NAMA KELOMPOK :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanajtkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu guru PKn kami yang
telah berkenan membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………..………………….
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Setiap kelembagaan yang dibentuk disuatu negara pasti mempunyai cita-cita atau
tujuan yang ingin di capai khususnya untuk kepentingan bersama. Dimana cita-cita itu akan
dapat dilihat dalam visi misi kelembagaan tersebut. Berikut visi misi Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia.
~VISI
Menjadi Lembaga Pemeriksa Keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan
negara yang akuntabel dan transparan.
~MISI
>Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan
penyelewengan keuangan negara.
I-ndependensi
Artinya bahwa BPK menjunjung tinggi independensi, baik secara kelembagaan, organisasi,
maupun individu. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, kami
bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau
organisasi yang dapat mempengaruhi independensi.
-Integritas
Artinya BPK membangun nilai integritas dengan bersikap jujur, obyektif, dan tegas dalam
menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan.
-Profesionalisme
Dalam pasal 23 Ayat (5) Tahun 1945 telah ditetapkan bahwa untuk pemeriksaan tanggung
jawab yang berhubungan dengan Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan dimana peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Kemudian hasil
pemeriksaan keuangan tersebut disampaikan kepada DPR.
Berdasarkan amanat yang tercantum dalam UUD tahun 1945 tersebut, kemudian
dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 yang
berisi tentang pembentukan Badan Pemeriksaan Keuangan. Pada awalnya BPK mulai
bekerja pada tanggal 1 Januari 1947 dan memiliki kedudukan sementara di Magelang. Pada
saat pembentukan ini, BPK memiliki 9 orang pegawai yang diketuai oleh R. Soerasno.
1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh BPK
terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara
lainnya, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang
mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-undang
tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan
pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai dengan standar
pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada
DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada instansi yang
berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya tindakan pidana tersebut.
Secara umum menurut pasal 23F ayat 1 dan 2 UUD 1945 telah jelas bahwa untuk
memilih anggota BPK, yaitu dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
dan kemudian diresmikan oleh presiden. Sedangkan untuk memilih pimpinan BPK itu
langsung dipilih oleh anggota BPK itu sendiri melalui sidang anggota BPK, yang tata
caranya dijelaskan dalam pasal 15 UU No.15 tahun 2006 yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Pimpinan BPK terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua.
2. Ketua dan Wakil Ketua BPK dipilih dari dan oleh Anggota BPK dalam sidang Anggota
BPK dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diresmikannya
keanggotaan BPK oleh Presiden.
3. Sidang Anggota BPK untuk pemilihan pimpinan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dipimpin oleh Anggota BPK tertua.
4. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila mufakat tidak dicapai
pemilihan dilakukan dengan cara pemungutan suara.
ayat (5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, perlu
menetapkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pembagian Tugas dan
Wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia.
Tugas dan wewenang Ketua Badan Pemeriksa Keuangan meliputi pelaksanaan tugas yang
berkaitan dengan kelembagaan BPK, pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara secara umum dan hubungan kelembagaan dalam dan luar negeri.
Tugas dan wewenang Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan meliputi pelaksanaan tugas
penunjang dan Sekretariat Jenderal, dan penanganan kerugian negara.
3. Anggota I
Tugas dan wewenang Anggota I meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
4.Anggota II
Tugas dan wewenang Anggota II meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bidang perekonomian dan perencanaan pembangunan nasional dan
pemeriksaan investigatif.
5. Anggota III
Tugas dan wewenang Anggota III meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bidang lembaga negara, kesejahteraan rakyat, kesekretariatan negara,
aparatur negara, riset dan teknologi.
6. Anggota IV
Tugas dan wewenang Anggota IV meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bidang lingkungan hidup, pengelola sumber daya alam, dan infrastruktur.
7. Anggota V
Tugas dan wewenang Anggota V meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Wilayah I (Sumatera dan
Jawa).
Tugas dan wewenang Anggota V meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Wilayah I (Sumatera dan
Jawa).
8. Anggota VI
Tugas dan wewenang Anggota VI meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Wilayah II (Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua).
9. Anggota VII.
Tugas dan wewenang Anggota VII meliputi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bidang kekayaan negara yang dipisahkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lembaga tinggi negara dalam system ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas mandiri.BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, lembaga Negara lainnya, bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Badan layanan umum, Badan Usaha Milik Daerah(BUMD), dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan Negara
SARAN
BPK adalah lembaga tertinggi di Indonesia yang memiliki tanggung jawab mengenai
keuangan Negara. Jadi sangatlah penting apabila para pejabat yang ada di lingkungan BPK
bekerja dengan baik dan tidak melakukan penyimpangan. Karena menyangkut hajat orang
banyak