Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kharisma Maulida Kurniasari

NIM : 17020114004

Kelas : 2017 A

Perkembangan anak menurut tradisi Jawa


Dalam menyambut kelahiran bayi atau anak, keluarga jawa mempunyai beberapa tradisi
yang dilakukan. Tradisi ini bertujuan untuk sebagai ucapan syukur atas anugerah yang diberikan
oleh Yang Kuasa, selain itu tradisi ini dilakukan sebagai salah satu bentuk doa agar si jabang
bayi dan keluarga selalu diberi kesehatan, dan kesejahteraan oleh Yang Kuasa.

Berikut ini adalah perkembangan anak di mulai dari kelahiran :

1. Mengubur Ari-Ari

Ari-Ari atau Plasenta adalah organ yang terdapat di dalam rahim Ibu yang dikeluarkan
bersaamaan bayi lahir. Bagi orang Jawa mengubur ari-ari adalah suatu tradisi yang
dilakukan setelah bayi lahir. Hal ini dimaksutkan bahwa menguburkan ari-ari dalam
tanah dengan harapan agar si anak kelak dekat dengan keluarganya. Dalam tradisi Jawa
ari-ari dianggap sebagai saudara atau teman karena selama dalam kandungan ari-ari
atau plasenta lah yang mengalirkan makanan dan oksigen. Proses penguburan ari-ari
berbeda-beda disetiap daerahnya. Kita ambil contoh daerah saya yaitu Kediri, mereka
mengikuti tradisi menguburkan ari-ari yang sudah di bersihkan, lalu dibungkus kain putih
dan dimasukkannya ke dalam kendil atau diberi penutup serta diberi penerangan lampu.
Di dalamnya juga ditambahkan beberapa barang, sebagai lambang pengharapan untuk
bayi, contohnya seperti memberi buku, pensil dekat ari-ari dengan harapan si bayi kelak
menjadi pintar.

2. Brokohan ( Wilujengan Bayi )

Yaitu tradisi untuk menyambut kelahiran bayi. Tradisi brokohan di Jawa mempunyai
makna ungkapan syukur dan sukacita atas kelahiran bayi. Pada brokohan ini si bayi akan
ditentukan weton nya. Contohnya : si bayi lahir pada hari Jumat pahing, berarti
wetonnya adalah jumat pahing. Tradisi brokohan dilaksanakan dengan adanya sesaji,
yaitu biasanya Nasi tumpeng beserta lauk-pauknya, jajanan pasar terkadang juga hanya
bubur merah dan bubur putih sesuai kemampuan ekonomi keluarga si bayi.

3. Sepasaran

Sepasaran adalah tradisi Jawa yang dilakukan setelah lima hari ( pahing, pon, wage,
kliwon, legi ) sejak kelahiran bayi. Dalam tradisi ini biasanya keluarga mengundang atau
membagikan berkat (makanan) kepada tetangga sekitar. Di sepasaran ini nama si bayi
akan di berikan dan di umumkan.

4. Aqiqah

Adalah akulturasi atau percampuran budaya Jawa-Islam. Tradisi ini dilakukan setelah
tujuh hari sejak kelahiran si bayi. Tradisi ini tidak wajib dilakukan namun disarankan
yaitu dengan tujuan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran bayi yang diberikan oleh
Allah. Tradisi ini dilakukan dengan cara menyembelih kambing untuk laki-laki 2 ekor
kambing sedang perempuan 1 ekor kambing.

5. Selapanan

Tradisi Jawa yang dilakukan setelah 35 hari sejak kelahiran bayi. Tradisi ini dilakukan
dengan cara mengundang tetangga untuk kenduri atau bancaan. Rangkaian selapanan
yaitu dengan memotong rambut bayi hingga gundul, memotong kuku bayi. Hal ini
bertujuan agar menjaga si bayi agar selalu tetap bersih dan sehat.

6. Telung lapan

Tradisi jawa yang dilakukan setelah 105 hari (3 x 35 hari) sejak kelahiran si bayi. Diusia
yang telung lapan ini (3 bulan tanggalan Jawa ) orang Jawa melakukan selametan atas
rasa syukur bayi yang telah berumur 105 hari. Salemetan ini biasanya mengundang atau
membagikan berkat (makanan)kepada tetangga.

7. Pitung lapan

Tardisi jawa yang dilakukan setelah 245 hari (7 x 35 hari) sejak kelahiran anak. Di pitung
lapan ini (menurut kalender jawa, selapan terdiri dari 35 hari sehingga pitung lapan 245
hari atau 8 bulan) umur si anak , biasanya dilakukan upacara Tedhak Siten yaitu upacara
untuk pertama kalinya anak menginjak tanah. Upacara ini dilakukan sebagai ucapan rasa
syukur karena si anak aka nulai beljar berjalan. Prosesi dalam tedhak siten berbeda-beda
di setiap wilayah untuk wilayah saya, Kediri menggunakan daun sirih untuk diinjak lalu
naik tangga yang terbuat dari tebu serta si anak akan dimasukkan dalam kurungan dan
didalam kurungan tersebut akan diberi mainan, pakaian atau lainnya. Dan didalam
kurungan tesebut si anak akan diberi pilihan untuk memilih salah satunya.

8. Setahunan

Tardisi jawa yang dilakukan setelah 420 hari (12 x 35 hari) sejak kelahiran anak, apabila
di kalender masehi adalah 14 bulan. Di setahunan anak ini diperingati karena anak sudah
mencapai setahun wetonnya. Keluarga Jawa dalam melakukan tradisi ini biasanya
mengadakan acara tasyakuran. Makanan yang disuguhkan biasnya berupa nasi tupeng,
jajanan pasar dan lain-lain semampunya keluarga tersebut. Tetapi di daerah saya Kediri
disetiap acara tasyakuran perkembangan bayi selalu ada jajan khas (daerah kediri)
namanya iwel iwel terbuat dari beras ketan putih dicampur dengan parutan kelapa
didalamnya diberi gula merah untuk isiaanya lalu dibungkus daun pisang dan di kukus.

Sumber :

1. Pak Pooh

2. Bapak

3. Ibu

Anda mungkin juga menyukai