KELOMPOK 1 :
ANDI TASSA MAULANA (10400121035)
NUR ADILLAH IRIANI (10400121036)
ANDI ATHALLAH MANAF (10400121037)
NUR RAHMAH (10400121039)
MURSIL AKHSAM (10400121040)
RISMA (10400121044)
MUTIAH DALILAH (10400121045)
SYAIFUL HIDAYAT K (10400119048)
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Hukum Keuangan Negara dengan judul “DASAR HUKUM DAN PERAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa ,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan perekonomian suatu negara, karena berkaitan erat dengan mampu dan tidaknya
negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan kesejahteraan.
Lemahnya sistem pengelolaan keuangan negara dan sistem hukum di negara kita adalah
pemicu tindakan penyalahgunaan kekayaan dan keuangan negara serta maraknya tindakan
KKN. Pengelolaan keuangan negara memiliki tujuan untuk menjaga dan menjamin
eksistensi negara dan membiayai pengelolaan negara untuk mewujudkan kesejahteraan.
Agar segala kekurangan dalam laporan keuangan pemerintah dapat dideteksi secara akurat
sebagai bahan untuk memperbaiki sistem pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara serta sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan secara tepat maka diperlukan
suatu Lembaga negara khusus yang independent, objektif, dan tidak memihak dalam
memeriksa keuangan pemerintah. Sehingga dibentuklah Lembaga Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah suatu lembaga yang dibentuk yang
bebas dan mandiri berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. Badan Pemeriksa Keuangan, sebagai badan pemeriksa keuangan eksternal
terhadap pengelolaan keuangan negara. Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh BPK
dilakukan dalam rangka memberikan pendapat atas kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan. BPK adalah satu-satunya pemeriksa keuangan ekternal
di Indonesia yang mempunyai kewenangan besar memberikan opini terhadap laporan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara .
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar- dasar hukum yang mengatur mengenai kewenangan BPK?
2. Bagaimana peran BPK dalam melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan
negara menurut UU No. 15 Tahun 2006 ?
C. Tujuan Penulisan
Keberadaan BPK pertama-tama ditetapkan oleh Undang Undang Dasar 1945. Pada
pasal 23 ayat (5) UUD 1945 memuat amanat: "Untuk memeriksa tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya
ditetapkan dengan undang-undang".
Kehadiran pasal tersebut menunjukkan bahwa sejak awal, para pendiri Republik
Indonesia sudah menyadari bahwa dalam rangka menegakkan pemerintahan yang
bertanggungjawab, diperlukan sebuah Badan Pemeriksa Keuangan. Karena itu di dalam
UUD tersebut tercantum ketetapan yang mewajibkan pembentukan BPK sebagai lembaga
negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pengaturan undang-undang yang pertama kali mengikuti amanat UUD 1945 baru
terbit pada tahun 1973. Kedudukan konstituonal BPK RI dinyatakan sebagai ”Lembaga
Tinggi Negara yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh dan kekuasaan
pemerintah, akan tetapi tidak berdiri diatas pemerintah” (Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun
1973).
Pasal 23E
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan undang-undang.
Pasal 23F
1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.
Pasal 23G
1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan
di setiap provinsi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan Undang-
UndangSelanjutnya Badan Pemeriksa Keuangan Negara Republik Indonesia.
Undang-undang yang dijadikan landasan hukum dan landasan operasional BPK dalam
menjalankan tugasnya adalah:
1. Undang Undang Dasar 1945
2. Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
5. Undang Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, sebagai
pengganti dari Undang Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
No. 15 Tahun 2006 secara jelas menyatakan bahwa BPK harus berposisi sebagai
lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri dan profesional. Hal ini sangat diperlukan
dalam rangka upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme.
B. Peran BPK dalam melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan negara
Pasal 6 ayat (1) “Badan Pemeriksa Keuangan, bertugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga atau Badan lain yang mengelola
keuangan negara.
Pasal 7 ayat (1) : “BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara kepada DPR, DPD, DPRD sesuai dengan kewenangannya”.
Pasal 8 ayat (1) : “Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1). BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
presiden, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Ayat (3) “ Apabila
dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal kepada instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan paling lama satu bulan sejak
diketahui adanya unsur pidana tersebut. Ayat (5) “BPK memantau pelaksanaan tindak
lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat sebgaimana yang dimaksud pada ayat
(1), dan hasilnya diberitahukan secara tertulis kepada DPR, DPD, dan DPRD, serta
pemerintah.
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK
Adapun Peran pokok BPK adalah memeriksa asal usul dan besarnya penerimaan
negara dari manapun sumbernya dan harus mengetahui tempat uang negara disimpan dan
untuk apa uang negara itu di gunakan. Beberapa tahap yang dilalui BPK dalam
melaksanakan pemeriksaan yaitu; tahap perencanaan, pelaksaan dan pelaporan hasil
pemeriksaan. Setiap tahap prinsipnya dilaksanakan secara bebas dan mandiri. Adapun
tahapannya :
Dalam menunjang tugas BPK, telah diatur dalam wewenang BPK pada pasal 9 UU No. 5
tahun 2006, sebagaimana yang telah dituliskan di atas
Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK disusun dan disajikan dalam
laporan hasil pemeriksaan (LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai. Pemeriksaan
keuangan akan menghasilkan opini.
Serta untuk penyelenggaraan negara agar dapat tertib maka terdapat beberapa
larangan bagi BPK dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa yang terdapat pada
pasal 28 UU No. 15 tahun 2006 yang menjelaskan mengenai larangan bagi anggota BPK
yaitu:
c. Secara langsung maupun tidak langsung menjadi pemilik seluruh, sebagian, atau
penjamin badan usaha yang melakukan usaha dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau
keutungan atas beban keuangan negara.
Keberadaan BPK pertama kali ditetapkan oleh Undang Undang Dasar 1945 yang
terdapat Pada pasal 23 ayat (5) UUD 1945 memuat amanat: "Untuk memeriksa tanggung
jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang
peraturannya ditetapkan dengan undang-undang". Kedudukan konstitusional BPK RI
dinyatakan sebagai ”Lembaga Tinggi Negara yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas
dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah, akan tetapi tidak berdiri diatas pemerintah
dijelaskan dalam (Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun 1973).
Undang - Undang No.15 tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
https://www.bpk.go.id/menu/dasar_hukum
https://jambi.bpk.go.id/wp-content/uploads/2020/08/UU-No-15-Tahun-2006.pdf
https://www.bpk.go.id/news/bpk-gelar-sosialisasi-optimalisasi-peran-bpk-dan-dpr
https://jakarta.bpk.go.id/dasar-hukum-bpk
Kurnia, Beni ; Ikhsan, Muhammad “Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara
Melalui Kerja Sama BPK dan KPK” Vol. 3, No. 2 Tahun 2017 Hal 40-45.
Raba,Rayu,Mieke “Peran BPK dalam melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan
negara untuk mewujudkan pemerintahan yang baik menurut UU No.15 tahun 2006” Vol. 6 No.3
Tahun 2017 Hal. 153-155.