Anda di halaman 1dari 3

BAM

1. Batagak Rumah
Rumah adat Minangkabau di sebut sebagai Rumah Gadang. Dalam pembangunan
rumah gadang dilakukan dengan cara gotong royong, karna dalam pembangunan rumah
gadang tidak di kenal dengan adanya sistem upah atau borong.
Upacara batagak rumah
a. Musyawarah Awal
Upacara batagak rumah di awali dengan mufakat orang sekaum. Dalam mufakat
ini di bicarakan apa yang harus dilaksanakan, letak rumah yang tepat, ukuran dan
waktu pelaksanaan.
b. Maramu Karimbo
Mencari bahan atau perkayuan untuk rumah yang akan didirikan secara bergorong
royong ke dalam rimba.
c. Mairik Ramuan
Menarik bahan bangunan dari rimba ke kamoung
d. Marandam Ramuan
Merendam bahan bangunan ke dalam rawa atau kolam dalam jangka waktu
tertentu. Tujuan merendam bahan bangunan ini supaya kayu tersebut kuat dan
tahan lama.
e. Mambangkik Batang Tarandam
Mengeluarkan bahan bangunan dari rawa atau kolam untuk di buatkan rumah.
f. Cacak Paek
Tukang memulai pekerjaan mengolah bahan bangunan.
g. Batagak Rumah
Mendirikan bangunan setelah bahan di olah.
h. Manaikkan Kuda-kuda
Perjamuan terhadap seluruh sanak kerabat setelah tiang-tiang didirikan.
Tujuannya yaitu agar pembangunan rumah ini Kembali dilaksanakan dengan
gotong royong, karena pada waktu upacara ini kaum kerabat yang di undang akan
membawa bahan bangunan seperti seng atau atap rumah.
i. Manjanguak Tukang
Mengantarkan makanan ke rumah tukang setelah rumah selesai di kerjakan.
j. Menaiki Rumah
Mengadakan doa selamatan di saat rumah pertama kali di diami.

2. Upacara Perkawinan
Perkawinan menurut agama islam adalah salah satu perbuatan yang disucikan Allah.
Menurut adat Minangkabau, perkawinan berarti membentuk keluarga baru dalam
masyarakat, serta membuat ikatan antara dua keluarga. Kebiasaan umum dalam
upacara perkawinan:
a. Upacara Manapiak Bandua
Yaitu menjumpai keluarga laki-laki oleh keluarga perempuan dengan tujuan untuk
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan untuk menyatuan
dua keluarga.
b. Pinang-Maminang
Yaitu meminta meminta secara resmi persetujuan perkawinan anak kemenakan
kedua keluarga. Pinang-meminang dikatakan sebagai wujud kesopanan yang
tertinggi, karena walaupun yang akan menikah duo orang anak manusia, tapi
hakikatnya pertautan antara dua keluarga.
c. Anta Ameh Jo Buek Janji/Timbang Tando
Pihak keluarga laki-laki dan perempuan berjanji akan mengawinkan anak
kemenakan beliau.
d. Malam Bainai
Bainai yaitu memerahkan kuku dengan daun inai yang telah dilumatkan. malam
bainai dilakukan di rumah anak daro oleh bako dan pihak ibu yang perempuan.
e. Nikah-Kawin
Pernikahan biasanya dilaksanakan di rumah anak daro tau di masjid. Pelaksanaan
akad nikah dilakukan oleh ayah atau wali.
f. Japuik-Anta
Yaitu menjemput marapulai oleh keluarga Wanita ke rumah laki-laki dengan
membawa persyaratan yang sudah disepati sebelumnya. setelah sampai di rumah
mempelai Wanita, anak daro dan marapulai duduk basandiang di pelaminan.
g. Manjalang
Merupakan upacara berkunjung ke rumah marapulai.
Upacara perkawinan menurut adat Minangkabau
a. Upacara perkawinan menurut syarak/agama
Upacara perkawinan menurut syarak/agama ada di laksanakan di rumah anak daro
atau masjid.
b. Upacara Perkawinan menurut adat
Untuk penyelenggaraan upacara perkawinan secara adat ini memerlukan biaya yang
besar. Untuk mengatasinya, dibenarkan menggadaikan harta pusaka. Harta pusaka
boleh digadaikan apabila sebagai berikut: maik tabujua di ateh rumah, rumah gadang
katirisan, dan gadih gadang tak balaki.
Besar kecilnya upacara baralek tergantung pada kemampuan serta kedudukan orang
yang berhelat. Perjamuan yang sederhana disebut dengan gonteh pucuak (petik
pucuk) yang perjamuan nya hanya menghidangkan makanan seadanya seperti ikan
dan ayam serta mengundang kerabat dekat saja.
Perjamuan yang lebih besar disebut kabuang batang. Pada perjamuan ini disembelih
sapi dan di undang semua kerabat serta sahabat kenalan yang dekat juga yang jauh.
Sedangkan perjamuan besar disebut lambing urek, artinya perjamuan diselenggarakan
secara besar-besaran dengan memotong kerbau.

3. Upacara Kelahiran, Turun Mandi, dan Akikah


a. Upacara Kelahiran
Kelahiran seorang anak merupakan suatu kebahagian tersendiri bagi semua
anggota keluarga. Tidak hanya keluarga inti saja yang senang tetapi kerabat juga
merasakan kebahagian tersebut, terbukti dengan adanya para kerabat yang dating
dan membawa buah tangan yang sesuai dengan kemampuan dari kerabat tersebut.
Setelah bayi lahir, bayi langsung dimandikan atau dibersihkan oleh bidan/dukun,
kemudian bayi tersebut diberikan kepada ayahnya (bapak) untuk di azankan bagi
bayi laki-laki dan diqamatkan untuk bayi perempuan.
b. Upacara Turun Mandi
Upacara turun mandi yaitu memandikan bayi di luar rumah. Bayi di bawa ke
tempat pemandian umum seperti pancuran atau tepian oleh dukun atau orang tua
yang dianggap terpandang di tempat itu.
Setiba di tempat pemandian, bayi didudukan di atas sukatan setelah itu baru
dimandikan.
c. Upacara Akikah
Akikah artinya memotong rambut yang diiringi pemotongan hewan. Hewan yang
di sembelih biasanya kambing atau domba. Acara akikah bernapaskan ajaran
agama islam. Hadis nabi Muhammad.saw mengatakan bahwa anak yang
baru lahir kendaklah di akikahkan. Untuk anak laki-laki disediakan dua
ekor kambing (domba), sedangkan untuk anak perempuansatu ekor
kambing, waktunya menjelang tujuh hari, hukumnya sunnah.
Apabila anak di akikahkan lewat dari tujuh hari maka biasanya anak tersebut di
anjurkan memakai pakaian adat Minangkabau.
Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara kelahiran, turun mandi, dan akikah
a. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara kelahiran
 Rasa syukur keluarga
 Adanya rasa kebersamaan dan kerukunan masyarakat.
 Mempererat hubungan antara anak bako dan anak pisang.
 Mengazankan atau mengqamatkan bayi berarti orang tua si anak mulai sedari
dini telah melaksanakan ajaran agama islam, karena sebelum bayi mendengar
kalimat-kalimat lain, terlebih dahulu bayi diperdengarkan tentang kebesaran
tuhan yang menciptakannya.
b. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara turun mandi
 Membawabayi keluar rumah berarti memerkenalkan bayi dengan lingkungan
alam sekitarnya.
 Nilai yang terkandung pada penyuapan bayi adalah supaya setelah besar nanti,
akan merasakan aneka ragam kehidupan.
 Anak didudukan di atas sukatan. Ini mengandung makna seorang anak ini
setelah besar dan dewasa akan rajin bekerja dan berusaha.
c. Nilai-nilai yang terkandung dalam acara akikah
Dalam upacara akikah anak di anjurkan memakai pakaian adat, ini berarti agar setelah
dewasa di harapkan dia mempergunakan adat Minangkabau sebagai pakaian dan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai