Anda di halaman 1dari 5

13 Upacara Tradisional Riau dan Gambar serta

Penjelasannya
1. Batobo

Baboto adalah sebutan untuk aktivitas bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan
sebagainya yang didirikan dalam sebuah kelompok dengan seorang ketua untuk mengatur jadwal
kerja setiap anggota.. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh suku ocu (Bangkinang). Tujuan dari
upacara ini selain untuk membangun kebersaaan, juga untuk meringankan pekerjaan pertanian
seseorang, dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih mudah.

2. Menyemah Laut

Upacara Menyemah Laut berasal dari daerah Riau bertujuan untuk melestarikan laut dan isinya,
supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal
disekitar laut dan mereka yang menjalankan usaha atau mencari penghidupan dari laut.

3. Balimau Kasai

Balimau Kasai merupakan sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di
Provinsi Riau guna menyambut bulan suci Ramadhan untuk mengungkapkan rasa syukur
yangmana tradisi ini dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Balimau Kasai juga
merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan
menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang
biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
4. Merisik

Merisik adalah upacara tradisional Riau dalam hal perkawinan. Tradisi ini merupakan langkah
pertama yang dilakukan dalam proses perkawinan yang bertujuan untuk menyelidiki tentang
keberadaan seorang calon pengantin yang dilakukan oleh pihak laki-laki. Pada pelaksanaannya,
Merisik bisa dilakukan oleh orang tua laki-laki tersebut atau dengan mengirim orang yang
dipercaya sebagai utusan untuk mencari informasi tentang calon istri berkaitan dengan latar
belakang, kemampuannya mengurus rumah tangga, kesuciannya, kepribadiannya, serta
pergaulannya dengan orangtua, tetangga, dan masyarakat.

5. Meminang

Usai diketahui ternyata si gadis belum memiliki ikatan dengan laki-laki lain dan telah disepakati
bahwa pihak laki-laki berkenan untuk menjodohkan anak laki-lakinya dengan si gadis, maka
dilakukan ke tahapan selanjutnya yaitu, meminang. Kemudian pihak laki-laki akan meberitahukan
tentang kedatangan utusannya untuk melakukan peminangan dan pihak wanita menunggu sambil
melakukan beberapa persiapan seperti tepak sirih sebagai pertanda hati ikhlas menanti dan
mengharapkan perundingan berjalan lancar.
Pada tradisi Meminang ini, utusan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seseorang juru
bicara untuk menyampaikan maskud dan tujuan kedatangannya yang dijawab oleh pihak wanita.
Jawaban bisa diberikan langsung saat peminangan tetapi ada kalanya pihak perempuan meminta
waktu beberapa hari untuk menjawabnya dikarenakan mereka ingin bermufakat terlebih dahulu
dengan keluarga.

6. Mengantar Tanda

Tradisi berikutnya yang harus dilalaui usai didapat jawaban diterimanya pinangan tersebut adalah
mengantar tanda yang merupakan suatu ikatan janji diantara kedua calon pengantin. Tanda ini
hakekatnya menjadi wujud dari persetujuan penerimaan pinangan dan sebagai pengikat bagi
kedua belah pihak. Waktu pelaksanaannya berdasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak.
Dalam acara antar tanda ini, hanya pihak laki-laki yang membawa sebuah cincin emas belah rotan
dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya. Setelah prosesi antar tanda selesai dapat
disimpulkan tentang berapa besarnya uang antaran dan hari langsung maka prosesi berikutnya
adalah mengantar belanja.

7. Mengantar Belanja

Prosesi antar belanja pada hakikatnya merupakan kedatangan utusan pihak keluarga calon
pengantin laki-laki untuk menyerahkan uang belanja sebagai lambang gotong-royong dan
kebersamaan untuk membantu pihak perempuan dalam melaksanakan perhelatan perkawinan
kedua anak mereka yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan calon pengantin laki-laki.
Uang ini merupakan uang yang diberikan secara ikhlas oleh pihak laki-laki dan diterima secara
sukarela oleh pihak perempuan yang juga dilengkapi dengan bahan pengiring lainnya berupa
barang-barang keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kesanggupan
pihak lelaki. Jadi tidak dibenarkan pihak laki-laki untuk mengungkit-ungkitnya di kemudian hari.
Pada umumnya, dalam prosesi mengantar belanja, selain memberikan uang

8. Menggantung (Hari Menggantung)

Tradisi ini merupakan suatu pertanda bahwa perhelatan pernikahan akan segera dilangsungkan.
Di tahapan ini, Mak Andam menghias rumah, salah satunya yang dilakukan dengan memasang
gerai pelaminan di rumah pengantin perempuan. Pemasangannya dilakukan dengan cara
menggantungkan hiasan-hiasan pelaminan serta tabir yang berwarna merah, kuning dan hijau.
Karena itu disebut hari Menggantung. Biasanya Mak Andam akan dibantu oleh anak-anak muda
laki-laki dan perempuan serta didampingi perempuan setengah baya yang dilakukan lima atau
tujuh hari menjelang hari pernikahan.
Dimulai dengan memasang pentas pelaminan, kemudian diberi tepung tawar dan dilanjutkan
dengan pemasangan hiasan berupa tabir belang yang digantung pada 4 sisi pelaminan dan
dilengkapi tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir perias yang dipasang pada bagian atas tabir
belang. Warna tabir belang diatur dimulai dari kuning, hijau dan merah.
9. Berinai Curi

Kegiatan Berinai Curi dilaksanakan dimalam hari kepada kedua calon pengantin sekitar 1 atau 2
hari menjelang pernikahan yang dipersiapkan oleh Mak Andam. Bagi masyarakat setempat,
Berinai memiliki bermacam-macam makna seperti: untuk menolak bala, melindungi pengantin
dari segala kejahatan dan membuat paras pengantin makin berseri dan bercahaya. Umumnya,
pemakaian inai di tangan dan di kuku, warna merahnya sebagai pemanis dan penolak bala
sehingga pengantin terhindar dari gangguan makhluk-makhluk halus. Inai ditelapak tangan
sebagai penjaga diri, sedangkan di telapak kaki sebagai tanda tak boleh berjalan jauh. Untuk
pemakaian di sekeliling telapak tangan dan kaki bermakna sebagai pembangkit seri.

10. Berandam

Upacara tradisional Riau Berandam merupakan kegiatan mencukur bulu roma diwajah sekaligus
membersihkan muka, membentuk alis, dan anak rambut dibagian muka dan di belakang tengkuk.
Makna dalam upacara Berandam ini tiada lain adalah untuk pembentukkan keindahan lahiriah
guna perwujudan kecantikan bathiniahnya serta sebagai lambang persiapan diri calon pengantin
perempuan untuk menjadi seorang perempuan yang sempurna lahir batinnya, dan siap menjadi ibu
rumah tangga sejati.

11. Belian
Upacara Belian merupakan upacara pengobatan tradisional yang berlaku di Riau. Tradisi ini
dilakukan untuk memohon kesembuhan atas penyakit yang diderita. Zaman dahulu belum ada
dokter atau alat medis yang canggih seperti saat ini.

12. Badewo
Upacara Bedewo merupakan pengobatan tradisional daerah Riau yang sekaligus dapat
dipergunakan untuk mencari benda-benda yang hilang. Benda yang hilang bisa milik pribadi atau
milik bersama. Yang pasti benda yang akan dicari adalah benda yang memiliki nilai bagi
empunya.
Tidak selalu benda yang dicari melalui upacara Badewo ini bisa langsung ditemukan. Namun
warga setempat tetap meyakini hal ini sebagai cara efektif untuk menemukan barang yang hilang.

13. Menetau Tanah


Upacara Menetau Tanah Riau adalah tradisi membuka lahan untuk pertanian atau mendirikan
bangunan. Upacara ini bertujuan untuk memohon keberkahan dari lahan yang akan digunakan
oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai