih fokus kepada tingkat profit per rata-rata nilai investasi suatu
proyek atau investasi. ARR lebih fokus menggunakan laba akuntansi yang
dihasilkan dalam bentuk laba bersih (Earning After Taxes) yang bisa dilihat dalam
laporan laba/ rugi.
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐿𝑎𝑏𝑎
• 𝐴𝑅𝑅 =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Contoh

Tahun EAT (Juta)


1 100
• Suatu proyek yang memiliki
investasi awal sebesar Rp 1
2 120 Milyar diperkirakan akan
menghasilkan laba (EAT)
3 50 sebagai berikut:

4 125
5 40
ARR

100+120+50+125+40
• 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐿𝑎𝑏𝑎 = = 87 𝐽𝑢𝑡𝑎
5
1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟+0
• 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = = 500 𝐽𝑢𝑡𝑎
2
87 𝐽𝑢𝑡𝑎
• 𝐴𝑅𝑅 = = 0,174 = 17,4%
500 𝐽𝑢𝑡𝑎
• Suatu proyek dikatakan layak jika ARR suatu proyek lebih besar dari ARR minimum yang
dipersyaratkan oleh perusahaan.
• Namun jika perusahaan harus memilih satu dari beberapa alternatif investasi, maka proyek yang
akan dipilih adalah proyek yang memiliki ARR tertinggi.
Mudah dalam
Mudah
Keunggulan melakukan
dipahami
perhitungan
Tidak menggambarkan nilai arus kas dari
suatu proyek karena menggunakan data laba
akuntansi

Jika prediksi laba/ EAT sangat berfluktuasi,


perhitungan rata-rata laba tidak
Kelemahan menggambarkan laba yang ril dihasilkan oleh
suatu investasi

Tidak mempertimbangkan Time Value of


Money
Net Present Value (NPV) adalah metode yang mengukur
kelayakan suatu rencana investasi atau proyek dengan
mengukur perbedaan antara nilai investasi awal (Io) dan
total nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang dihasilkan
selama umur ekonomis dari investasi atau/ proyek.

Metode NPV adalah metode yang paling populer


Net Present digunakan dalam capital budgeting karena metode ini bisa
mengatasi seluruh kelemahan yang ada pada PP, DPP dan
Value (NPV) ARR.

Metode NPV sudah mengatasi persoalan nilai waktu dari


aliran kas dan memasukkan seluruh aliran kas dalam
pengambilan keputusan.
NPV

𝒏 𝑪𝑭𝒕
•𝑵𝑷𝑽 = −𝑰𝟎 + σ𝒕=𝟏
(𝟏+𝒓)𝒕
1. Initial Investment 𝐼0 , yang merupakan
biaya awal yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pembiayaan proyek
2. Total nilai sekarang dari seluruh aliran
kas yang dihasilkan oleh suatu
𝑛 𝐶𝐹𝑡
investasi/ proyek σ𝑡=1 𝑡 . Komponen
(1+𝑟)
ini dipengaruhi oleh waktu aliran kas
NPV dan required return (r). r merupakan
biaya modal dari kapital yang digunakan
dalam pembiayaan investasi. r bisa
dihitung dengan metode Weighted
Average Cost of Capital (WACC) yang
akan dibahas pada Bab berikutnya.
• NPV besar dari Nol (NPV > 0) → Layak
• NPV kecil dari Nol (NPV < 0) → Tidak
Layak
NPV
CF DCF CF
Proyek Akumulasi Proyek DCF Akumulasi
DF 10% (CF x DF) DCF DCF
Tahun A B (CF x DF)
(1 + 𝑟)−𝑡 Proyek A
(Rp Proyek A (Rp Proyek B Proyek B
Juta) Juta)
1 0.909 250 227.273 227.273 200 181.818 181.818
2 0.826 250 206.612 433.884 200 165.289 347.107
3 0.751 250 187.829 621.713 300 225.394 572.502
4 0.683 250 170.753 792.466 250 170.753 743.255
5 0.621 250 155.230 947.697 400 248.369 991.624
6 0.564 250 141.118 1088.815 550 310.461 1302.084
7 0.513 100 51.316 1140.131 750 384.869 1686.953

Contoh
Contoh NPV A
𝑁𝑃𝑉𝐴

𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎
= −𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 + + + + +
1 + 0,1 1 1 + 0,1 2 1 + 0,1 3 1 + 0,1 4 1 + 0,1 5

𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 100 𝐽𝑢𝑡𝑎


+ +
(1 + 0,1)6 (1 + 0,1)7

𝑁𝑃𝑉𝐴

= −𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 + 𝑅𝑝 227,273 𝐽𝑢𝑡𝑎 + 𝑅𝑝 206,612 𝐽𝑢𝑡𝑎 + 𝑅𝑝 187,829 𝐽𝑢𝑡𝑎 + 𝑅𝑝 170,753 𝐽𝑢𝑡𝑎

+ 𝑅𝑝 155,230 𝐽𝑢𝑡𝑎 + 𝑅𝑝 141,118 𝐽𝑢𝑡𝑎 + 𝑅𝑝51,316 𝐽𝑢𝑡𝑎 = 𝑅𝑝140,131 𝐽𝑢𝑡𝑎


NPV B
𝑅𝑝 200 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 200 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 300 𝐽𝑢𝑡𝑎
• 𝑁𝑃𝑉𝐵 = −𝑅𝑝 1 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 + + + +
1+0,1 1 1+0,1 2 1+0,1 3
𝑅𝑝 250 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 400 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 550 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝 750 𝐽𝑢𝑡𝑎
+ + + = 𝑅𝑝 686,953 𝐽𝑢𝑡𝑎
1+0,1 4 1+0,1 5 1+0,1 6 1+0,1 7
Keunggulan Metode NPV

Sudah
Sudah mempertimbangkan Mudah dipahami
mempertimbangan seluruh Cash Flow dalam membuat
Time Value of Money pada usia ekonomis keputusan investasi
proyek
Kelemahan

Dalam menghitung r Akan lebih rumit lagi


Sulit menentukan dibutuhkan informasi jika proyek dibiayai
required return yang biaya modal (cost of dari beberapa sumber
tepat. capital) dari proyek seperti ekuitas dan
yang direncanakan. utang.
• Profitability Index (PI) sebenarnya
merupakan pengembangan dengan
NPV, dimana PI akan menentukan
indeks nilai sekarang dari arus kas
terhadap investasi awal (Io).
• Nilai PI akan mengalami peningkatan
Profitability jika NPV meningkat
Index (PI) σ𝑛
𝑡=1
𝐶𝐹𝑡
(1+𝑟)𝑡
• 𝑃𝐼 =
𝐼0
• Sebuah proyek dikatakan layak jika PI
lelbih besar 1, sebaliknya ditolak jika PI
kecil dari 1
Profitability Index (PI)

CF DCF CF
Proyek Akumulasi Proyek DCF Akumulasi
DF 10% (CF x DF) DCF DCF
Tahun A B (CF x DF)
(1 + 𝑟)−𝑡 Proyek A
(Rp Proyek A (Rp Proyek B Proyek B
Juta) Juta)
1 0.909 250 227.273 227.273 200 181.818 181.818
2 0.826 250 206.612 433.884 200 165.289 347.107
3 0.751 250 187.829 621.713 300 225.394 572.502
4 0.683 250 170.753 792.466 250 170.753 743.255
5 0.621 250 155.230 947.697 400 248.369 991.624
6 0.564 250 141.118 1088.815 550 310.461 1302.084
7 0.513 100 51.316 1140.131 750 384.869 1686.953
PI
𝑅𝑝1.140,131 𝐽𝑢𝑡𝑎
• 𝑃𝐼𝐴 = = 1,14
𝑅𝑝 1000 𝐽𝑢𝑡𝑎

𝑅𝑝1.686,953 𝐽𝑢𝑡𝑎
• 𝑃𝐼𝐵 = = 1,69
𝑅𝑝 1000 𝐽𝑢𝑡𝑎

• Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua proyek tersebut


layak untuk dibiayai karena memiliki nilai PI di atas 1.
• Jika perusahaan harus memilih salah satu dari dua
proyek tersebut maka perusahaan disarankan untuk
memilih proyek B karena memiliki PI yang lebih besar
Initial Rate of Return (IRR)

• Initial rate of return (IRR) adalah metode untuk


menentukan tingkat pengembalian minimum yang harus
dicapai suatu proyek, dimana pada IRR, NPV suatu
proyek akan bernilai nol.
• Atau bisa dikatakan IRR adalah tingkat required return
dimana nilai sekarang dari seluruh aliran kas di masa
yang akan datang sama dengan dengan initial
investment.
• Suatu investasi atau proyek dikatakan layak jika IRR lebih
besar dari required return atau biaya modal proyek
𝐶𝐹
• 𝑁𝑃𝑉 = −𝐼0 + σ𝑛𝑡=1 (1+𝐼𝑅𝑅)
𝑡
𝑡 = 0
Metode Trial & Error
a. Cari dua required return yang bedekatan, misalnya rkecil dan rbesar, yang
memberikan nilai NPV positive dan negative. Usahakan antara rkecil dan
rbesar angka berurutan, misalnya 13% dan 14%.
b. Kalau kita sudah menemukan dua required return yang berdekatan
memberikan nilai NPV positive dan negative maka bisa digunakan rumus
berikut untuk menghitung IRR:
𝑁𝑃𝑉𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
• 𝐼𝑅𝑅 = 𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 + 𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(𝑁𝑃𝑉𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 −𝑁𝑃𝑉𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 )
rkecil CF DCF rbesar DCF
Tahun
14% (Juta) (Juta) 15% (Juta)
0 1 -1000 -1000 1 -1000
1 0.877 250 219.298 0.870 217.391
2 0.769 250 192.367 0.756 189.036
3 0.675 250 168.743 0.658 164.379
Proyek A 4 0.592 250 148.020 0.572 142.938
5 0.519 250 129.842 0.497 124.294
6 0.456 250 113.897 0.432 108.082
7 0.400 100 39.964 0.376 37.594
Total NPVrkecil NPVrbesar
12.131 -16.286
IRR
12,131
• 𝐼𝑅𝑅 = 0,14 + 0,15 − 0,14 = 0,14 + 0,0042 = 0,1442 =
(12,131−(−18,286))
14,42%
• Jadi kita dapatkan IRR proyek A adalah 14,42%. Proyek A dikatakan layak
dibiayai karena IRR lebih besar dari required return (10%).
• IRR Proyek B adalah 24,26%, juga layak dibiayai atau diambil karena
lebih besar dari required return 10%.
• Namun jika kita harus memilih antara Proyek A dan B maka kita akan
memilih proyek yang memiliki IRR tertinggi.
• Antara proyek A dan B, perusahaan disarankan memilih proyek B karena
IRR-nya lebih tinggi dari IRR proyek A.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai