Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WILDANTI

NIM : 2162201026

MATA KULIAH : BUDAYA MELAYU

REGULER B

1. Tahapan adat pernikahan di pekanbaru


 Merisik
Sebelum adanya suatu perkawinan, perlu dilakukan penyelidikan terhadap
calon mempelai perempuan dari pihak keluarga calon mempelai laki-laki,
kegiatan tersebut dinamakan merisik. Tujuannya untuk melakukan penilaian
apakah gadis tersebut apakah layak untuk menjadi menantu atau tidak.
 Merasi

Merasi merupakan kegiatan meramala keserasian antara pasangan yang akan


diodohkan, kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantara untuk mencarikan
jodoh kepada orang yang memiliki niat untuk menikah. Tujuannya untuk
memastikan pasangan yang akan dijodohkan cocok atau tidak. Pencari jodoh
akan memberikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut sesuai atau tidak.

 Meminang

Apabila hasil merisik menunjukkan hasil yang baik sehingga sang gadis layak
untuk dijadikan sebagai seorang menantu. Maka pihak keluarga laki-laki
membicarakan untuk menentukan waktu peminangan. Setelah hari pernikahan
telah ditentukan maka pihak keluarga laki-laki mengutus salah seorang yang
dituakan laki-laki maupun perempuan untuk memberitahu kepada pihak
perempuan, bahwa beberapa hari kemudian akan ada rombongan yang datang
untuk melakukan peminangan.

 Mengantar Tenda

Setelah peminangan telah disetujui oleh pihak perempuan, tahap selanjutnya


yaitu mengantar tande. Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari
pwminangan. Untuk persiapan, 2 atau 3 hari sebelumnya, keluarga pihak laki-
laki akan mengundnagn kerabat, saudara dan tetangga untuk diikutsertakan
dalam acara tersebut. Acara mengantar tande ini dipimpin oleh orang yang ada
dalam peminangan menjadi ketua rombongan.

 Mengantar Belanja

Sejarah Riau, 10 tahapan Perkawinan Adat Melayu Riau selanjutnya adalah


membeli hantaran keperluan untuk pesta pernikahan, pihak laki-laki datang ke
rumah pihak perempuan kemudian mengantar belanja keperluan pernikahan
kebutuhan maupun beberapa benda keinginan pihak perempuan. Seperangkat
pakaian, sejumlah uang dan benda-benda yang telah dibeli kemudian dihias
sedemikian rupa menjadi hantaran yang menarik.

 Mengajak dan Menyemput

Diadakannya musyawarah antara keluarga kemudian kegiatan mengajak dan


menjemput dilakukan untuk melaksanakan kegiatan dalam majelis nikah-
kawin. Kegiatan ini hendaknya dilakukan secara seksama dan kekeluargaan
karena syarat akan nilai-nilai kebersamaan. Kemudian kegiatan ini menyangkut
kepada penghargaan atau kedudukan seseorang dalam bermasyarakat. Sehingga
terlihat pada kegiatan mengajak dan menjemput ini memiliki nilai etika dan
moral yang tinggi.

 Menggantung Gantung

Dilakukan kegiatan menggantung-gantung sebelum majelis pernikahan


dilakukan, kegiatan ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari sebelum hari
pernikahan.

 Berandam

Berandam merupakan kegiatan pencukuran bulu roma, pada tengkuk maupun


wajah dan mencukur rambut untuk calon pengantin perempuan dan laki-laki.

 Limau Manis Limau Setawar

Setelah kegiatan mencukur, seorang ibu atau yang biasa disebut Mak Andam
mengelilingi calon pengantin perempuan sebanyak 3 kali dengan membawa
buah kelapa yang dibentuk seperti puncak gunung dan dililit dengan bennag
lima warna.

 Berinai

Upacara berinai dilakukan dengan tujuan untuk menolak bala dan melindungi
pengantin dari marabahaya, meningkatkan aura dan cahaya pada pengantin
wanita dan memunculkan wibawa pengantin pria.

2. Setidaknya ada 21 jenis (model) tanjak Melayu, antara lain lang melayang, lang
menyongsong angin, dendam tak sudah, balung ayam, cogan daun kopi, pucuk pisang,
mumbang belah dua, sarang kerangga, ayam patah kepak, kacang dua helai daun. Ada
lagi jenis sekelongsang bunga, belalai gajah, setanjak balung raja, ketam budu, solok
timba, pari mudek, dan buana.
3. Makna Lambang: Lambang Lembaga Adat Melayu Riau melukiskan tata pergaulan
hidup masyarakat dalam daerah Riau pada umumnya yang berpegang pada pedoman,
norma, kebiasaan, dan adat istiadat, serta bersendikan kaidah Islam.
Lambang terdiri dari:
1. Lukisan dan pengertiannya:
 Payung: melambangkan kebesaran Melayu Riau dan melindungi kehidupan
masyarakat.
 Kalimah Allah dan Muhammad bertangkup: melukiskan keyakinan masyarakat
Melayu Riau, dan syarak merupakan sendi daripada adat.
 Bintang: Nur Muhammad.
 Semerit atau Cerana: melambangkan wadah tempat bermusyawarah dari
kesatuan masyarakat.
 7 helai daun inai: merupakan perlengkapan dalam upacara adat.
 5 helai daun sirih: merupakan alat perlambang adat dalam lingkungan Melayu
Riau.
2. Warna dan pengertiannya:
 Hitam: melukiskan ketenangan, keabadian, dan kekekalan.
 Kuning: melukiskan kebesaran dan keagungan.
 Putih: melukiskan kebersihan dan kesucian.
 Hijau muda: melukiskan ketaqwaan, kesuburan dan kemakmuran.
 Merah: melukiskan keperwiraam dan keperkasaan
3. Perisai: Bis Kuning
4. Masyarakat adat Melayu Riau menganut sistem kekerabatan bilateral, dalam segi
pewarisan pesukuan mengikuti ayah. Namun, ada sebagian keci dari daerah Riau yang
persukuannya mengikuti ibu seperti halnya yang berlaku pada Provinsi tetangga yaitu
Sumatera Barat. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Riau, Sistem
Kekerabatan Melayu Riau, simak ulasannya berikut ini.
5. Kebudayaan Melayu sebagai salah satu dari berbagai macam kebudayaan yang hidup,
tumbuh dan berkembang di muka bumi ini. Kebudayaan Melayu merupakan
kebudayaan secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat. Kebudayaan Melayu
merupakan salah satu pilar penopang kebudayaan nasional Indonesia khususnya dan
kebudayaan dunia umumnya, di samping aneka budaya lainnya. Budaya Melayu
tumbuh subur dan kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Budaya Melayu identik dengan agama, bahasa, dan adat-istiadat merupakan integritas
yang solid. Adat Melayu merupakan konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara
hidup Melayu di alam Melayu. Orang Melayu di mana juga berada akan menyebut
fenomena budaya mereka sebagai “ini adat kaum” masyarakat Melayu mengatur
kehidupan mereka dengan adat agar setiap anggota adat hidup beradat, seperti adat
alam, hukum adat, adat beraja, adat bernegeri, adat berkampung, adat memerintah, adat
berlaki-bini, adat bercakap, dan sebagainya. Adat adalah fenomena keserumpunan yang
mendasari kebudayaan Melayu.

Anda mungkin juga menyukai