Anda di halaman 1dari 7

TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RESIKO

“TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN DIREKSI SERTA


STRUKTUR PENGAWASAN BERDASARKAN PRINSIP GCG”

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. A.A. Ayu Dinda Andini Putri (1933122001)


2. Ni Putu Eka Oktaviani (1933122010)
3. Ni Kadek Sukasih (1933122023)

F1 Akuntansi

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2022
RMK 3
Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dan Dewan Direksi Serta Struktur Pengawasan
Berdasarkan Prinsip GCG

A. Pengangkatan Dan Pemberhentian Dewan Komisaris.


Pasal 110 ayat (1) UUPT menentukan bahwa orang yang dapat diangkat menjadi
anggota dewan direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:
1. Dinyatakan pailit
2. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau
3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.

Menurut Pasal 110 ayat (2) UUPT, ketentuan persyaratan di atas tidak mengurangi
kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

B. Kemampuan Dan Integritas Dewan Komisaris


Kemampuan dan Integritas Anggota Dewan Komisaris menurut KNKG, sebagai berikut:
1. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga
pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan perusahaan
dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, kelompok usahanya dan atau pihaklain.
3. Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
4. Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG ini.
C. Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris
1. Dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.
Kewenangan yang ada pada dewan komisaris tetap dilakukan dalam fungsinya sebagai
pengawas dan penasihat.
2. Dalam hal diperlukan untuk kepentingan perusahaan, dewan komisaris dapat
mengenakan sanksi kepada anggota direksi dalam bentuk pemberhentian sementara,
dengan ketentuan harus segera ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan RUPS.
3. Dalam hal terjadi kekosongan dalam direksi atau dalam keadaan tertentu sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar, untuk sementara
dewan komisaris dapat melaksanakan fungsi direksi.
4. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, anggota dewan komisaris baik secara bersama-
sama dan atau sendiri-sendiri berhak mempunyai akses dan memperoleh informasi
tentang perusahaan secara tepat waktu dan lengkap.
5. Dewan komisaris harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja charter sehingga
pelaksanaan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai salah satu
alat penilaian kinerja mereka. xxxiii
6. Dewan komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh direksi, dalam
rangka memperoleh pembebasan dan pelunasan tanggung jawab acquit et dėcharge dari
RUPS.
7. Dalam melaksanakan tugasnya, dewan komisaris dapat membentuk komite. Usulan dari
komite disampaikan kepada dewan komisaris untuk memperoleh keputusan. 

D. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris


1. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu dalam hal melakukan pengawasan atas
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat kepada Direksi.
2. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberikan nasehat
kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
3. Kemudian setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan, apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya.

Jika Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih, maka
tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Dewan Komisaris (Pasal 114 ayat (3) UUPT).

E. Komposisi Direksi
Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus dipilih dan ditetapkan sedemikian
rupa, sehingga komposisi Direksi sebagai organ pengelolaan dan komposisi Dewan
Komisaris sebagai organ pengawasan, masing-masing terdiri dari para Direktur dan
Komisaris yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
memenuhi secara tepat peran pengelolaan Direksi dan peran pengawasan Dewan Komisaris
dengan  penjelasan sebagai berikut :
1. Komposisi Direksi harus dibentuk sedemikian rupa sehingga anggota-anggotanya secara
kelompok memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
memenuhi secara tepat peran Direksi.
2. Berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris yang dapat didahului dengan usulan
dari Komite Nominasi dan Remunerasi, RUPS menetapkan remunerasi Direksi. Dewan
Komisaris secara berkala mereview sistem dan remunerasi Direksi.
3. Remunerasi anggota Direksi dapat terdiri dari gaji, tunjangan perumahan, tunjangan
kendaraan, tunjangan pajak dan tunjangan lainnya serta tunjangan setelah berakhirnya
masa jabatan, termasuk tantiem dan bonus yang berkaitan dengan kinerja Direksi.
4. Remunerasi total bagi Direksi harus diungkapkan.
5. Komposisi Dewan Komisaris harus dibentuk sedemikian rupa sehingga anggota-
anggotanya secara kelompok memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang
dibutuhkan untuk memenuhi secara tepat peran Dewan Komisaris.
6. Untuk memampukan Dewan Komisaris dalam memberikan advis dan supervisi secara
independen kepada Direksi, Dewan Komisaris harus terdiri dari Komisaris independen
yang cukup jumlahnya. Komisaris dipandang independen jika individu tersebut tidak
memiliki hubungan usaha atau pribadi dengan korporasi atau Direksinya yang
mengakibatkan benturan kepentingan. Anggota Dewan Komisaris harus menghindari
untuk menerima jabatan Direktur atau posisi yang semacam atau berperan sebagai
penasihat dalam korporasi pesaing penting.
7. Remunerasi Dewan Komisaris harus diusulkan, dapat dengan melalui Komite Nominasi
dan Remunerasi, oleh Dewan Komisaris untuk diputuskan oleh RUPS. Jumlah
remunerasi yang diusulkan kepada RUPS tersebut, ditetapkan dengan
mempertimbangkan peran setiap anggota Dewan Komisaris dan situasi ekonomi serta
kinerja korporasi. Disamping itu juga harus dipertimbangkan posisinya sebagai
Komisaris Utama dan ketua serta keanggotaannya dalam komite-komite.

F. Kemampuan & Integritas Dewan Direksi


1. Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan kemampuan dan integritas sehingga
pelaksanaan fungsi pengelolaan Perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Anggota Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
3. Anggota Direksi harus memahami dan melaksanakan GCG.
4. Anggota Direksi dilarang memanfaatkan Perusahaan untuk kepentingan pribadi,
keluarga, kelompok usaha dan atau pihaklain.

G. Fungsi Dewan Direksi


Dalam arti luas, dewan direksi perusahaan bertindak sebagai jaminan bagi pemegang
saham. Dewan juga ditugaskan dengan sejumlah tanggung jawab lain, termasuk yang
berikut ini:
1. Membuat Dividen Dividen Dividen adalah bagian dari keuntungan dan laba ditahan yang
dibayarkan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Ketika sebuah perusahaan
menghasilkan keuntungan dan mengakumulasi laba ditahan, pendapatan tersebut dapat
diinvestasikan kembali dalam bisnis atau dibayarkan kepada pemegang saham sebagai
dividen. kebijakan
2. Membuat kebijakan opsi
3. Mempekerjakan dan memberhentikan eksekutif senior (terutama CEO CEO A CEO,
kependekan dari Chief Executive Officer, adalah individu dengan peringkat tertinggi di
perusahaan atau organisasi. CEO bertanggung jawab atas keseluruhan kesuksesan
organisasi dan membuat level teratas keputusan manajerial. Baca deskripsi pekerjaan)
4. Menetapkan kompensasi bagi para eksekutif
5. Mendukung para eksekutif dan timnya
6. Mempertahankan sumber daya perusahaan
7. Menetapkan tujuan umum perusahaan
8. Memastikan perusahaan dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan untuk dikelola
dewan

H. Pertanggungjawaban Dewan Direksi


Menurut Pasal 97 ayat (2) UUPT, setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam
menjalankan tugasnya.. Apabila Direksi terdiri dari atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih,
tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Direksi. Berdasarkan Pasal 97 ayat (3) UUPT, anggota Direksi tidak dapat
dipertanggung jawabkan atas kerugian sebagaimana yang dimaksud diatas, apabila dapat
membuktikan:
1. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
2. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
3. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
4. Telah mengambil tindakan untuk mencagah timbul atau selanjutnya kerugian tersebut.

Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit
tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, maka
Pasal 104 ayat (2) UUPT mengatur bahwa setiap anggota Direksi secara tanggung-renteng
bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
Tanggung jawab yang dimaksud diatas, berlaku juga bagi Direksi yang salah atau lalai yang
pernah menjabat sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
putusan pernyataan pailit diucapkan.

Anggota Direksi dapat tidak bertanggung jawab atas kepailitan Perseroan sebagaimana
dimaksud diatas, jika dapat membuktikan bahwa: (i) kepailitan tersebut bukan karena
kesalahan atau kelalaiannya; (ii) telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-
hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan; (iii) tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun
tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan (iv) telah mengambil tindakan
untuk mencegah terjadinya kepailitan.

Anda mungkin juga menyukai