Anda di halaman 1dari 10

XII IPS 2 KEJAKSAAN

Kelompok 3 :
- Aprilia
- Bunga Refanny R.
- Izza Nur H.
- Kania Sychra F.
- M. Ardin Hanif
- Rashad Nabil K.
- Sundari Ayu D
PENGERTIAN

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan


kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan.
Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum
dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang
dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri
merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang
penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan
yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Dasar Hukum Pembentukan
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa Mengacu pada UU tersebut, maka
“Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang
pelaksanaan kekuasaan negara yang
melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan diemban oleh Kejaksaan, harus dilaksanakan
undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali secara merdeka. Penegasan ini tertuang
proses perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004,
sentral dalam penegakan hukum, karena hanya
institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah
bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah
suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak yang melaksanakan kekuasaan negara di
berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum bidang penuntutan secara merdeka. Artinya,
Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang
bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan
Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-
satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive wewenangnya terlepas dari pengaruh
ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang Kejaksaan kekuasaan pemerintah dan pengaruh
yang baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan
kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga
melindungi profesi jaksa dalam
negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan
negara di bidang penuntutan. melaksanakan tugas profesionalnya.
Tugas & Wewenang
1. Dibidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan
2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan
wewenang : kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
a. Melakukan penuntutan; pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum 3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut
tetap; meyelenggarakan kegiatan:
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
putusan pidana bersyarat, putusan pidana,
Pengawasan peredaran barang cetakan;
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
Pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana masyarakat dan negara;
tertentu berdasarkan undang-undang; Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
Contoh Kasus - Kasus pelanggaran Kejaksaan

1 Kasus Suap Mantan Kajari Pamekasan 2 Kasus Jaksa Kejati DKI Yanuar Reza
Rudi Indraprasetya Muhammad dan Fristo Yan Presanto

Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan Rudi Indra Penyidikan pada Aspidsus Kejati DKI
Prasetya diduga menerima suap untuk Jakarta Yanuar Reza Muhammad dan jaksa
menghentikan penanganan kasus korupsi
Kasubsi Tipikor dan Tindak Pidana
penyelewengan dana desa.
Pamekasan diduga menyuap Rudi sebesar Rp 250 Pencucian Uang (TPPU) Fristo Yan
juta. Suap tersebut diduga untuk menghentikan Presanto, keduanya sebentar lagi akan
penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan menghadapi sidang dakwaan di Pengadilan
Kejaksaan Negeri dalam perkara tindak pidana Tipikor Jakarta Pusat. Keduanya diduga
korupsi proyek infrastruktur. "Proyek senilai Rp 100
terlibat dalam pemerasan seorang saksi
juta tersebut menggunakan dana desa,"
perkara dugaan tipikor yang sedang
ditangani Pidsus DKI Jakarta.
Contoh Kasus - Kasus pelanggaran Kejaksaan

3 Kasus Mantan jaksa Eka Safitra Jaksa


Kejari Satriawan Sulaksono

Pada awal tahun 2020, dua jaksa yakni mantan jaksa


di Kejari Yogyakarta Eka Safitra dan jaksa Kejari
Surakarta Satriawan Sulaksono didakwa menerima
suap Rp 200 juta dari proyek saluran air di
Yogyakarta. Keduanya menerima duit dari pengusaha
kontraktor PT Widoro Kandang bernama Gabriella
Yuan Anna Kusuma.Jaksa Eka dan Satriawan diduga
menerima suap dari Gabriella Ana berkaitan dengan
proyek rehabilitasi saluran air hujan di Jalan Supomo,
Yogyakarta, dan sekitarnya. Suap dari Gabriella
diduga untuk memuluskan proses lelang proyek
tersebut.
UPAYA MENGATASI KASUS
1. Menentukan standar kualitas yang baik
bagi jaksa.
2. Pembuatan aturan, kode etik, dan
prosedur standar penanganan kasus.
3. Melakukan pemberantasan oleh KPK
bagi oknum yang melakukan kasus
suap/korupsi.
4. Melakukan pembersihan di dalam
institusi
Kesimpulan
Kesimpulan dari materi yang telah dipaparkan
Dapat disimpulkan bahwa Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang
melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Dimana
menurut UU 16 Tahun 2004, definisi jaksa adalah pejabat fungsional yang
diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut
umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.

Selain tugas mulia dari kejaksaan dalam penuntutan hak dan keadilan, masih
banyak kecurangan yang bisa dilakukan penegak keadilan.
Kesimpulan
1. Kasus Jaksa Kejati DKI Yanuar Reza Muhammad dan Fristo
Yan Presanto.

2. Kasus Mantan jaksa Kejari Yogyakarta Eka Safitra dan jaksa


Kejari Surakarta Satriawan Sulaksono.

3. Kasus Suap Mantan Kajari Pamekasan Rudi Indraprasetya

Sehingga dari kasus kasus diatas, dapat diupayakan kembali


menjadi lebih baik untuk pengadilan kejaksaan
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai