Anda di halaman 1dari 10

UPACARA UPACARA DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU RIAU A.

Upacara Daur Hidup Suku Melayu Riau


Lautan Dalam masyarakat orang Melayu Lautan dikenal beberapa jenis upacara tradisional yang masih ditaati
oleh anggota masyarakatnya. Jenis-jenis upacara tersebut pada garis besarnya adalah upacara kelahiran,
upacara perkawinan dan upacara kematian. Upacara daur hidup masyarakat orang Melayu Riau Lautan ada 7
jenis, yaitu : 1. Upacara Kehamilan Mengapa upacara kehamilan dilakukan oleh masyarakat orang Melayu Riau
Lautan? Keyakinan orang Melayu Riau Lautan beranggapan bahwa : a. Anak merupakan karunia Tuhan yang
harus dihargai dan dijunjung tinggi. b. Anak merupakan pusaka abadi dunia dan akhirat. c. Setiap anak yang lahir
membawa tuahnya masing-masing yang menyebabkan kehidupan orang tuanya lebih baik. d. Anak merupakan
perlindungan masa depan pada saat diperlukan bantuan. Tujuan pelaksanaan upacara kehamilan adalah antara
lain : a. Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang hamil selamat sentosa, terhindar dari gangguan roh-roh
halus. b. Mengusir makhluk makhluk halus yang selalu diakhiri dengan doa c. Menjaga anak yang sedang
dikandung agar tumbuh dan berkembang jasmani dan rohaninya secara normal d. Agar selamat dan mudah
dalam melahirkan dan anak yang dilahirkan menjadi anak yang sempurna. Salah satu jenis upacara kehamilan
yang dilakukan setelah kehamilan berusia 7 (tujuh) bulan.maksud upacara menempah bidan, adalah untuk
membuat ikatan / janji dengan bidan yang tempah itu. Biasanya bidan itu yang mengasuh perempuan hamil itu.
Bidang tersebut yang datang secara teratur memeriksa kesehatan dan anak dalam kandungan. Alat alat yang
digunakan dalam upacara menempah bidan dalah tikar, paha, tepak sirih lengkap dengan isinya, yaitu susunan
siri, kapur, piring, gambir, tiga buah jeruk nipis yang serangkai. Apabila upacara menempah bidan dilakukan
untuk pertamakali atau hamil sulung, maka alat alat tersebut dilengkapi dengan kain tudung hiding disertai
dengan bedak lengir dan sebuah batu giling. Setelah upacara selesai, maka utusan keluarga yang hamil menuju
ke rumah bidan membawa segala kelengkapan yang ada tersebut ditemani oleh seorang anak laki laki. Arti
dari alat alat upacara kehamilan tersebut adalah : a. Paha, adalah sejenis talam berkaki dan berukir pinggirnya
terbuat dari tembaga. b. Tudung Hidang, adalah penutup sajian yang dibuat dari perca ( potongan kain) yang
beraneka ragam warna, dibagian tengahnya disulam dengan benang emas atau perak. c. Bedak Langir, adalah
alat yang dipakai dalam upacara mandi yang terbuat dari beras giling dan jeruk nipis. d. Batu giling, sebuah
penggiling yang berbentuk bulat panjang dibuat dari batu dan dipegang di kiri kanannya, apabila menggiling. 2.
Upacara Melahirkan Upacara melahirkan adalah merupakan upacara upacara yang adalah karena bagi
masyarakat orang Melayu Riau lautan orang yang melahirkan sama halnya dengan orang yang pergi berperang.
Dalam peperangan itu bertarung dengan maut, ia hanya menghadapi dua kemungkinan, yaitu hidup dan mati.
Besarnya tantangan dan resiko yang dihadapi oleh seorang ibu yang melahirkan upacara melahirkan. Tujuannya
adalah sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena seorang ibu telah selesai dan selamat
dalam melahirkan bayinya. Tujuan pelaksanaan upacara melahirkan adalah : a. Untuk menghalau sejenis hantu
atau setan penghisap darah orang perempuan yang sedang melahirkan. b. Memohon kepada Tuhan agar orang
yang melahirkan mendapat selamat dalam melahirkan bayinya. Bentuk upacara melahirkan yang dilaksanakan
oleh masyarakat Melayu Riau lautan berupa : a. Persiapan menyambut kelahian bayi, yaitu menyiapkan rumah
tempat melahirkan. b. Meletakkan alat alat, benda benda yang dipakai dalam upacara melahirkan. c.
Menunggu saat melahirkan, apabila saat melahirkan tiba ada dua bidan yang disebut bidang bawah dan bidan
atas adalah memandikan ibu, mengganti pakaian ibu. Sedangkan bidan bawah tugasnya memandikan bayi,
merawat pusat dan perut agar tetap panas sehingga terhindar dari penyakit perut. 3. Upacara Hari Tanggal Pusat
Upacara hari tanggal pusat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan setelah beberapa hari melahirkan. Kedua
bidang secara teratur datang ke rumah untuk merawat ibu dan bayi. Tugas bidan atas adalah memandikan ibu,
mengganti pakaian ibu. Sedangkan bidan bawah tugasnya memandikan bayi, merawat pusat dan perut agar
tetap panas sehingga terhindar dari penyakit perut sekali sehari. Pelaksanaan hari tanggal pusat biasanya
dilakukan beberapa kegiatan, yaitu : a. Pembuatan lubang tempat penanaman temubuni. b. Di dasar lubang
diletakkan sekeping papan yang berfungsi sebagai alas. c. Setelah lubang selesai digali kedua bidan diberi tahu
d. Bidan mempersiapkan alat-alat yang akan dipakai ketika penanaman tembuni, yaitu pernik berisi tembuni
yang ditutupi dengan sebuah tempurung kelapa yang berlubang di tengah-tengah, yang disebut tempurung
jantung. Pada lubang tempurung jantan ditancapkan sepotong bamboo yang disediakan sebagai corong udara.
e. Meletakkan tembuni di atas sebuah penampan bersama 2 (dua) batang lilin dan sebungkus/sekotak korek api.
Ketika itu membaca doa-doa tertentu turun dari rumah membawa penampan, berjalan perlahan tidak melihat ke
kiri atau ke kanan menuju lubang yang telah disediakan. f. Meletakkan tembuni ke dalam lubang dan menimbun
lubang tersebut dengan tana. Bamboo yang ditancapkan pada lubang kelapa dibiarkan menonjol ke atas tanah.
g. Lilin dinyalakan, ditegakkan di kiri-kanan timbunan tanah lubang tembuni. h. Selesai acara penanaman
tembuni kembali kerumah tidak boleh melihat kiri kanan. Kepercayaan orang melayu Riau lautan apabila sedang
melakukan upacara penanaman tembuni menoleh ke kiri dank e kanan akan berakibat mata bayi juling. i. Selesai
upacara penanaman tembuni diakhiri dengan makan bersama semua undangan yang hadir dan pembacaan doa
selamat oleh seorang ahli pembaca doa. 4. Upacara Mencuci Lantai Maksud upacara mencuci lantai adalah
untuk menyatakan : a. Ibu dan bayi dalam keadaan sehat. b. Ibu keadaan fisik dan sosialnya telah sehat.
Sedangkan tujuan upacara mencuci lantai adalah : a. Untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada segenap
sanak keluarga dan kaum kerabat terutama kepada kedua bidan. b. Untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kurnia, sehingga selamat melalui peristiwa melahirkan yang sangat
kritis sekaligus membahagiakan. Ibu dan bayi biasanya berpakaian yang baru dan rapi. Adapun kegiatan
upacara antara lain adalah : a. Bidan membaca doa doa tertentu, menyembur ke kiri dan kekanan. b. Diambil
ayam, dipegang kepala ayam, perlahan lahan kakinya dicakarkan ke lantai, ke depan, ke kanan, ke kiri dan
dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali. c. Jari tangan dimasukkan kedalam mulut ayam. Langit langit mulut ayam
ditekan dengan ibu jari. Ibu jari kemudian ditekankan kepada bagian dahi bayi sebanyak tiga kali. d. Paruh ayam
digoreskan kepada dahi bayi sebanyak tiga kali. Upacara mencuci lantai adalah : a. Kepala yang telah
dibersihkan kulitnya digolekkan di atas lantai dari kanan ke kiri dan ke depan. b. Kepala digoncang goncang di
dekat telinga bayi. c. Membedak dan melangir lantai dengan bedak langir yang dicampur dengan limau purut. d.
Membersihkan lantai dengan air bersih, kemudian diberi minyak, disisir dan diberi celak. e. Bidan mengelilingi
cermin, kepala, lilin yang ada diatas janggam pada daerah lantai yang telah dibersihkan. Setelah upacara diatas
selesai dilakuka pula upacara memulang nasi bidan. Kegiatan tersebut bentuknya antara lain : c. Perempuan
yang melahirkan menyerahkan sepinggan/sepiring besar pulut kuning lengkap dengan lauk pauknya, asam
garam, serta uang ala kadarnya dan semua peralatan mencuci lantai. d. Pulut kuning dan peralatan diantarkan
ke rumah bidan. e. Pembacaan doa selamat oleh ahli pembaca doa dan makan bersama. 5. Upacara Masa
Kanak kanak Upacara ini disebut upacara kanak kanak, karena dilakukan ketika anak tersebut berumur satu
atau satu tahun setengah, lebih tepatnya upacara ini dilakukan ketika anak itu pandai berjalan. Ada dua macam
upacara yang dilakukan pada upacara kanak kanak, yaitu : a. Upacara memotong rambut. b. Upacara memijak
tanah. Maksud dilakukannya upacara pemotongan rambut adalah : a. Menurut kepercayaan orang Melayu,
membuang rambut baik, dicukur atau digunting. Jika tidak dilakukan dalam suatu upacara mengakibatkan anak
tersebut sakit. b. Untuk membuang sial yang terdapat pada ujung ujung rambut yang dibawa sejak lahir. Jika
tidak dibuang anak tersebut akan selalu dirundung malang sepanjang hidupnya. Sedangkan upacara memijak
tanah maksudnya adalah : a. Agar anak yang baru pandai berjalan tidak sakit jika berjalan di luar rumahnya. b.
Anak yang tidak melalui upcara memijak tanah akan selalu sakit. Karena menurut keyakinan Melayu. Upacara
memotong rambut dan upacara memijak tanah dilakukan melalui rangkaian kegiatan, sebagai berikut : a. Rumah
dibersihkan dihias ala kadarnya. b. Mengundang tetangga untuk menghadiri upacara tersebut. c. Undangan
biasanya orang orang yang pandai ber-zanji. 6. Upacara Bersunat Rasul Pelaksanaan upacara bersunat dapat
dilaksanakan sebagai berikut : - Upacara bersunat yang dilakukan tanpa gabungan dengan upacara lain. -
Upacara bersunat yang digabungkan denagn upacara berkhatam quraan - Upacara bersunat yang digabungkan
dengan upacara perkawinan dari salah seorang keluarga terdekat, kakak, abang, atau sepupu dari kedua belah
pihak orang tua. - Bersunat bersama yang terdiri dari anak anak keluarga terdekat. Tujuan bersunat rasul
adalah antara lain : - Untuk memenuhi Sunnah Rasul sebagai seorang yang mengaut agama Islam. - Untuk
mensucikan anak untuk memasuki usia remaja. Hari pertama, disebut menggantung gantung. Hari
menggantung adalah hari menghias rambut dengan menggantung langit langit (loteng), memasak tabir,
permadani, permadani, perlaminan, membuat nasi besar dan telur berkat, ayam disembelih, alat memasak
dikeluarkan, pekerjaan pada menggantung itu adalah jenis pekerjaan kasar yang memerlukan tenaga dan
keterampilan. Pekerjaan itu biasanya dilakukan sampai malam hari. Pada malam hari pertama ini orang
mengerjakan mengiling rempah. Kadang kadang diserta pula dengan pertunjukan seni daerah, misalnya,
zapin, joget, kasidah, semuanya tergantung hajat tuan rumah. Hari kedua, disebut hari besar, karena pada hari
itu sejak subuh tukang masak sibuk memasak makan, ruang pelaminan telah dirapikan ruang serambi telah
dibentang tikar dan diberi harum haruman. Ketika itu semua orang berpakaian baru. Hari ketiga, disebut hari
bersunat. 7. Upacara Masa Dewasa Kepercayaan orang melayu anak dara yang baik, adalah : 1. Pada zaman
dahulu anak dara harus sekali kali ke luar rumah.anak dara keluar rumah adalah pada waktu hari raya, yaitu
untuk berkunjung ke rumah rumah saudara. 2. Jika berjalan mukanya ditutupi dengan kain selendang yang
kelihatan hanya matanya. 3. Jika berbicara suara sangat lembut, hampir hampir tidak kedengaran. 4. Ke luar
rumah untuk berjalan selalu diiringi oleh ayah dan ibunya. 5. Bertemu dengan seorang bujang tidak boleh
menegur atau menyapa, apabila ia tidak ditegur atau disapa. Upacara masa dewasa yang dilakukan oleh orang
Melayu, antara lain adalah upacara mengasah gigi. Upacara mengasah gigi boleh dilakukan oleh dara dan
bujang. Kebanyakan upacara mengasah gigi ini dilaksanakan oleh anak dara. Akan tetapi bukan semua anak
dara melaksanakan upacara mengasah gigi. Tujuan mengasah gigi adalah untuk mempercantik diri. Kegiatan
upacara mengasah gigi menjadikan gigi teratur dapat diratakan. Kecantikan wajah lebih mempesona. Biasanya
upacara mengasah gigi dilaksanakan oleh seorang dukun pengasah gigi. Pelaksanaan dilakukan di rumah anak
dara sendiri. Alat alat dan benda benda yang dipergunakan dalam upacara mengasah gigi adalah tiga buah
pengasah, sebuah batu penindih, tujuh jenis bunga, setiap jenis satu tangkai, dua buah keras atau kemiri.
Pengasah gigi dilaksanakan dengan bilangan ganjil misalnya : satu kali, tiga kali, tujuh kali jika kedua orang tua
masih hidup diperkenankan mengasah gigi atas saja. Akan tetapi jika kedua orang tuanya telahtiada hanya
diperkenakan mengasah gigi atas dan bawah. B. Upacara Suku Melayu Daratan Sebagaimana orang Melayu
Lautan, orang Melayu Daratan juga memilik upacara upacara dalam hidup. Terutama yang dilakukan
masyarakat Melayu Kuantan. Semua upacara upacara tersebut bertujuan: Untuk menjaga agar bayi yang
dikandung. Tidak kekurangan apapun atau tidak cacat. Rajin bekerja. Disenangi orang. Sehat jasmani dan rohani
Penjagaan terhadap ibu yang sedang hamil. Upacara Mengindam Mengindam adalah keinginan keinginan
seseorang yang sedang hamil terhadap sesuatu. Jalannya upacara antara lain adalah : a. Sebelum upacara
dimulai di tengah tengah rumah dibentangkan tikar yang dilengkapi dengan tilam dan bantal guling. b.
Perempuan mengindam diberi pakaian yang bersih. c. Semua keluarga harus hadir dalam pucara dan duduk
secara melingkar menghadap dukun beranak d. Perempuan mengindam dibaringkan di atas tempat tidur yang
telah disediakana. Upacara mengindam dilakukan oleh dukun beranak dengan bermenung sambil membaca
doa/mantra, kemudian limau mentimumn dan mengirisnya dengan psai yang telah disiapkan. Upacara
mengindam mempunyai tujuan untuk membimbing menjaga dan memberi petunjuk yang baik sehingga apa yang
diinginkan oleh perempuan hamilitu dapat disalurkan tanpa menimbulkan cacat atau kelainan kelainan pada
bayi. Upacara Meniga Bulan Upacara meniga bulan adalah upacara yang dilaksanakan apabila umur kehamilan /
kandungan seorang perempuan telah mencapai tiga bulan. Tujuan dan maksud upacara meniga bulan adalah :
1. Untuk memohon kepada Tuhan agar bayi yang dikandung tumbuh dengan sehat dan selamat. 2. Agar dapat
melihat kesehatan perempuan yang sedang hamil 3. Untuk memberitahukan kepada seluruh keluarga ada
perempuan yang sedang hamil dapat dijaga bersama sama. Jalannya upacara meniga bulan dilakukan oleh
dukun beranak mengambil mayang pinang kemudian membersihkannya. Mayang pinang dimantrai, kemudian
dan dipecahkan dengan cara memukulkan ke lantai sehingga selendangnya terpecah dan mayangnya terurai
keluar. Upacara Melahirkan dan Masa Bayi 1. Upacara melahirkan. Upacara kelahiran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat Melayu Riau Daratan menunggu masa kelahiran bayi atau disebut juga upacara
menunggu masa kelahiran seorang anak. Biasanya upacara kelahiran ini dilakukan pada usia kandungan
sembilan bulan menurut perhitungan dukun beranak. Ada beberapa peralatan yang diperlukan pada saat
melahirkan yaitu : 1. Tali belati yang dijalin tiga, gunanya untuk ikat pinggang ibudan bayi. 2. Sebuah bakul kecil
yang terbuat dari pandan dan dianyam sebagai tempat tembui 3. Sebuah talam, tempat membawa kotoran yang
akan dibuang ke sungai. 4. Sehelai tikar pandan untuk tempat melahirkan. 5. Sebuah buaian yang terbuat dari
rotan. 6. Sampah bawang akan dibakar ketika sudah melahirkan. 7. Sebilah pisau atau sembilu Pelaksanaan
upacara melahirkan dilakukan terlebih dulu dengan membaringkan perempuan hamil di aas tikar pandan yang
telah disiapkan kemudian dilanjutkan dengan proses bantuan untuk melahirkan oleh dukun beranak. 2. Upacara
Masa Bayi Upacara masa bayi, adalah upacara yang dilaksanakan pada masa anak usia bayi. Upacara ini
dilaksanakan pada masa bayi berumur masih seminggu dan tali pusatnya telah lepas. Upacara masa bayi ini
lazim disebut Turun Mandi. Yang dimaksud upacara turun mandi adalah anak yang sebelumnya masih
dimandikan dalam rumah pada hari itu anak mulai dimandikan di sungai. Adapun maksud dan tujuan upacara
turun mandi adalah : 1. Untuk memperkenalkan bayi dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga maupun ke
lingkungan rumah. 2. Agar anak terbiasa dengan air sungati atau air sumur. 3. Pemberian nama bayi dan
diperkenalkan kepada sanak famili dan tetangga. Selesai acara atau kegiatan mandi di sungai terakhir bayi
dibawa ke rumah, dimasukkan ke dalam buaian, dipakaikan pakaian sesudah itu dukun beranak kembali ke
sungai menanam atau menguburkan perlengkapan tepung tawar agar tempat itu tidak diganggu roh roh halus
selama lamanya, dan di akhiri dengan pembacaan doa selamat panjag umur mudah rezeki. Upacara Masa
Kanak kanak Upacara ni dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Daratan sebelum anak Dewasa. Upacara ini
disebut juga upacara Tindik cocang bagi anak perempuan dan upacara Sunat Rasul bagi anak laki laki dan
anak perempuan. Dalam masyarakat Melayu Daratan upacara bersunat rasul pada anak laki laki dua jenis
yaitu : 1. Sunat Rasul Biasa. Upacara sunat rasul biasa merupakan upacara sunat rasul yang dilaksanakan
keluarga yand dihadiri oleh pihak keluarga terdekat saja. Penyelenggaraan sunat rasul dilakukan oleh seorang
dukun. Adapun kegiatan penting yang dilakukan pada upacara sunat rasul adalah persiapan peralatan yang akan
diperukan dalam upacara sunat rasul, antara lain : 1. Tiga buah jeruk nipis 2. Tiga buah sirih kerucut 3. Kapas. 4.
Gambir 5. Tembakau dari pinang 6. Ujung daun pisang yang disebut sial daun 7. Sebuah gantangan batang
pisang. 8. Sebuah pisau lipat. 9. Jepitan dari kayu diikat benang. 10. Sebuah gunting 11. Kapas. 12. Obat
obatan tradisional 13. Rotan 14. Tali 15. Tongkat 16. Sehelai kain panjang 17. Sehelai kain sarung 18. Mangkok
keil 19. Semangkok air putih. Kebiasaan orang Melayu Daratan melaksanakan upacara sunat rasul biasanya
dilakukan sebagai berikut : 1. Mula mula dukun sunat mengambil tiga buah jeruk nipis dan membelanya. 2.
Belakang jeruk nipis dimasukkan ke dalam mangkok berisi air putih. 3. Membuat sirih kerucut diletakkan dekat
mangkok berisi jeruk. 4. Sirih kerucut dimakantiga kali oleh anakyang disunat. 5. Mempersiapkan obat obatan
tradisional beserta pembalutnya. 6. Ujung daun pisang diletakkan dibawah gantang yang ditelentangkan. 2.
Sunah Rasul Bebako Upacara sunat rasul bebako merupakan upacara sunat rasul yang dihadiri oleh semua
keluarga termasuk bko baik pihak ibu maupun pihak bapak anak bersangkutan. C. Upacara Daur Hidup suku
Sakai Orang sakai adalah kelompok masyarakat yang bermukim di daerah Kecamatan Mandau kabupaten
Bengkalis, sebagai suku yang tergolong terbelakang mereka hidup secara berkelompok yang membentuk
masyarakat tersendiri yang terpisah dari suku bangsa lain yang lebih maju. Kehidupan orang Sakai mengetahui
bahwa setiaporang melalui empat fase kehidupan yaitu : 1. Ketika orang dilahirkan oleh ibunya ke dunia 2.
Ketika orang memasuki masa kedewasaannya. 3. Ketika orang kawin dan melahirkan keturunannya. 4. Ketika
orang kembali ke asal kejadiannya atau mati Bagi masyarakat Sakai dikenai beberapa upacara daur hidup,
antara lain : 1. Upacara melahirkan. 2. Upacara masa bayi 3. Upacara memetikan obat 4. Upacara masa kanak
kanak 5. Upacara masa dewasa. Dari lima upacara yang dilakukan oleh masyarakat Sakai ada empat upacara
yang selalu dilaksanakan, yaitu : 1. Upacara Masa Kehamilan Upacara masa kehamilan terbagi dalam tiga jenis
upacara, yaitu : 1. Upacara melenggang perut 2. Upacara menepuk tepung tawar. 3. Upacara menemuh bidan.
1. Upacara Melenggang Perut diadakan setelah usia kandungan tujuh bulan. Tujuan untuk memperbaiki letak
bayi di dalam kandungan. Peralatan yang dipergunakan untuk upacara melenggang perut, berupa : - Sehelai
kain panjang - Sehelai tikar pandan - Sebuah pebao atau dupa dan kemenyan. 2. Upacara Menepuk Tepung
Tawar. - Sebuah mangkok tepat daun daun tepung tawar. - Beberapa helai daun setawar. - Daun sedingin -
Beras dan kunyit digiling halus dimasukkan ke dalam mangkok Adapun proses pelaksanaan upacara menepuk
tepung tawar, adalah sebagai berikut : 1. Mula mula bidan membaca beberapa doa-doa tertentu, sambil
menyemburkan dan menghembuskan ke kiri ken kanan pintu ke rumah. 2. Bidan memegang ikatan daun
menepuk tawar yang berlumuran bercampur iar beras kunyit lalu ditepuk-tepuk ke bagian dahi perempuan yang
melaksanakan upacara 3. Selanjutnya ditepukkan pada ujung kaki kanan dan kiri 4. Tiap bagian yang ditepuk
dengan menepuk tepung tawar tersebut dilaksanakan sebanyak sekali saja. 5. Selesai upacara perempuan
hamil dibimbing kembali naik ke rumah dan suruh berganti pakaian. 3. Upacara Menempah Bidang Tujuan ialah
membuat perjanjian seorang bidan yang diharapkan akan merawat, mengasuh serta memberikan pertolongan
sejak perempuan itu hamil sampai ia melahirkan dan lepas empat puluh hari. Upacara menempah bidan
merupakan bagian dari rangkaian kegiatan acara kehamilan. Upacara menempah bidan ini adalah upacara
perjanjian bidan dengan perempuan hamil. 2. Upacara Melahirkan dan Masa Bayi Antara lain : - Upacara
melahirkan - Upacara menanam tembuni - Upacara mematikan obat Kebiasaan orang suku Sakai melaksanakan
upacara melahirkan dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan, antara lain : 1. Apabila ada tanda-tanda
akan melahirkan, maka suami cepat memberitahu tetangga terdekat. 2. tetangga-tetangga yang diberitahukan
biasanya berdatangan dan berkumpul di rumah perempuan yang akan melahirkan untuk memberi bantuan
meringankan beban keluarga yang melahirkan. 3. Selanjutnya ditepukkan pada ujung kaki kanan dan kiri. 4. Tiap
bagian yang ditepuk dengan menepuk tepung tawar tersebut dilaksanakan sebanyak sekali saja. 5. Jika
perempuan yang hamil belum juga melahirkan biasanya diberi air peluruh yaitu air putih yang dibacakan doa
doa tertentu oleh bidan. 6. setelah bayi lahir maka tali pusat dipotong dengan sembilu, kemudian disiram dengan
air limau purut diobati dengan kunyit giling dibaca doa doa tertentu. 7. bayi dibungkus dengan kain bidang yang
hangat, ditidurkan pada tempat tidur kecil yang telah di persiapkan. 8. bidan membersihkan badan ibunya. 9.
mengganti pakaian, rambu disisir diberi minum obat yang diberi baca doa doa tertentu yang tujuannya untuk
menahan darah dan mengobati luka dalam 10. kemudian diangkat ditidurkan di atas tempat tidur di dekat
bayinya. Setelah kegiatan proses melahirkan selesai maka selanjutnya bidan membersihkan tembuni menurut
kepercayaan orang sakai tembuni merupakan makan bayi apabila ia meninggalkan dunia. Seandainya tembuni
kurang bersih maka bidan akan dilempari dengan daging busuk di dunia dan akhirat. Biasanya setelah tembuni
bersih dimasukkan ke dalam seduah periuk tanah, ditutup ddan dimasukkan ke dalam kantong yang terbuat dari
anyaman pandan yang disebut sumpit. Tembuni diletakkan di atas dapur sampai bayi yang baru lahir itu tanggal
tali pusat. Maksudnya tembuni disimpan di atas dapur sampai bayi tidak menangis. Kebiasaan orang sakai
melakukan upacara penanaman tembuni setelah bayi tanggal tali pusat. Upacara menanam tembuni dilakukan
oleh bidan sendiri. Tembuni biasanya ditanam di bawah rumah. Maksudnya agar anak mudah mencari apabila
diperlukan kemudianhari. Selama masa melahirkan atau anak berumur empat puluh hari diadakan pula kegaitan
yang disebut upacara mematikan obat. Tujuan upacara ini ialah ntuk mengucapkan terima kasih teruama kepada
bidan dan semua tetangga yang telah membantu pelaksanaan upacara melahirkan sekaligus ditujukan untuk
memberi tahu kepada anggota masyarakat bahwa perempuan yang baru melahirkan telah pulih fisiknya. Alat
alat yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan upacara mematikan obat antara lain : - Sehelai kain - Sejumlah
uang - Asam dan garam Upacara mematikan obat dihadiri oelh tetangga terdekat yang sengaja diundang.
Pelaksanaan upacara mematikan obat tersebut berjalan melaluai proses sebagai berikut : 1. Bayi dibedung
dibaringkan di tengah rumah tempat upacara berlangsung. 2. Ketika itu kedua orang tua menyampaikan upacara
terima kasih kepada bian agar ikhlas menerima sehelai kain dan uang ala kadarnya. Bersama dengan itu
diserahkan pula asam garam tujuannya, untuk mematikan obat obat yang telah di berikan bidan selama
pengobatan terhadap perempuan yang baru melahirkan. 3. Setelah mendengar upacara terimakasih dari kedua
orang tua bayi baru lahir, bidan mengecap asam garam sebagai tanda penerima kembali ilmunya agar tetap
manjur apaila digunakan lagi kepada orang lain. 4. Setelah bidan mengecap asam garam, kemudian dikecapkan
ke bibir bayi. Maksudnya agar semua pertolongan yang diberikan kepada bayi mendatangkan berkat dan
kebahagian 5. Menerima kain dan uang yang telah diberikan. Asam garam yang tersisa ditinggalkan dibungkus
di jadikan tangkal untuk menghalau makhluk halus yang menggangu bayi. 3. Upacara Masa Kanak Kanak
Sedah menjadi kebiasaan bagi masyarakat sakai untuk melakukan kegiatan yang disebut upacara masa kanak
kanak. Ada beberapa jenis upacara masa kanak kanak oleh masyarakat orang sakai antar lain adalah : a.
upacara pemberi nama b. upacara memasuki hutan c. upacara bersunat Upacara Pemberian Nama Biasanya
orang sakit sebelum anak diberi nama melalui upacara, anak dipanggil sesuai dengan jenis kelaminnya. Jika
anak laki laki dipanggil si Jantan, dan perempuan dipanggil Tino. Pelaksaan upacara pemberian nama
biasanya ketika akan berusia empat atau lima tahun. Apabila upacara pemberian nama akan di adakan maka
sanak keluarga dari kedua belah pihak dating ke rumahnya. Perayaan upacara pemberiannama juga dilengkapi
dengan makanan makanan. Setelah semua keluarga berkumpul diminta salah seorang yang paling tua
diantara keluarga yang hadir untuk memimpin upacara pemberian nama tersebut. Menurut kepercayaan
masyarakat orang sakai yang paling baik memimpin upacara pemberian nama, baik datuk dari pihak ibu maupun
datuk dari pihak bapaknya. Proses upacara pemberian nama tersebut. Adalah sebagai berikut : a. Mula mula
anak diberi pakaian yang baru, kemudian diletakkan di tangah rumah b. Semua keluarga yang hadir mengelilingi
memuji kecantikan, keelokan fisik dan tingkah lakunya. c. Datuknya memberitahukan kepada segenap yang
hadir nama atau panggilan yang diinginkan untuk anak tersebut. d. Pembacaan doa e. Hidangan disuguhkan
dimakan bersama sama Upacara Masuk Hutan Selain upacara pemberian nama, masyarakat sakai juga
melakukan kegiatan terhadap kanak kanak yang disebut upacara masuk hutan. Upacara memasuki hutan
biasanya dilaksanakan setelah anak berusia dua tahun. Tujuan upacara mmemasuki hutan adalah agar anak
menjadi orang sakai yang berani mencari kehidupan di hutan, tergantung pada hutan, lading lading mereka
buat di tengah tengah hutan. Agar dapat mencari kehidupan di hutan orang harus berani, kuat, tabah, dan
terampil mempergunkan berbagai senjata dan alat yang diperulakn ketika berada di hutan. Alat alat dan benda
benda yang idpersikan untuk melakukan upacara memasuki hutan, ialah : - Sebatang tombak - Sebuah kojo
atau sejenis tombak - Sebuah ago atau sejenis keranjang pengangkut barang. - Bekal secukupnya selama di
huan Setelah alat alat dipersipakan, maka proses upacara memasuki hutan di laksanakan : Anak dimasukkan
ke dalam ago lalu di dukung di belakang pundak ibunya. Kemudian berjalan menuju hutan dengan ayah berjalan
di depan sambil membaca doa doa tertentu Sampai di hutan yang dianggap sesuai untuk upacara dibangun
sebuah pondok kecil tanda dinding, tempat berteduh, tempat tidur pada malam hari. ketika hari siang anak
dibawa keluar masuk hutan sambil mencari makan dan berburu. Kegiatan itu dilakukan selama berblan bulan
sehingga anak serasi dengan lingkungan hutan. Setelah beberapa bulan di hutan anak dibawa kembali pulang
ke rumah. Kepercayaan masyarakat sakai anak yang telah dibawa ke hutan biasnya bertambah sehat dan segar,
semua makhluk halus yang menunggu di hutan tidak akan menegur atau mengganggu anak tersebut. Upacara
Bersunat Upacara bersunat merupakan golonan upacara kanak kanak upacara ini biasanya dilaksanakan oleh
masyarakat sakai yang beragama islam bersunat rasul bagi masyarakat sakai dilakukan pada anak laki laki
dan perempuan. Bersunat rasul sudah menjadi kebiasaan dilakukan oleh masyarakat sakai. Sebelum upacara
bersunat biasanya dilakukan kegiatan kegiatan persiapan upacara diantaranya adalah : - Pemberitahuan
keapda seluruh warga dan tetangga dekat - Rumah dihiasai dibantu oleh kaum kerabat tetangga terdekat -
Mempersikan alat alat keperluan upacara seperti : a. Sebilah pisau lipat b. Sebuah penjepit dari kayu c. Batang
pisang d. Penyekang tersebut dari rotan e. Air lada, kunyit giling f. Sehelai kain g. Kelengkapan tepuk tepung
tawar h. Sekapur sirih - Memanggil tukang sunat yang disebut MUDIN - Jamuan makam siang diakhiri dengan
pembacaan doa selamat Proses kegiatan upacara bersunat yang dilaksanakan oleh masyarakat sakai, adalah
sebagai beirkut : Mula mula anak disuruh mandi atau berandam dalam air, sambil berendam kepada anak
disirim atau didimbo dengan air. Berendam kurang lebih satu jam sapai anak benar benar dingin. Anak dibawa
ke rumah sebelum naik rumah diadakan upacara menepuk tepung tawar yang dilakukan oleh mudin. Tujuan
menepuk tepung tawar, adalah untuk memohon doa selamat dan memohon berkah dari orang orang tua yang
terkemuka dimasyarakat. Mudin memberikan sekapur sirih dan segelas air putih untuk diamakan oleh anak yang
akan bersunat. Tujuannya, agar berani menghadapi upacara bersunat. Anak dipangku naik ke rumah langsung di
dudukkan di atas batang pisang, dibantu oleh beberapa orang, kemudian sunat dilakukan. selesai bersunat
diberi obat obat tradisional seslai pengobatan dipindahkan ke tempat tidur yang telah di sediakan. 4. Upacara
Masa Dewasa Salah satu bagian upacara daur hidup orang sakai ialah melakukan upacara masa dewasa.
