Anda di halaman 1dari 5

UPACARA DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU RIAU

Masyarakat Melayu Daratan memiliki upacara-upacara dalam kehidupan keseharian,


terutama yang dilakukan oleh masyarakat Melayu Kuantan, upacara-upacara tersebut
bertujuan :
1. Untuk menjaga agar bayi yang dikandung tidak kekurangan apapun atau tidak cacat
2. Aga masyarakat rajin bekerja
3. Agar diri disenangi orang lain
4. Menjaga diri aga tetap sehat jasmani dan rohani
5. Untuk menjaga ibu yang sedang hamil
6. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa contoh upaaa daur hidup orang melayu yang
masih di lestarikan oleh beberapa masyarakat tempatan.

A. Upacara Mengindam
Mengindam adalah keinginan-keinginan yang muncul dari seorang ibu yang sedang hamil
terhadap sesuatu. Keinginan trsebut dapat berupa makanan, pakaian, tempat, bahkan
sesuatu yang di luar kebiasaan. Dalam menjaga agar keinginan dari si Ibu yang
hamilmerupakan keinginan yang baik dan tidak berdampak negative terhadap janin yang di
kandungnya, maka diadakan upcara mengindam itu adalah sebagai berikut :
1. Sebelum upacara di mulai di tengah-tengah rumah di bentangkan tikar yang di
lengkapi dengan tilam dan bantal guling
2. Perempuan yang mengindam diberi pakaian bersih
3. Semua keluarga harus hadir dalam upacara dan duduk secara melingkar
menghadap dukun beranak
4. Perempuan mengindam di baringkan di atas tempat tidur yang telah disediakan
5. Upacara mengindam di lakukan oleh dukun beranak dengan bermenung sambil
membaca doa/mantra, kemudian limau mentimun di iris dengan pisau yang telah di
siapkan. Upacara mengindam mempunyai tujuan untuk membimbing, menjaga, dan
member petunjuk yang baik sehingga apa yang di inginkan oleh perempuan hamil itu
dapat di salurkan tanpa menimbulkan acat atau kelainan-kelainan pada bayi.

B. Upacara Meniga Bulan


Upacara meniga bulan adalah upacaa yang dilaksanakan apabila umur kehamilan
kandungan perempuan telah menapai tiga bulan. Tujuan dan maksud upacara meniga bulan
adalah :
1. Memohon kepada Tuhan agar bayi yang di kandung tumbuh dengan sehat dan
selamat.
2. Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang sedang hamil selalu terjega
kesehatannya
3. Untuk memberitahukan kepada seluruh keluarga agar perempuan yang sedang
hamil dapat di jaga bersama-sama.
4. Jalannya upacara meniga bulan di lakukan oleh dukun beranak dengan cara
mengambil mayang pinang kemudian membersihkannya. Mayang pinang di mantrai,
kemudian di pecahkan dengan ara memukulkannya ke lantai sehingga seledangnya
terpecah dan mayangnya terurai ke luar.

1
C. Upacara Melahirkan dan Masa Bayi
1. Upacara Melahirkan
Upacara melahirkan merupakan kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat Melayu Riau
Daratan dalam menunggu masa kelahiran bayi atau di sebut juga upacaa menunggu masa
kelahiran seorang anak. Biasanya upacara kelahiran ini dilakukan ini di lakukan pada usia
kandungan Sembilan bulan menurut perhitungan dukun beranak. Ada beberapa peralatan
yang diperlukan pada saat melahirkan, yaitu :
a. Tali belati yang di jalin tiga, gunanya untuk ikat pinggangibu dan bayi
b. Sebuah bakul kecil yang terbuat dari pandan dan di anyam sebagai tempat tembui
c. Sebuah talam, tempat membawa kotoran yang akan di buang ke sungai
d. Sehelai tikar pandan untuk tempat melahirkan
e. Sebuah buaianyang terbuat dari rotan
f. Sampah bawang yang akan di bakar ketika sudah melahirkan
g. Sebilah pisau atau sembilu
Pelaksanaan upacara melahirkan di lakukan terlebih dahulu dengan membaringkan
perempuan hamil di atas tikar pandan yang telah di siapkan kemudian dilanjutkan dengan
proses bantuan untuk melahirkan oleh dukun beranak.

2. Upacara Masa Bayi


Upacara masa bayi adalah upacara yang dilaksanakan pada saat bayi baru lahir. Upacara
ini dilaksanakan pada saat bayi berumur seminggu dan tali pusarnya telah lepas. Upacara
masa bayi ini lazim disebut turun mandi. Yang dimaksud upacara turun mandi. Yang
dimaksud upacara turun mandi adalah anak yang sebelumnya masih dimandikan dalam
rumah pada hari itu anak mulai dimandikan di sungai di sungai. Adapun maksud dan tujuan
upacara turun turn mandi adalah :
a. Untuk memperkenalkan bayi dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga
maupun ke lingkungan rumah
b. Agar anak terbiasa dengan air sungai atau air sumur
c. Untuk pemberian nama bayi dan diperkenalkan kepada sanak family dan tetangga
Setelah acara atau kegiatan mandi di sungai berakhir, bayi di bawa ke rumah,
dikenakan pakaian dan dimaksudkan ke dalam buaian, setelah itu dukun beranak
kembar ke sungai menanam atau menguburkan perlengkapan tepung tawar agar
tempat itu tidak diganggu roh-roh halus selama-lamanya, dan diakhiri
denganpembacaan doa selamat panjang umur mudah rezeki.

D. Upacara Masa Kanak-kanak


Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakt Melayu Daratan sebelum anak dewasa. Cukup
banyak upacara adat untuk masa kanak-kanak, diantara upacara masakanak-kanak ini yang
terkenal adalah upacara sunat Rosul atau berkhitan bagi anak laki-laki dan khatam Alquran
bagi anak laki-laki maupun perempuan.
Penyelenggaraan sunat rosul/khitan dilakukan oleh seorang dukun/tabib yang telah biasa
melakukan sunnat rosul kepada anak-anak yang akan berkhitan. Adapun persiapan
peralatan yang akan di perlukan dalam upacara sunat Rosul, antara lain :
● Tiga buah jeruk nipis
● Tiga buah sirih kerucut
● Kapas
● Gambir
● Tembakau dari pinang

2
● Ujung daun pisang
● Sebuah gantangan batang pisang
● Sebuah pisau lipat
● Jepitan dari kayu di ikat benang
● Sebuah gunting
● Kapas
● Obat-obatan tradisional
● Rotan
● Tali
● Tongkat
● Sehelai kain panjang
● Sehelai kain sarung
● Mangkok kecil
● Semangkok air putih

Pada waktu petang atau malamnya mulailah anak laki-laki yang hendak di sunat itu
dimandikan, kemudian dipakaikan pakaian yang indah-indah seperti pakaian pengantin dan
di dudukkan di tempat yang khusus untuk anak itu seperti kursi pelaminan. Sebelim anak itu
di dudukkan di kursi pelaminan, si anak di arak sebagaimana mengarak pengantin.
Jika anak yang di sunat itu telah khatam Alquran, maka upacara sunat rasul tadi disertai
dengan upacara khotam Quran. Rangkaian upacara khotam Quran itu dimulai dengan anak
duduk di atas pelaminan berhadapan dengan tetamu atau orang yang hadir. Kemudian anak
membaca surat pendek dengan irama atau lagu yang telah mereka kuasai. Guru mengaji
yang mengajar si anak di dudukkan di samping anak beserta kedua orang tuanya. Kepada
guru yang telah mengajari anak membaca Alquran, diserahi hadiah berupa seperangkat
pakaian. Setelah itu anak disuru mencium tangan gurunya dan bersalaman dengan keluarga
atau tetamu yang datang. Acara diakhiri dengan menikmati hidangan yang telah disediakan.
Kebiasaan orang Melayu Daratan melaksnakan upacara sunat rosul biasanya dilakukan
sebagai berikut :
● Mula-mula dukun sunat mengambil tiga buah jeruk nipis dan membelahnya
● Belakang jeruk nipis dimasukkan ke dalam mangkok berisi air putih
● Membuat sirih kerucut di letakkan dekat mangkok berisi jeruk
● Sirih kerucut dimakan tiga kali oleh anak yang disunat
● Mempersiapkan oat-obatan tadisional beserta pembalutnya
● Ujung daun pisang di letakkan di bawah gantang yang ditelantangkan
● Setelah semua peralatan untuk berkhitan tersedia dengan lengkap, maka sang
dukun mulai melakukan khitan kepada anak yang hendak di khitan.

E. Upacara Kematian Orang Melayu Riau


Peristiwa kematian mempunyai arti penting dalam kehidupan oang Melayu. Orang melayu
berpikir baha peristiwa kematian sebagai suatu peristiwa perpindahan manusia dari dunia
yang nyata kea lam yang tidak nyata atau alam ghaib. Sudah menjadi pedoman hidup bagi
setiap bagi setiap orang Melayu, jika ingin hidup tentram di dunia roh, maka harus
meningalkan perbuatan tercela dan harus melakukan perbuatan yang baik dan terpuji.
Perbuatan tercela itu seperti mencuri. Menipu, mengumpat orang, berzina, membunuh,
melawan oang tua dan sebagainya.

3
Sebagai masyarakat yang beragama Islam, pelaksanaan atau upacara kematian orang
Melayu di selenggarakan berdasarkan syariat agama Islam. Meskipun di beberapa tempat
kita temukan antara syariat dan adat istiadat sudah bercampur baur sehingga bagi kalangan
awam susah membedakan mana yang syariat dan mana yang merupakan adat istiadat yang
sudah dilakukan turun-temurun.
Prosesi kematian orang Melayu dilaksanakan melalui beberapa rangkaian kegiatan yang
terjelma dalam penyelenggaraan beberapa jenis upacar sebagai berikut :

1. Sebelum Memandikan
Bagi orang Melayu, orng yang sudah meninggal di sebut mayat. Maksud dan tujuan
upacara sebelum memandikan mayat adalah :Orang yang baru meninggal tidak boleh
langsung di kuburkan. Ia harus dibersihkan atau dimandikan, di doakan dan sebagainya.
Untuk melakukan pekerjaan tersebut memerlukan waktu persiapan. Mayat tersebut harus
dibaringkan untuk sementara di rumah sambil menunggu upacara berikutnya.
Tujuan lainna untuk menunggu kedatangan sanak keluarga yang bertempat tinggal jauh
dari tempat itu, atau menunggu orang yang paling dekat dengan si mayat yang pada saat
terjadi peristiwa kematian sedang berada di tempat yang jauh
Sudah menjadi tradisi pula bahwa sanak saudara, sahabat kenalan yang mendengar
berita kemalangan itu terjadi segera dating menjenguk sambil melihat wajah oang yang telah
meninggal itu sebelum di kuburkan.
Sebelum mayat tersebut dijenguk oleh semua orang yang ingin melihat wajahnya terakhir
kali, maka mayat tersebut dipersiapkan dulu sebelum dilihat orang, agar orang yang
melihatnya tidak merasa jijik atau ketakutan. Mata dan mulut yang terbuka, harus di tutup,
pakainnya diganti, badannya dibersihkan, dan ruangan rumah dirapikan pula
Letak, posisi dan anggota tubuhnya harus segera diatur, sebelum badab mayat menjadi
dingin dan kaku. Apabila tubuh mayat telah dingin dan kaku, maka amat sulit mengatur
anggota tubuh tersebut sesuai dengan posisi yang seharusnya menurut keyakinan orang
Melayu ketika mayat dikuburkan.

2. Memandikan
Upacara memandikan mayat dilaksanakan di awaktu siang hari dengan keizinan dari
pihak keluarga si mayat. Sebelum mayat diangkat dari tempatnya, terlebih dahulu
dipersiapkan tempat meyelenggarakan upacara memandikan mayat. Tempat yang dipilih
untuk mengadakan upacara ini adalah bagian tengah rumah.
Untuk memangku mayat diminta dari kalangan kelaurga paling kurang 4 orang, tergantung
pada kesediaan dan keikhlasan seseorang. Dalam istilah orang Melayu, memangku lebih
dikenal dengan istilah meriba mayat.
Sebelum upacara memandilan mayat di mulai, terlebih dahulu dipersiapkan peralatan
pemandian, antara lain, sebagai berikut :
● Tempayan berisi air tawar
● Gentong terbuat dari tempurung kepala
● Sabut kelapa
● Beras yang ditumbuk dengan campuran sedikit kunyit
● Tikar
● Tali
● Usungan

4
3. Penguburan
Setelah mayat di sholatkan, maka tahapan berikutnya adalah menguburkannya. Adapun
tata cara penguburannya adalah sebagai berikut :
● Jenazah dimasukkan ke dalam usungan atau keranda
● Keranda yang sudah berisi mayat di tutup dengan kain khusus berwarna hijau
dengan tulisan kalimay syahadat di atasnya
● Keranda diangkat beramai-ramai untuk diberangkatkan ke kuburan
● Setelah sampai di tempat penguburan, mayat segera dimasukkan ke liang lahat
● Selama proses memasukkan mayat ke liang lahat dan menimbun tanah, di atas liang
kubur di bentangkan kain
● Jika liang kubur telah di timbun dengan tanah, maka di atas kubur tersebut di
tancapkan dua potong kayu sebagai tanda
● Keluarga korban secara bergantian menaburkan bunga di atas kuburan
● Salah seorang ulama memimpin membacakan doa untuk mayit
● Setelah semua prosesi di lakukan, semua pelayat boleh pulang ke rumah
masing-masing.

4. Kenduri Selamat
Upacara ini bertujuan menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak kepada keluarga yang mendapat musibah. Pihak keluarga si
mayat sengaja mengundang orang-orang yang mengikuti rentetan upaara yang di
selenggarakan serta mendoakan keselamatan si mayat dalam perjalanannya.

Anda mungkin juga menyukai