Anda di halaman 1dari 14

TRADISI TEPUK TEPUNG TAWAR

Dosen Pengampu:

Miftah Ulya M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 8

Rahlia endawarti (11930120494)

Indriana (11930121190)

PRODI ILMU HADITS VI/B


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
TA. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan


rahmat, karunia, dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
“Tradisi Tepuk Tepung Tawar” ini. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah bersusah payah mengajak umatnya dan
menjadi tauladan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan juga penyusun berterima
kasih pada Bapak Miftah Ulya M.Pd selaku dosen mata kuliah Hadits Tamaddun
Melayu yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 23 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tradisi Tepuk Tepung Tawar..............................................2


B. Hadis Yang Berkaitan Dengan Tepuk Tepung Tawar..........................4
C. Metode Pembelajaran Hadis Tepuk Tepung Tawar...............................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................10

DAFTAR KEPUSTAKAAN.................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, atau yang sering kita sebut
kebudayaan . keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan
suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain
merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lamabang dari kepribadian
suatu bangsa atau daerah, maka menjaga, memelihara, dan melestarikan budaya
merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan
merupakan kekayaaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
seperti Tradisi Tepuk Tepung Tawar oleh masyarakat melayu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tradisi tepuk tepung tawar?
2. Bagaimana pelaksanaan tradisi tepuk tepung tawar?
3. Apa dalil dibolehkannya tradisi tepuk tepung tawar?
4. Bagaimana metode pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan hadits tentang tepuk
tepung tawar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi tepuk tepung tawar
2. Untuk mengetahui bagaimana cara tradisi tepuk tepung tawar
3. Untuk mengetahui dalil tentang tradisi tepuk tepung tawar
4. Untuk mengetahui metode pembelajaran hadits yang tepat mengenai tadisi tepuk
tepung tawar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tradisi Tepuk Tepung Tawar

Tepuk tepung tawar tidak asing bagi masyarakat Melayu Riau. Dapat dikatakan
mayoritas hampir seluruh kegiatan dalam upacara perkawinandan banyak ritual secara
massal sampai kepada nuansa yang berlabelkan agama secara adat di daerah Melayu Riau
mempergunakan tepuk tepung tawar1. Tepung tawar ini yang pada zaman dahulu seperti
menjadi sebuah keharusan bagi masyarakat yang melaksanakan sebuah upacara-upacara,
baik upacara didalam kehidupan rumah tangga maupun upacara bagi masyarakat pada
umumnya2, dengan membaca do’a-do’a tertentu. Tepung tawar bagi masyarakat Melayu
Riau pada umumnya dikenal ada empat jenis yaitu: Tepung Tawar Badan, Tepung Tawar
Mayit, Tepung Tawar Peralatan dan Tepung Tawar Rumah.

1) Tepung Tawar Badan


Tradisi tepung tawar badan diperuntukkan bagi anak kecil yang melaksanakan
gunting rambut atau naik ayun, yang akan berangkat naik haji, anak yang akan
dikhitan bagi anak laki-laki dan khususnya acara pernikahan. Komposisinya
terdiri dari: tepung beras, beras basuh, beras kuning (beras kunyit), bertih, daun
inai, daun parenjis, dan bunga rampai. Adapun bagian-bagian yang akan
dikenakan ketika melaksanakan upacara tepuk tepung tawar badan ini adalah:
 pertama, daun perenjis (daun yang diikat menjadi satu) dicelupkan
kedalam air yang dicampur bedak, kemudian di renjis (dipercikkan) pada
tangan (yang telungkup diantas paha yang dialas bantal sedangkan tepung
tawarnya dialas dengan kain putih, ini bagi pengantin)

1
Miftah Ulya, “Budaya Melayu Riau Prespektif Al-Qur’an” DectoralThesis,
https://repository.ptiq.qc.id/id/eprint/156 pada 25 Mei 2022 pukul 08.57 WIB
2
Academia, “Tradisi Tepuk Tepung Tawar” dikutip dari
https://www.academia.edu/34528090/Makalah_Tradisi_Tepung_Tawar_Masyarakat_Melayu pada hari kamis
tanggal 26 Mei 2022 Jam 13.00

2
 Kedua, penepuk tepung tawar mengambil serba sedikit beras basuh, beras
basuh, bertih serta bunga rampai lalu taburi kepada pengantin atau yang
ditepung tawari. kemudian ditaburi sampai kening sampai atas kepala
dengan putaran dari kiri kekanan sambil membaca shalawat.
 Ketiga, mengambil sejemput inai lalu dioleskan ditelapak tangan kanan
kiri.
 Keempat, yang ditepung tawari mengangkat tangan memberi salam
kepada yang menepung tawari.
 Terakhir, setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung
tawar selesai, acara ditutup dengan do’a selamat.

2) Tepung Tawar Mayit


Tepung tawar mayit ini umum nya dilakukan sebagai pembersih peralatan yang
dipakai mayit. Peralatan yang disimpan diluar rumah ditepung tawari yang
disebut dengan acara Pesulli (Pembersihan peralatan mayit) seperti kendaraan
sepeda motor, mobil, sampan dan lainnya. Tepung tawar mayit menggunakan
daun ribu-ribu dan dan telur ayam, telur ayam diletakkan didalam tong tempat air
memandikan mayit. Tujuan tepung tawar pada mayit adalah agar keluarga yang
ditinggalkan senantiasa sabar menerima cobaan dari Allah, dan juga dapat
terhindar dari musibah dengan memohon agar dijauhkan dari segala musibah yang
datang dengan memohon keselamatan. Peralatan mayit yang sudah bersih baru
dibawa masuk kerumah yang sebelumnya di simpan di luar rumah, telur yang
disimpan didalam tong dibuang segera dan tempat pemandian mayit ditaburi
dengan abu dapur sebagai ungkapan bahwa didalam kehidupan dunia semua pasti
akan mati dan yang telah terjadi menjadi pasrah laksana abu yang kembali
ketempat asalnya.
3) Tepung Tawar Peralatan
Upacara tepung tawar ini biasanya dilakukan setelah membeli kendaraan yang
baru, maupun kendaraan yang mendapat musibah seperti setelah kecelakaan atau
kendaraan hilang ditemukan kembali. Cara pelaksanaan tepung tawar ini adalah
dengan memercikkan daun perenjis yang sudah dicelupkan ke dalam tepung tawar

3
kepada peralatan yang akan ditepung tawari sembari berdo’a kepada Allah dengan
memohon keselataman.
4) Tepung Tawar Rumah
Upacara tepung tawar rumah ini dilakukan ketika akan menempati rumah baru
(pindah rumah), pada pelaksanaan tepung tawar rumah biasanya para tokoh dan
yang dituakan di kampung memanjatkan doa selamat bila ada keluarga yang
menempati rumah baru. Maksud dan fungsi dilakukan tepung tawar rumah ini
adalah untuk memohon keselamatan dan terhindar dari sesuatu yang tidak
diinginkan yang tentunya ditujukan kepada Allah SWT.

Dalam melakukan tepung tawar ini, orang yang menepung tawari lazim nya terdiri dari:

1) Keluarga terdekat yang dituakan


2) Ulama
3) Pejabat pemerintah setempat
4) Orang yang patut dan layak oleh keluarga kedua belah pihak (pernikahan)
5) Pemangku adat3

Dari penjelasan diatas, dapat dinyatakan bahwa upacara tradisi tepuk tepung tawar bentuk
persembahan rasa syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan dan meminta keselamatan agar
terhindar atau dijauhkan dari musibah dan sesuatu yang tidak diinginkan. Berikut hadits-hadits
yang berkaitan:

B. Hadits yang Berkaitan dengan Upacara Tradisi Tepuk Tepung Tawar


a) Hadits tentang rasa syukur

Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah SAW Bersabda:

َ ‫ْس َذالِكَ َأِل َح ٍد ِإالَّ لِ ْل ُمْؤ ِمنَ ِإ ْن َأ‬


َ‫صابَ ْتهُ َس ًّرا َش َك َر فَ َكان‬ َ ‫ َولَي‬, ‫ع ََجبًا َأِل ْم ِر ْال ُمْؤ ِمنَ اِ َّن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخ ْي ٌر‬
ُ‫ضرَّا ُء فَ َكانَ خَ ْيرًا لَه‬َ ُ‫صابَ ْته‬ َ ‫ َوِإ ْن َأ‬, ُ‫خَ ْيرًا لَه‬

“Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Sungguh semua adalah utusannya baik, dan yang
demikian itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali pleh orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan

3
Tenas Effendy, Tepuk Tepung Tawar, Pekanabaru: Lembaga Adat Melayu Riau, 2013, hal 9

4
kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapatkan kesusahan,
ia bersabar dan itu pun suatu kebaikany baginya.

TAKHRIJ HADIS

Hadis ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2999(64), Ahmad, IV/16; Ad-

Darimi, II/318 dan Ibnu Hibban (no. 2885, at-Ta’liqatul Hisan ala Shahih Ibn Hibban).

SYARAH HADITS

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh semua urusannya adalah


baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin”.

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menetapkan sesuatu, baik itu taqdir kauni atau syar’I,
melainkan di dalamnya terkandung kebaikan dan rahmat bagi para hamba-Nya. Di dalam
cobaan, ujian, musibah, petaka, kesulitan, kefakiran, penyakit, dan kematian, semua ini
terkandung hikmah yang amat besar yang tidak mungkin bisa dinalar oleh akal manusia.

Ibnu Qayyim ra. Berkata: “Andai kata kita bisa menggali hikmah Allah Azza wa Jalla yang
terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal
kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit, dan ilmu semua makhluk akan sia-sia (tidak
ada artinya) jika dibandingkan dengan ilmu Allah Azza wa Jalla, sebagaimana sinar lampu yang
sia-sia (tidak ada artinya) di bawah sinar matahari.

“Jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia
mendapatkan kesusahan, ia bersabar dan itu suatu kebaikan baginya”.

Allah Azza wa Jalla menciptakan makhluk-Nya untuk memberikan cobaan dan ujian, lalu
dia menuntun konsekuensi dari kesenangan, yaitu bersyukur konsekuensi dari kesusahan, yaitu
sabar. Jika seseorang benar-benar beriman, maka segala urusannya merupakan kebaikan. Jika ia
mendapat kesenangan, ia bersyukur dan ketika susah, ia bersabar.

Allah SWT befirman, QS. Ali’Imran ayat 3

“Orang-orang yang bersabar lagi bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla. Maka Allah akan
memberinya petunjuk dunia akhirat”

5
b) Hadits tentang meminta keselamatan

, ‫ يَا ُغاَل ُم‬: ‫ال‬َ َ‫ فَق‬, ‫خَلفَ النَّبِ ِّي ﷺ يَ ْي ًما‬ ْ ‫ت‬ ُ ‫ ُك ْن‬: ‫ض َي هللا الهم قَا َل‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫َوعَنِ اب ِْن َعبَّا‬
ِ‫ َواِ َذا ا ْستَ َع ْنتَ فَا ْستَ ِع ْن بِاهللا‬,َ‫ َواِ َذا َسا َ ْلتَ فَ ْسا َ ِل هللا‬,‫ك‬
َ ‫اِحْ فَ ِظ هللاَ ت َِج ْدهُ تُ َجهَا‬.

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu Ta’ala anhuma mengatakan, “Pada suatu hari aku
pernah di bonceng Rasulullah Saw dan beliau bersabda, ‘Wahai anak muda,
jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah nuscaya kamu akan
mendapati-Nya selalu hadir di hadapanmu. Jika kamu meminta sesuatu, mintalah
kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertp;pngan
kepada Allah.” (hr. tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits ini derajatnya adalah hasan
shahih”)

SYARAH HADITS

Yang dimaksud ‘menjaga Allah’ adalah menjaga syariat Allah semua


perintah Allah dikerjakan dan larangan Allah di jauhkan. Barang siapa yang
menjaga perintah Allah maka Allah akan menjaganya, Dalam dua perkara
penjagaan pertama, Allah akan menjaga dia dalam urusan dunianya(kesehatan,
istri, anak-anak dan lainnya), orang yang menjaga perintah Allah maka Allah akan
menjaga keluarganya dan mengirimkan malaikat untuk menjaganya, sebagaimana
firman Allah

‫من أ ْمر هّللا‬ ْ ‫من‬


ْ ُ‫خَلفه يَحْ فَظُو نَه‬ ُ َ‫لَهُ ُم َعقّب‬
ْ ‫ات ّمن بَيْن يَ َديْه َو‬

“Baginya (bagi seorang manusia) ada malaikat-malaikat yang berada di


depannya dan di belakang. Mereka menjaga manusia ini karena perintah Allah”
(QR. Ar-Rad:11)

Yang kedua, Allah akan menjaga dalam urusan akhiratnya. Artinya Allah akan
menjaganya agar tidak terkena dari berbagai (kerancuan pemikiran). Menjaga dari
syubhat yang membuat seseotang menjadi kafir, munafik atau yang membuat ragu
terhadap agama.

6
C. Metode Pembelajaran Hadits Tradisi Tepuk Tepung Tawar

Metode mengenai pembelajaran hadits ini sudah ada sejak lama. Mereka yang
telah menerapkan dan membuat pembahasan mengenai teori metodelogi
pengajaran hadits tersebut. Menurut Dr. Usman, metode pembelajaran hadits dari
seorang guru terhadap muridnya adalah sebagai berikut:

1. Asy-Syarh Al-Wajiz
Seorang guru dalam mengajarkan hadits hanya menjelaskan hal-hal dan
tempat yang sekiranya berat untuk dipahami murid, yaitu dengan
menyebutkan secara ringkas pokok permasalahan yang terdapat dalam
sebuah hadits.
2. Asy-Syarh Al-Wasith
Seorang guru membacalan sebuah hadits lalu menjelaskan penjelasannya
dengan secukupnya mengenai lafadz-lafadz yang asing serta susunan
kalimatnya. Kemudian guru menjelaskan secara singkat mengenai
diterima atau ditolaknya suatu hadits, juga menjelaskan secara umum
manfaat hadits dari segi sanad atau matannya.
3. Asy-Syarh Ath-Tathbi’iyyah
Seorang guru membacakan kitab hadits dalam pelajaran tertentu, apa yang
dibacakan oleh guru kemudian diikuti oleh murdnya tanpa menjelaskan
kandungan hadits baik dari segi kebahasaan, pemngambilan hukum, atau
kritik sanad dan matannya.
4. Asy-Syarh At-Tafshily
Seorang guru membacakan hadits Nabi Saw, kemudian berhenti sebentar
untuk menyampaikan sanad dan nama rijal nya sesuai dengan kaidah jarh
wa ta’dil, lalu menjelaskan ketersambungan dan keterputusan sanad
tersebut sekaligus menentukan yang dhaif dan shohih sekaligus dengan
menyebutkan kecacatannya jika ada. Setelah itu masuk kepada penjelasan
matan, sang guru menjelaskan mana kalimat matan yang musykil dan
berat dipahami sambal menerangkan fungsi digunakannya lafadz tersebut

7
dalam konteks nash. Guru juga menjelaskan susunan-susunan kalimat
yang sulit dengan menyertakan syawahid yang menguatkan. Setelah itu,
dibandingkan dengan matan hadits lainnya yang memiliki tema yang sama
dan menjelaskan hal-hal yang terkait diantara matan-matan hadits
tersebut4.

Dalam pembelajaran hadis Tepuk Tepung Tawar pemakalah mengarah pada


metode pembelajaran yang ketiga. Ketika hendak memasuki kelas guru mengucapkan
salam dengan wajah yang ceria. Kemudian menyampaikan muqaddimah terlebih
dahulu baru menyapa murid dengan menanyakan kabar. Guru juga tidak lupa untuk
mengajak murid berdoa sebelum memulai pelajaran. Setelah itu mengabsen murid
satu persatu sambil megingat wajah dari murid-muridnya agar dalam penyampaian
materi bisa berkomunikasi dengan baik dengan menyebut nama murid.
Untuk mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari. Hal ini dapat
menambah dan memperkuat pemahaman murid terhadap materi yang sudah dipelajari
tersebut. Kemudian memasuki materi baru yang akan dipelajari, guru menuliskan
judul atau tema yaitu ― Hadis yang terkait dengan Tepuk Tepung Tawar . Lalu
dijelaskan secara garis besar makna dari judul tersebut.
Kemudian untuk pembelajaran hadis, guru membacakan hadis didepan murid
kemudian diikuti oleh muridnya. Untuk memotivasi murid agar semangat dalam
menghafal, guru mengkombinasikan metode kuis dengan memberikan hadiah dan
hukuman kepada murid. misalnya, guru membacakan satu kata dari hadis, kemudian
menyebut nama murid untuk melanjutkan kata selanjutnya dari ahdis tersebut. Bagi
yang bisa menjawab maka akan diberi hadiah, sedangkan yang tidak bisa menjawab
diberi hukuman ringan yang bermanfaat seperti menyebutkan beberapa kosa kata
bahasa Arab yang terdapat pada hadis. Hal ini dilakukan beberapa kali agar dapat
menimbulkan perasaan senang, gembira dan puas.

4
Muhammad Al-Fatih Suryadilaga, “Metodelogi Syarh Hadits”, (Yogyakarta: SUka Press UIN Sunan Kalijaga,
2012), hlm, 196-197

8
Setelah selesai memberikan materi, guru tidak lupa memberi tugas yang tidak
memberatkan murid agar tetap mengulang pelajaran ketika dirumah. setelah itu guru
menutup pelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan salam.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tradisi tepuk tawar ini merupakah salah satu budaya yang ada di Nusantara, yang
tentunya sangat perlu dilestarikan karena memiliki nilai-nilai didalam kehidupan. Tepung
tawar bagi masyarakat Melayu Riau pada umumnya dikenal ada empat jenis yaitu: Tepung
Tawar Badan, Tepung Tawar Mayit, Tepung Tawar Peralatan dan Tepung Tawar Rumah.
Namun yang lebih umum dan banyak dilakukan adalah tradisi tepuk tepung tawar bagi
pengantin. Dengan maksud dan tujuan untuk bentuk rasa syukur dan memohon dijauhkan
dari yang tidak diinginkan yang ditujukan kepada Allah SWT.

10
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Academia, “Tradisi Tepuk Tepung Tawar” dikutip dari

https://www.academia.edu/34528090/
Makalah_Tradisi_Tepung_Tawar_Masyarakat_Melayu pada hari kamis tanggal 26 Mei
2022 Jam 13.00

Effendy, Tenas. 2013. Tepuk Tepung Tawar, Pekanabaru: Lembaga Adat Melayu Riau.

Suryadilaga, Muhammad Alfatih, 2012. Metodelogi Syarh Hadits, Yogyakarta: Suka Press UIN

Sunan Kalijaga.

Ulya, Mifta, 2020. Budaya Melayu Riau Perspektif al Qur’an, Disertasi, Diajukan kepada

Program Ilmu Al Qur’an sebagai salah satu persyaratan studi starta tiga untuk
memperoleh gelar Doktor.

11

Anda mungkin juga menyukai