Anda di halaman 1dari 3

Untuk menandakan lahirnya seorang bayi, suku-suku etnis ini memiliki cara yang

bermacam-macam. Ada berbagai macam tradisi yang perlu kita ketahui di Indonesia
dalam merayakan kelahiran seorang bayi baik itu bayi laki-laki maupun perempuan.
Berikut ini kita akan membahas berbagai macam upacara kelahiran bayi yang ada di
Indonesia.

1. Upacara kelahiran bayi di Jawa


Di Jawa biasa disebut dengan acara brokohan. Acara brokohan biasa adalah ungkapan
rasa syukur dari kelahiran seorang bayi. Biasanya kegiatan upacara ini dilakukan
dengan memendam ari-ari (plasenta) atau tali pusar di dalam tanah karena cara ini
diyakini dapat memeberikan keselamatan kepada jabang bayi.

Kegiatan dilanjutkan dengan membagikan makanan kepada para tetangga atau sanak
saudara. Apabila bayi telah memasuki usia lima hari, biasanya diadakan upacara adat
yang disebut sepasaran. Upacara ini biasanya membagikan jajanan pasar beserta
minuman segar kepada para tetangga. Selapanan adalah upacara kelahiran seorang
bayi jika bayi tersebut menginjak usia tiga puluh lima hari.

Di dalam acara selapanan, biasanya para tetangga disajikan makanan tumpeng dan
jajan pasar yang disimbolkan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Tedak Siten atau yang biasa disebut turun tanah dalam bahasa Indonesia
dilakukan dengan cara meletakkan kaki bayi di atas tanah dan ia disuruh memilih salah
satu dari barang-barang yang sudah diletakkan disekitarnya. Upacara yang
diperuntukkan untuk bayi berusia tujuh bulan ini disimbolkan bahwa anak tersebut
sudah siap menjalani hidup dengan tuntunan orang tua.

2. Upacara kelahiran bayi di Kalimantan Selatan, Banjar


Upacara kelahiran bayi yang biasa diadakan di banjar, Kalimantan Selatan biasanya
dinamakan dengan Baayun Mulud. Makna ini diambil dari kata Baayun yang berarti
mengayun dan Mulud yang berarti maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jadi,
upacara kelahiran ini ditujukan kepada bayi yang berusia 0-5 tahun dan diadakan setiap
maulid Rasululullah SAW.
Upacara adat yang bermakna mengayun anak ini disimbolkan sebagai wujud dakwah
agar kita senantiasa mengikuti ajaran dan panutan Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini
juga merupakan bentuk rasa syukur terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW yang
merupakan nabi pembawa rahmat bagi sekalian alam.

3. Upacara kelahiran bayi di Sulawesi


Upacara adat kelahiran bayi yang biasa dilaksanakan di Palu ini biasa disebut dengan
Upacara Moana. Upacara Moana ini terdiri dari dua kegiatan. Kegiatan pertama adalah
upacara pemotongan placenta atau yang biasa disebut dengan upacara pemotongan
tumbuni dalam bahasa Sulawesi dan dilanjutkan dengan perawatan placenta, bayi naik
ayunan hingga bayi mulai menginjak tanah.

Sesudah bayi lahir, seorang Topopanuju atau dukun bayi menaikkan bayi tersebut pada
ayunan yang sudah disediakan atau biasa juga disebut dengan umbu. Bayi yang
diikutsertakan dalam upacara adat ini biasanya berusia tiga sampai tujuh hari. Agenda
waktu perencanaan dan penyelenggaranya biasanya ditentukan oleh Topopanuju itu
sendiri sekaligus membantu dalam mempersiapkan umbu atau ayunan.

4. Upacara Kelahiran Bayi di Bali


Masyarakat Bali menyebut upacara adat kelahiran di bali dengan nama Jatakarma
Samskara. Acara upacara kelahiran bayi ini diisi dengan sekumpulan doa agar bayi
tersebut emiliki masa depan yang baik. Ritual ini dilakukan dengan cara mendekatkan
bayi pada sang ayah dan sang ayah diharuskan mencium dan menyentuh bayinya
sambil membacakan doa di dekat telinga bayi yang baru lahir. Karena masyarakat Bali
sebagian besar beragama Hindhu, biasanya sang ayah membacakan mantra serta doa
pemberkatan di dekat telinga bayi.

Saat proses kegiatan upacara Jatakarma berjalan, usahakan tali pusar bayi belum
terputus. Jika tali pusar terlanjur lepas, maka dibuat suatu upakara untuk mensucikan
bangunan-bangunan ibadah yang ada di wilayah sekitar. Sebagai bentuk rasa syukur,
biasanya dalam upacara ini disajikan nasi tumpeng dengan lauk pauk yang disebut
rerasmen, buah-buahan.

Dalam acara mendem atau menanam ari-ari, biasanya salah satu anggota keluarga
tertua memasukkan arti-ari yang sudah dibersihkan tersebut ke dalam kendi atau
kelapa lalu memendammnya agar roh yang menjelma pada si jabang bayi tersebut
memperoleh keselamatan. Pada atas kendi atau kelapa yang sudah diisi oleh ari-ari
biasa ditulis dengan OM KARA (OM) dan pada bagian dasar kendi atau bawah kelapa
biasa ditulis dengan AH KARA (AH) tentunya dengan aksara Bali.

Itulah beberapa upacara adat kelahiran bayi di Indonesia yang diambil dari beberapa
sumber artikel lainnya. Masih banyak lagi upacara adat daerah yang belum sempat
dibahas dalam artikel ini. Pada intinya, semua tujuan upacara adat bayi ini sama yaitu
mengharapkan bayi tersebut memiliki harapan dan masa depan yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai