Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MEMAHAMI FUNGSI BPK, BPKP,


DAN INSPEKTORAT DI PEMERINTAHAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA :  WULAN SARI (2162201018)


:  RIFKA SIMANUNGKALIT (2162201009)
:  BINTANG SUCI RISMADINI (2162201135)
KELAS : 3.4 AKUNTANSI
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
DOSEN PENGAMPU : ARINI, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
Jl. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai, Pekanbaru

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan
baik. Makalah ini membahas tentang “Memahami Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat di
Pemerintahan Indonesia”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Makalah ini ditulis dari data-data yang penulis peroleh dari buku panduan serta
informasi dari media massa yang berhubungan dengan Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat
di Pemerintahan Indonesia, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik yaitu ibu Arini, SE.,M.Ak,.Ak.,CA atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar penulisan makalah ini menjadi lebih baik di masa mendatang.

Pekanbaru, 19 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii


DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................4
I. Latar Belakang Masalah ......................................................................................4
II. Rumusan Masalah ................................................................................................4
III. Tujuan Penulisan ..................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................................................5
I. Pengertian BPK, BPKP, dan Inspektorat di Pemerintahan Indonesia .................5
II. Tugas, Wewenang, dan Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat di
Pemerintahan Indonesia .......................................................................................6
III. Struktur Organisasi Lembaga BPK, BPKP, dan Inspektorat di
Pemerintahan Indonesia .......................................................................................16
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................................20
I. Kesimpulan .........................................................................................................20
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Pemerintah daerah dalam melaksanakan penatakelolaan keuangan membutuhkan
suatu badan pengawas daerah untuk meminimalisir penyimpangan penggunaan keuangan
negara yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Dengan adanya pengawas ini, Pemerintah
diharapkan menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas, sehingga salah satu
tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dan clean governance dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah dapat terlaksana.
Undang-undang dasar 1945 telah menerapkan lembaga audit eksternal pemerintah
yang tugasnya sebagai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan ini berada diluar
struktur pemerintah karena itu berada dalam posisi setara dengan pemerintah. Fungsi
utama BPK adalah memeriksa tanggung jawab keuangan negara, yang secara operasional
dijalankan oleh pemerintah. Sedangkan tanggung jawab keuangan negara yang diaudit
adalah pelaksanaan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN).

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan BPK, BPKP, dan Inspektorat?
2. Apa tugas, wewenang, dan fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat di Pemerintah
Indonesia?
3. Bagaimana struktur organisasi lembaga BPK, BPKP, dan Inspektorat?

III. Tujuan Penulisan


Makalah ini di tulis bertujuan untuk mengetahui beberapa hal mengenai BPK, BPKP,
dan Inspektorat di Pemerintahan Indonesia, antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BPK, BPKP, dan Inspektorat
2. Untuk mengetahui tugas, Wewenang, dan fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat
3. Untuk mengetahui struktur organisasi lembaga BPK, BPKP, dan Inspektorat

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian BPK, BPKP, dan Inspektorat di Pemerintahan Indonesia


A. Pengertian BPK
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI, dulu
disingkat BEPEKA) adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Anggota
BPK sebelum memangku jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung .

B. Pengertian BPKP
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), adalah Lembaga
pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa Audit, Konsultasi,
Asistensi, Evaluasi, Pemberantasan KKN serta Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan sebuah
lembaga nondepartemen (LPND) yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung
kepada presiden. BPKP diperlukan sebagai badan atau lembaga pengawas yang dapat
melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan hambatan dari
unit organisasi pemerintah yang menjadi objek pemeriksanya.
Hasil pengawasan keuangan dan pembangunan dilaporkan kepada Presiden selaku
kepala pemerintahan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan-
kebijakan dalam menjalankan pemerintahan dan memenuhi kewajiban
akuntabilitasnya. Hasil pengawasan BPKP juga diperlukan oleh para penyelenggara
pemerintahan lainnya termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
pencapaian dan peningkatan kinerja instansi yang dipimpinnya

5
C. Pengertian Inspektorat
Inspektorat adalah unsur pengawas pada Kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian. Inspektorat
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat dipimpin oleh
seorang Inspektur. Inspektur adalah jabatan struktural eselon I.a atau Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya.
Inspektorat sendiri dalam kementerian Negara Republik Indonesia adalah unsur
pembantu yang ada disetiap departemen atau kementerian yang mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dilingkungan departemen atau
kementeriannya. Tugas pokok Inspektorat yaitu menyelenggarakan pengawasan
dilingkungan departemen terhadap semua pelaksanaan tugas unsur departemen agar
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan berdasarkan kebijakan menteri dan
peratuaran perundang-undangan berlaku, yang bersifat rutin maupun tugas
pembangunan.

II. Tugas, Wewenang, dan Fungsi BPK, BPKP, dan Inspektorat di Pemerintahan
Indonesia
A. Tugas, Wewenang, dan Fungsi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
1. Tugas BPK
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
UU nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keungan negara menyatakan bahwa terdapat tiga jenis pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh BPK, jenisnya sebagai berikut:
a) Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah
pusat dan daerah. Penyataan ini dilakukan untuk memberikan penyatan opini
tentang tingkat kewajaran informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan
pemerintah.
b) Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan
6
aspek efektivitas. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi hal-hal yang perlu
menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan
kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara atau
daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya
secara efektif.
c) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Maksudnya adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus yan
tidak termasuk didalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Hal ini
termasuk pemeriksaan atas keuangan dan pemeriksaan investigasi.

2. Wewenang BPK
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang:
a) Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
dan menyajikan laporan pemeriksaan;
b) Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap
orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga
Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara;
c) Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggung jawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara;
d) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
e) Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
f) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
g) Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang
bekerja untuk dan atas nama BPK;
7
h) Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
i) Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan memberi
pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah.

3. Fungsi BPK
Fungsi BPK secara umum adalah untuk memeriksa dan mengawasi
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara. BPK memiliki Fungsi
yang mirip seperti auditor, dimana BPK memiliki fungsi yang sangat penting
dalam melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara.
BPK juga memiliki fungsi lainnya, yaitu melakukan proses pengawasan
terhadap pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara. Setiap
pengelolaan dan penggunaan dari uang Negara wajib di awasi oleh lembaga
keuangan Negara yang satu ini. Peran BPK sangat penting untuk Republik
Indonesia karena bersangkutan dengan keuangan Negara.

B. Tugas, Wewenang, Fungsi, dan Kegiatan Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan (BPKP)
1. Tugas BPKP
Tugas BPKP adalah untuk melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntanbilitas di daerah sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Tugas pokok BPKP yaitu:
a) Mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan keuangan dan
pembangunan,
b) Menyelenggarakan pengawasan umum atas penguasaan dan pengurusan
keuangan dan
c) Menyelengarakan pengawasan pembangunan.
Berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 sistem pengendalian internal
pemerintah (SPIP), BPKP merupakan aparat pengawas internal pemerintah
(APIP) yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dan berwenang
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
8
kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara.
Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi:
a) Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang
bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
b) Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah
dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya
terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/
daerah;
c) Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
d) Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,
dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/
kebijakan pemerintah yang strategis;
e) Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,
dan upaya pencegahan korupsi;

9
f) Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
g) Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
h) Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
i) Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
j) Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
k) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
l) Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
m) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
n) Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

2. Wewenang BPKP
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:
a) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
b) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro;
c) Penetapan sistem informasi di bidangnya;
d) Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi pemberian pedoman, bimbingan pelatihan, arahan, dan supervisi di
bidangnya;

10
e) Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
f) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku seperti memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan,
tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya; meneliti semua catatan, data
elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia
dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat
lainnya yang diperlukan dalam pengawasan; pengawasan kas, surat-surat
berharga, gudang persediaan dan lain-lain; meminta keterangan tentang tindak
lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil
pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

3. Fungsi BPKP
a) Menyiapkan rencana dan program kerja pengawasan
b) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran dan belanja daerah penguasaan
barang milik/kekayaan Negara.
c) Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
dan pengurusan barang milik/kekayaan Pemerintah Daerah atas permintaan
daerah
d) Pengawasan terhadap penyelenggara tugas Pemerintah yang bersifat strategis
dan/atau lintas departemen, lembaga, atau wilayah
e) Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntanbilitas kinerja instansi
Pemerintah Pusat daerah
f) Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
g) Pemeriksaan terhadap BUMN, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor
bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman, atau bantuan luar negeri yang
diterima oleh Pemerintah Pusat, dan Badan Usaha Milik Daerah atas
permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan Perpu yang berlaku
h) Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporite Governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan sah milik Negara Pertamina, dan badan usaha
lain yang mempunyai kepentingan dengan Pemerintah yang sesuai dengan
Perpu yang berlaku
11
i) Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yangmerugikan Negara
j) Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hassil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan
k) Pelaksanaan administrasi perwakilan BPKP badan pengawasan keuangan dan
pembangunan memiliki kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Audit
(1) Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
(2) Laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD.
(3) Pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
(4) KUT dan KKP.
(5) Peningkatan penerimaan Negara, termasukPenerimaan Negara Bukan
Pajak PNBP.
(6) Data off balance Sheet BUMN maupun yayasanyang terkait.
(7) Dana balance budget department LPND.
(8) Audit khusus, audit lanjutan atas temuan-temuan pemeriksaan

4. Kegiatan BPKP
Kegiatan yang dilakukan oleh BPKP antara lain:
a) Pembinaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada instansi pemerintah
baik Kementerian/LPNK maupun Pemerintah Daerah serta lembaga lainnya.
b) Audit atas berbagai kegiatan unit kerja di lingkungan Departemen/LPND
maupun Pemerintah Daerah
c) Policy Evaluation
d) Fraud Control Plan
e) Optimalisasi penerimaan negara
f) Asistensi penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
g) Asistensi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
h) Asistensi penerapan Good Corporate Governance
i) Risk Management Based Audit
j) Audit Investigatif atas kasus berindikasi korupsi
k) Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dari Inspektorat Daerah maupun
Inspektorat Jenderal
l) Review Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

12
C. Tugas, Wewenang, dan Fungsi Inspektorat
1. Tugas Inspektorat
Inspektorat daerah merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah
Daerah, dipimpin oleh inspektur yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung
jawab kepada Gubernur untuk Provinsi atau Bupati Walikota untuk
Kabupaten/Kota melalui Sekretaris Daerah. Tugasnya membantu
Gubernur/Bupati/Walikota dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh
Perangkat Daerah.
Dalam melaksanakan tugas Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis pengawasan dan fasilitas pengawasan;
b) Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
d) Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e) Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

2. Wewenang Inspektorat
a) Mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset,
dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi
pengawasan intern.
b) Melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja
yang menjadi objek pengawasan dan pegawai lain yang diperlukan dalam
rangka pelaksanaan pengawasan.
c) Memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan dan melakukan konsultasi
dengan Menteri/Kepala Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati dan
berkoordinasi dengan pimpinan lainnya
d) Melakukan koordinasi kegiatan dengan kegiatan auditor eksternal
e) Mengalokasikan sumber daya Inspektorat serta menetapkan frekuensi, objek,
dan lingkup pengawasan intern.
f) Menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
pengawasan intern.

13
g) Meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang diperlukan, baik
yang berasal dari internal maupun eksternal dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan intern.

3. Fungsi Inspektorat
Fungsi Inspektorat antara lain:
a) Koordinasi
Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kerja program, kegiatan,
dan anggaran di lingkungan Inspektorat serta melaksanakan koordinasi
penyusunan dan penetapan kebijakan teknis operasional di lingkungan
Inspektorat
b) Audit
Melaksanakan audit pelaksanaan anggaran, melaksanakan audit kinerja,
melaksanakan audit investigasi, melaksanakan audit dengan tujuan tertentu
serta melaksanakan audit lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
c) Reviu
Melaksanakan reviu laporan keuangan, melaksanakan reviu Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembaga, melaksanakan reviu Rencana
Kebutuhan Barang Milik Negara.
d) Evaluasi
Melaksanakan evaluasi atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah pada unit kerja di lingkungan Lembaga Administrasi
Negara serta melaksanakan evaluasi lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan.
e) Pemantauan
Melaksanakan pemantauan pelaporan gratifikasi, pemantauan pelaporan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan
ASN serta melaksanakan pemantauan lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan.
f) Dukungan Teknis
Melaksanakan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi, melaksanakan
penyusunan laporan hasil audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya

14
III. Struktur Organisasi Lembaga BPK, BPKP, dan Inspektorat di Pemerintahan
Indonesia
A. Struktur Organisasi BPK
BPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Pelaksana BPK,
yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, unit pelaksana tugas pemeriksaan, unit
pelaksana tugas penunjang, perwakilan, Pemeriksa, dan pejabat lain yang ditetapkan
oleh BPK sesuai dengan kebutuhan. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK
menggunakan Pemeriksa yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau yang
bukan Pegawai Negeri Sipil. Organisasi dan tata kerja Pelaksana BPK serta jabatan
fungsional ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.
Berikut adalah struktur organisasi BPK berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan:
1. Sekretariat Jenderal
2. Inspektorat Utama
3. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan
Keuangan Negara
4. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan
Negara
5. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara
6. Auditorat Utama Keuangan Negara I
7. Auditorat Utama Keuangan Negara II
8. Auditorat Utama Keuangan Negara III
9. Auditorat Utama Keuangan Negara IV
10. Auditorat Utama Keuangan Negara V
a) Perwakilan-Perwakilan BPK di wilayah barat
11. Auditorat Utama Keuangan Negara VI
a) Perwakilan-Perwakilan BPK di wilayah timur
12. Auditorat Utama Keuangan Negara VII
13. Auditorat Utama Investigasi
14. Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Pusat
15. Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Daerah
16. Staf Ahli Bidang BUMN, BUMD, dan Kekayaan Negara/ daerah yang dipisahkan
lainnya
15
17. Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
18. Staf Ahli Bidang Investigatif
19. Kelompok Jabatan Fungsional

B. Struktur Organisasi BPKP


Struktur organisasi BPKP terdiri dari:
1. Kepala;
2. Sekretariat Utama;
a) Biro Manajemen Kinerja, Organisasi, dan Tata Kelola
b) Biro Sumber Daya Manusia
c) Biro Keuangan
d) Biro Hukum dan Komunikasi
e) Biro Umum
3. Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman;
a) Direktorat Pengawasan Bidang Ekonomi dan Keuangan
b) Direktorat Pengawasan Bidang Pangan, Pengelolaan Energi, dan Sumber Daya
Alam
c) Direktorat Pengawasan Bidang Infrastruktur, Tata Ruang, dan Perhubungan
d) Direktorat Pengawasan Bidang Ekonomi Kreatif, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan
e) Direktorat Pengawasan Bidang Kerja Sama Investasi dan Pembiayaan
Pembangunan
4. Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum.
Keamanan, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
a) Direktorat Pengawasan Bidang Pertahanan dan Keamanan
b) Direktorat Pengawasan Bidang Politik dan Penegakan Hukum
c) Direktorat Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana
d) Direktorat Pengawasan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan
e) Direktorat Pengawasan Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Reformasi Birokrasi
5. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah;
a) Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah
16
b) Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan
Daerah
c) Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata
Kelola Pemerintahan Desa
d) Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah
6. Deputi Bidang Akuntan Negara;
a) Direktorat Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan
Perdagangan
b) Direktorat Pengawasan Badan Usaha Konektivitas, Pariwisata, Kawasan
Industri, dan Perumahan
c) Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan, Jasa Penilai, dan
Manufaktur
d) Direktorat Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan
e) Direktorat Pengawasan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum
Daerah, Badan Usaha Jasa Air, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha
Milik Desa
7. Deputi Bidang Investigasi;
a) Direktorat Investigasi I
b) Direktorat Investigasi II
c) Direktorat Investigasi III
d) Direktorat Investigasi IV
8. Inspektorat;
9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan;
10. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan;
11. Pusat Informasi Pengawasan;
12. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor

C. Struktur Organisasi Inspektorat


Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak
5 (lima) Inspektorat, antara lain:
1. Inspektur
2. Sekretaris inspektorat
a) Kasubbag Umum
b) Kasubbag Kepegawaian

17
c) Kasubbag Perencanaan, Keuangan dan Anggaran
d) Kasubbag Evaluasi dan Pelaporan
3. Inspektur Pembantu I
4. Inspektur Pembantu II
5. Inspektur Pembantu III
6. Inspektur Pembantu IV
7. Inspektur Pembantu V
8. Inspektur Pembantu Bidang Investigasi
9. Inspektur Pembantu Wilayah
10. Kasubbag Tata Usaha
11. Sub Kelompok Jabatan Fungsional
12. Kelompok Jabatan Fungsional

D. Daftar Inspektorat Jenderal


1. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
2. Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
3. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
4. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia
5. Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia
6. Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia
7. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
8. Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
9. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
10. Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial Republik Indonesia
11. Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
12. Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
13. Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
14. Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia
15. Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia
18
16. Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
17. Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia
18. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia
19. Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia
20. Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
21. Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia
22. Inspektorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia
23. Inspektorat Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

19
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 3 angka (1) nomor 15 tahun 2004 bahwa pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi
seluruh unsur keuangan negara, kewenangan BPK cukup besar sehingga terhadap hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan internal diwajibkan disampaikan
kepada BPK dan hasil pemeriksaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPK dalam
melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan oleh pemerintah.
Jadi tanggung jawab pemeriksaan laporan keuangan negara hanya dipegang oleh
BPK, sedangkan aparat pengawasan lainnya seperti BPKP (Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan) dan Inspektorat hanya dapat melakukan pengawasan terhadap
pembangunan. Jadi dapat dikatakan bahwa BPK merupakan pengawas eksternal,
sedangkan BPKP dan Inspektorat merupakan pengawas internal.

20
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawasan_Keuangan_dan_Pembangunan.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bpk/
https://hot.liputan6.com/read/4063631/tugas-dan-fungsi-bpk-yang-perlu-diketahui-
tanggungjawab-soal-keuangan-negara
https://www.academia.edu/41211701/MAKALAH_PERBEDAAN_BPK_BPKP_DAN_INSP
EKTORAT_MENURUT_TUGAS_DAN_FUNGSINYA
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pemeriksa_Keuangan_Republik_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawasan_Keuangan_dan_Pembangunan
https://id.wikipedia.org/wiki/Inspektorat_Jenderal
Edi Pranoto., Hukum Pengawasan, Semarang : Fakultas Hukum UNTAG, 2019.

21

Anda mungkin juga menyukai