Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

DAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

NAMA KELOMPOK :
1.FARAH FAUZIA SUKMA
2.GITA ANANDA
3.MAYANG CITA ADSIYAH
4.NAFA FADHILA
5.NUR LAILATUL FITRIA
A.PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
1.Ketentuan Konstitusional tentang Keuangan Negara

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, keuangan negara adalah
semua hak dan kewajiban negara dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut.

Keuangan negara merupakan komponen yang amat penting


dalam penyelenggaraan negara. Proses pembangunan tidak akan
berjalan dengan lancar, apabila keuangan negara tidak stabil atau
terganggu.
Sumber keuangan negara Republik Indonesia meliputi
berbagai hal berikut :
1.Pajak
2.Retribusi
3.Keuntungan BUMN&BUMD
4.Denda dan Sita
5.Pencetakan uang
6.Pinjaman
7.Sumbangan, hadiah, dan hibah
8.Penyelenggaraan undian berhadiah
2.MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Sumber keuangan negara tidak selamanya memberikan hasil
yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang amat bijak
dalam menggunakan keuangan negara. Dengan kata lain,
pengelolaan keuangan negara harus benar-benar efektif dan efisien
sehingga program pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana.

Yang bertanggung jawab atas kegiatan pengelolaan keuangan


negara berdasarkan ketentuan undang-undang Republik Indonesia
No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara terutama pasal 6 ayat
(1) disebutkan bahwa presiden selaku kepala pemerintahan
memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan. Ketentuan pasal tersebut
menunjukan bahwa presiden republik indonesia bertanggung jawab
atas kegiatan pengelolaan keuangan negara yang dilakukan untuk
mencapai tujuan negara.
3.PERAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Dalam kedudukannya sebagai bank sentral, bank
Indonesia mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan, bank Indonesia mempunyai


tugas sebagai berikut :
1.Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2.Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3.Mengatur dan mengawasi bank
B.PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
1.Ketentuan Konstitusional Tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Penggunaan keuangan negara juga harus dikontrol. Para
pengguna uang negara harus mempertanggungjawabkan penggunaan
uang tersebut kepada negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, negara
memilih alat/lembaga yang fungsinya mengontrol penggunaan
keuangan, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK merupakan lembaga negara yang bertugas untuk


memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. dengan kata lain, BPK merupakan lembaga
negara yang keberadaannya diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2.Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan
Dalam pasal 9 ayat (1) disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya,
BPK berwenang :

a) Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan


pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b) Meminta keterangan atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap
orang, unit organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga
negara lainnya, bank Indonesia, BUMN, badan layanan umum,
BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara.
c) Melakukan pemeriksaan ditempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, ditempat pelaksanaan, pembukuan dan tata usaha
keuangan negara, serta pemriksaan terhadap perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara.
d) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK.
e) Menetapkan standart periksaan keuangan negara setelah
konsultasi dengan pemerintah pusat/ pemerintah daerah yang
wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
f) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
g) Menggunakan tenaga ahli dan tenaga pemeriksa diluar BPK yang
bekerja untuk beratas nama BPK.
C. PELENGGARAAN KEKUASAAN
KEHAKIMAN DALAM UNDANG-
UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Kekuasaan yudikatif dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia disebut kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia.
2. Peran Lembaga Peradilan sebagai Pelaksanaan
Kekuasaan Kehakiman

a. Lingkungan Peradilan Umum


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum
dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan
Mahkamah Agung. Pengadilan negeri berperan dalam proses
pemeriksaan, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan
perdata di tingkat pertama. Pengadilan tinggi berperan dalam
menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau
banding. Mahkamah Agung berperan dalam proses pembinaan
lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Mahkamah Agung
mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan,
organisasi, administrasi dan keuangan pengadilan.
b. Lingkungan Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di ling kungan peradilan agama di lakukan
oleh pengadilan agama. Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang RI
Nomor 3 Tahun 2006, pengadilan agama bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama
antara orangorang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris,
wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.

c. Lingkungan Peradilan tata usaha negara


Peradilan tata usaha negara ber peran dalam proses penye lesaian
sengketa tata usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah
sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang
atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dari
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam
lapangan hukum pidana, khususnya bagi pihak-pihak berikut.
1) Anggota TNI
2) Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan
anggota TNI
3) Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI
menurut undang-undang
4) Seseorang yang tidak termasuk ke dalam kategori 1), 2) dan 3), tetapi
menurut keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan
berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia harus
diadili oleh pengadilan militer.

e. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu)
kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Anda mungkin juga menyukai