PENGANTAR AUDITING
A B C D
Planning Substantive Control Audit
Testing Testing Report
Sumber: Konrath, 2002:6
1
MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING
BAB 1 PENGANTAR AUDITING
sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik
Akuntan Indonesia. Aturan Etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.
2. Special Audit (Pemeriksaan khusus)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang rofessiona, dan pada akhir pemeriksaannya auditor
tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan laporan keuangan
secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah
tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.
Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:
1. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan
secara efektif, efisien dan ekonomis.
Ada 4 (empat) tahapan dalam suatu manajement audit:
1) Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)
2) Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan
Pengujian Atas Sistim Pengendalian Manajemen)
3) Detailed Examination (Pengujian Terinci)
4) Report Development (Pengembangan Laporan)
Management audit bisa dilakukan oleh:
Internal Auditor
Kantor Akuntan Publik
Management Consultant
2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)
Pemerisaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun
pihak ekstern (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak,
dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian
Internal Audit.
3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Laporan internal auditor
berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran
perbaikannya (recommendations).
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) sistem.
2
HAND OUT
BAB 1 & 2
3
MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING
BAB 1 PENGANTAR AUDITING
Tabel 1.1
Lima Elemen Pengendalian Mutu
Elemen Persyaratan Contoh Prosedur
Semua petugas audit harus memelihara sikap Setiap partner dan staf harus
Independensi, rofessiona baik dalam kenyataan maupun menjawab “kuesioner mengenai
Integritas, dan dalam penampilan, melaksanakan seluruh independensi setiap tahun, yang
objektifitas tanggung jawab professional dengan integritas antara lain berkaitan dengan
yang tinggi, dan memelihara objektivitas dalam pemilikan saham dan keanggotaan
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. sebagai dewan direksi.
Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan Setiap staf rofessional harus
prosedur untuk memberikan keyakinan dievaluasi untuk setiap penugasan
memadai bahwa: audit, dengan menggunakan
a) Seluruh staf baru harus mempunyai laporan evaluasi penugasan
kualifikasi yang cukup agar dapat individual perusahaan.
melaksanakan tugasnya dengan kompeten.
b)Tugas diberikan kepada staf yang mempunyai
pelatihan teknis dan keahlian yang cukup.
c) Semua staf harus mengikuti pendidikan
Manajemen profesi berkelanjutan dan kegiatan
Personalia pengembangan profesi agar dapat memenuhi
tanggung jawab yang diberikan.
d)Staf yang dipromosikan dalam jabatan yang
lebih tinggi, telah memiliki kualifikasi yang
diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab
yang diberikan.
Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan Formulir evaluasi klien, yang
prosedur untuk memutuskan apakah akan berisi komentar auditor
Penerimaan menerima klien baru atau mempertahankan sebelumnya dan evaluasi
dan klien lama. Kebijakan dan prosedur ini harus manajemen, harus dibuat untuk
keberlanjutan bisa mengurangi risiko yang timbul dari klien setiap klien baru sebelum diterima
klien dan yang manajemennya tidak memiliki integritas: sebagai klien.
penugasan perusahaan sebaiknya hanya menerima
penugasan yang sesuai dengan kemampuan
profesionalnya
Harus ada kebijakan dan prosedur untuk Harus ada direktur akuntansi dan
meyakinkan bahwa pekerjaan yang auditing untuk konsultasi dan
Kinerja dilaksanakan oleh staf audit memenuhi standar mengotorisasi seluruh penugasan
penugasan rofessional yang berlaku, persyaratan sebelum penugasan tersebut
perundang-undangan, dan standar pengendalian selesai.
mutu perusahaan.
Harus ada kebijakan dan prosedur untuk Partner pengendalian mutu harus
meyakinkan bahwa keempat elemen mentest prosedur pengendalian
pengendalian mutu lainnya diterapkan secara mutu paling kurang setahun sekali
Pemantauan efektif untuk meyakinkan ketaatan
perusahaan terhadap prosedur
pengendalian mutu.
Sumber: Alvin A.Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasly, Auditing and
Assurance Services, An Integrated Approach, 9th Edition, 2003, Prentice Hall
Halaman 36.
4
HAND OUT
BAB 1 & 2
BAB 11
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA