bermacam-macam. Ada berbagai macam tradisi yang perlu kita ketahui di Indonesia
dalam merayakan kelahiran seorang bayi baik itu bayi laki-laki maupun perempuan.
Berikut ini kita akan membahas berbagai macam upacara kelahiran bayi yang ada di
Indonesia.
Kegiatan dilanjutkan dengan membagikan makanan kepada para tetangga atau sanak
saudara. Apabila bayi telah memasuki usia lima hari, biasanya diadakan upacara adat
yang disebut sepasaran. Upacara ini biasanya membagikan jajanan pasar beserta
minuman segar kepada para tetangga. Selapanan adalah upacara kelahiran seorang
bayi jika bayi tersebut menginjak usia tiga puluh lima hari.
Di dalam acara selapanan, biasanya para tetangga disajikan makanan tumpeng dan
jajan pasar yang disimbolkan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Tedak Siten atau yang biasa disebut turun tanah dalam bahasa Indonesia
dilakukan dengan cara meletakkan kaki bayi di atas tanah dan ia disuruh memilih salah
satu dari barang-barang yang sudah diletakkan disekitarnya. Upacara yang
diperuntukkan untuk bayi berusia tujuh bulan ini disimbolkan bahwa anak tersebut
sudah siap menjalani hidup dengan tuntunan orang tua.
Sesudah bayi lahir, seorang Topopanuju atau dukun bayi menaikkan bayi tersebut pada
ayunan yang sudah disediakan atau biasa juga disebut dengan umbu. Bayi yang
diikutsertakan dalam upacara adat ini biasanya berusia tiga sampai tujuh hari. Agenda
waktu perencanaan dan penyelenggaranya biasanya ditentukan oleh Topopanuju itu
sendiri sekaligus membantu dalam mempersiapkan umbu atau ayunan.
Saat proses kegiatan upacara Jatakarma berjalan, usahakan tali pusar bayi belum
terputus. Jika tali pusar terlanjur lepas, maka dibuat suatu upakara untuk mensucikan
bangunan-bangunan ibadah yang ada di wilayah sekitar. Sebagai bentuk rasa syukur,
biasanya dalam upacara ini disajikan nasi tumpeng dengan lauk pauk yang disebut
rerasmen, buah-buahan.
Dalam acara mendem atau menanam ari-ari, biasanya salah satu anggota keluarga
tertua memasukkan arti-ari yang sudah dibersihkan tersebut ke dalam kendi atau
kelapa lalu memendammnya agar roh yang menjelma pada si jabang bayi tersebut
memperoleh keselamatan. Pada atas kendi atau kelapa yang sudah diisi oleh ari-ari
biasa ditulis dengan OM KARA (OM) dan pada bagian dasar kendi atau bawah kelapa
biasa ditulis dengan AH KARA (AH) tentunya dengan aksara Bali.
Itulah beberapa upacara adat kelahiran bayi di Indonesia yang diambil dari beberapa
sumber artikel lainnya. Masih banyak lagi upacara adat daerah yang belum sempat
dibahas dalam artikel ini. Pada intinya, semua tujuan upacara adat bayi ini sama yaitu
mengharapkan bayi tersebut memiliki harapan dan masa depan yang bagus.