Anda di halaman 1dari 9

PERTUMBUHAN ASET PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA

KANTOR BPK ACEH

LAPORAN KERJA PRAKTEK


(LKP)

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya

Oleh :

NURHAYATI
NIM : 2001002030025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… … vii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….….. 4
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan……………....………….……….. 4
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………….. 5
1.5 Metode Penulisan…………………………………..….…….….. 5

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA……………..….…….….. 1


2.1 Tempat Praktek…………………………………………………….
2.2 Sejarah Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)…………………….
2.3 Struktur Organisasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK )………..
2.4 Visi dan Misi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)………………
2.5 Lama Waktu Praktek……………………………………………….
2.6 Kegiatan Selama Praktek…………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Pemeriksaan Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan

mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Hasil

pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (sesuai dengan

kewenangannya).

Etika dalam setiap profesi mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak sebab

dengan adanya perilaku yang etis berarti menunjukkan pekerjaan akan dapat diselesaikan

dengan baik karena tidak melanggar peraturan dan moral yang berlaku. Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) merupakan suatu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam

memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK memiliki perwakilan

di setiap provinsi. Tugas dari BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga

Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,

Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain. yang mengelola keuangan

negara. Auditor BPK akan menerbitkan opini audit dalam laporan hasil pemeriksaan

(LHP), yang disertai rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh pejabat pemerintahan

yang bersangkutan.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor (tim pemeriksa BPK) berpedoman pada

standar auditing. Standar auditing adalah sepuluh standar yang terdiri dari standar umum,

standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Penelitian ini

menggunakan sampel pada auditor lebih khususnya adalah tim pemeriksa BPK dengan

alasan karena etika sangat penting bagi auditor yang harus memegang teguh prinsip etis

dalam menjalankan tugasnya dan tidak boleh melakukan korupsi.

Karakteristik BPK adalah merupakan auditor eksternal yang mengevaluasi laporan

keuangan dari lembaga Negara, jadi harus independen dalam melaksanakan tugasnya dan

etis dalam bekerja.

Pertumbuhan aset penjualan perusahan kantor pada BPK aceh suatu harapan yang

diinginkan oleh pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan pada

kantor BPK aceh. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin

menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan,

Pertumbuhan aset kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran prusahaan yang

dilihat dari adanya peningkatan asset.berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh

para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan aset adalah kemampuan perusahaan.

Adanya pertumbuhan aset penjualan yang dipertimbangkan dalam keputusan hutang.

Biasanya biaya emisi perusahaan akan lebih besar dari biaya penerbitan surat hutang.

Dengan demikian, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi cenderung lebih

banyak menggunakan hutang, sehingga ada hubungan positif antar growth dan debt ratio.

Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan

sumber dana dari luar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih
banyak mengandalkan modal eksternal daripada perusahaan yang lambat

pertumbuhannya.

Pertumbuhan aset perusahaan kantor BPK aceh dilakukan untuk mengukur

kemampuan perusahaan mempertahankan posisinya,baik dalam industry maupun dalam

kegiatan ekonomi secara keseluruhan.pertumbuhan aset aktiva perubahan peningkatan

atau penurunan suatu aset yang di miliki pada saat itu, apakah aset yang di miliki

mengalami penurunan atau peningkatan.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset yang tingi akan lebih banyak menggunakan

utang dalam pendanaannya,daripada perusahaan yang pertumbuhan asetnya

rendah.Adanya pertumbuhan aset berrti perubahan akan beroperasi pada tingkat yang

lebih tingggi,dimana penambahan tersebut berarti juga penambahan biaya bagi

perusahaan.

Struktur modal kombinasi dari utang kantor BPK aceh (jangka Panjang dan jangka

pendek),saham biasa dan saham preferen.Bagaimana hal tersebut di lakukan adalah hal

yang penting,meningkat kombinasi pembiayaan yang salah akan mempengaruhi kinerja

dan kelangsungan berjalannya bisnis suatu pada kantor BPK aceh.

Struktur modal pirimbangan dan perbandingan antara modal asing dan modal

sendiri.keputusan untuk memilih sumber pendanaan kantor perusahaan merupakan suatu

dilema yang dialami oleh manajer keuangan.

Teori struktur modal,apalagi posisi struktur modal berada diatas target struktur modal

optimal,maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan

target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan.
Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan,

yaitu rasio laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari

struktur modal perusahaan dan merupakan instrumen yang sangat sensitive terhadap

perubahan nilai perusahaan.

BPK Perwakilan Provinsi Aceh pada awalnya merupakan salah satu Sub Auditorat di

bawah lingkup kerja BPK Perwakilan I di Medan. Pasca bencana Tsunami Tahun 2004,

BPK berfokus pada pemeriksaan pengelolaan dana Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi

(BRR) Aceh dan Nias,sehingga terbentuklah BPK Perwakilan Provinsi Aceh.

Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana yang telah

diubah menjadi Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan

Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan, Pasal 420 menjelaskan bahwa BPK Perwakilan

Provinsi Aceh mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

daerah pada Pemerintah Provinsi Aceh,Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, serta BUMD

dan lembaga terkait di lingkungan entitas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang

ditugaskan oleh AKN dan Auditorat utama.

Kelemahan utama yang menjadi perhatian BPK antara lain, potensi kekurangan

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Track Access Charge (TAC) dikarenakan

realisasi IMO (infrastructure, maintenance, operation), yakni pengoperasian dan

perawatan prasarana perkeretaapian, dilaksanakan oleh Ditjen Perkeretaapian.


BPK menambahkan, kelebihan pembayaran belanja barang dan kelebihan pembayaran

belanja modal pada beberapa satuan kerja, serta pengelolaan aset yang masih belum

tertib dari aspek pemanfaatan, pengamanan, dan penatausahaan.

Dalam penulisan laporan ini,penulisan mengambil judul tentang pertumbuhan aset

penjualan terhadap struktur modal pada kantor BPK,karena tujuan untuk mengetahui

pengaruh mengembangnya pertumbuhan aset penjualan terhadap struktur modal pada

kantor BPK aceh,yang terus menerus peningkatan simbul kemampuan perusahaan pada

kantor BPK aceh.

Pertumbuhan aset penjualan terhadap struktur modal bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan suatu perusahaan akan dapat berpengaruh terhadap kemampuan kantor BPK

Aceh,dalam mempertahankan keuntungan yang telah di peroleh untuk menandai

kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang dan kominasi yang mempengaruhi

kinerja dan kelangsungan berjalannya bisnis suatu pada kantor BPK aceh.

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka penulisan tertarik utuk menulis laporan

kerja praktek (LKP) dengan judul “Pertumbuhan Aset Penjualan Terhadap Struktur

Modal Pada Kantor BPK Aceh

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka perumusan masalah dalam laporan kerja

praktek ini adalah :

a. .Bagaimana pertumbuhan aset penjualan terhadap struktur modal pada kantor

BPK Aceh
b. Bagaimana tingkat pertumbuhan aset penjualaan terhadap struktur modal

pada kantor BPK Aceh

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui tulisan ini adalah :

a. Untuk mengatahui pertumbuhan aset penjualan terhadap struktur modal pada

kantor BPK Aceh

b. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan aset penjualan terhadap struktur

modal pada BPK Aceh

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang di harapkan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pertumbuhan

aset penjualan terhadap struktur modal pada BPK Aceh.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus di penuhi dalam

menyelesaikan studi pada program studi Diploma III Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.


1.5 Metode Penulisan

Untuk memperoleh data data guna menyusun Laporan Kerja Praktik (LKP),

penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observation),yaitu pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung untuk memperoleh keterangan-keterangan serta data-

data yang dibutuhkan yang berhubungan dengan pembahasan Laporan Kerja

Praktik (LKP).

b. Wawancara (Interview),Yaitu melakukan tanya jawab (wawancara) langsung

maupun tidak langsung untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan dalam

penyelesaian Laporan Kerja Praktek (LKP).

c. Kajian Kepustakaan (Library Research),Yaitu melakukan pengumpulan data

yang bersifat teroritis melalui literatur atau karya ilmiah yang berhubungan

dengan pembahasan Laporan Kerja Praktek.

Anda mungkin juga menyukai