AUDITING
DISUSUN OLEH :
NURMALASARI,SE,MM
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
makalah ini bisa menjadi sumbangsih yang bernilai bagi ilmu khususnya yang
terus berkembang.
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan modul ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
Akhir kata penulis berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat
umumnya.
Nurmalasari, SE, MM
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I AUDITING
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 1
AUDITING
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1. Pengertian Auditing
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke : Auditing adalah suatu
proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu
satuan (entitas) usaha untuk mempertimbangkan dan tingkat kesesuaian
dariinformasi yang terukur dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concept ): Auditing adalah
proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi suatu bukti secara
obyektif mengenai pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk dapat
menentukan tingkat kesesuaian antara suatu pernyataan tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic
Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi
bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut
dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik (lihat di bawah) di Indonesia.
Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan Institut Akuntan
Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia. Setiap akuntan
publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi
profesi yang diakui oleh Pemerintah.
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5
tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi
akuntan publik secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau
perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi
akuntan publik.
-Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
-Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
-Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
-Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
-Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
-Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.
-Menjadi anggota IAPI.
-Tidak berada dalam pengampuan
-Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan
Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Selain itu syarat khusus menjadi akuntan yaitu :
Syarat menjadi profesi
Pendidikan profesi tertentu (S1 dan tambahan profesi )
Mendapatkan izin dari Pihak pemerintah
Mengikuti kode etik profesi
2) Manajer
Tugas Manajer adalah:
a) Mengawasi langsung pekerjaan audit
b) Mereview lebih lannjut pekerjaan audit
c) Melakukan penaggihan atas fee audit
3) Akuntan Senior
Tugas Akuntan Senior adalah:
a) Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit
b) Mereview pekerjaan para akuntan yunior
4) Akuntan Yunior
Tugas Akuntan Yunior adalah:
a) Bertanggung jawab terhadap pekerjaan lapangan
b) Melaksanakan dan memberikan pendapat bagian dari pekerjaan audit
Dilaksanakan 2 kali dalamm satu tahun yaitu bulan Mei dan November dan
dilakukan dalam waktu dua hari dengan mata ujian meliputi:
3. Tipe Auditor
4. Tujuan Audit
✓ Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang
tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi
tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
b. Segmentasi Audit: Menempatkan jenis transaksi dan saldo perkiraan yang saling
berhubungan erat yang dapat memudahkan pelaksanaan audit.
1) Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
- Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND,
dan Badan Pengawasan Daerah.
2) Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
6. Tahapan Audit
Tahapan audit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh seseorang auditor
dalam melaksanakan suatu proses audit. Tiap tahap mempunyai tujuan dan manfaat
tertentu untuk mencapai tujuan audit. Tiap jenis audit memiliki tahapan yang
berbeda. Menurut Arens (2007), tahapan dalam audit operasional adalah sebagai
berikut:
Tahap I : Perencanaan Audit
Tahap II : Pengumpulan dan Evaluasi Bukti
Tahap III : Pelaporan dan Tindak Lanjut
Meskipun tujuan audit dan jenis audit berbeda, menurut Taylor dan Glezen (1997),
secara umum tahapan audit mencakup hal-hal berikut:
Perencanaan audit
Pemahaman dan pengujian pengendalian intern
Pengujian substantive
Pelaporan
Perencanaan dan perancangan pendekatan audit.
Pengujian dan pengendalian transaksi.
Pengujian saldo perkiraan.
Penyelesaian audit dan penerbitan laporan.
BAB III
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk
mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia. Selain
itu terdapat dikodifikasi SPAP selanjutnya. Standar profesi akuntan publik ( SPAP )
ada enam tipe standart ang dikodifikasikan yaitu :
2. Etika Profesi
Etika Profesional meliputi standar sikap anggota profesi yang dirancang agar
praktis dan realitas tetapi idealitas. Prinsip Etika meliputi delapan prinsip etika
berikut ini:
Kode Etik Akuntan yang berlaku di Indonesia harus dipatuhi akuntan yang
berpraktek di Indonesia baik akuntan publik atau tipe akuntan lainnya.
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri
atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar Perikatan Audit (SPA).
Dengan demikian SPA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar
yang tercantum di dalam standar auditing.
SPA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum
di dalam standar auditing. SPA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang
harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan
terhadap SPA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota
IAPI. Termasuk di dalam SPA adalah Interpretasi Standar Perikatan Audit (ISPA),
yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-
ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam SPA. Dengan demikian, ISPA
memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-
ketentuan yang dimuat dalam SPA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut
berbagai ketentuan dalam SPA.
B. Standar Umum
5. Kewajiban Hukum
g. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang
akuntan publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga
jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor,
maka akuntan publik dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum
sebagai bentuk kewajiban hukum auditor.
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan langkah-
langkah berikut :
Pedoman Audit Industri Khusus: Yaitu pedoman bagi auditor untuk menafsirkan
dengan baik informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk perusahaan berbentuk
industri.
A. Kegagalan terdiri atas :
✓ Kegagalan Perusahaan.
✓ Kegagalan Audit.
✓ Kegagalan resiko audit.
1. Laporan Audit
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas
laporan keuangan yang di audit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus
memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang
berlaku umum.(Boynton Johnson Kell).
Laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.(Mulyadi)
Suatu laporan standar/ laporan audit baku merupakan laporan yang lazim diterbitkan.
Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan , hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk
pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai GAAS. Laporan standar/
laporan audit baku memiliki tiga paragraf , yang lazim disebut paragraf pendahuluan/
pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf pendapat.
Dalam laporan tersebut terdapat 6 unsur penting pihak yang dituju, paragraph
pendahuluan/ pengantar, paragraph lingkup, paragraph pendapat, nama auditor,
nomor izin akuntan public, nomor izin kantor akuntan public, dan tanda tangan, serta
tanggal laporan audit. Berikut ini dijelaskan isi tiga unsur penting laporan audit baku:
➢ Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini
adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
Kalimat pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di
tangan manajemen. Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit
kami.
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan
bagian ke empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan
jelas sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan
beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah:
• Standar auditing
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia…
Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar
GAAS dan seluruh SAS yang dapat diterapkan.
Kalimat diatas menunjukkan keterbatasan penting suatu audit yaitu auditor hanya
mencari keyakinan yang memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan
diperkenalkannya konsep materialitas.
Suatu audit meliputi pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung
....laporan keuangan.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit dan pesan kepada pemakai
laporannya bahwa:
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat.
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh
auditor untuk menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang
disebutkannya dalam paragraf pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam
semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan
keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf
pendapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas...
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa
pendapat tersebut dinyatakan oleh orang orang yang profesional, berpengalaman dan
ahli.
....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan
...hasil usaha dan arus kas...
Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian
laporan keuangan telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan
harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit baku.
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu
juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga.
b. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui
pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik
persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti
yang paling akurat di dalam audit.
c. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal, dan cross footing
untuk penjumlahan secara horizontal.
d. Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasio
seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan
sebagainya.
e. Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor
melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi,
ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.
f. Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara langsung
kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya wawancara dan sebagainya.
• Kompetensi
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa audit
harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam
SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran
profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Lee dan
Stone (1995) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu keahlian yang cukup secara
eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Pendapat lain
adalah dari Dreyfus dan Dreyfus (1986) dalam Elfarini (2007), mendefinisikan
kompetensi sebagai keahlian seorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana
pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari “pengetahuan sesuatu” ke
“mengetahui bagaimana”, seperti misalnya: dari sekedar pengetahuan yang
tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pertanyaan yang bersifat intuitif. Lebih
spesifik lagi Dreyfus dan Dreyfus (1986) dalam Elfarini (2007) membedakan proses
pemerolehan keahlian menjadi 5 tahap.
➢ Tahap kedua disebut Advanced Beginner. Pada tahap ini auditor sangat
bergantung pada aturan dan tidak mempunyai cukup kemampuan untuk
merasionalkan segala tindakan audit, namun demikian, auditor pada tahap ini
mulai dapat membedakan aturan yang sesuai dengan suatu tindakan.
➢ Tahap ketiga disebut Competence. Pada tahap ini auditor harus mempunyai
cukup pengalaman untuk menghadapi situasi yang kompleks. Tindakan yang
diambil disesuaikan dengan tujuan yang ada dalam pikirannya dan kurang sadar
terhadap pemilihan, penerapan, dan prosedur aturan audit.
➢ Tahap keempat disebut Profiency. Pada tahap ini segala sesuatu menjadi rutin,
sehingga dalam bekerja auditor cenderung tergantung pada pengalaman yang
lalu. Intuisi mulai digunakan dan pada akhirnya pemikiran audit akan terus
berjalan sehingga diperoleh analisis yang substansial.
➢ Tahap kelima atau terakhir adalah Expertise. Pada tahap ini auditor mengetahui
sesuatu karena kematangannya dan pemahamannya terhadap praktek yang ada.
Auditor sudah dapat membuat keputusan atau menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan demikian segala tindakan auditor pada tahap ini sangat
rasional dan mereka bergantung pada intuisinya bukan pada peraturan-peraturan
yang ada.
• Current file : semua berkas yang dibuat dan digunakan untuk tahun buku
yang bersangkutan
✓ audit program
✓ informasi umum
✓ working trial balance
✓ lead schedule
➢ Pengontrol penyimpanan, dari jenis IDE, SCSI atau SATA atau lainnya,
yang mengontrol hard disk, Floppy disk, CD-ROM, DVD-ROM dan
drive lainnya; kontroler ini terletak di papan induk (atas-papan) atau di
kartu tambahan
➢ Pengontrol penampilan video yang memproduksi output untuk komputer
display
o CD - tipe paling umum media yang dapat dilepas, murah tetapi mudah
rusak.
▪ CD-ROM
▪ CD-RW
▪ CD-R
o DVD
▪ DVD-ROM
▪ DVD-RW
▪ DVD-R
o Floppy disk
• Input
o Keyboard
o Alat penunjuk
▪ Mouse
▪ Trackball
o Joystick
o Gamepad
o Scanner gambar
o Webcam
o Tablet Grafis
• Output
o Pencetak (bahasa Inggris: printer)
o Pengeras suara (bahasa Inggris: speaker)
o Monitor
• Jaringan/Networking
o Modem
o kartu network
Perangkat lunak atau peranti lunak (bahasa Inggris: software) adalah istilah khusus
untuk data yang diformat, dan disimpan secara digital, termasuk program komputer,
dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca, dan ditulis oleh komputer.
Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak berwujud. Istilah ini
menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras computer
3. Pengendalian Umum
memiliki fungsi :
* Fungsi penerimaan dan seleksi atas semua data yang akan proses
* Akuntansi untuk seluruh input data
* menindaklanjuti kesalahan proses yang terjadi
* Meneliti distribusi yang tepat atas output
4. Pengendalian Aplikasi
➢ SPI adalah suatu struktur pengendalian yg terdiri dari kebijakan & prosedur
yg diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadahi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
➢ Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi
struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan
yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
5. Elemen/Unsur SPI.
a. Lingkungan pengendalian ( Filosofi, Stuktur Organisasi, Komite Pemeriksa,
Metode wewenang ,Pengendalian manajemen, Karyawan cakap dan pengaruh
eksternal)
b. Sistem akuntansi: Melaporkan dan tanggung jawab
c. Pengendalian prosedur ( otorisasi, pemisahan tugas, dokumen catatan,
pengendalian akses dan verifikasi independen
2. Perencanaan Audit
Fase Pemeriksaan LK
➢ Penerimaan tugas pemeriksaan
➢ Perencanaan pemeriksaan
➢ Pelaksanaan pemeriksaan
➢ Pelaporan hasil temuan
k. Kesalahan dan penyimpangan
➢ Error: kesalahan tidak disengaja
➢ Irregularities/penyimpangan: kesalahan disengaja
l. Kriteria penyimpangan
➢ Kesalahan penerapan ( Missaplication )
➢ Kesalahan penyajian ( Missrepresentation )
➢ Manipulasi catatan dan dokumen pendukung
➢ Penghapusan ( ommisions )
4. Konsep Materialitas
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi suatu
salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
struktur pengendalian intern terkait Perhitungan tentang risiko bawaan membutuhkan
pertimbangan tentang berbagai hal yang bisa berpengaruh terhadap asersi-asersi dari
semua atau banyak rekening dan hal-hal yang berhubungan hanya dengan asersi-
asersi untuk rekening tertentu.
✓ Contoh hal-hal yang bisa berpengaruh pada berbagai rekening adalah: ·
Profitablitas perusahaan klien dibandingka dengan industri. · Sensitif tidaknya
hasil operasi terhadap factor-faktor ekonmi. · Masalah-masalah yang berkaitan
dengan kemampuan melanjutkan usaha.
✓ Contoh hal-hal yang hanya berpengaruh pada rekening tertentu;
- Tingkat kesulitan dalam mengaudit rekening atau transaksi.
- Keterkaitan dengan persoalan akuntansi yang rumit dan menjadi bahan
perdebatan.
-Kerentanan terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan.
➢ Resiko Penerimaan (Detection Risk)
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi adalah suatu fungsi dari keefektifan
prosedur auditing dan penerapannya oleh auditor. Berbeda dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian, tingkat risiko deteksi sesungguhnya bisa diubah dan risiko
pengendalian, tingkat risiko deteksi sesungguhnya bisa diubah oleh auditor dengan
memodifikasi sifat, saat, dan luas pengujian substantif yang dilakukan untuk setiap
asersi. Contoh penggunaan prosedur yang lebih efektif akan menghasilkan tingkat
risiko deteksi yang lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian prosedur yang
kurang efektif. Demikian pula, pengujian substantif yang dilakukan pada tanggal
atau mendekati tanggal neraca, akan menghasilkan risiko dekteksi lebih rendah
dibandingkan dengan pengujian substantive yang dilakukan pada periode interim.
Contoh Penggunaan sampel yang lebih besar akan mengakibatkan risiko deteksi
lebih rendah, bandingkan dengan sampel yang lebih kecil.
2. Prosedur Pengendalian
Prosedur Pengendalian
a. Otorisasi : proses untuk member izin seseorang untuk melakukan atau memiliki
sesuatu. Dalam konteks akuntansi dan manajemen, otorisasi kerap kali
dihubungkan dengan pembuat kebijakan.
b. Pemisahan tugas: Pemisahan tugas memisahkan fungsi operasi dan
penyimpanan dari fungsi akuntansi(pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
c. Dokumen dan catatan : mempersipakan dokumen sumber,memeliharacatatan
jurnal, buku besar,dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, serta
mempersiapkan laporan kinerja.
d. Akses pengendalian : Peraturan batas akses yang diperoleh melalui peraturan
hak akses umum ke dan dari tanah milik yang berbatasan dengan fasilitas jalan.
e. adanya prosedur pengecekan
RESIKO PENGENDALIAN
1. Penerimaan pesanan dilakukan pada pelanggan yang tidak disetujui
2. Persetujuan kredit yg salah saji /tidak dimintakan persetujuan pejabat yang
berwenang
3. Barang yang dikeluarkan gudang tidak sesuai dgn pesanan pelanggan
4. Barang yang dikirim tidak sesuai pesanan
5. Penagihan untuk penjualan fiktif
6. Invois tidak dicatat dalam pembukuan baik jurnal maupun buku pembantu.
1. Auditing adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah
ditetapkan, Pengertian audit tersebut merupakan pengertian menurut:
A. Mulyadi D. Konrath
B. Alvin A. Arrens E. William F. Meisser
C. Whittington
4. Perusahaan atau klien dalam proses audit sering disebut dengan istilah:
A. Auditing D. Ekuitas
B. Auditor E. Kurator
C. Auditee
5. Sifat yang harus dimiliki seorang auditor adalah tidak boleh menihak baik klien
atau fihak ketiga sering disebut dengan istilah:
A. Intelektual D. Dualisme
B. Integritas E. Independensi
C. Kompetensi
6. Segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan
dalam audit disebut:
A. BuktiAudit D. Bukti Pendukung
B. Integritas E. Bukti Utama
C. Bukti Transaksi
7. Bukti dalam audit yang secara logis ada hubungannya dengan per masalahan
sering disebut dengan istilah:
A. Praktis D. Relevan
B. Dominan E. Integralis
C. Kompeten
8. Catatan yang dibuat auditor mengenai bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik
dan prosedur audit yang diterapkan, serta simpulan-simpulan yg dibuat selama
melakukan audit disebut:
A. Kertas Kerja D. Buku Ekspedisi
B. Memo E. Jurnal
C. Notulen
9. Penulusuran terhadap dokumen bukti dalam audit disebut dengan
istilah: A.Vouching D. Tracing
B. Vooting E. Cloossung
C. Croos Voting
10. Yang tidak termasuk dalam dokumen bukti data akuntansi adalah:
A. Jurnal D. Rekonsiliasi Bank
B Buku Besar E. Wawancara
C. Buku Pembantu
12. Jika scope audit tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya maka jenis
pendapat yang diberikan auditor adalah:
A. Laporan tanpa pendapat
B. Laporan Wajar Tanpa
C. Laporan Pendapat wajar dengan pengecualian
D. Laporan pendapat wajar tanpa pengecualian
E. Menolak membuat pelaporan
13. Pendapat yang diberikan bahwa laporan keuanga menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha, dan arus kas tertentu sesuai
PABU adalah:
A. Laporan tanpa pendapat D. Laporan pendapat wajar tanpa pengecualian
B. Laporan tidak wajar E. Menolak membuat pelaporan
C. Laporan Pendapat wajar dengan pengecualian
18.Yang tidak termasuk dalam fungsi umum software audit computer informasi
ulang adalah:
A. Perhitungan D. Analisis sumber
B. Manipulasi file E. Analisa Data
C. Statistik
19. Yang tidak termasuk prosedur audit tinjauan atas sistem adalah:
A. Tinjauan independen atas proses pengembangan sistem
B. Tinjauan prosedur dan kebijakan pengembangan sistem
C. Tinjauan otorisasi sistem dan prosedur persetujuannya
D. Tinjauan standar evaluasi pemrograman tidak diperlukan
E. Tinjauan standar dokumentasi program
21. Resiko yang ditimbulkan karenakan auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya disebut:
A. BuktiAudit D. Review Audit
B. ResikoAudit E. Audit Material
C. HasilAudit
22. Meyakinkan saldo akhir akun neraca maupun laba-rugi per tanggal laporan
disebut:
A. Pengujian saldo akhir tahun D. Pengujian saldo pertengahan tahun
B. Pengujian Saldo awal tahun E. Laporan audit
C. Pengujian saldo tahun berjalan
23. Yang tidak termasuk cara memperoleh data bisnis klien adalah:
A. Kunjungan kefasilitas pabrik entitas
B. Pengalaman sebelumnya
C. Data dari pesaing klien
D. Diskusi dengan auditor lainnya
E. Publikasi yang berkaitan dengan industri
24. Resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi (efektivitas prosedur audit) disebut:
A. Resiko bawaan D. Resiko deteksi
B. Resiko pengendalian E. Resiko asumsi
C. Resiko murni
25. Resiko Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait disebut
resiko:
A. Resiko bawaan D. Resiko deteksi
B. Resiko pengendalian E. Resiko asumsi
C. Resiko murni
26. Resiko dimana tes audit tidak menemukan adanya sampel diabaikan disebut:
A. Resiko non sampling D. Resiko non statistic
B. Resiko sampling E. Hasil sampil
C. Resiko statistic
27. Resiko dimana auditor akan menarik kesimpulan yang salah karena sampel tidak
representatif disebut:
A. Resiko non sampling D. Resiko non statistik
B. Resiko sampling E. Hasil sampil
C. Resiko statistic
28. Yang tidak termasuk tindakan ketika auditor menyimpulkan TER dan SER
terlalu kecil untuk populasi bisa diterima adalah:
A. Merevisi TER atau ARACR
B. Memperbesar ukuran sampel
C. Revisi penilaian resiko pengawasan
D. Berkomunikasi dengan Komite Audit/ Manajemen dokumentasi
E. Memakai TER dan SER yang ada
29. Pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dijasikan sampel disebut:
A. Pemilihan sampel acak sederhana D. Pemilihan sampel stratifikasi
B. Pemilihan sampel probabilitas E. Pemilihan sampel sistematis
C. Pemilihan sampel sederhana
30. Pemilihan sampel berdasarkan pada pertimbangan ukuran yang dibuat oleh
auditor disebut:
A. Pemilihan sampel tidak langsung D. Pemilihan sampel sembarang
B. Pemilihan sampel langsung E. Pemilihan sampel murni
C. Pemilihan sampel blok
DAFTAR PUSTAKA