Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

PENGETAHUAN
MENU

NAMA KELOMPOK : 1. TRI MUNTIA YUSRI

2. DURIMAYANTI

3. MUHAMMAD ALIM ADITAMA

CULINARY MANAGEMENT 2 B

DOSEN PEMBIMBING : DYAH AYU


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
"pengetahuan menu". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pengetahuan menu yang mana isi makalah
ini merupakan kebiasaan dari acara pernikahan, kematian,hari besar serta kelahiran di tanah
melayu. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batam , 24 maret 2018


i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C.Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. pernikhan adat melayu riau.......................................................................................................1
B. kelahiran adat melayu riau...................................................................................................7
C.kematian adat melayu riau.............................................................................................12
D.hari hari besar adat melayu riau................................................................................................16
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................................................18
B.Saran..................................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis.Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.

Pada hakikatnya setiap orang berbudaya dan memiliki kebudayaannya sendiri. Di Indonesia
sendiri seperti yang kita ketahui memiliki beragam kebudayaan disetiap daerahnya. Setiap orang
yang berbudaya pasti menunjukkan siapa jati dirinya bahwa darimana ia berasal. Jelas bahwa
budaya menunjukkan siapa seseorang sebenarnya dihadapan orang lain, dan setiapnya memiliki
ciri khas masing-masing.

Didalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai salah satu kebudayaan yang
ada di Indonesia tersebut yakni Kebudayaan Melayu, Budaya melayu telah ada dan berkembang
sejak lama hingga kini. Masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang
bersumberkan dari ajaran agama islam. Tradisi islam sangat kental dalam budaya masyarakat
melayu.
Tradisi dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga kini adalah mengenai adab kepada
orang tua, sikap hidup bergotong royong dalam masyarakat dan perilaku kehidupan yang harus
selalu berpegang pada nilai agama.Tradisi masyaakat melayu yang religius menjadi ciri penting
orang melayu.

B. Rumusan Masalah

1. apa kebiasaan yang dilakukan masyarakat melayu dan menu yang disajikan ketika acara
pernikahan
2. apa kebiasaan yang dilakukan masyarakat melayu dan menu yang disajikan ketika acara
kelahiran
3. apa kebiasaan yang dilakukan masyarakat melayu dan menu yang disajikan ketika acara
kematian
4. apa kebiasaan yang dilakukan masyarakat melayu dan menu yang disajikan ketika acara
hari hari besar

C. Tujuan dan Manfaat


1
Tujuan disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan menu.
Juga sebagai apresiasi terhadap tradisi melayu yang unik sehingga tradisi ini tidak akan mati
ditelan waktu.sertra untuk mengetahui kebisaan apa saja yang akan dilakukan msayarakat
melayu ketika acara pernikahan, kematian ,kelahiran dan hari hari besar .dan menu menu
apa saja yang akan disajikan ketika acara tersebut di laksanakan .

BAB II
PEMBAHASAN

A. Adat Istiadat Perkawinan Melayu Riau

1. Merisik
Merisik1) berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”.Ini artinya, sebelum adanya
suatu perkawinan, penyelidikan terhadap seorang gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-
laki untuk menilai dan sekaligus menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu atau
tidak.Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh perempuan yang berumur separuh baya atau
yang telah berumur sekitar empat puluh tahun ke atas.Orang tersebut oleh masyarakat setempat
disebut sebagai tukang perisik.Tugasnya adalah mencermati secara diam-diam wajah atau rupa
dan segala tingkah laku Si gadis.Untuk itu, tukang perisik mesti datang bertamu ke rumahnya.
2. Merasi
Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu
sebenarnya cocok atau tidak.Artinya merasi merupakan kegiatan meramal atau menilik
keserasian antara pasangan yang hendak dijodohkan.Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui
perantara seorang ahli yang sudah terbiasa bertugas mencari jodoh kepada orang yang
hendakmenikah. Pencari jodoh tersebut akan memberikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut
dinilai cocok(sesuai) atau tidak.
3. Meminang
Ketika hari yang ditentukan tiba, maka pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan
peminangan yang biasanya berjumlah 5 orang, yaitu 1 orang ketua (laki-laki) dan 4 orang
anggota (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan). Orang yang dipilih untuk menjadi ketua
rombongan peminangan adalah orang yang bijak dan santun dalam berbicara dan bisa berpantun
atau berseloka. Jika dalam kerabatnya orang seperti itu tidak ada, maka bisa minta tolong kepada
orang lain (di luar kerabatnya) yang biasa melakukannya. Sedangkan, anggotanya yang
berjumlah 4 orang itu biasanya terdiri atas 2 orang kerabat dan 2 orang tetangga.
4. Mengantar tanda
Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan (disetujui), maka tahap
berikutnya adalah mengantar tande.Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari peminangan.
Sebagai persiapan, 2 atau 3 hari sebelumnya, keluarga pihak laki-laki akan mengundang kerabat,
tetangga dan handai taulan terdekat untuk diikutsertakan dalam acara tersebut. Acara mengantar
tande ini biasanya dipimpin oleh orang yang dalam peminangan menjadi ketua rombongan.
2
Orang tersebut dipilih karena dinilai mempunyai persyaratan yang pas, yaitu pintar
berpantun,
mempunyai selera humor yang tinggi, luas pergaulannya, dan tahu persis tentang adat
perkawinan. Dalam hal ini orang tersebut sekaligus sebagai wakil pihak keluarga laki-laki.
5. Mengantar belanja
Mengantar belanja (hantaran keperluan pesta pernikahan) dalam tahap ini pihak laki-
lakikembali datang kerumah keluarga si gadis. Dal antar belanja keperluan pesta pernikahan
biasanya ditentukan atas permintaan keluarga pihak perempuan. Sejumlah uang yang dibentuk
sedemikian rupa dibawa beserta pengiringnya seperti seperangkat pakaian dan benda-benda
yang disenangi sang gadis.
Dalam acara antar belanja seperangkat tanun siak tak pernah ketinggalan untuk diberikan
pad sang gadis. Kain tenun siak yang indah merupakan ciri khas kain tenun masyarakat melayu
riau.Dalam adat melayu riau setiap hantaran biasanya berjumlah ganji. Makna yang terkandung
alam jumlah ganjil dalam setiap hantaran yang diberikan terkait dengan nilai-nilai agama islam
yang lebih menyukai angka ganjil seperti jumlah 99 asma’ul husna.
7. Menggantung-gantung
Sebelum majelis pernikahan diperbuat, maka dilaksanakan terlebih dahulu
kepadapekerjaan menggantung-gantung. Pekerjaan menggantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5
hari sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang dilakukan dirumah calon pengantin perempuan ini
adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan menghias rumah dengan
menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari kain,
mengganti dan memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang
lengkap untuk pengantin baru, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menghadapi majelis
pernikahan tersebut, termasuklah membuat dapur dan bangsal, membuat “peterakne” atau “peti
ratna/peti rakna” yaitu tempat pengantin duduk bersanding, dan membuat pelaminan tempat tidur
pengantin.

8. Berandam
Upacara ini lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya
untuk menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya
menjadi putih dan suci. Berandam pada hakikatnya adalah melakukan pencukuran bulu roma
pada wajah dan tengkuk calon pengantin wanita sekaligus juga membersihkan
mukanya. Berandam adalah memotong atau mencukur rambut, baik calon pengantin laki-laki
maun perempuan.Untuk calon pengantin laki-laki biasanya yang dicukur adalah rambut yang
tumbuh di kepalanya saja. Sedangkan, untuk calon pengantin perempuan meliputi rambut yang
tumbuh tipis di tengkuk, pelipis dan dahi. Pencukuran ini, khususnya untuk calon pengantin
perempuan, biasanya dilakukan sehari sebelum akad nikah.
9. Berinai
Tujuan upacara ini dimaksudkan untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin
dari marabahaya, termasuk bahaya yang kasat mata, menaikkan aura dan cahaya pengantin
3
wanita dan memunculkan wibawa pengantin pria. Berinai berarti mengolesi kuku jari
tangan dan
kaki dengan inai.Acara ini dilakukan pada hari berikutnya (setelah acara bertepuk tepung
tawar).Dalam hal ini kuku jari tangan dan kaki kedua mempelai diinai.Makna simbolik yang
terkandung dalam penginaian ini adalah hidup baru.Artinya, dengan berinai, sepasang muda-
mudi telah melangkahkan kakinya (memasuki) kehidupan berumah
tangga.Pelaksanaan inai untuk pengantin laki-laki diawali dengan berbaringnya pengantin di atas
tikar yang terbuat dari pandan.Kemudian, kedua telapak tangan dan kaki beserta ujung kuku jari-
jarinya diolesi denganinai.
10. Berkhatam Qur’an
Acara ini sudah selazimnya dilakukan oleh pasangan calon pengantin yang akan menikah.
Para orangtua biasanya akan mengizinkan anaknya untuk menikah bila putra atau putrinya dinilai
sudah pandaimengaji. Acara qatam Al-Quran ini akan dilakukan kedua pengantin di depan
pelaminan yang diikutioleh sejumlah ibu-ibu pengajian berserta guru ngajinya.Setelah selesai
melakukan qatam, kedua calon pengantin akan beranjak menuju rumah sang guru ngajiuntuk
mengantar tabak yaitu pulut kuning yang sudah ditata rapi di atas sebuah wadah terbuat darikayu
berukir yang telah dihiasi dengan ulur-ulur, bunga telor dan telor merah.
11. Aqad nikah
Akad nikah adalah salah satu rangkaian dari proses perkawinan yang paling utama; sebab dengan
dilaksanakannya akad nikah sepasang muda-mudi telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya
biasanya di depan pelaminan..Di situlah sepasang calon pengantin duduk berhadapan dengan
seorang Kahdi dan dua orang saksi di atasbunta.Tidak jauh dari tempat itu biasanya ada dua
batang lilin yang diletakkan pada sebuah wadah yang terbuat dari tembaga. Sebelum akad nikah
berlangsung, Kahdimeminta calon pengantin laki-laki untuk mengucapkan kalimat istighfar 3
kali, syahadat 3 kali, dan salawat kepada Nabi Muhammad Saw. Selain itu, Kahdi mengajarkan
lafadz ijab kabul agar dalam akad nikah yang sebentar lagi akan dilakukan dapat berjalan
dengan lancar. Akad nikahnya itu sendiri dipimpin oleh Kahdi yang disaksikan oleh dua orang
saksi yang berperan tidak hanya semata-mata sebagai saksi suatu pernikahan, tetapi juga
sekaligus sebagai pengesah suatu pernikahan. Dengan perkataan lain, jika pengucapan ijab kabul
yang dilakukan oleh pengantin laki-laki itu benar, maka kedua orang saksi itulah yang
mengesahkannya (maksudnya pengucapannya tidak perlu diulang).
12. Tepuk tepung tawar
Acara selanjutnya, setelah akad nikah, adalah bertepuk tepung tawar. Untuk melaksanakan acara
ini diperlukan perlengkapan, seperti: daun gandarusa, rumputsambau, daun puding emas,
akar ribu-ribu, dan bahan-bahan yang pada gilirannya akan dijadikan sebagai penyapu atau
pencecah, seperti: beras kunyit, beras basuh, bertih, air bedak berlimau, inai
cecah dan inai untuk tari. Pada dasarnya tujuan pelaksanaanbertepuk tepung tawar ini adalah
untuk menghilangkan sial- majal atau perasaan duka bagi yang ditepuk- tepung-tawari, sehinga
hidupnya akan selamat dan sejahtera.
13. Bersuap-suap
4
Setelah kedua pengantin duduk bersanding,sampailah kepada “upacara bersuap – suap”. Acara
ini adalah kedua pengantin menyuapi secara bergantian/ sebelum upacara dilakukan, sirih \lelat
yang di pegang pengantin laki-laki diambil. Setelah itu mak Andam mengambil pulut kuning dan
dikepal-kepalnya,dibentuk menjadi bulat.Jumlahnya sebanyak dua buah.Makanan ini bersama
bahan pelengkap memakannya yaitu telur.Makanan ini disuguhkan mak Andam kepada
pengantin lelaki untuk di suapkan kepada pengantin perempuan, begitupun sebaliknya.
15. Makan berhadap
Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan makan berhadap.Artinya
setelah kedua pengantin makan bersuap, kemudian mereka makan berhadap.Saat kedua
pengantin makan berhadap, maka undanganpun disuguhi degan makan dan minum.Untuk
jemputan orang perempuan biasanya makan didalam sedangkan kaum laki-laki diluar
rumah atau dihalaman rumah yaitu di bangsal yang telah disediakan.Tempat makanan
yang disiapkan di bangsal, yaitu meja yang dibuat dari 3 keping papan, sedangkan tempat
duduknya dari sekeping papan.Meja dan tempat duduk dipasang berjejer panjang
memenuhi bagian bawah bangsal. Jemputan makan berhidang,maksudnya segala
hidangan yang dipersiapkan dihidang untuk 3-5 orang.

16. Menyembah
Upacara ini berlangsung sebelum pengantin dibawa masuk kebilik oleh mak andam atau
sebelum magrib atau biasa dilakukan sebelum sholat isya.Seusai acara siang, kedua pengantin
makan malam bersama keluarga pihak pengantin perempuan.Kemudian pengantin
disandingkan dan kemudian menyembah terhadap kedua orang tua pengantin perempuan
termasuk kerabatnya. Urutannya di atur oleh mak andam dimulai dari kakek, nenek, ayah,
emak, abang, kakak, adik, pak long, mak long, pak cik, mak cik, dan seterusnya yang masih
kerabat dekat. Sering kali dalam acara menyembah ini, pengantin perempuan bertangis-
tangisan dengan emak atau kerabat perempuan yang lain.

Makanan yang di Hidangkan


1. ASAM PEDAS IKAN BAUNG

5
Olahan berbahan dasar ikan yang tak kalah populer dengan makanan khas Pekanbaru
sebelumnya adalah asam pedas ikan baung. Dari namanya, jelas terdapat perbedaan antara gulai
ikan patin dan asam pedas ikan baung. Untuk kamu yang belum tahu, asam pedas ikan baung
sendiri adalah makanan yang lahir berdasarkan pengaruh yang dibawa oleh orang Melayu di
Sumatera. Menu berbahan dasar laut ini bisa menjadi alternatif kamu yang mungkin sudah
pernah mencoba gulai ikan patin.

Untuk membuat asam pedas, penduduk Riau membuat bumbunya dengan memakai beragam
rempah tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, dan serai.
Sementara cita rasa asam dihasilkan dari penggunaan asam kandis atau air asam Jawa sebagai
rendaman bumbu-bumbu dan ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan baung yang bentuknya
mirip dengan lele karena ikan ini masih berkerabat dengan lele.

Ikan baung sendiri mempunyai tekstur daging yang lembut padat tanpa duri halus dengan warna
putih terang. Apabila dibandingkan dengan ikan patin, ikan baung memiliki tingkat ketebalan
yang lebih tinggi daripada ikan patin. Selain enak dibuat asam pedas, ikan baung juga cocok
apabila dijadikan gulai. Di Pekanbaru, kamu bisa menemukan rumah makan
yangmenghidangkan menu ini. Salah satunya terletak di Jl. Jenderal Sudirman dengan nama
warung makan Pondok Asam Pedas Baung.

2. GULAI IKAN PATIN

Ada satu makanan khas Pekanbaru yang sangat fenomenal dan spesial. Makanan tersebut adalah
gulai ikan patin. Di provinsi Riau, khususnya Pekanbaru, gulai ikan patin menjadi makanan yang
tak pernah kehabisan penggemar. Pasalnya, kuliner berbahan dasar ikan ini mempunyai cita rasa
yang sungguh nikmat dan bisa menggoyang lidah siapa pun yang mencobanya. Menu gulai ikan
patin bisa ditemukan dengan mudah di restoran-restoran besar atau warung-warung makan yang
tersebar di dalam area kota Pekanbaru.

Gulai ikan patin merupakan makanan yang berasal dari Pekanbaru mempunyai kuah berwarna
kuning pekat sebagai rendaman potongan-potongan besar ikan patin. Warga Pekanbaru biasanya
tak hanya menyantap gulai ikan patin sendirian. Ada menu pendamping yang biasa disajikan saat
menikmati gulai ikan patin, yakni nasi hangat, lauk pelengkap, dan beberapa jenis sayuran
seperti pucuk daun ubi rebus. Cita rasa gulai ikan patin akan semakin nikmat apabila saat
pembuatannya ditambahkan dengan bunga kecombrang yang berfungsi sebagai penyedap rasa.

3. ROTI JALA

6
Sama seperti mie sagu, roti jala juga termasuk makanan khas Pekanbaru yang dipengaruhi oleh
suku Melayu di provinsi Riau. Roti jala menjadi hidangan yang umumnya hadir pada pesta-pesta
besar seperti pernikahan. Makanan ini terbuat dari bahan dasar tepung terigu yang setelah
matang akan disajikan bersama tumpahan saus durian untuk mereka yang menyukai makanan
manis.
Selain dihidangkan bersama saus, roti jala juga biasa dimakan bersama kari daging ayam,
kambing, atau sapi. Untuk kamu yang belum tahu mengenai makanan ini, roti jala mempunyai
bentuk segitiga yang dihasilkan dari cetakan. Sementara untuk warnanya ada yang putih original
dan ada juga yang berkreasi dengan memberi pewarna makanan semisal pandan sehingga roti
jala akan berwarna hijau.

4. ASIDAH
Beralih ke makanan khas Pekanbaru berikutnya ada asidah. Menurut sejarah, makanan yang bisa
ditemukan di kawasan Riau ini terinspirasi dari kudapan khas Arab yang kemudian disesuaikan
dengan selera lidah orang Melayu. Lagi-lagi, asidah merupakan makanan khas Riau yang berasal
dari orang Melayu. Saat ini, asidah sudah mulai sulit ditemui dan langka karena minimnya
pengenalan dari generasi tua kepada generasi muda.

Untuk kamu yang ingin tahu, asidah mempunyai tekstur yang lembut dengan cita rasa kue manis
gurih akibat perpaduan pandan, cengkeh, dan kayu manis sebagai bahan perasa alaminya. Bentuk
dari kue asidah juga cantik-cantik seperti namanya, ada yang berbentuk bulat, daun jambu, dan
paling banyak berbentuk bunga mawar. Penyajian asidah biasanya bersama taburan bawang
goreng agar rasa dan aromanya lebih istimewa.

b. Adat Istiadat kelahiran Melayu Riau

A.Sejarah Cukur Rambut


Adat mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya bukanlah hanya sekedar
tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu
dibalik tradisi mencukur rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif terutama bagi
kesehatan bayi.
Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena
hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau
tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus
memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil
namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.
7
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena
itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi
nama kepada si bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada
ketentuan memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang
melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah
tahun.Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk
membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut
yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.

B. Tata Cara Mencukur Rambut

Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu dilahirkan.Untuk melakukan
acara ini dilakukan beberapa tahap dan kelengkapan.Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini :
Rumah hendaklah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah.
Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas
tilam kecil.
Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air tepung tawar,
beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah dan putih.Sebiji nyiur mumbang (kelapa
muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan
berkelok-kelok siku keluang dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur.Air
nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di
dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan dikelilingkan
kepada tamu laki-laki.Tiap-tiap mereka setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar
sedikit beras kunyit dan bertih kepada si bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari
rambut (ujung) si bayi dengan gunting yang memang telah disediakan.Rambut yang
digunting itu dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi
diberikan nama.
8
Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah sebilangan
yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai dijalankan oleh pihak
lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat orang-orang perempuan dan melakukan
sebagaimana yang dilakukan sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu,
jemputan/undangan lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur itu di
tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur sebagai peringatan atas masa anak-
anak itu dilahirkan.

C. Makna Perlengkapan dalam Cukur Rambut

Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras
kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga
rampai, nyiur, dan tanah.

Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya masing-masing.


1. Tepung tawar : ditepuk pada bayi sebelum rambutnya dicukur.
Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, kesabarn, menjaga
marwah, serta mendapatkan kekuasaan.
Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati lahir dan batin.
Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air, melambangkan penyejuk
hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat memberikan kesabaran dan kesucian hati.
Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda rusa, daun sedingin, daun
setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan daun ribu-ribu sebagai pelambang
ikatan kekeluargaan dan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.

2. Bunga Rampai 9
Bunga rampai merupakan bunga mawar dan bunga lain-lainnya yang dipotong kecil-
kecil.Juga daun pandan yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur.Baunya ini sangat
harum.

3. Kelapa yang di ukir : Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit,
dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok dan dijadikan tutupnya
dari potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air
sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat.Setelaj rambut bayi dicukur, maka
rambut itu dimasuukan kedalam kelapa tersebut.

4. Tanah yang diisi dalam sebuah mangkok kemudian di cocokkan sebatang anak pohon
pinang. Kaki bayi tersebut dijejakkan ke pasir itu. Sebagau tanda bahwa ia telah dilahirkan di
dunia dan menginjak bumi.

Makna Bertepuk Tepung Tawar :


1. Menepuk dahi/ubun-ubun maksudnya mendoakan semoga berpikiran sehat, cerdas, dan
dapat menggunakan akal sehat dalam menempuh kehidupan.
2. Menepuk bahu kanan dan kiri maksudnya mendoakan semoga kuat memikul baban.
3. Menepuk telapak tangan maksudnya memohon doa semoga cekatan , terampil dalam
melaksanakan pekerjaan.

Uniknya dalam acara cukur rambut disiapkan sejumlah parsel dan telur rebus yang diberi
pewarna dan dihiasi semenarik mungkin.Diberi kepada orang-orang tua yang telah mencukur
rambut anak tersebut.Sebagai tanda terima kasih.

D. Berzanji
Acara cukur rambut dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran.Tak jarang sebuah
keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapi acara
itu.
10
Bunyi tabuhan gendang disertai puji-pujian terus berkumandang sambil mencicipi hidangan
dari tuan rumah. Riuh-rendah suaranya, tapi senandung puji itu mampu membangkitkan
semangat, mampu memotivasi seluruh yang hadir untuk tetap duduk sampai acara berakhir.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang
Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-
alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
Barzanji atau sarakal adalah salah satu adat melayu yang dibawakan dalam acara cukur
rambut atupun pernikahan.Orang-orang yang membawakan biasanya bukanlah orang-orang
muda tetapi orang-orang tua.
Didalam sarakal ini terkandung makna salawat nabi dan puji-pujian terhadap nabi
Muhammad SAW. Diharapkan pembasa sarakal akan mendapat keberkahannya.

E. Aqiqah
Biasanya, saat cukur rambut dilakukan juga diadakan aqiqah.Dari segi syarak, akikah
membawa pengertian menyembelih ternak pada hari ketujuh setelah anak dilahirkan. Orang
islam yang mampu disunatkan untuk menyembelih hewan ternak seperti kambing sebagai
tanda anak yang baru lahir. Seorang anak disunatkan berakikah sekali seumur hidup.
Ada syarat-syarat tertentu dalam memilih hewan untuk akikah dan juga berbeda menurut
jenis kelamin bayi.Untuk bayi laki-laki ialah dua ekor kambing.Untuk bayi perempuan ialah
seekor kambing.
Hikmah dari dilakukannya akikah ini adalah sebagai awal kebajikan dan kebaikan bagi bayi
tersebut.
Makanan yang disajikan
1. Pacri nanas

Makanan ini bila anda coba sangat menggugah selera loh, dengan citarasa yang unik apalagi
bila dihadirkan dengan citarasa pedas yang pas, lengkap sudah rasa yang ada pada makanan
enak ini.
Pacri Nanas atau masyarakat setempat menyebut dengan Pecili Nanas, Pajeri Nanas, Pacri
Nenas dan Pajri Nanas ini merupakan masakan sedap yang menjadi ciri khas Melayu.
Selain memiliki rasa yang enak dan segar, pacri nanas juga dapat menjadi penawar makanan
yang berlemak. Oleh karena itu kebanyakan bila ada sajian gulai kambing dan sebagainya
yang sangat banyak lemaknya, maka wajib ada olahan makanan yang satu ini, karena bisa
menetralkan makanan yang berlemak tadi.
11
2. Bolu Kemojo

Makanan ringan khas Riau yang satu ini dipelopori oleh Ibu Dinawati sejak tahun 1998. Kue
khas Pekanbaru, Riau ini diberi nama kemojo karena berbentuk mirip dengan bunga Kamboja.
Bahan dasar bolu kemojo ini adalah tepung terigu, telur, gula pasir, dan juga mentega, ditambah
dengan santan dan labu kuning. Bolu kemojo ini berwarna hijau dengan tambahan taburan wijen
di bagian atasnya.

c. Adat Istiadat kematian Melayu Riau


kematian berarti terjadinya perpindahan roh manusia dari jasadnya ke alam barzakh. Oleh karena
agama penduduk daerah ini kebanyakan beragama Islam, maka proses atau upacara kematiannya
disesuaikan dengan ajaran agama tersebut dengan rangkaian upacaranya sebagai berikut.
1. Merahap mayat
Bagi orang Melayu, apabila seseorang meninggal dunia, jenazahnya harus cepat-cepat dirahap,
yaitu tubuh jenazah tersebut harus dibetulkan posisinya. Posisi jenazah yang baik adalah kaki
lurus, kedua tangan diletakkan tertelungkup di atas dada. Mata dan mulut tertutup dan
menghadap kiblat.
Upacara ini bertujuan untuk membetulkan keadaan jenazah agar tidak menakutkan bagi orang-
orang yang datang berziarah. Selain itu jenazah yang sudah dirahap dijaga dengan baik oleh
keluarga si mati, biasanya dengan membaca ayat-ayat suci al-Quran bagi yang mau. Upacara ini
dilaksanakan di rumah si mati, yang diselenggarakan oleh orang-orang yang memang sudah
biasa mengurus jenazah. Pelaksanaannya dilakukan setelah seseorang benar-benar telah
menghembuskan nafas terakhir.
Alat-alat yang disediakan untuk upacara ini antara lain: (1) minyak kelapa, (2) secarik kain putih
(3) sepotong besi dan pedupaan, dan (4) sehelai kain panjang untuk menutup jenazah.
Sesuai dengan ajaran Islam, semua orang Melayu berkeinginan agar jenazah secepatnya
dikembumikan. Semakin cepat dikebumikan semakin baik. 12
Pantangan-pantangan yang harus dihindari antara lain adalah: (1) Apabila jenazah sudah dirahap,
tidak boleh sama sekali dilangkah kucing, sebab jika terjadi hal yang demikian, jenazah dapat
bangun tetapi dalam keadaan yang sangat mengerikan, (2) Merahap jenazah tidak boleh
dilakukan dengan kasar, tetapi harus dengan lembut da keikhlasan di dalam hati.
2. Memandikan jenazah
Setelah semua keluarga ahli waris serta sanak saudara mengetahui dan menghadiri kematian
salah seorang warganya yang pada saat itu sudah dirahap, maka segera pula disiapkan untuk
dimandikan jenazah tersebut. Memandikan jenazah dimaksudkan untuk membersihkan sekaligus
mensucikan karena akan menghadap Yang Maha Suci.
Memandikan jenazah dilaksanakan setelah persiapan-persiapan selesai dikerjakan. Misalnya
membuat keranda (usungan), menggali kubur, dan tidak ada lagi ahli waris yang ditunggu.
Penyelenggaraan ini dilaksanakan di rumah si mati, yang ditata sedemikian rupa sehingga
terlindung dari penglihatan orang banyak. Penyelenggara secara teknis, dilakukan oleh orang-
orang yang memang sudah mempelajari tata pelaksanaan memandikan jenazah secara Islam.
Selain itu, keluarga-keluarga atau teman-teman dekat yang ikhlas membantu juga dilibatkan,
terutama untuk memangku jenazah. Jika semua berhalangan, maka terpaksa diganti tempat
pemangkuan jenazah tersebut dengan batang pisang.
Pelatan-peralatan yang dipakai untuk melaksanakan upacara memandikan jenazah adalah: (1) air
bersih secukupnya, (2) sepotong sabun mandi, (3) kapur barus yang sudah dihaluskan, (4)
gaharu, cendana dan daun bedara, (5) sampul tangan yang terbuat dari kain putih, dan (6) sehelai
kain basahan.
Ada beberapa pantangan dalam memandikan jenazah bagi pelaksana teknisnya, yaitu (1) orang
yang memangku dilarang menangis, (2) orang yang memandikan (disebut juga : meriba) tidak
boleh merasa jijik, ia harus ikhlas, dan (3) menggosok badan jenazah tidak boleh dengan kasar,
tetapi harus dengan lemah lembut.
3. Mengafani dan menyembahyangkan jenazah
Setelah jenazah dimandikan dan diwudhu’kan, lalu jenazah dikafankan, kemudian dishalatkan.
Upacara mengafankan bertujuan untuk memberikan pakaian yang bersih kepada jenazah, agar
dapat menghadap Tuhan Yang Mahakuasa dengan penuh kesucian. Mengafankan jenazah
dilakukan setelah jenazah dimandikan, dilaksanakan di rumah si mati. Pelaksana teknis
mengafankan jenazah biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ditunjuk untuk memandikan
jenazah tersebut yang sudah paham dengan tata cara Islam.
Beberapa peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengafani jenazah adalah (1) kain kafan
berwarna putih; panjang kurang lebih 14 m untuk laki-laki dewasa dan 15 m untuk perempuan
dewasa; untuk anak-anak sesuai dengan kebutuhan (2) wangi-wangian yang tidak mengandung
alkohol.
Cara mengafani jenazah adalah sebagai berikut:
1. Pada bagian dubur, kemaluan, kaki, perut, dada, ketiak, telinga dan kepala ditutupi
dengan lempengan kapas. Kemudian kain kafan di bagian ujung kaki dilipat dan diikat.

13
Kapas yang diletakkan di bagian kepala dibentuk seperti peci. Kemudian disimpulkan ke
bagian kepala dan diikat seperti ikatan sorban. Bagian telinga, hidung, pipi, dahi,
diigosokkan dengan minyak atta yang harum baunya. Bila terdapat sisa dari minyak atta
tersebut, maka direnjiskan pada kain kapan. Setelah itu, jenazah ditutup dengan kain kapan
sehingga menutup seluruh tubuhnya. Sebelum diikat, seluruh keluarga, ahli waris diberi
kesempatan untuk melihat wajah jenazah untu terakhir kali dan ketika itu diperbolehkan
untuk mencium jenazah sebagai tanda kasih sayang dan ucapan selamat jalan kepada orang
yang telah meninggalkan keluarga itu.
2. Setelah dikafani, jenazah tersebut diangkat secara perlahan, lalu diletakkan melintang ke
arah kiblat. Maka dilanjutkan pula dengan upacara menyembahyangkan jenazah.
3. Untuk menyelenggarakan upacara sembahyang, diminta kesediaan beberapa orang yang
ikhlas bersedekah untuk melakukan upacara tersebut yang dipimpin oleh seorang imam.
Bagi orang Islam, jumlah orang yang sebaik-baiknya yang diharapkan dalam upacara
menyembahyangkan tersebut minimal 44 orang. Jika jumlah ini tercapai, diyakini jenazah
tersebut akan diringankan dari siksaan kubur. Tempat melakukan sembahyang jenazah itu
di tengah eumah yang telah dibersihkan. Jika ada masjid terdekat atau surau, sebaiknya
jenazah disembahyangkan di sana. Maka, berakhirlah acara menyembahyangkan jenazah,
selanjutnya jenazah tersebut dibawa ke tempat pemakaman untuk dikuburkan.

4. Penguburan
Upacara ini dikenal dengan upacara penguburan. Ada juga yang menyebutnya dengan
pemakaman. Bagi orang Melayu lautan yang beragama Islam, siapa saja yang meninggal harus
dikuburkan, karena menurut Islam menusia berasal dari tanah, oleh karena itu harus kembali ke
asalnya, yaitu tanah.
Upacara penguburan ini dipimpin oleh seorang imam yang mempunyai pengetahuan
menguburkan jenazah bedasarkan hukum Islam.
Perlengkapan yang diperlukan adalah secerek (1 teko) air dan sebuah piring.
Bagi orang Melayu kampung Cate, yang dimaksud dengan kuburan ialah sebuah lubang
berbentuk persegi panjang yang dalamnya lebih kurang 2 meter. Panjang dan lebar lubang
tergantung seberapa besar jenazah. Biasanya sebelum lubang kubur digali, terlebih dahulu
tukang gali kubur mengukur panjang tubuh jenazah. Pengukuran itu perlu dilakukan agar lubang
yang digali tidak terlalu kecil atau sebaliknya.
Setelah jenazah disembahyangkan, lubang kubur sudah digali, dengan perlahan jenazah diangkat,
lalu diletakkan di atas usungan yang telah dialas dengan sehelai tikar. Usungan ditutupi dengan
kain yang bertuliskan ayat-ayat suci, seperti kalimah syahadat. Setelah itu, usungan jenazah
dengan perlahan di bawa turun ke halaman rumah, lalu dilanjutkan ke tempat penguburan.
Ketika usungan jenazah mulai bergerak meninggalkan rumah, salah satu dari ahlul
bait mengambil sebuah piring, lalu melemparkan piring itu ke atas tangga hingga pecah. Tujuan
dari pemecahan piring tersebut agar segala kemalangan yang terjadi di rumah itu ikut serta
bersama-sama orang yang meninggalkan rumah menuju kuburan.
Setelah jenazah sampai di kubur, usungan diturunkan perlahan-lahan kemudian diletakkan di tepi
lubang kubur. Kain penutup diambil dan diletakkan ke tanah. Tiga atau empat orang turun ke
14
dalam lubang kubur. Setelah orang-orang berada di dalam lubang kubur siap, maka beberapa
orang dengan hati-hati dan penuh khidmat mengangkat jenazah tersebut dengan cara : kedua
belah tangan berada di bawah badan jenazah; mengangkat jenazah dilakukan secara serempak.
Setetah mereka menuju lubang kubur, lalu jenazah tersebut diserahkan kepada orang yang berdiri
berjejer di pinggir lubang. Orang-orang yang berada di dalam lubang itu harus juga menerima
jenazah dengan kedua belah tangan berada di bawah badan jenazah. Setelah jenazah terletak
dengan baik di atas lengan keempat orang tersebut, secara perlahan mereka meletakkan jenazah
ke dasar kubur. Kemudian ditutup dengan peti mati yang disebut long. Sebelum ditutup, letak
jenazah dimiringkan ke arah kiblat. Kemudian dibuka semua tali pengikat jenazah yang dikenal
dengan ikat lima.
Setelah selesai melakukan pekerjaan tersebut, barulah jenazah ditutupi dengan long. Sebelum
ditimbuni dengan tanah, ke-4 orang yang berada di dalam kubur itu naik ke atas. Kemudian
tanah lubang tersebut ditimbun dengan tanah secara perlahan sehingga tidak menimbulkan bunyi.
Menurut keyakinan orang Melayu Cate, apabila menimbun tanah kubur dengan kasar sehingga
menimbulkan bunyi, maka jenazah yang ada di dalam lubang kubur itu akan merasakan sakit
yang dapat didengar oleh hewan-hewan seperti ayam, itik dan lain sebagainya. Setelah lubang
ditimbun menjadi rata dengan tanah, ditancapkan sepasang nisan sebagai tanda kuburan
seseorang.
Kemudian imam mengambil cerek air dan menyiramkan air ke nisan, dimulai dari bagian kepala
sampai nisan bagian ujung kaki. Penyiraman ini dilakukan berulang kali seperti semula. Ketika
menyiramkan air tersebut, imam membaca beberapa doa yang tidak dapat didengar dengan jelas
oleh orang ramai. Setelah itu dikembangkan sehelai tikar beralas kain di tepi kubur tersebut.
Tikar tersebut digunakan sebagai tempat duduk bagi orang-orang yang membacakan talqin untuk
si mati. Ketika pembacaan talqin dimulai, semua yang hadir duduk sambil memusatkan perhatian
kepada imam.
Talqin berarti mengajar. Jadi, tujuan pembacaan talqin itu adalah mengajar jenazah agar bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Mungkar dan Nangkir ketika kubur ditinggal
minimal 7 langkah dari kuburan si mati. Ketika jenazah itu ditinggalkan, maka dia bangun dan
melihat serta menyadari dirinya bahwa ia telah mati. Lalu jenazah didatangi oleh malaikat
tersebut dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pembacaan talqin ini
merupakan wadah pendidikan terakhir bagi manusia, sesuai dengan ajaran Islam bahwa manusia
itu dididik sejak ia berada dalam kandungan hingga ke liang lahat. Akhir dari pembacaan talqin
ditutup dengan doa, sebagai akhir dari upacara penguburan.
Sudah menjadi kebiasaan pula bagi Orang Cate, bahwa orang-orang yang mengantar jenazah
dijemput makan di rumah yang meninggal. Ajakan tersebut sebagai tanda terima kasih kepada
semua yang hadir yang telah membantu pelaksanaan penguburan seluruh upacara kematian
tersebut.
5. Tahlil
Tahlil adalah sejenis kenduri dengan membacakan doa-doa bagi orang yang baru meninggal.
Maksud dan tujuan dari upacara tahlil itu adalah memohon kepada Allah agar dapat meringankan
siksaan terhadap hambanya yang baru saja meninggal khususnya, semua umat Islam umumnya.
15
Upacara ini dilaksanakan pada malam setelah selesai pemakaman jenazah. kemudian dilanjutkan
dengan tahlil pada malam-malam berikutnya dengan beberapa istilah, seperti menujuh hari,
mendua puluh hari, mengempat puluh hari dan seterusnya.

Makanan yang disajikan saat selesai mendoa, yaitu :

 Nasi putih
 Lauk pauk : masak daging putih, ayam sambal merah
 Sayuran : acar kuning, pacri terong
 Lalapan
 Kue : bolu kembojo, agar-agar

d. Adat Istiadat hari hari besar Melayu Riau

1. UPACARA ADAT BALIMAU

Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di
Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari
menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur
dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan
diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh
masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis,
dan jeruk kapas.

2. UPACARA ADAT BATOBO

16
batobo diladang
Batobo adalah Sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan
sebagainya. yang biasa diilakukan oleh suku ocu (Bangkinang).batobo dilakukan untuk
meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih
mudah. Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai seorang ketua untuk
mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan kelompok batobo melakukan kegiatan secara
bergiliran untuk setiap anggota kelompok batobo.
Uniknya untuk menyemangati dalam bekerja, kelompok Batobo sering mengadakan acara
Mangonji

Tidak hanya itu, Batobo juga sering di iringi dengan rarak godang. Rarak godang ini adalah
semacam permainan alat musik tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dll. yang
melantunkan instrumen-instrumen lagu-lagu daerah yang sudah sejak lama di kenal di
masyarakat.

17
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sejauh mana pengetahuan seseorang
terhadap kebudayaannya sendiri dipengaruhi oleh berberapa hal dan salah satunya adalah dirinya
sendiri. Besar atau kecilnya nya rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaannya itulah yang
nantinya mencerminkan bahwa sejauh mana seseorang mengenali budayanya sendiri. Jika
semakin kecil rasa kecintaannya maka jelaslah seseorang tersebut belum terlalu dekat dengan
budaya sukunya sendiri, begitu juga sebaliknya.
Mengenali budaya sendiri khususnya melayu merupakan sebuah keharusan baginya yang
mengaku melayu. Sedikit banyaknya pengetahuan kita mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan budaya melayu menjadikan kita secara tidak langsung mempelajari budaya itu sendiri.
Seperti yang dikatakan para pakar bahwa seseorang yang mengaku melayu jikalau ia: 1.
Berbahasa melayu, 2. Beradat-istiadat Melayu dan 3. Beragama Islam. Maka dari itu, ketiga hal
inilah menjadi patokan ataupun barometer sejauh mana kita sudah menjadi bagian dari budaya
itu sendiri khususnya budaya melayu.

B. SARAN

Penulis merekomendasikan pada semua lapisan masyarakat agar lebih memahaminilai-


nilai yang terkandung didalam setiap kebudayaan masing-masing (disini:budaya melayu riau).
Semua orang pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda untuk mendeskripsikan bentuk
kebudayaannya. Dan setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mempertahankan dan
memajukan kebudayaannya sendiri. Sebagai seorang melayu hendaknya lebih mengedepankan
kembali apa-apa saja yang berkaitan dengan kebudayaan melayu, termasuk menanamkan diri
sendiri rasa bangga dan cinta kepada budaya melayu itu sendiri.

18

Anda mungkin juga menyukai