Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TATA KELOLA PERUSAHAAN

“DEWAN KOMISARIS”

DISUSUN OLEH:

1. Muhammad Fajar Aqila (2002126439)

2. Aulia Rahmah (2002110150)

3. Nurul Ramadhani (2002126734)

4. Reka Hendra Yani (2002110028)

Disusun untuk Persyaratan Tugas Kelompok

Mata Kuliah Tata Kelola Perusahaan

Dosen Pengampu : Dra. Susilastri,MM.,Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan kemampuan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dewan Komisaris”.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari motivasi dan bantuan
berbagai pihak.

Semoga kebaikan yang telah mereka berikan dibalas oleh Allah Swt. Penulis telah
berusaha menyelesaikan makalah ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang penulis peroleh.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam kemajuan
dunia pendidikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
sistematika penulisan maupun dari segi penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca. Atas perhatian, saran, dan kritikan dari
pembaca penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 27 September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….

Bab 1 Pedahuluan …………………………………………………………………………

A. Latar Belakang …………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...
C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………..
Bab 2 Pembahasan ………………………………………………………………………..

A. Dewan Komisaris ………………………………………………………………


B. Fungsi Dewan Komisaris ………………………………………………………
C. Manual Dewan Komisaris ……………………………………………………..
D. Regulasi Komisaris ……………………………………………………………
E. Program Orientasi Bagi Anggota Komisaria Baru …………………………….
Bab 3 Penutup ……………………………………………………………………………

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corporate Governance menjadi hal yang sangat penting, dengan adanya krisis moneter
pada 1998, yang melanda negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia. Ditambah lagi adanya
krisis ekonomi global yang terjadi akhirakhir ini, yang melanda hampir di seluruh dunia
termasuk negara adidaya seperti Amerika. Keterpurukan sektor bisnis lebih dirasakan akibat
kurang efektifnya pengelolaan perusahaan oleh manajemen yang didukung lemahnya mekanisme
pengawasan yang dilakukan dewan komisaris.

Dewan komisaris adalah terjemahan dari raad van commissarisen sebagaimana diatur
dalam KUHD, yang sebetulnya tidak banyak berbeda dengan undang-undang di Negeri Belanda.
Namun perubahan undang undang di negeri Belanda menyebabkan fungsi dari raad van
commissarisen juga berubah, tetapi dengan berlakunya UU No 40 Tahun 2007’ maka fungsi
dewan komisaris sudah dapat disesuaikan dengan yang di negeri Belanda, yaitu dewan komisaris
bekerja untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan (pasal 108/2
UUPT).

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai makna dewan komisaris,
fungsi dewan komisaris, regulasi komisaris, serta program oritentasi bagi anggota komisaris
baru, maka berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Apa makna dari dewan komisaris ?


2. Bagaimana fungsi dewan komisaris ?
3. Bagaimana regulasi dari dewan komisaris ?
4. Apa program bagi anggota baru dewan komisaris ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui makna dari dewan komisaris.
2. Mengetahui fungsi dari dewan komisaris.
3. Mengetahui regulasi dewan komisaris.
4. Mengetahui program bagi anggota baru dewan komisaris.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat atau arahan kepada direksi Perseroan terbatas (PT). Dewan komisasris
ditunjuk sebagai sekelompok orang yang mengawasi kegiatan dan operasional perusahaan. Di
Indonesia Dewan Komisaris ditunjuk oleh RUPS dan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.

Anggota dewan komisaris diangkat dan diberhentikan sesuai persetujuan dari anggota
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang kemudian dilaporkan kepada Menteri Hukum dan
HAM untuk dicatatkan dalam daftar wajib perusahaan atas pergantian dewan komisaris.

Pengangkatan dewan komisaris diusulkan oleh anggota RUPS yang memiliki wewenang
untuk mengusulkan dewan komisaris untuk masa jabatan 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
pengangkatan yang ditetapkan oleh RUPS. Bagi anggota Dewan Komisaris yang telah habis
masa jabatanya maka dapat diangkat kembali atau diberhentikan melalui RUPS.

B. Fungsi Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Dewan Komisaris juga dapat memberikan nasihat kepada Direksi dengan tujuan
kepentingan perusahaan.
2. Dalam memberikan nasihat kepada Direksi, Dewan Komisaris wajib melakukannya dengan
itikad baik, kehati-hatian dan bertanggungjawab demi kepentingan perusahaan.
3. Dewan Komisaris turut bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian perusahaan apabila
Dewan Komisaris terbukti bersalah atau lalai dalam menjalankan tugas sebagaimana
mestinya.
C. Manual Dewan Komisaris

Manual dewan komisaris sangat diperlukan dalam implementasi CGC disuatu


perusahaan. Manual tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi komisaris dalam menjalankan
aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu disesuaikan dengan prinsip
korporasi yang sehat dan memuat seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
berdasarkan prinsip pengendalian internal.

Berikut beberapa tujuan penyusunan manual dewan komisaris.

1. Menjadi referensi utama bagi setiap anggota direksi dan komisaris untuk melaksanakan
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam mengelola perusahaan.

2. Membangun kemandirian dalam membuat keputusan dan dapat menjalankan tugas serta
tanggung jawab masing-masing sesuai harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.

3. Menjadi pedoman dalam melakukan tata kelola perusahaan yang baik.

Beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam penyusunan manual tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Tujuan dan ruang lingkup manual dewan direksi dan komisaris.

2. Visi, misi, nilai, tujuan, sasaran perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

3. Prinsip-prinsip GCG, system pengendalian internal, nilai-nilai etika bisnis dan aturan
perilaku perusahaan, termasuk pelanggaran terhadap aturan perilaku perusahaan beserta
sanksinya.

4. Mekanisme penunjukan calon direksi dan dewan komisaris.

5. Pembagian tugas dari masing-masing direksi dan dewan komisaris.


6. Tata cara penyelenggaraan rapat direksi, rapat komisaris, rapat direksi dan komisaris,
mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat direksi, rapat komisaris, serta rapat
direksi dan komisaris.

7. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

8. Pengkajian kinerja direksi.

9. Fungsi dan tanggung jawab sekretaris perusahaan dan satuan audit internal.

10. Penanganan terhadap konflik kepentingan.

D. Regulasi Komisaris

1. Komisaris menurut UU BUMN

Ketentuan mengenai komisaris BUMN diatur melalui UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Beberapa pasal yang mengatur mengenai komisaris BUMN adalah sebagai berikut:

➢ Pasal 27

➢ Pasal 28

➢ Pasal 29

➢ Pasal 30

➢ Pasal 31

➢ Pasal 32

➢ Pasal 33
2. Komisaris menurut UU Perseroan Terbatas

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), mengatur
mengenai tugas dan fungsi komisaris dalam beberapa pasal, yaitu:

➢ Pasal 1 butir (2)

➢ Pasal 108 ayat (1)

➢ Pasal 110 ayat (1)

➢ Pasal 114 ayat (2)

➢ Pasal 115 ayat (1)

3. Komisaris menurul UU Pasar Modal

Pasal 80 dala UU No. 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal mengatur tentang tanggung
jawab atas informasi yang tidak benar dan menyesatkan. Pasal tersebut menyebutkan komisaris
sebagai pihak yang berhubungan dengan penyampaian informasi kepada public dalam rangka
pernyataan pendaftaran. Bagi setiap calon emiten yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia, mewajibkan adanya komisaris independen dalam
struktur kepengurusan emiten tersebut.

4. Komisaris menurut Peraturan Bursa Efek

Butir 1-a dari Peraturan Pencatatan Efek No. 1-A PT Bursa Efek Jakarta mengenai
ketentuan umum pencatatan efek yang bersifat ekuitas di bursa mengatur tentang rasio komisaris
independen. Dalam butir tersebut dinyatakan bahwa jumlah komisaris independen haruslah
secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali, dengan ketentuan bahwa jumlah komisaris independen
sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah angota komisaris.
5. Komisaris menurut Peraturan OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan Peraturan No. 33/POJK. 04/2014
tanggal 8 Desember 2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik, pada Pasal 20 mengatur tentang keanggotaan dewan komisaris sebagai berikut:

➢ Dewan komisaris, paling kurang terdiri dari dua orang anggota dewan komisaris.

➢ Dalam hal dewan komisaris terdiri dari dua orang anggota dewan komisaris, satu
diantaranya adalh komisaris independen.

➢ Dalam hal dewan komisaris terdiri lebih dari dua orang anggota dewan komisaris, jumlah
komisaris independen wajib paling kurang 30% dari jumlah seluruh anggota dewan
komisaris.

➢ Satu diantara anggota dewan komisaris diangkat menjadi komisaris utama atau presiden
komisaris.

6. Komisaris menurut Komite Nasional GCG

Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG) mengeluarkan pedoman


tentang komisaris independen yang ada di perusahaan public. Bagian II.1 dari pedoman tersebut
menyebutkan bahwa pada prinsipnya, komisaris bertanggung jawab dan berwenang untuk
mengawasi kebijakan dan tindakan direksi, serta memberikan nasihat kepda direksi, jika
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan, maka seorang komisaris dapat meminta nasihat dari
pihak ketiga dan/atau membentuk komite khusus. Setiap anggota komisaris harus berwatak
amanah serta mempunyai pengalaman dan kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan
tugasnya.
7. Komisaris memurut ISICOM

Indonesian Society of Independent Commissioner (ISICOM) atau paguyuban Komisaris


Independen Indonesia telah meluncurkan pedoman bagi komisaris independen. Beberapa hal
yang diatur dalam pedoman tersebut sebagai berikut:

➢ Pengertian dan definisi komisaris independen

➢ Misi komisaris independen

➢ Tanggung jawab komisaris independen

➢ Wewenang komisaris independen

➢ Kriteria formal komisaris independen

➢ Kriteria dan kompetensi pribadi komisaris independen

➢ Pedoman perilaku komisaris independen

➢ Komposisi komisaris independen

➢ Proses nominasi dan pengangkatan komisaris independen

➢ Evaluasi kinerja komisaris independen

Pedoman komisaris independen tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi para
komisaris independen yang ada, baik di BUMN maupun di perusahaan public.
8. Komisaris di Perbankan

Bank Indonesia melalui surat edaran kepada semua bank umum konvensional di
Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 mengenai Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, pada Bagian I Umum butir F, antara lain dosebutkan bahwa
dalam pelaksanaan GCG, diperlukan keberadaan komisaris independen dan pihak independen
untuk menghindari konflik kepentingan pelaksanaan tugas seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi bakn, keseimbangan, serta melindungi pemangku kepentingan khususnya pemilik
dana dan pemegang saham minoritas.

E. Program Orientasi Bagi Anggota Komisaris Baru

1. Program Pengenalan Perusahaan di BUMN

Berdasarkan Pasal 43 ayat (1) s.d (4) dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-
01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada BUMN, pada Bab XI Program Pengenalan BUMN, antara lain menyebutkan bahwa
anggota dewan komisaris/ pengawas dan anggota direksi yang diangkat untuk pertama kalinya
wajib diberikan program pengenalam mengenai BUMN yang bersangkutan. Program pengenalan
tersebut merupakan tanggung jawab dari sekretaris perusahaan atau siapapun yang menjalankan
fungsi sebagai sekretaris perusahaan.

2. Program Pengenalan Perusahaan di Perusahaan Publik

Perusahaan public dapat menyelenggarakan program kurusus pengenalan bagi para


anggota direksi dan komisaris yang baru diangkat untuk pertama kalinya menjadi
komisaris/direksi. Pelaksanaan program tersebut dapat dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak ketiga, seperti ISOCOM dan FCGI.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih


objektif, independen dan untuk menjaga fairness serta memberikan keseimbangan antara
kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang
saham minoritas, bahkan kepentingan stakehorlder lainnya. Komisaris independen sangat
dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia terutama bagi perusahaan publik.
Dengan adanya komisaris independen semua pihak yang berkepentingan mendapatkan manfaat
yang besar, terutama terbentuknya situasi yang suitable dengan prinsip Good Corporate
Governance, dimana komisaris dapat memberikan pandangan dengan tingkat independensi dan
akuntabilitas yang lebih tinggi.

B. Saran

Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna. Untuk perkembangan lebih lanjut penulis berharap adanya aturan yang lebih
baik mengenaik batasan masa jabatan komisaris independen yang hanya dua periode saja serta
mengingkatkan para kinerja dewan komisaris agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, M.A. (2020). The Power Good Corporate Governance : Teori dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.

Rifai, B. (2009). Peran komisaris independen dalam mewujudkan good corporate governance di
perusahaan publik. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 16(3), 396-412.

Wartaekonomi. (2020). Apa Itu Dewan Komisari.


https://www.wartaekonomi.co.id/read314345/apa-itu-dewan-komisaris. Diakses pada tanggal 3
Oktrober 2021 pada pukul 20.30

Anda mungkin juga menyukai