Upacara masa dewasa orang sakai merpakan upacara melatih anak anak dalam mempergunakan beberapa
alat senjata yang dipergunakan dalam berburu. Disamping itu juga diajarkan mengenal jenis jenis binatang
buruan dengan segala sifat sifatnya. Alat yang diperlukan dalam upacara ini ialah seekor anjing. Sebatang
lubing atau kojo, sebuah ago dan sebatang tombak. Pelaksanaan upacara belajar berburu biasanya dilakukan
secara berkelompok. Terutama bagi orang tua yang mempunyai anak laki laki mereka mufakat dan sepakat
untuk mengajari anak amak untuk bersama sama melatih dan mengajar anak anaknya. 1. sebelum
memulai upacara ditetapkan terlibat dahulu hari pelaksanaan upacara. 2. setelah hari ditetapkan berangkatlah
dengan membawa peralatan yang diperlukan menuju hutan 3. Setelah sampai di hutan masing masing anak
melepaskan anjingnya 4. Apabila anjing menggonggong anak yang punya anjing tersebut menuju kea rah anking
menggongong. 5. Jika anjing menggonggong itu bertemua dengan binatang buruan pada saat itulah mencoba
mempergunakan senjata berburunya. 6. Kegiatan ini dilakukan terus menerus sampai anak mahir, tau cara
berburu dan memeprgunakan alat alat serta persenjataannya. 7. sore hari mereka kembali ke rumah masing
masing menurut kepercayaan orang sakai makhluk halus itu mempunyai kekutan kekuatan biasa misalnya : -
Kekuatan yang dapat mencelakanan dan memusnahkan manusia - Kekuatan yang dapat menjinakkan dan
dikuasai oleh manusia Tujuan mempelajari ilmu selain menjaga diri, juga untukmemberi pertolongan kepada
orang lain dan kadang kadang dipergunakan sebagia senjata untuk menganiaya orang lain. Jika seseorang
menginginkan suatu ilmu ia harus berguru kepada seseorang yang memiliki ilmu melalu upacara suci yang
disebut Upacara Menuntut Ilmu upacara meneuntul ilmu ada secara resmi dilaksanakan oleh orang tua
darikeluarga anak yang bersangkutan. Apabila anak menurut oran tua sudah wajar untuk menguasai ilmu, maka
diserahkan keapda dalam secara resmi proses pelaksanaan menuntut ilmu antara lain : 1. Menetapkan hari
upacara mentut ilmu 2. Tidak boleh dihadiri orang ramai,hanya dukun dan akan bersangkutan Alat alat yang
diperlukan dalam upacara menuntut imu antara lain : - Asam garam - Ayam jantan putih - Kain satu meter BAB 2
RAGAM SENI BUDAYA INDRAGIRI HULU DAN KUANSING Di kabupaten indragiri Hulu dan Kabupaten
Kuantan Singing dapat dijumpai beberapa ragam seni budaya, yaitu : A. Tarian Ada beberapa jenis tarian yang
dapat ditemui di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing, antara lain: 1. Tari Cecah Juai atau Inai Tari ini
dapat dijumpai di Kecamatan Rengat, biasanya tari inidilakukan ketika pasangan mempelai akan diberi
pencecahan inai dalam upacara nikah kawin 2. Tari Mayat Tari Mayat ini adalah tarian dari puak Melayu Talang
Mamak dalam upacara kematian, biasanya tari ini dapat ditemukan di Rengat dan Pasir Penyu. 3. Tari Debus
Tari Debus merupakan tari yang menggunakan senjata tajam untuk menusuk diri penari. Biasanya tarian ini
dapat di jumpai di rengat 4. Tari Lukah Tari Lukah merupakan tarian masyarakat talang mamak. Peralatan tari
lukah talang mamak ini sama dengan tari lukah di daerah lain. 5. Tari Zapin Tari Zapin merupakan jenis tarian
yang sangat luas di ketahui masyarakat. Tari Zapin banyak disukai oleh kalangan Puak Melayu. 6. Silat Rantau
Kuantan Didaerah Rantau Kuantan terdapat 3 ( tiga) macam silat, yaitu : Silat tangan, silat pedang, dan silat
perisai. Semua silat tersebut tertatat dalam bentuk tarian, tapi bukannya hanya untuk pertunjukan hiburan
melainkan diutamakan untuk membela diri dari serangan musuh. B. Drama atau Teater Tradisional Di Indragiri
Hulu atau Kuansing pertunjukan rakyat yang paling terkenal adalah Ranai Rantau Kuantan. Randai ini disebut
Randai Rantau Kuantan, karena tidak seluruhnya sama dengan Randai di Minang atau di Kampar. Randai
Kuantan memasukkan unsur cerita lawak, joget, musik, dan nyanyain. Pada mulanya Randai Kuatan
menggunakan cerita Minang. Namun dalam perkembangan Randai Kuantan telah memakai syair atau hikayat
melayu. C. Nyanyian Didaerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing ada berbagai macam jenis nyanyian,
antara lain sebagai berikut : 1. Naudong Naudong merupakan nyanyian yang dilakukan leh ibu rumah tangga
untuk menidurkan anaknya. Biasanya naudong berisi berbagia macam pantun, dan syait. Naudong ini dilagukan
dalam pesanpesan agama, pendidikan dan akhlak atau yang bersifat keagamaan. Naudong ini hamper merata
dijumpai di daerah kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing. 2. Kayat Kayat, adalah syair atau disebut hikayat.
Biasanya kayat ini dibacakan oleh atu atau dua orang seniman kayat, dan diiringi dengan gendang atau talam.
Kayat biasanya terkenal di daerah kantau kuantan atau didaerah kabupaten kuuansing.kayat sebenarnya
berasal dari kata hikayat artinya adalah kisah kisah atau riwayat tertentu, yang merupakan unsure pendidikan.
Ada tiga macam kayat yaitu : 1. Kayat Porang Kayat porang, artinya kisah kisah tentang peperangan 2. Kayat
anak anak Kayat anak anak ialah : kisah yang berisi kisah anak anak menanti ayah bunda di padang
maksyar 3. Kayat Pantun Kayat pantun, yaitu kayat yang berisi suasana romantis dalam jalinan yang humor.
Belakangan ini muncul pula kayat yang disebut tengkorak kering khususnya untuk media dakwah. 3. Berzanji
Berzanji adalah membaca kalimat Allah SWT. Berzanji biasanya dibawa pada upacara upacara tertentu,
misalnya : Upapcara daur hidup manusia. 4. Berdah Berdah merupakan seni silam yang hamper merata di
daerah Riau berdah ini adalah pembacaan riwayat nabi Muhammad SAW. Dengan iringan rebana. Biasanya
ketika kisah kisah sampai pada nabi masuk madinah maka seniman berdah berdiri sebagai tanda memberi
hormat kepada nabi. 5. Nyanyian Sialang Nyanyian sialang biasanya dilakukan oleh para bomo dari puak Melayu
Talang Mamak dan Petalang. Nyanyian yang menjadi mantra ini dilagukan ketika akan mengambil madu lebah
dari pohon sialang. Nyanyian ini juga di gunakan untuk mengambil enau. 6. Surat Kapal Surat Kapal, ialah
semacam nyanyian yang berisi pepatah waktu melepas keberangkatan mempelai laki laki ke rumah pengantin
perempuan. D. Musik Tradisiolal Di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuasing ada berbagai musik tradisional
beserta peralatannya diantaranya adalah : 1. Salung Salung di Rantau Kuatan terbuat dari bamboo dengan
empat lubang. Gunanya alat musik ini adalah untuk mengiringi berbagai nyanyian seperti kaat, pantau, randai. 2.
Rarak Rarak merupakan perangkat musik tradisional yang paling popular di rantau kuantan. Ada bermacam
rarak di rantau kuatan yaitu : - Rarak celempang tingkah, yaitu memakai dua buah celempong - Rarak gong
kecil, sudah punah - Rarak Gong Besar, yaitu memakai dua gong dan dua rebana - Rarak celempang cuam,
yaitu enam buah celempong dan satu rebana - Rarak gendang biasa,yaitu rarak jalur rarak silat, yaitu rarak
menggunakan lima celempong, satu buah gong, dua gendang panjang. 3. Rebana dan Talam Rebana dan Talam
dari kulit kambing diikat pada bingai kayu dengan jalinan roton. Kemudian ada gendang kecil dan panjang.
Gendang juga terbuat dari kulit binatang, bingkai dari rotan, selainitu ada pula gong dan celempong yang juga
sama gong dan celempong di tempat lainnya. E. Seni Kerajinan Tradisional Seni kerainan tradisonal di daerah
Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing ada beberapa macam yaitu : 1. Tenunan Indragiri Tenunan indragiri
dapat ditemukan di Kecamatan Rengat. 2. Tekat Tenunan tekat sama halnya dengan tekat yang terdapat di Siak
dan Pekanbaru. 3. Anyaman Anyaman anyaman yang dapat ditemukan di daerah Indragiri Hulu dan Kuansing,
adalah anyaman yang terbuat dari berbagai bahan seperti bamboo, rotan, rumbai, mengkuang, pandan. F.
Upacara Tradisional 1. Upacara Nikah Kawin 2. Upacara Sunat Rasul 3. Tobo 4. Upacara Tolak Bala 5. Upaca
Khatam G. Cerita Rakyat Di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing ada beberapa cerita rakyat, antara
lain adalah : 1. Telur Tembakul 2. Putri Tujuh 3. Rakit Kulim 4. Kolam Loyang. 5. Silat Rantau Kuantan atau Silat
Pangean 6. Sutan Nan Garang 7. Elang Berkulik 8. Buaya Kari. 9. Batu Patah Batawuik 10. Rawang Tekuluk 11.
Beruk Gantang. H. Permainan Rakyat Dikabupaten Indragiri Hulu dan kabupaten Kuansing ada beberapa
permainan rakyat, diantaranya adalah : 1. Pacu Jalur. 2. Pacu Sampan 3. Ranggung 4. Main Rajo Tinggi 5. Main
Polosi 6. Permainan lain 7. Singgam I. Peninggalan Sejarah Di daerah Kabupaten Indragiri Hulu ada beberapa
peninggalan bersejarah, yakni : 1. Komplek makam raja raja 2. Rumah Pembesar Kerjaan Indragiri 3. Benteng
benteng 4. Padang Candi atau Candi Tawar 5. Selain Peninggalan bersejarah di atas ada pula peninggalan
penginggalan lain dalam bentuk meriam, pasa, piring, senjata, dan alat alat tradisional. J. Organisasi Kesenian
Di Indragiri Hulu dan Kuansing banyak kesenian kesenian tradsional misalnya ada orkes gambus di Rengat,
reog pronorogo, wayang orang, wayang kulit yang paling banyak adalah kelompok kelompok silat, dan randai
terutama di daerah Kuantan. BAB 3 SENI ARSITEKTUR TRADISIONAL DAERAH RIAU A. Arsitektur Tradisional
Arsitektur tradisional adalah seni bangunan yang merupakan cirri khas suatu daerah. Arsitektur tradisional
daerah Riau merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia umumnya dari warisan daerah Riau
khususnya. Arsitektur tradisional adalah suatu seni bangunan yang bentuk, struktur, fungsi ragam hias dan cara
pembuatannya diwariskan secara turun temurun, serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan
dengan sebaik baiknya. Arsitektur tradisional sebagai unsure kebudayaan dapat dikatakan tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku bangsa ataupun bahasa. Arsitektur tradisional
merupakan salah satu identitas dari suatu pendukung kebudayaan. Fungsi arsitektur tradisional adalah sebagai
tempat tinggal untuk melindungi diri dari segala gangguan alam dan binatang buas. B. Arsitektur Tradisional
Suku Melayu 1. Jenis jenis Bangunan a. Rumah Tempat Tinggal 1. Nama Nama rumah tempat tingal bagi suku
Melayu Kepulauan Riau disebut dengan Rumah Bubung Melayu atau Rumah Bilah Bubung atau Rumah
Bubung. Nama rumah bubung Melayu diberikan oleh para pendatang bangsa asing terutama orang cina dan
Belanda, sedangkan nama rumah bilah bubung diberikan oleh orang Melayu. Kemudian rumah rubung diambil
dari kata rabung, yaitu singkatan kata perabung. Sebutan lain yang diberikan kepada rumah berdasarkan pada
bentuk kecuraman atap, variasi atap dan letak rumah. Rumah yang atapnya curam disebut rumah Lipat pandan.
Kalau atapnya agak mendatarang disebut Rumah LIpa kacang dan bila atapnya diberi tambahan disebelah
bawah dengan atap lain disebut Rumah Atap Layar atau Rumah Ampar Labu. 2. Tipologi Rumah suku Melayu
Kepulauan Riau didirikan di atas tiang yang tingginya rata rata antara 1,5 sampai 2,40 meter, yang lazim
disebut dengan rumah panggung. Biasanya rumah yang cukup besar dimiliki oleh orang orang Melayu yang
memegang posisi didalam masyarakat. 3. Bentuk bentuk Bagian Rumah Rumah rumah bagi suku Melayu
Kepulauan Riau mempunyai bagian bagian tertentu. Umumnya bagian bagian itu adalah sebagai berikut : a.
Tangga l. Gulung b. Tiang m. Tulang Bubung c. Rasuk n. Tunjuk Langit d. Gelegar o. Dinding e. Bendul p. Pintu f.
Lantai q. Jendela g. Jenang r. Lubang Angin h. Sento s. Singap i. Tutup tian t. Loteng j. Alang u. Atap k. Kasau b.
Rumah Ibadah Rumah ibadah biasanya mempunyai ketentuan ketentuan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Nama Tempt melakukan sembahyang Jumat berjamaah disebut masjid. Tempat pengajian dan berjamaah
selain dari sembahyang Jumat disebut Surau. 2. Tipoogi 3. Bentuk bagian bagian - Bangunan ibadah
berbentuk bujur sangkar. - Atap bangunan berbentuk limas atau belah bubung. 4. Susunan Ruangan 5. Fungsi
Tiap tiap Ruangan a. Ruangan induk fungsinya termpat jamaah sembahyang atau tempat melakukan
pertemuan dan pengajian. b. Ruangan mikrab fungsinya tepat khotib membaca khotbah dan tempat khatib
sembayang. 2. Mendirkan Bangunan Tahap dalam mendirikan bangunan ada beberapa tahap yang dilaksanakan
antara lain : 1. Musyawarah Musyawarah, yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum mendirikan bangunan. 2.
Membuatnya. Membuat balok balok bagian ats sama dengan seperti membuat balok balok bagian lainnya. 3.
Tahap tahap mendirikan Bangunan 1. Mencacak Tiang 2. Memerampak 3. Menaikkan Atap 4. Melantai 5.
Mendiding 6. Memasang daun pintu dan jendela Tehnik dan Cara Pembuatannya. 1. Bagian bawah terdiri dari
tiang, rasuk, brendal, gelegar, dan lantai. 2. Tempat 3. Upacara upacara Mendirikan. BAB 4 ARSITEKTUR
TRADISIONAL SUKU MELAYU DI LIMA KOTO KAMPAR A. Jenis jenis Bangunan 1. Rumah tempat tinggal
Rumah tempat tinggal adalah bangunan atau rumah tempat orang tinggal. a. Nama Di daerah Kabupaten
Kampar bangunan tempat tinggal dinamakan RUMAH LONTIK ada pula sebutan lain yaitu RUMAH
PENCALANG atau rumah lancing. Nama rumah lontik diberikan sebabkan menurut bentuk perabung atapnya
lentik ke atas, sedangkan nama pecalang dan lancang diberikan karena bentuk hiasan kaki dinding di
depannya mirip Perahu Pada dasarnya pemberian nama bangunan arsitektur tradisional Kabupaten Kampar
lebih cendrung diberkan menurut bentuk atapnya, dan bentuk kaki dinding depan bangunan itu. Bentuk ukiran di
bagian kaki didingnya muka dan belakang, maka bangunan itu disebut rumah lancang atau rumah pencalang.
Bentuk diding yang miring keluar seperti miringnya diding perahu menyebabkan rumah itu disebut rumah
lancang. b. Tipologi Tipologi rumah di Kabupaten Kampar adalah bertipe rumah panggun, dan persegi panjang.
Rumah ini berbentuk rumah panggung disebabkan antara lain : 1. Menjaga kemungkinan bahaya binatang buas,
dan banjir. 2. Kolong rumah dapat pula dipergunakan sebagai tempat kandang ternak, tempat berkutang, dan
tempat anak anak bermain. 3. Adanya ketentuan adat yang menyuruh rumah harus memakai tangga dengan
lima anak tangga. 4. Adanya ketentuan adapt yang menyebut bahwa kalau bertamu ke rumah orang yang tidak
laki laki, maka tamu tersebut harus meletakkan kakinya sebelah ke anak tangga teratas dan sebelah lagi ke
bandul rumah. 5. Adanya kebiasaan masyarakat untuk mencuci kaki di pangkal tangga dengan menyediakan
TEMPAYANG AIR 6. Adanya ketentuan adat bahwa penghuni rumah terutama kaum wanita berpakaian
seadanya di dalam rumah tanpa ada ruang penyekat. c. Bentuk bentuk bagian Bangunan Pada hakekatnya
bentuk rumah antara orang yang mampu dengan yang tidak mampu tidak ada perbedaan. Perbedaannya
terletak pada : - Banyaknya hiasan pada rumah - Besar kecilnya ukuran rumah. - Halus kasarnya pekerjaan
tukang rumah, pemilik yang memiliki kemampuan lebih akan menghias rumah yang tampak secara lengkap,
yaitu : - Puncuk bubungan atap - Lisplank - Bagian bawah dan atas ambang pintu dan jendela - Sepanjang tiang
- Kaki tiang - Kasau Namun rumah itu tetap namanya rumah lontik, atau rumah lancang. Adapun bentuk bentuk
bagian rumah tersebut terdiri dari : 1. Tangga Tangga biasanya terdiri dari : - Anak tangga dibuat lima tingkat -
Tangga terbuat dari kayu keras - Tiang dan anak tangga dibuat pipih - Tiang tangga dipasang miring tidak sampai
ke dinding - Bertumpu pada injak injak di depan pintu yang disebut PENONGGAN - Di pangkal tangga dibuat
alas dari kayu keras atau batu. - Di samping tangga diletakkan tempayang air untuk mencuci kaki - Biasa tempat
yang diletakkan sebelah kanan tangga 2. Tangga - Tiang berbetuk balik persegi empat, enam sampai sembilan
dan bulat - Tiang bagian luar diberi hiasan khusus yang disebut tiang gantung. - Fungsi utamanya sebagai
penompang kerangka dinding sebelah bawah. - Tiang dipahatkan dan dipasangkan ke tiang tempat tiang
menempel - Tiang utama disebut tiang Tuo, yaitu yang terletak pada deretan ke dua pintu. Masuk sebelah kiri
dan kanan. Tiang ini tidak boleh disambung. - Tiang tiang lain tidak ditentukan jumlahnya tergantung besarnya
rumah. - Tiang tuo bahannya lazim dipakai kayu kulim, tembusu, resak, dan punak. - Dibawah sekali sekali
dibuat bersegi empat, kemduian segi enam, dan diatasnya segi delapan atau bulat. 3. Rasuk Rasuk adalah balok
persegi empat yang bahannya terdiri dari kayu keras. Umumnya rasuk dibuat dua lapis atau ganda. Tetapi ada
juga yang dibuat satu. Rasuk ganda disebut rasuk induk, dan rasuk anak. Rasuk induk sebelah bawah dan rasuk
anak sebelah atas. 4. Gelegar Gelegar adalah kayu tempat meletakkan papan lantai. Bentuknya persegi empat
atau bulat, bahannya dari kayu keras. 5. Lantai Lantai dibuat dari papan yang disusun rapat, pemasangan sejajar
dengan rasuk dan melintang di atas gelegar. Bahan lantai yang terbaik adalah kayu punak diberi pian atau lidah
dan purus. Lantai rumah induk dan loteng harus rapat. Sedangkan lantai bagian belakang ada yang rapat,
setengah rapat dan berjarak beberapa sentimeter. 6. Tutup Tiang Tutup tiang berbentuk persegi empat
ukurannya tergantung kepada besarnya tiang. Tutp tiang yang menghubungkan tiang tiang sudut bagunan
yang menghubungkan antara tiang dengan tiang lainnya disebut TUTUP TIANG PENDEK 7. Alang Alang
adalah pekayuan yang berbentuk persegi atau bulat, dipasang di atas tutp tiang. Fungsinya dapat disamakan
sebagai gelegar loteng, dan bahannya sama dengan tutup tiang. 8. Kasau Kasau berbentuk persegi atau bulat.
Kasau lebih kecil dari alang. Kasau yang besar terletak sebelah bawah gulung gulung disebut KASAU
JANTAN. Sedangkan yang diatas gulung gulung disebut KASAU BETINA 9. Tunjuk Langit Tunjuk tiang langit
berbentuk balok persegi empat. Pada tunjuk langit dipasang kuda kuda dan palang kuda kuda. Biasanya
ketingngian ujung perabung dengan bagian tengah terendah adalah 5 : 1 atau 4 : 1 10. Sento Fungsi sento
adalah sebagai kerangka pintu dan jendela. Bentuknya balok persegi empat. 11. Jenang Jenang berbentuk
persegi empat. Jenang adalah tempat sento dipahatkan. Fungsi jenang ialah sebagai kerangka pintu dan
jendela. Sebenarnya sento dan jenang adalah sebagai kusen pintu dan kusen jendela 12. Dinding Dinding rumah
lontik miring keluar sedangkan diding dalam tegak lurus. Dinding semuanya tidak memakai rangka dinding, tapi
diletakkan kepala balok yang dipurus dimana dinding ditanamkan. 13. Pintu Pintu bagian atasnya diberi hiasan
ukuran terawang berupa lengkung yang disebut LAMBAI LAMBAI. Pengertian lambai lambai adalah
keramah tamahan dan penghormatan pemilik rumah kepada tamunya. Bagian bawahnya diberi hiasan berupa
kisi kisi dan ukiran antara 10 dan 20 sentimeter. Tinggi antara 60 sampai 100 cm. bingkai daun pintu biasanya
diberi hiasan ukiran. Pintu tidak memakai engsel, tetapi berputar atas bawahnya. Kunci dibuat dari kayu yang
disebut PENGKOLANG 14. Jendela Ada dua macam bentuk jendela, yaitu : a. Jendela yang bentuknya sama
dengan bentuk pintu b. Berbentuk memanjang. Kisi kisi hiasan jendela lebih tinggi dari kisi kisi pintu yaitu 35
sampai dengan 45 cm. jendela panjang ukurang tinggi antara 35 50 cm, dan lebarnya antara 1 sampai dengan
2 meter. Jendela ini dipasang khusus dengan rangka jendela diberi hiasan ukiran dan kisi kisi bubutan. Daun
jendela tidak melekat tapi lepas dapat dibuka dan dipasang dari samping. Letaknya agak tinggi dari lantai
daunnya, dapat dibuka ke atas. Semua daun jendela dibuka ke dalam. 15. Loteng Loteng disebut SALANG
tinggi dari lantai antara 1,5 2 meter. Loteng berlantai papan, susunannya sama seperti susunan lantai ruangan
rumah induk. Loteng dipasang menutupi seluruh bagian atas ruangan dalam rumah induk. Tetapi ruangan
belakang tidak diberi loteng. 16. Atap Atap bentuknya melengkung ke atas pada kedua perabungnya. Kaki atap
melengkung ke atas tidak sekuat lengkungan bubungnya. Pada kedua ujung puncak atap diberi hiasan
khususnya yang disebut SULO BAYUNG Pada keempat sudut ujung atap diberi hiasan yang disebut SAYOK
LAYANG LAYANG. Bentuk hiasan berbagai macam, antar alain berbentuk bulan sabit, tanduk kerbau, taji dan
ada pula berbentuk ukuran SELEMBAYUNG serta SAYAP LAYANG LAYANG yang terdapat di daerah Riau
lainnya. Umumnya ukiran melengkung ke atas. Ukiran pada kedua puncak ujung atap disebut sulo bayung
tergantung mengandung makna : - Pengkuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. - Memberikan penerangan
kepada seisi rumah - Banyak membantu penduduk dalam mengolah pertanian. Susunan Ruangan Rumah
biasanya terdiri dari 3 ruangan, tapi rumah Sompu terdiri dari 4 Ruangan. Ruangan harus tiga karena sesuai
dengan alam nan tigo 1. Alam Berkawan, yakni pergaulan antara sesame warga kampung. 2. Alat Bersamak,
yaitu kaum kerabat dan keluarga. 3. Alam Semalu, yaitu kehidupan pribadi dan rumah tangga. Fungsi Tiap tiap
ruangan 1. Ujung bawah adalah tempat duduk ninik, mamak dan udangan dalam upacara tertentu. 2. Pangkal
Rumah adalah tempat duduk ninik mamak, pemilik rumah atau disebut ninik mamak nan punyo soko 3. Ujung
tengah, ialah untuk tempat gerai pelaminan sehari hari dipergunakan tempat tidur pemilik rumah. 4. Poserek,
adalah dipergunakan tempat berkumpul orang tua perempuan dan anak anaknya. 5. Sulo pandan,
dipergunakan tempat meletakkan barnag barang keperluan sehari hari dan peralatan dapur. 6. Pedapun,
dipergunakan tempat memasak, tempat kaum ibu bertemu dan tempat makan keluarga, tempat tidur anak gadis.
2. Rumah Ibadah Di daerah Kabupaten Kampar setiap kampong memiliki rumah ibadah, terutama mesjid dan
surau. 1. Nama Nama rumah ibadah di Kabupaten Kampar adalah Mesjid dan Surau. Disamping tiu ada pula
RUMAH SULUK, yaitu rumah yang khusus untuk melakukan kegiatan suluk atau berkhalwat. 2. Tipologi
Tipologi adalah mesjid dan surau adalah bangunan bujur sangkar dan bertiang. Rumah ibadah mesjid tipologinya
bujur sangkar disebabkan atap nya yang khas, yaitu kubah diatas dan bentuk limas dibawahnya. Ada semacam
kepercayaan bagi masyarakat di Kabupaten Kampar, bahwa menganggap bentuk mesjid atau rumah ibadah segi
emapt melambangkan 4 mazhab dalam Islama, yaitu mazhab Syafei, Maliki, Hambali dan Hanafi yang
merupakan tonggak mazhab ahli sunnah wal jamaah. 3. Bentuk bagian bagian Rumah Ibadah. Rumah ibadah
hakekatnya tidak jauh berbeda dengan rumah tempat tinggal. Bagian bagian itu, adlaah sebagai berikut : a.
Tiang Bentuk tiang rumah ibadah terutama mesjid yakni balok persegi empat, enam dan delapan atau kombinasi
dari segi segi tersebut. Ukuran tiang terbesar adalah SETULANG, yakni ukuran tangan dari siku sampai ke
ujung buku jari tergenggam dan terkecil sejengkal orang dewasa. Dalam rumah ibadah di Kabupaten Kampar
ada yang disebut tiang MACU. Tiang macu mempunyai kekhasan tersendiri, antara lain adalah : 1. Tiang macu
ukurannya lebih besar dari tiang tiang lainnya. 2. Tiang macu berfungsi sebagai penyangga utama bangunan
dari tanah sampai ke loteng kerangka atap 3. Tiang macu sebagai tiang pokok yang menahan beban dan bobot
bangunan 4. Tiang macu tidak boleh bersambung, dibuat dari bahan atau kayu pilihan. b. Atap Atap yang dibuat
bertingkat disebut kubah. Puncak kubah diberi hiasan yang mengandung makna tertentu. Atap dibawah kubah
berbentuk limas atau pyramid yang terpotong oleh kubah. Atap mikrab berbentuk setengah limas dan belah
bubung. Di atas atap imkrab diberi hiasan seperti kubah tetapi ukurannya lebih kecil c. Dinding Dinding terbuat
dari papan dipasang tegak lurus atau seperti diding rumah tempat tinggal agak miring keluar. Begitu pula
variasinya ada yang miring dan ada yang mendatar, serta cara pemasangannya sama seperti rumah tempat
tinggal. d. Pintu dan Jendela Pintu dan jendela mesjid serta surau sama seperti jendela rumah tempat tinggal.
Pada mesjid ada pintunya e. Pekayuan f. Loteng Susunan Ruangan Umumnya bangunan mesjid atau suratu
terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan induk dan ruangan mikrab. Mesjid biasanya dibuat menara sebagai
tempat bagi bilal menyuarakan azan. Ruangan Mikrab terletak di sebelah barat dari ruangan induk, sedangkan
menara diletakkan di mana saja. Fungsi Tiap tiap Ruangan Rumah tempat bermusyawarah keluarga dan
pesukuan ini biasanya sekaligus tempat tinggal, yaitu disebut RUMAH SEOPU atau RUMAH SOMPU. gus
tempat tinggal, yaitu disebut RUMAH SEOPU atau RUMAH SOMPU. Susunan Ruangan Ruangan rumah
sampu atau rumah seompu terdiri dari ruangan bawah, tengah, dalam dan belakang. Fungsi ruangan sama
dengan ruangan rumah tempat tinggal, yang khususnya adalah ruangan dalam yakni sebagai tempat
mengadakan musyawarah persukuan dan keluarga. 3. Beberapa Upacara Mendirikan Bangunan A. Bagi
masyarkat kabupaten Kampar, antara lain : a. Upacara sebelum mendirikan bangunan. b. Nama upacara, ialah
Mendarahi Kayu. c. Tujuan Upacara, yaitu : 5. Untuk menjaga segala penunggu yang mungkin ada dipohon dan
didalam hutan itu. 6. Untuk menjaga agar seluruh turut bersama kayu tidak diganggun oleh sentan atau binatang
buas. d. Tempat e. Penyelenggaraan f. Peserta Upacara g. Pimpinan Upacara. B. Upacara Mendirikan Bangunan
a. Nama upacara, yaitu upacara Menogakkan rumah, yang disebut Bapakaian dan Mendarahi Tiang Tuo b.
Tujuan upacara menogakkan rumah atau upacara Mendarahi Tiang Tuo, adalah untuk mematikan tanah,
mendoakan supaya bangunan yang akan didirikan itu mendatangkan kebahagiaan bagi penghuninya, sebagai
tanda bahwa bangunan mulai didirikan. c. Tempat dan Waktu Upacara. Tempat upacara biasa di tempat rumah
yang akan didirikan, sedangkan waktunya setelah seluruh bangunan siap di kerjakan, dan dianggap baik oleh
Kepala Suku atau Datuk Nan Limo d. Penyelenggara Diselenggarakan oleh pemilik bangunan dan oleh seluruh
masyarakat. e. Perserta Upacara. Seluruh lapisan masyarakat. f. Alat alat upacara. Alat alat upacara yang
diperlukan untuk upacara menogakkan rumah atau mendarahi tiang tuo ini adalah : 1. Kain Campo Tengkuluk
Gadang. 2. Sirih setangkai. 3. Bibi kelapa 2 jara. 4. Mayang pinang sejarai. 5. Payung. 6. Kain Penji. 7.
Seperangkat alat multi Celempong, Gong dan Gendang. 8. Seperangkat peralatan tepung tawar. 9. Air putih dan
limau purut. 10. Hewan sembelihan. g. Tata Pelaksanaan Upacara. Tidak boleh melangkahi lobang tempat
semakam, tidak boleh melangkahi pekayuan yang sudah disiapkan ditempat itu. h. Jalannya Upacara C.
Upacara Setelah Bangunan Selesai Setelah bangunan ditunggu terakhir dulu diadakan upacara yang disebut
MEMINDAI RUJAH yakni upacara kenduri biasa. BAB 5 RAGAM SENI BUDAYA KABUPATEN KEPULAUAN
RIAU A. Tarian 1. Joget, merupakan tarian tradisional yang amat disukai di daerah ini. 2. Zapin, juga tarian yang
popular 3. Dabus, terdapat di Lingga dan Singkap 4. Gubang, merupakan tarian Suku Laut, terutama yang
menetap di Lingga B. Drama 1. Makyong, terdapat di Mantang Arang (Bintan Selatan) 2. Mendu, suatu drama
tradisional yang amat disukai di pulau Bunguran. 3. Bangsawan, adalah pertunjukan rakyat yang dapat
berkembang sampai saat ini, padahal pertunjukan makyong sudah hampir punah. C. Nyanyian 1. Gurindam,
madah (syair) pantun, seloka, langgam dan senandung. 2. Wak wak, yakni sejenis nyanyian di pulau Laut
Bunguran Barat, digunakan untuk mengembalikan kasih sayang isteri kepada suami. D. Musik Tradisional
(peralatannya) 1. Gazal 2. Hadrah 3. Gambus 4. Burdah E. Kerajinan Tradisional 1. Bermacam barang anyaman
seperti tikar, tudung saji, terendak, tas pandan dan banyak lagi. 2. Tenun, tekat dan sulam sudah jauh mundur,
bahkan bisa pundah. 3. Bermacam macam lukisan dibuat di Sedanau, Bunguran Barat. F. Upacara Tradisional
1. Mandi Safar 2. Upacara Nikah kawin. 3. Upacara sunat rasul 4. Upacara mengasah gigi 5. UPcara lenggang
perut. 6. Upacara cukur rambut untuk anak yang baru lahir. 7. Upacara persembahan laut. 8. Ratib Samam. G.
Permainan Rakyat 1. Gasing 2. Jung 3. Sampan 4. Sepak raga 5. Layang layang 6. Kelereng kayu. H. Cerita
Rakyat 1. Batu belah batu betangkup 2. Telaga Panglima Hitam 3. Kandil Bahar 4. Laksamana Hang Tuah 5.
Lancang Kuning 6. Damak Laksamana Bintang 7. Jalak lenting 8. Awak sambung 9. Armada 40 Menteri 10.
Fatimah Sri Gading 11. Batin Drauf 12. Korban Cik Puan 13. Nakhoda Hitam I. Peninggalan Sejarah 1. Istana
Kota Piring di Ulu sungai Bintan 2. Istana Pulau Penyengat Indera Sakti 3. Istana Robat 44 di Kecamatan Lingga
4. Mesjid Raya PUlau Penyengat 5. Makam Ulu Riau di Bintan Selatan 6. Makam Kampung Melayu di Bintan
Selatan 7. Makam Banda di Pulau Buru Karimun 8. Makam Sultan Abdullah Muayatsyah di Pulau Penyengat
BAB 6 RAGAM SENI BUDAYA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR A. Tarian 1. Joget (tandak) terdapt di Kecamatan
Mandah 2. Tari Debus, pernah popular di Kecamatan Mandah 3. Tari Zapin, masih berkembang baik di
kabupaten ini. B. Drama (Teater Rakyat) Drama atau pertunjukan rakyat yang popular di Indragiri Hilir, ialah
Mamanda. Mamanda adalah suatu pertunjukan yang terdiri dari tari dan dialog (cerita) C. Nyanyian 1. Badindit 2.
Baahul 3. Bandai Bandai 4. Madihin 5. Lamut Memawa cerita Istana D. Musik Tradisional (Peralatannya) 1.
Hadrah 2. Kompang 3. Gembus E. Kerajinan Rakyat 1. Anyaman 2. Ukiran 3. Bermacam alat perhiasan berupa
barang sulaman F. Upacara Tradisional 1. Mandi air asin 2. Mandi bapapai. 3. Mandi baya 4. Upacara sunat
rasul dilakukan secara merata. G. Permainan Rakyat 1. Gasing 2. Guli (Kelereng) 3. Galah Panjang (ikan
ikanan) 4. Ligu, juga semacam permainan anak anak. H. Peninggalan Sejarah 1. Benteng Datuk Itam 2.
Benteng Datuk Panglima Kesik 3. Makam tua Di Tempuling 4. Makam besar juga di Tempuling 5. Benteng
Portugis di Mandah 6. Makam Tuan Guru Abdurrahman BAB 7 KEARIFAN TRASDISIONAL DALAM
PEMELIRAHAAN LINGKUNGAN DI DAERAH RIAU A. Masyarakat dan Lingkungan a. Pengetahuan tengan
gejala gejala alam b. Pengetahuan Tentang Lingkungan B. Teknologi Tradisioal Dalam Mengolah Lingkungan
a. Teknologi dalam berladang b. Siklus Berladang c. Teknologi Menangkap Ikan C. Tradisi tradisi Dalam
Pemeliharaan Lingkungan a. Upacara Menebang Kayu Besar b. Upacara menentukan Tempat untuk berkebun c.
Upacara Menyemah Tanah d. Upacara Mengale Buaya e. Upacara Menyembah Laut f. Pantangan pantangan
yang berkaitan pemeliharaan lingkungan g. Dongeng yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA Yas Musril. 2003. Budaya Daerah Riau Kelas 1 SLTP. Pekanbaru. PT Sutra Benta Perkasa.
Yas Musril. 2003. Budaya Daerah Riau Kelas 2 SLTP. Pekanbaru. PT Sutra Benta Perkasa. Today Deal $50 Off :
https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef Today
Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai