Anda di halaman 1dari 2

Nama: Siti Ainun Nur Fitri

NPM: 203010040
Kelas: TI-A
Mata Kuliah: Ilmu Kebudayaan Suna
Tugas Pertemuan Ke-5: Coba uraikan urutan upacara kehamilan dan kelahiran, kemudian pilih
salah satu upacara kehamilan atau kelahiran untuk dijelaskan urutan pelaksanaannya dari awal
sampai selesai!

 Upacara Kehamilan
- Upacara mengandung empat bulan
Di adat sunda, saat wanita tengah hamil 4 bulan, biasanya keluarga akan
membuatkan pengajian. Pengajian ini dilakukan untuk meminta doa dan keselamatan
untuk ibu dan sang jabang bayi.

- Upacara mengandung tujuh bulan


Dalam adat sunda, upacara atau prosesi ini kerap dinamakan dengan upacara
tingkeban. Yakni upacara yang diadakan untuk mendoakan keselamatan jabang bayi.
Selain itu, arti kata tingkep ialah tutup, artinya calon ibu yang sudah mengandung 7
bulan dilarang bercampur dengan pasangan. Larangan ini berakhir setelah empat puluh
hari pasca melahirkan. Upacara ini biasanya dilaksanakan dengan menggelar pengajian
dan membacakan berbagai lantunan ayat suci. Di samping itu, ada juga upacara
memandikan ibu hamil dengan 7 macam buah-buahan dan dimandikan oleh 7 orang
keluarga secara bergantian dengan 7 lembar kain dan air kembang 7 rupa.

- Upacara mengandung Sembilan bulan


Saat memasuki usia 9 bulan, keluarga sunda biasanya mengadakan pengajian
agar bayi cepat lahir. Dalam upacara ini biasanya disediakan makanan yakni bubur lolos
sebagai simbol kemudahan.

- Upacara Reuneuh Mundingeun


Yakni upacara yang diadakan jika usia bayi dalam kandungan melebihi 9 bulan
bahkan sampai 12 bulan. Upacara ini diadakan agar wanita bisa cepat melahirkan.

 Upacara Kelahiran:
- Upacara memelihara tembuni
Yaitu adat merawat placenta bayi usai melahirkan. Menurut kepercayaan orang
sunda, placenta ini adalah saudara si bayi, sehingga harus diadakan ritual khusus untuk
menguburnya atau menghanyutkannya ke sungai.

- Upacara nenjrag bumi


Upacara ini ialah adat memukulkan alu ke arah bumi. Ritual ini biasanya
dilakukan tujuh kali di dekat si bayi. Dilakukan agar bayi tidak mudah takut sesuatu.
- Upacara puput puseur
Yakni upacara yang dilakukan sesaat setelah tali pusar bayi lepas agar pusar
bayi tidak menyembul ke luar.

- Upacara Ekah
Adat ini lebih akrab disebut dengan upacara aqiqah. Yakni upacara yang
dilakukan sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan atas kelahiran anak. Biasanya
dilakukan setelah bayi berusia 7 hari, 24 hari atau boleh juga 21 hari. Uapacara ini
dilakukan dengan cara menyembelih domba atau kambing.

- Upacara nurunkeun
Upacara nurunkeun adalah upacara di mana bayi pertama kali dibawa ke
halaman rumah.

- Upacara cukuran
Upacara ini dilakukan untuk membersihkan rambut bayi dari segala macam
najis. Biasanya dilakukan saat bayi sudah memasuki usia 40 hari.

- Upacara turun taneuh


Yakni upacara saat pertama kali bayi menapakkan kakinya ke tanah. Biasanya
dilakukan saat bayi sudah bisa merangkak atau melangkah.

 Urutan pelaksanaan Upacara Puput Puseur


Setelah bayi terlepas dari tali pusatnya, biasanya diadakan selamatan. Tali
pusatyang sudah lepas itu oleh indung beurang dimasukkan ke dalam kanjut kundang
.Seterusnya pusar bayi ditutup dengan uang logam/benggol yang telah dibungkus
kasaatau kapas dan diikatkan pada perut bayi, maksudnya agar pusat bayi tidak
dosol,menonjol ke luar. Ada juga pada saat upacara ini dilaksanakan sekaligus
denganpemberian nama bayi.
Pada upacara ini dibacakan doa selamat, dan disediakan
buburmerahbuburputih.Ada kepercayaan bahwa tali pusat (tali ari-ari) termasuk
saudara bayi juga yang harusdipelihara dengan sungguh-sungguh. Adapun saudara bayi
yang tiga lagi ialah tembuni,pembungkus, dan kakawah. Tali ari, tembuni,
pembungkus, dan kakawah biasa disebutdulur opat kalima pancer, yaitu empat
bersaudara dan kelimanya sebagai pusatnya ialahbayi itu. Kesemuanya itu harus
dipelihara dengan baik agar bayi itu kelak setelahdewasa dapat hidup rukun dengan
saudara-saudaranya (kakak dan adiknya) sehinggatercapailah kebahagiaan

Anda mungkin juga menyukai