Anda di halaman 1dari 6

Modul 8 1

AUDITING I

POKOK BAHASAN 8
Bukti Audit atas Laporan Keuangan

Materi Pembelajaran

a. Bukti Audit
b. Dokumentasi Pekerjaan Audit
c. Menyelesaikan Tahap Penilaian Resiko
d. Mengevaluasi Bukti Audit
e. Substantive Testing and Evidence

Capaian Pembelajaran:

Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa mengetahui tentang bukti-bukti audit serta
prosedur audit, mampu menyusun program-program audit, menentukan persuasivitas bukti
PENDAHULUAN
audit, jenis-jenis bukti audit yang digunakan, tujuan dokumentasi audit, serta bagaimana
cara mendokumentasikan dan mengevaluasi bukti audit, menyelesaikan tahap penilaian
risiko dan melakukan Tes Subtantif atas bukti.

Kemampuan Akhir:
Setelah menyelesaikan bahan kajian ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
menjelaskan perbedaan bukti audit dan bukti lainnya oleh profesi lain, mampu menyusun
program-program audit, menentukan persuasivitas bukti audit, jenis-jenis bukti audit yang
digunakan, tujuan dokumentasi audit, jenis-jenis kertas kerja audit dan review kertas kerja
audit, cara mendokumentasikan serta mengevaluasi bukti audit sampai kepada tahap
menyelesaikan penilaian risiko dan evaluasi bukti audit.

Dosen: Rini Susiani,S.E., M.Ak., Ak., CA


Modul 8 2
AUDITING I

MODUL 8
Bukti Audit atas Laporan Keuangan

A. Bukti AUdit
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam pembuatan kesimpulan (opini),
serta informasi yang mendukung data-data yang disajikan dalam laporan keuangan, yang terdiri dari
data akutansi dan informasi pendukung lainnya yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

ISA 500 Menegaskan:


Tujuan auditor adalah merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rupa sehingga auditor
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk menarik kesimpulan yang memadai yang akan
digunkaannnya sebagai dasar pemberiaan opini auditnya.

Adapun beberapa bagian yang tercantum dari ISA 500, sebagai berikut:
Penjelasan:
a. Audit evidence: informasi yang digunakan auditor untuk menarik kesimpulan untuk menjadikan dasar
pemberiaan atas opini audit, adapun bukti audit yang diperoleh auditor meliputi bukti atas catatan
laporan keuangan (note of accounting) dan informasi lain dari accounting.
b. Acoounting Records, merupakan suatu kegiatan di dalam menentukan bukti audit, adapun bukti
audit yang diperoleh oleh auditor meliputi:
 Catatan transaksi dan peristiwa accounting ke dalam unsur debit dan kredit
 Catatan-catatan pendukung (cek, giro, transfer dana, invoices, kontrak, rekening koran, dll)
 Buku besar, neraca saldo dan buku pendukung lainnya
 Jurnal dan koreksi penyesuaian
 Catatan-catatan atas work sheet spreadsheets yang mendukung; alokasi beban biaya berbagai
perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan laporan keuangan.
c. Approriateness (of audit evidence), merupakan sebagai ukuran mutu dan kualitas dari bukti audit
serta keandalan dalam mendukung kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini audit.
Modul 8 3
AUDITING I

Adapun beberapa kriteria di dalam menentukan Approriateness (of audit evidence) adalah terkait di
dalam ISA 500 alinea A27 sampai dengan A30 sebagai berikut:
 Relevansi terhadap tujuan dari pengujian prosedur audit atas bukti audit
 Relevansi terhadap asersi-asersi di dalam pengujian audit seperti melakukan pengujian atas
pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan, invoice yang belum dibayar, rekening
koran dari pemasok, laporan pengiriman barang yang tidak cocok, dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penerimaan tagihan piutang yang sudah lewat tanggal pelaporan posisi
keuangan, bukti audit atas eksistensi dan penilaian serta bukti audit atas penilaian persediaan
barang.
 Uji pengendalian yang dirancang atas evaluasi salah saji yang material di tingkat asersi untuk
mencegah (preventif) atau mendeteksi (detecting) dan memperbaiki (correcting) sehingga
berfungsinya pengendalian.
 Prosedur substantif dirancang untuk mendeteksi salah saji yang material di tingkat asersi.
Prosedur ini sendiri meliputi uji rincian dan prosedur analitikal substantif.
d. Sufficiency of audit evidence, bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan mutu bukti audit yang akan
diperoleh auditor guna memperoleh penilaian auditor terhadap salah saji material.
e. Management expert, pemahaman yang dimiliki dalam suatu bidang di luar accounting atau auditing
untuk dapat membantu menyiapkan laporan keuangan, contohnya pemahaman terhadap jasa
aktuaria, jasa penilaia (appraisal) baik appraisal di bidang aset maupun saham.

Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit


ISA 315 (revised) dan ISA 330 mengatakan:
a. Prosedur-prosedur penilaian resiko (risk assesment procedures)
b. Prrosedur-prosedur audit selanjutnya (further audit procedures)
c. Uji pengendalian (test of control)
d. Prosedur-prosedur substantif (substantive procedures)
Modul 8 4
AUDITING I

Adapun prosedur-prosedur dalam memperoleh bukti audit yang di lakukan oleh auditor:
a. Inspeksi (Inspection), menurut ISA 500 inspeksi terdapat 2 makna :
 Pemeriksaan catatan dan dokumen baik internal maupun eksternal dalam bentuk bukti audit berupa
kertas, elektronik atau media lainnya.
 Pemeriksaan fisik suatu aset
b. Observasi (Observation), ISA 501 spesific consideration for selected items di dalam memberikan
petunjuk (prosedur) lebih kanjut terhadap pengamatan atas perhitungan persedian.
c. Konfirmasi Eksternal (External Confirmation),
bukti audit yang berupa tanggapan secara tertulis dan langsung (direct written response) yang diperoleh
oleh auditor dari pihak ketiga (confirming party) dalam bentuk kertas, elektronik ataupun media lainnya.
Konfirmasi eksternal ini juga merupkan sebagai konfirmasi atas perbedaan perhitungan baik perhitungan
pada kas, hutang maupun piutang.
d. Perhitungan kembali (Recalculation),
merupakan kegiatan auditior di dalam melakukan perhitungan kemnbali atas atas semua transaksi-
transaski pada prosedur audit terhadap catatan dan dokumen baik secara manual maupun eletronik
e. Lakukan Kembali (Reperformance)
auditor melakukan kembali secara independen ataupun prosedur atau pengendalian yang telah
dikerjakan sebagai bagian dari sistem pengendalian internal entitas yang bersangkutan.
f. Prosedur analitikal (Analytical Procedures),
evaluasi atas informasi keuangan dengan menganalisis antara data keuangan dan non keuangan
g. Bertanya (Inquiry),
merupakan kegiatan bertanya dan mencari informasi serta mengetahui masalahnya baik masalah
keuangan maupun non keuangan dari orang di dalam maupun diluar entitas.

B. Dokumentasi Pekerjaan Audit


Dokumentasi pekerjaan audit dinyatakan dalam ISA 230, ISA 330 dan ISA 500 sebagai berikut:
ISA 230.7
Auitor wajib membuat dokumentasi audit secara tepat waktu
Modul 8 5
AUDITING I

ISA 230.8
Auditor wajib membuat dokumentasi audit yang cukup,yang memungkinkan auditor berpengalaman, dan
tidak mempunyai hubungan sebelumnya untuk memahami:
 Sifat waktu dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan sesuai denga ISA dan peraturan
perundang-undangan terkait.
 Hasil dari prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh
 Hal-hal yang signifikan yang ditemukan dalam audit, kesimpulan atas hal-hal tersebut dan kearifan
profesional signifikan yang diterapkan dalam menarik kesimpulan tersebut.
(Baca ISA 230.9, ISA 230.10, ISA 330.16, ISA 330.26, ISA 330.27, ISA 500.8 dan ISA 500.9)

C. Menyelesaikan Tahap Penilaian Resiko


ISA 315.25, ISA 325.26, ISA 325.32, mengatakan auditor wajib melakukan identifikasi dan menilai resiko
atas salah saji material pada tingkatan laporan keuangan, tingkat asersi, saldo akun, dan pengungkapan,
identifikasi terhadap pemahaman tentang entitas dan lingkungannya serta besaran kemungkinan
terjadinya salah saji material, melakukan dokumentasi audit terhadap risiko salah saji material pada
tingkat laporan keuangan.

D. Mengevaluasi Bukti Audit


Mengevaluasi bukti audit adalah bagian terpenting dari proses audit tahap ketiga (pelaporan). Acuan
dari materi ini adalah ISA 220, 330, 450, 520 dan 540.
 ISA 220 tentang tanggung jawab partner KAP terhadap temuan bukti audit dan dokumentasi bukti
audit
 ISA 330 tentang penilaian resiko atas bukti audit yang tersedia sebelum pelaksanaan prosedur audit
lanjutan pada tingkat asersi. Auditor harus mengevaluasi bukti audit, sebelum berakhirnya audit,
terhadap penilaian resiko atas salah saji material.
 ISA 450 dan ISA 540 tentang Evaluasi atas dampak salah saji.
Modul 8 6
AUDITING I

REFERENSI

 Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota-Jakarta, Salemba Empat, 2015. (Kode A)


 Principles of Auditing An Introduction to International of Auditing. Rick Hayers, Philip
Wallage, Hans Gortemake 3rd Edition , Pearson, Ltd, 2014 (Kode B)
 IAPI, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Anda mungkin juga menyukai