KELAS: XI MIPA2
T.A 2018/2019
DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU RIAU
Dalam masyarakat orang Melayu Lautan dikenal beberapa jenis upacara tradisional yang
masih ditaati oleh anggota masyarakatnya. Jenis-jenis upacara tersebut pada garis besarnya
adalah upacara kelahiran, upacara perkawinan dan upacara kematian. Upacara daur hidup
1. Upacara Kehamilan
Mengapa upacara kehamilan dilakukan oleh masyarakat orang Melayu Riau Lautan?
a. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus dihargai dan dijunjung tinggi.
a. Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang hamil selamat sentosa, terhindar dari
c. Menjaga anak yang sedang dikandung agar tumbuh dan berkembang jasmani dan
d. Agar selamat dan mudah dalam melahirkan dan anak yang dilahirkan menjadi anak
yang sempurna.
Salah satu jenis upacara kehamilan yang dilakukan setelah kehamilan berusia 7 (tujuh)
bulan.maksud upacara menempah bidan, adalah untuk membuat ikatan / janji dengan bidan
yang tempah itu. Biasanya bidan itu yang mengasuh perempuan hamil itu. Bidang tersebut
yang datang secara teratur memeriksa kesehatan dan anak dalam kandungan.
Alat – alat yang digunakan dalam upacara menempah bidan dalah tikar, paha, tepak sirih
lengkap dengan isinya, yaitu susunan siri, kapur, piring, gambir, tiga buah jeruk nipis yang
serangkai. Apabila upacara menempah bidan dilakukan untuk pertamakali atau hamil sulung,
maka alat –alat tersebut dilengkapi dengan kain tudung hiding disertai dengan bedak lengir
Setelah upacara selesai, maka utusan keluarga yang hamil menuju ke rumah bidan
membawa segala kelengkapan yang ada tersebut ditemani oleh seorang anak laki – laki. Arti
a. Paha, adalah sejenis talam berkaki dan berukir pinggirnya terbuat dari tembaga.
b. Tudung Hidang, adalah penutup sajian yang dibuat dari perca ( potongan kain) yang
beraneka ragam warna, dibagian tengahnya disulam dengan benang emas atau perak.
c. Bedak Langir, adalah alat yang dipakai dalam upacara mandi yang terbuat dari beras
d. Batu giling, sebuah penggiling yang berbentuk bulat panjang dibuat dari batu dan
2. Upacara Melahirkan
Upacara melahirkan adalah merupakan upacara – upacara yang adalah karena bagi
masyarakat orang Melayu Riau lautan orang yang melahirkan sama halnya dengan orang
yang pergi berperang. Dalam peperangan itu bertarung dengan maut, ia hanya menghadapi
melahirkan. Tujuannya adalah sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena
a. Untuk menghalau sejenis hantu atau setan penghisap darah orang perempuan yang
sedang melahirkan.
b. Memohon kepada Tuhan agar orang yang melahirkan mendapat selamat dalam
melahirkan bayinya.
Bentuk upacara melahirkan yang dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Riau lautan berupa :
b. Meletakkan alat – alat, benda – benda yang dipakai dalam upacara melahirkan.
c. Menunggu saat melahirkan, apabila saat melahirkan tiba ada dua bidan yang disebut
bidang bawah dan bidan atas adalah memandikan ibu, mengganti pakaian ibu.
Sedangkan bidan bawah tugasnya memandikan bayi, merawat pusat dan perut agar
Upacara hari tanggal pusat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan setelah beberapa hari
melahirkan. Kedua bidang secara teratur datang ke rumah untuk merawat ibu dan bayi. Tugas
bidan atas adalah memandikan ibu, mengganti pakaian ibu. Sedangkan bidan bawah tugasnya
memandikan bayi, merawat pusat dan perut agar tetap panas sehingga terhindar dari penyakit
pernik berisi tembuni yang ditutupi dengan sebuah tempurung kelapa yang berlubang
e. Meletakkan tembuni di atas sebuah penampan bersama 2 (dua) batang lilin dan
sebungkus/sekotak korek api. Ketika itu membaca doa-doa tertentu turun dari rumah
membawa penampan, berjalan perlahan tidak melihat ke kiri atau ke kanan menuju
f. Meletakkan tembuni ke dalam lubang dan menimbun lubang tersebut dengan tana.
Bamboo yang ditancapkan pada lubang kelapa dibiarkan menonjol ke atas tanah.
h. Selesai acara penanaman tembuni kembali kerumah tidak boleh melihat kiri kanan.
penanaman tembuni menoleh ke kiri dan ke kanan akan berakibat mata bayi juling.
undangan yang hadir dan pembacaan doa selamat oleh seorang ahli pembaca doa.
a. Untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada segenap sanak keluarga dan kaum kerabat
kurnia, sehingga selamat melalui peristiwa melahirkan yang sangat kritis sekaligus
membahagiakan.
Ibu dan bayi biasanya berpakaian yang baru dan rapi. Adapun kegiatan upacara antara
lain adalah :
b. Diambil ayam, dipegang kepala ayam, perlahan – lahan kakinya dicakarkan ke lantai,
c. Jari tangan dimasukkan kedalam mulut ayam. Langit – langit mulut ayam ditekan
dengan ibu jari. Ibu jari kemudian ditekankan kepada bagian dahi bayi sebanyak tiga
kali.
a. Kepala yang telah dibersihkan kulitnya digolekkan di atas lantai dari kanan ke kiri
dan ke depan.
c. Membedak dan melangir lantai dengan bedak langir yang dicampur dengan limau
purut.
d. Membersihkan lantai dengan air bersih, kemudian diberi minyak, disisir dan diberi
celak.
e. Bidan mengelilingi cermin, kepala, lilin yang ada diatas janggam pada daerah lantai
Setelah upacara diatas selesai dilakuka pula upacara memulang nasi bidan. Kegiatan
dengan lauk pauknya, asam garam, serta uang ala kadarnya dan semua peralatan mencuci
lantai.
e. Pembacaan doa selamat oleh ahli pembaca doa dan makan bersama.
Upacara ini disebut upacara kanak – kanak, karena dilakukan ketika anak tersebut
berumur satu atau satu tahun setengah, lebih tepatnya upacara ini dilakukan ketika anak itu
pandai berjalan. Ada dua macam upacara yang dilakukan pada upacara kanak – kanak, yaitu :
a. Menurut kepercayaan orang Melayu, membuang rambut baik, dicukur atau digunting.
Jika tidak dilakukan dalam suatu upacara mengakibatkan anak tersebut sakit.
b. Untuk membuang sial yang terdapat pada ujung – ujung rambut yang dibawa sejak
lahir.
Jika tidak dibuang anak tersebut akan selalu dirundung malang sepanjang hidupnya.
a. Agar anak yang baru pandai berjalan tidak sakit jika berjalan di luar rumahnya.
b. Anak yang tidak melalui upcara memijak tanah akan selalu sakit. Karena menurut
keyakinan Melayu.
Upacara memotong rambut dan upacara memijak tanah dilakukan melalui rangkaian
Upacara bersunat yang digabungkan dengan upacara perkawinan dari salah seorang
keluarga terdekat, kakak, abang, atau sepupu dari kedua belah pihak orang tua.
Bersunat bersama yang terdiri dari anak – anak keluarga terdekat. Tujuan bersunat rasul
Untuk memenuhi Sunnah Rasul sebagai seorang yang mengaut agama Islam.
Hari pertama, disebut menggantung – gantung. Hari menggantung adalah hari menghias
rambut dengan menggantung langit – langit (loteng), memasak tabir, permadani, permadani,
perlaminan, membuat nasi besar dan telur berkat, ayam disembelih, alat memasak
dikeluarkan, pekerjaan pada menggantung itu adalah jenis pekerjaan kasar yang memerlukan
tenaga dan keterampilan. Pekerjaan itu biasanya dilakukan sampai malam hari. Pada malam
hari pertama ini orang mengerjakan mengiling rempah. Kadang – kadang diserta pula dengan
pertunjukan seni daerah, misalnya, zapin, joget, kasidah, semuanya tergantung hajat tuan
rumah.
Hari kedua, disebut hari besar, karena pada hari itu sejak subuh tukang masak sibuk
memasak makan, ruang pelaminan telah dirapikan ruang serambi telah dibentang tikar dan
1. Pada zaman dahulu anak dara harus sekali – kali ke luar rumah.anak dara keluar
rumah adalah pada waktu hari raya, yaitu untuk berkunjung ke rumah – rumah
saudara.
2. Jika berjalan mukanya ditutupi dengan kain selendang yang kelihatan hanya
matanya.
4. Ke luar rumah untuk berjalan selalu diiringi oleh ayah dan ibunya.
5. Bertemu dengan seorang bujang tidak boleh menegur atau menyapa, apabila ia tidak
Upacara masa dewasa yang dilakukan oleh orang Melayu, antara lain adalah upacara
mengasah gigi. Upacara mengasah gigi boleh dilakukan oleh dara dan bujang. Kebanyakan
upacara mengasah gigi ini dilaksanakan oleh anak dara. Akan tetapi bukan semua anak dara
Tujuan mengasah gigi adalah untuk mempercantik diri. Kegiatan upacara mengasah
gigi menjadikan gigi teratur dapat diratakan. Kecantikan wajah lebih mempesona. Biasanya
upacara mengasah gigi dilaksanakan oleh seorang dukun pengasah gigi. Pelaksanaan
Alat – alat dan benda – benda yang dipergunakan dalam upacara mengasah gigi adalah tiga
buah pengasah, sebuah batu penindih, tujuh jenis bunga, setiap jenis satu tangkai, dua buah
Pengasah gigi dilaksanakan dengan bilangan ganjil misalnya : satu kali, tiga kali,
tujuh kali jika kedua orang tua masih hidup diperkenankan mengasah gigi atas saja. Akan
tetapi jika kedua orang tuanya telahtiada hanya diperkenakan mengasah gigi atas dan bawah.
B. UPACARA SUKU MELAYU DARATAN
Sebagaimana orang Melayu Lautan, orang Melayu Daratan juga memilik upacara – upacara
3. Rajin bekerja.
4. Disenangi orang.
1. Upacara Mengindam
Mengindam adalah keinginan – keinginan seseorang yang sedang hamil terhadap sesuatu.
c. Semua keluarga harus hadir dalam pucara dan duduk secara melingkar menghadap
dukun beranak
Upacara mengindam dilakukan oleh dukun beranak dengan bermenung sambil membaca
doa/mantra, kemudian limau mentimumn dan mengirisnya dengan psai yang telah disiapkan.
Upacara mengindam mempunyai tujuan untuk membimbing menjaga dan memberi petunjuk
yang baik sehingga apa yang diinginkan oleh perempuan hamilitu dapat disalurkan tanpa
Upacara meniga bulan adalah upacara yang dilaksanakan apabila umur kehamilan /
1. Untuk memohon kepada Tuhan agar bayi yang dikandung tumbuh dengan sehat dan
selamat.
3. Untuk memberitahukan kepada seluruh keluarga ada perempuan yang sedang hamil
Jalannya upacara meniga bulan dilakukan oleh dukun beranak mengambil mayang pinang
cara memukulkan ke lantai sehingga selendangnya terpecah dan mayangnya terurai keluar.
1. Upacara melahirkan.
Upacara kelahiran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Melayu Riau
Daratan menunggu masa kelahiran bayi atau disebut juga upacara menunggu masa kelahiran
seorang anak. Biasanya upacara kelahiran ini dilakukan pada usia kandungan sembilan bulan
menurut perhitungan dukun beranak. Ada beberapa peralatan yang diperlukan pada saat
melahirkan yaitu :
1. Tali belati yang dijalin tiga, gunanya untuk ikat pinggang ibudan bayi.
2. Sebuah bakul kecil yang terbuat dari pandan dan dianyam sebagai tempat tembui
hamil di atas tikar pandan yang telah disiapkan kemudian dilanjutkan dengan proses bantuan
Upacara masa bayi, adalah upacara yang dilaksanakan pada masa anak usia bayi. Upacara ini
dilaksanakan pada masa bayi berumur masih seminggu dan tali pusatnya telah lepas.
Upacara masa bayi ini lazim disebut Turun Mandi. Yang dimaksud upacara turun mandi
adalah anak yang sebelumnya masih dimandikan dalam rumah pada hari itu anak mulai
dimandikan di sungai.
ke lingkungan rumah.
3. Pemberian nama bayi dan diperkenalkan kepada sanak famili dan tetangga.
Selesai acara atau kegiatan mandi di sungai terakhir bayi dibawa ke rumah, dimasukkan ke
dalam buaian, dipakaikan pakaian sesudah itu dukun beranak kembali ke sungai menanam
atau menguburkan perlengkapan tepung tawar agar tempat itu tidak diganggu roh – roh halus
selama – lamanya, dan di akhiri dengan pembacaan doa selamat panjag umur mudah rezeki.
Upacara ni dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Daratan sebelum anak Dewasa. Upacara ini
disebut juga upacara Tindik cocang bagi anak perempuan dan upacara Sunat Rasul bagi anak
Dalam masyar
akat Melayu Daratan upacara bersunat rasul pada anak laki – laki dua jenis yaitu :
1 Sunat Rasul Biasa.
Upacara sunat rasul biasa merupakan upacara sunat rasul yang dilaksanakan keluarga yand
dihadiri oleh pihak keluarga terdekat saja. Penyelenggaraan sunat rasul dilakukan oleh
seorang dukun.
Adapun kegiatan penting yang dilakukan pada upacara sunat rasul adalah persiapan peralatan
3. Kapas.
4. Gambir
11. Kapas.
13. Rotan
14. Tali
15. Tongkat
sebagai berikut :
1. Mula – mula dukun sunat mengambil tiga buah jeruk nipis dan membelanya.
Upacara sunat rasul bebako merupakan upacara sunat rasul yang dihadiri oleh semua
keluarga termasuk bko baik pihak ibu maupun pihak bapak anak bersangkutan.
Orang sakai adalah kelompok masyarakat yang bermukim di daerah Kecamatan Mandau
kabupaten Bengkalis, sebagai suku yang tergolong terbelakang mereka hidup secara
berkelompok yang membentuk masyarakat tersendiri yang terpisah dari suku bangsa lain
Kehidupan orang Sakai mengetahui bahwa setiaporang melalui empat fase kehidupan
yaitu :
Bagi masyarakat Sakai dikenai beberapa upacara daur hidup, antara lain :
1. Upacara melahirkan.
Dari lima upacara yang dilakukan oleh masyarakat Sakai ada empat upacara yang selalu
dilaksanakan, yaitu :
1. Upacara Melenggang Perut diadakan setelah usia kandungan tujuh bulan. Tujuan untuk
memperbaiki letak bayi di dalam kandungan. Peralatan yang dipergunakan untuk upacara
- Daun sedingin
Adapun proses pelaksanaan upacara menepuk tepung tawar, adalah sebagai berikut :
2. Bidan memegang ikatan daun menepuk tawar yang berlumuran bercampur iar beras
4. Tiap bagian yang ditepuk dengan menepuk tepung tawar tersebut dilaksanakan
5. Selesai upacara perempuan hamil dibimbing kembali naik ke rumah dan suruh
berganti pakaian.
Tujuan ialah membuat perjanjian seorang bidan yang diharapkan akan merawat,
mengasuh serta memberikan pertolongan sejak perempuan itu hamil sampai ia melahirkan
kehamilan. Upacara menempah bidan ini adalah upacara perjanjian bidan dengan perempuan
hamil.
Antara lain :
- Upacara melahirkan
1. Apabila ada tanda-tanda akan melahirkan, maka suami cepat memberitahu tetangga
terdekat.
perempuan yang akan melahirkan untuk memberi bantuan meringankan beban keluarga
yang melahirkan.
sekali saja.
5. Jika perempuan yang hamil belum juga melahirkan biasanya diberi air peluruh yaitu air
6. setelah bayi lahir maka tali pusat dipotong dengan sembilu, kemudian disiram dengan air
limau purut diobati dengan kunyit giling dibaca doa – doa tertentu.
7. bayi dibungkus dengan kain bidang yang hangat, ditidurkan pada tempat tidur kecil yang
telah di persiapkan.
9. mengganti pakaian, rambu disisir diberi minum obat yang diberi baca doa – doa tertentu
tembuni menurut kepercayaan orang sakai tembuni merupakan makan bayi apabila ia
meninggalkan dunia. Seandainya tembuni kurang bersih maka bidan akan dilempari dengan
Biasanya setelah tembuni bersih dimasukkan ke dalam seduah periuk tanah, ditutup
ddan dimasukkan ke dalam kantong yang terbuat dari anyaman pandan yang disebut sumpit.
Tembuni diletakkan di atas dapur sampai bayi yang baru lahir itu tanggal tali pusat.
Kebiasaan orang sakai melakukan upacara penanaman tembuni setelah bayi tanggal
tali pusat. Upacara menanam tembuni dilakukan oleh bidan sendiri. Tembuni biasanya
ditanam di bawah rumah. Maksudnya agar anak mudah mencari apabila diperlukan kemudian
hari.
Selama masa melahirkan atau anak berumur empat puluh hari diadakan pula kegaitan
yang disebut upacara mematikan obat. Tujuan upacara ini ialah ntuk mengucapkan terima
kasih teruama kepada bidan dan semua tetangga yang telah membantu pelaksanaan upacara
melahirkan sekaligus ditujukan untuk memberi tahu kepada anggota masyarakat bahwa
Alat – alat yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan upacara mematikan obat antara lain :
- Sehelai kain
- Sejumlah uang
Upacara mematikan obat dihadiri oelh tetangga terdekat yang sengaja diundang. Pelaksanaan
2. Ketika itu kedua orang tua menyampaikan upacara terima kasih kepada bian agar
ikhlas menerima sehelai kain dan uang ala kadarnya. Bersama dengan itu
diserahkan pula asam garam tujuannya, untuk mematikan obat – obat yang telah
3. Setelah mendengar upacara terimakasih dari kedua orang tua bayi baru lahir,
bidan mengecap asam garam sebagai tanda penerima kembali ilmunya agar tetap
5. Menerima kain dan uang yang telah diberikan. Asam garam yang tersisa
menggangu bayi.
3. Upacara Masa Kanak – Kanak
Sedah menjadi kebiasaan bagi masyarakat sakai untuk melakukan kegiatan yang disebut
upacara masa kanak – kanak. Ada beberapa jenis upacara masa kanak – kanak oleh
c. upacara bersunat
Biasanya orang sakit sebelum anak diberi nama melalui upacara, anak dipanggil
sesuai dengan jenis kelaminnya. Jika anak laki – laki dipanggil si Jantan, dan perempuan
dipanggil Tino.
Pelaksaan upacara pemberian nama biasanya ketika akan berusia empat atau lima
tahun.
Apabila upacara pemberian nama akan di adakan maka sanak keluarga dari kedua belah
makanan – makanan.
Setelah semua keluarga berkumpul diminta salah seorang yang paling tua diantara
keluarga yang hadir untuk memimpin upacara pemberian nama tersebut. Menurut
kepercayaan masyarakat orang sakai yang paling baik memimpin upacara pemberian nama,
baik datuk dari pihak ibu maupun datuk dari pihak bapaknya. Proses upacara pemberian
a. Mula – mula anak diberi pakaian yang baru, kemudian diletakkan di tangah rumah
b. Semua keluarga yang hadir mengelilingi memuji kecantikan, keelokan fisik dan tingkah
lakunya.
c. Datuknya memberitahukan kepada segenap yang hadir nama atau panggilan yang
d. Pembacaan doa
Selain upacara pemberian nama, masyarakat sakai juga melakukan kegiatan terhadap
kanak – kanak yang disebut upacara masuk hutan. Upacara memasuki hutan biasanya
Tujuan upacara mmemasuki hutan adalah agar anak menjadi orang sakai yang berani
mencari kehidupan di hutan, tergantung pada hutan, lading – lading mereka buat di tengah –
tengah hutan. Agar dapat mencari kehidupan di hutan orang harus berani, kuat, tabah, dan
terampil mempergunkan berbagai senjata dan alat yang diperulakn ketika berada di hutan.
Alat – alat dan benda – benda yang idpersikan untuk melakukan upacara memasuki hutan,
ialah
- Sebatang tombak
Setelah alat – alat dipersipakan, maka proses upacara memasuki hutan di laksanakan :
2. Kemudian berjalan menuju hutan dengan ayah berjalan di depan sambil membaca doa –
doa tertentu
3. Sampai di hutan yang dianggap sesuai untuk upacara dibangun sebuah pondok kecil tanda
4. ketika hari siang anak dibawa keluar masuk hutan sambil mencari makan dan berburu.
5. Kegiatan itu dilakukan selama berblan – bulan sehingga anak serasi dengan lingkungan
hutan.
Kepercayaan masyarakat sakai anak yang telah dibawa ke hutan biasnya bertambah sehat dan
segar, semua makhluk halus yang menunggu di hutan tidak akan menegur atau mengganggu
anak tersebut.
Upacara Bersunat
Upacara bersunat merupakan golonan upacara kanak – kanak upacara ini biasanya
dilaksanakan oleh masyarakat sakai yang beragama islam bersunat rasul bagi masyarakat
sakai.
dilakukan pada anak laki – laki dan perempuan. Bersunat rasul sudah menjadi
kebiasaan dilakukan oleh masyarakat sakai. Sebelum upacara bersunat biasanya dilakukan
c. Batang pisang
f. Sehelai kain
h. Sekapur sirih
- Memanggil tukang sunat yang disebut MUDIN
Proses kegiatan upacara bersunat yang dilaksanakan oleh masyarakat sakai, adalah
sebagai beirkut :
1. Mula – mula anak disuruh mandi atau berandam dalam air, sambil berendam kepada
anak disirim atau didimbo dengan air. Berendam kurang lebih satu jam sapai anak
2. Anak dibawa ke rumah sebelum naik rumah diadakan upacara menepuk tepung tawar
3. Tujuan menepuk tepung tawar, adalah untuk memohon doa selamat dan memohon
4. Mudin memberikan sekapur sirih dan segelas air putih untuk diamakan oleh anak
5. Anak dipangku naik ke rumah langsung di dudukkan di atas batang pisang, dibantu
Salah satu bagian upacara daur hidup orang sakai ialah melakukan upacara masa
dewasa. Upacara masa dewasa orang sakai merpakan upacara melatih anak – anak dalam
mempergunakan beberapa alat senjata yang dipergunakan dalam berburu. Disamping itu juga
diajarkan mengenal jenis – jenis binatang buruan dengan segala sifat – sifatnya.
Alat yang diperlukan dalam upacara ini ialah seekor anjing. Sebatang lubing atau kojo,
orang tua yang mempunyai anak laki – laki mereka mufakat dan sepakat untuk mengajari
anak – amak untuk bersama – sama melatih dan mengajar anak – anaknya.
menuju hutan
4. Apabila anjing menggonggong anak yang punya anjing tersebut menuju kea rah
anking menggongong.
5. Jika anjing menggonggong itu bertemua dengan binatang buruan pada saat itulah
6. Kegiatan ini dilakukan terus menerus sampai anak mahir, tau cara berburu dan
menurut kepercayaan orang sakai makhluk halus itu mempunyai kekutan – kekuatan biasa
misalnya :
kepada orang lain dan kadang – kadang dipergunakan sebagia senjata untuk menganiaya
orang lain.
Jika seseorang menginginkan suatu ilmu ia harus berguru kepada seseorang yang
memiliki ilmu melalu upacara suci yang disebut” Upacara Menuntut Ilmu” upacara
meneuntul ilmu ada secara resmi dilaksanakan oleh orang tua darikeluarga anak yang
bersangkutan.
Apabila anak menurut oran tua sudah wajar untuk menguasai ilmu, maka diserahkan
keapda dalam secara resmi proses pelaksanaan menuntut ilmu antara lain :
2. Tidak boleh dihadiri orang ramai,hanya dukun dan akan bersangkutan Alat – alat
- Asam garam