Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ETIKA MENJADI HAKIM

Mata kuliah: Peradilan Islam


Dosen: H. Lomba Sultan, Prof. Dr., M.A.

O
L
E
H

1. Andi Athallah Manaf (10400121037)


2. Andi Tassa Maulana (10400121035)
3. Dhea Novita (10400121038)
4. Nur Ardillah Iriani (10400121036)
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
ETIKA MENJADI HAKIM sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mempelajari bersama bagaimana


ETIKA MENJADI HAKIM, dan sebagai tugas penilaian dari dosen kita yaitu H.
Lomba Sultan, Prof. Dr., M.A.

Kami mengucapkan terima kasih kepada H. Lomba Sultan, Prof. Dr., M.A.,
sebagai dosen di bidang studi PERADILAN ISLAM telah memberikan tugas yang
sangat penting bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas karena telah


menghargai makalah yang kami buat, kami menyadari makalah yang kami buat
masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kebaikan pengetahuan kita semua.

Makassar, 20 september 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………III
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………IV
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………………………………....V
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI ETIKA HAKIM………………………………………………………..VI
2.2 KODE ETIK PROFESI HAKIM……………………………………………….. VII
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………..VIII
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..IX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
manusia sehingga di dalam masyarakat selalu ada sistem hukum, ada masyarakat ada
norma hukum (ubi societas ibi ius). Hal tersebut dimaksudkan oleh Cicero bahwa tata
hukum harus mengacu pada penghormatan dan perlindungan bagi keluhuran martabat
manusia. Hukum berupaya menjaga dan mengatur keseimbangan antara kepentingan
atau hasrat individu yang egoistis dan kepentingan bersama agar tidak terjadi konflik.
Kehadiran hukum justru mau menegakkan keseimbangan perlakuan antara hak
perorangan dan hak bersama. Oleh karena itu, secara hakiki hukum haruslah pasti dan
adil sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hal tersebut menunjukkan pada
hakikatnya para penegak hukum (hakim, jaksa, Notaris, Advokat, dan polisi) adalah
pembela kebenaran dan keadilan sehingga para penegak hukum harus menjalankan
dengan itikad baik dan ikhlas, sehingga profesi hukum merupakan profesi terhormat
dan luhur (officium nobile). Oleh karena itu mulia dan terhormat, profesional hukum
sudah semestinya merasakan profesi ini sebagai pilihan dan sekaligus panggilan
hidupnya untuk melayani sesama di bidang hukum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi etika dan hakim


2. Etika menjadi hakim

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui dan memahami definisi etika dan hakim


2. Mengetahui dan memahami etika menjadi hakim
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI ETIKA DAN HAKIM

 Etik
Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasa dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk
tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari
ethos adalah ta etha artinya adat kebiasaa.
 Hakim
Hakim berasal dari kata hakama-yahkumu-haakiman yang artinya dengan qodhi yang
berasal dari kata qodiya-yaqdiyu-qoodi yang artinya memutus. Sedangkan menurut
bahasa adalah orang yang bijaksana atau orang yang memutuskan perkara atau
menetapkanya. Adapun pengertian menurut syara’ hakim yaitu orang diangkat oleh
kepala Negara untuk menjadi hakim dalam menyelesaikan gugatan, perselisihan-
perselisihan dalam bidang hukum perdata oleh karena penguasa sendiri tidak dapat
menyelesaikan tugas peradilan.

2.2. ETIKA MENJADI HAKIM

 Etika Kepribadian Hakim


· Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
· Menjungjung tinggi citra, wibawa, dan martabat hakim
· Berkelakuan baik dan tidak tercela
· Menjadi teladan bagi masyarakat
· Menjauhkan diri dari perbuatan dursila dan kelakuan yang dicela
· Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim
· Bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab
· Berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu
· Bersemangat ingin maju (mingkatkan nilai peradilan)
· Dapat dipercaya
· Berpandangan luas
 Etika Melakukan Tugas Jabatan
· Bersikap tegas, disiplin;
· Penuh pengabdian pada pekerjaan;
· Bebas dari pengaruh siapapun juga;
· Tidak berjiwa mumpung;
· Tidak menonjolkan kedudukan;
· Menjaga wibawa dan martabat hakim dalam hubungan kedinasan;
· Berpegang teguh pada kode kehormatan hakim;
 Etika Hubungan Sesama Rekan Kerja
· Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesaa rekan
· Bersikap tegas, adil, dan tidak memihak
· Memelihara hubungan baik dengan hakim bawahannya dan hakim atasannya
 Etika Pengawasan Hakim
Didalam rumusan kode kehormatan hakim tidak terdapat rumusan mengenai
pengawasan dan sanksi. Ini berarti pengawasan dan sanksi akibat pelanggaran
kode kehormatan hakim dan pelanggaran Undang-undang spenuhnya diatur
dalam Undang-undang. Pengawasan terhadap hakim dilakukan oleh majelis
kehormatan hakim. Menurut ketentuan pasal 20 ayat 3 Undang-undang No 2
Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum : Pembentukan, susunan, dan tatakerja
majelis kehormatan hakim serta tatacara pembelaan diri ditetapkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam kamus Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


(1988), Etika dirumuskan dalam tiga arti yaitu :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Profesi menurut Wikipedia adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa inggris
“profess”, yang dalam bahasa yunani artinya adalah “janji” untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen.
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
contoh profesi adalah dalam bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, tehnik
desainer, tenaga pendidik
Hakim berasal dari kata hakama-yahkumu-haakiman yang artinya dengan qodhi yang
berasal dari kata qodiya-yaqdiyu-qoodi yang artinya memutus. Sedangkan menurut
bahasa adalah orang yang bijaksana atau orang yang memutuskan perkara atau
menetapkanya. Adapun pengertian menurut syara’ hakim yaitu orang diangkat oleh
kepala Negara untuk menjadi hakim dalam menyelesaikan gugatan, perselisihan-
perselisihan dalam bidang hukum perdata oleh karena penguasa sendiri tidak dapat
menyelesaikan tugas peradilan.
Untuk jabatan hakim, kode etik hakim disebut kode kehormatan hakim berbeda dengan
notaris dan advokat, hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan
fungsional. Oleh karena itu, kode kehormatan hakim memuat tiga jenis etika, yaitu etika
kedinasan pegawai Negeri sipil, etika kedinasan hakim sebagai pejebat fungsional
penegak hukum, etika hakim sebagai manusia pribadi anggota masyarakat.
a. Etika Kepribadian Hakim
b. Etika melakukan tugas Jabatan
c. Etika pelayanan terhadap pencari keadilan
d. Etika Hubungan Sesama Rekan Hakim
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad. 2006. Etika Profesi Hakim.cetakan ketiga. Bandung:Citra


Aditya Bakti., hlm 13
Ahmad Fauzan. 2009. Perundang-Undangan Lengkap Tentang Peradilan
Umum, Peradilan Khusu dan Mahkamah Konstitusi.Cetakan ketiga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group., hlm 11
Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum Di Indonesia.Cetakan
Kesatu. Jakarta:Sinar Grafika
Abdulkadir muhammad. Op.,Cit hlm 101-104.
Ahmad Fauzan. Op.,Cit. hlm 12

Anda mungkin juga menyukai