STRUCTURE
“RUPS merupakan wadah bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal
yang ditanam dalam perusahaan. Keputusan yang diambil dalam RUPS berdasarkan pada kepentingan usaha
perusahaan dalam jangka panjang.”
Pedoman Pelaksanaan :
1. Pengambilan keputusan RUPS harus dilakukan secara wajar dan transparan dengan mempertimbangkan :
a) Anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus terdiri dari orang-orang yang patut dan layak
b) Dalam pengambilan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi harus mempertimbangkan kualitas laporan GCG
c) Bagi perusahaan yang memiliki Komite Audit, dalam menetapkan auditor eksternal harus mempertimbangkan pendapat
komite yang disampaikan kepada Dewan Komisaris.
d) Anggaran dasar mengharuskan adanya keputusan RUPS yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan
e) Dalam mengambil keputusan pemberian bonus, tantiem dan dividen harus memperhatikan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pedoman Pelaksanaan :
2. RUPS harus diselenggarakan sesuai dengan kepentingan perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang sah.
Untuk itu:
a) Pemegang saham dapat mengusulkan mata acara RUPS
b) Panggilan RUPS harus mencakup informasi mengenai mata acara, tanggal, waktu dan tempat RUPS
c) Bahan mengenai setiap mata acara yang tercantum dalam panggilan RUPS harus tersedia di kantor perusahaan sejak tanggal
panggilan RUPS
d) Penjelasan mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan mata acara RUPS dapat diberikan sebelum dan atau pada saat RUPS
berlangsung
e) Risalah RUPS harus tersedia di perusahaan dan memfasilitasi pemegang saham untuk membacanya
3. Penyelenggaraan RUPS merupakan tanggung jawab Direksi.
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
“Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua badan (twoboard system) yaitu Dewan Komisaris
dan Direksi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing.”
Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi tercermin pada :
1. Terlaksananya dengan baik kontrol internal dan manajemen risiko
2. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham
3. Terlindunginya kepentingan stakeholder
4. Terlaksananya suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan manajemen di semua lini organisasi.
Dewan Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakatai :
1. Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan
2. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan
3. Kebijakan dan metode penilaian perusahaan
4. Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi
DEWAN KOMISARIS
“Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG, namun Dewan
Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.”
Pedoman Pokok :
1. Komposisi Direksi
I. Jumlah anggota Direksi harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan.
II. Anggota Direksi dipilih dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan.
III. Pemberhentian anggota Direksi dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar dan setelah diberi kesempatan untuk membela
diri.
IV. Seluruh anggota Direksi harus berdomisili di Indonesia
2. Kemampuan dan Integritas Anggota Direksi
1. Anggota Direksi harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas
2. Anggota Direksi dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok usahanya
3. Anggota Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
tugasnya.
4. Anggota Direksi harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG
DEWAN DIREKSI
Pedoman Pokok :
3. Fungsi Direksi
I. Kepengurusan : Menyusun visi dan misi serta program jangka panjang perusahaan, mengendalikan sumber daya, dn harus
memiliki tata tertib dan pedoman kerja (charter)
II. Manajemen Resiko : Menyusun dan melaksanakan sistem manajemen resiko
III. Pengendalian Internal : Menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
IV. Komunikasi : Memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder
V. Tanggung Jawab Sosial : Memastikan perushaan memenuhi tanggung jawab sosialnya
4. Pertanggungjawaban Direksi
I. Menyusun pertanggungjawaban pengolaan perusahaan dalam bentuk laporan tahunan
II. Laporan tahunan harus disetujuai RUPS, dan Laporan Keuangan harus memperoleh pengehasan RUPS
III. Laporan tahunan harus tersedia sebelum RUPS dilakukan
IV. Pertanggungjawaban Direksi pada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengolaan perusahaan.
CG SOFT STRUCTURE
Implementasi tata kelola perusahaan yang baik pada umumnya terdiri dua aspek besar, yaitu :
“bagaimana Perusahaan beroperasi sesuai dengan peraturan-peraturan ataupun ketentuan-
ketentuan yang berlaku” dan “bagaimana Perusahaan melaksanakan enforcement (penekanan)
terhadap karyawan-karyawan untuk dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh perusahaan”.
Supaya implementasi tata kelola perusahaan berjalan dengan baik, perlu didukung pedoman-
pedoman atau kebijakan tertentu yang berfungsi untuk mengatur perusahaan agar tetap sejalan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, prinsip-prinsip korporasi yang sehat, dan
etika bisnis yang berlaku umum atau yang disebut sebagai soft structure GCG.
CG SOFT STRUCTURE
GCG Code atau GCG Policy merupakan aturan dasar yang berisi prinsip-prinsip GCG yang menjadi
acuan pokok bagi peraturan-peraturan di bawahnya.
5 prinsip GCG : T-A-R-I-F
Board Manual
Board Manual merupakan aturan yang menjadi pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam
melaksanakan tugas, wewenang, tanggung jawab, hak dan kewajiban baik selaku Dewan maupun
individu.
Code of Conduct
Aturan yang menjadi pedoman bagi individu perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan
sesuai dengan budaya yang diharapkan.
CG SOFT STRUCTURE
Charters
Aturan pokok-pokok pendirian Organ Pendukung Perusahaan dan pelaksanaan tugasnya sehingga
dapat dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan pembentukannya.
Contoh : Charter Komite-Komite dibawah supervisi Dewan Komisaris seperti Charters Komite
Audit, Charter Internal Audit, Charter Komite GCG dan lain sebagainya.
Aturan yang berisi pedoman teknis operasional perusahaan secara tertulis dalam penyelenggaran
administrasi perusahaan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
CG SOFT STRUCTURE
Dari berbagai bentuk soft structure tersebut dapat kita lihat bahwa soft structure meliputi
dokumen-dokumen yang mengatur hal yang bersifat strategis hingga mengatur hal-hal yang
bersifat teknis dan terperinci.
Pelaksanaannya pun dapat di evaluasi dan dinilai kesesuaiannya dengan peraturan-peraturan yang
ada, agar tidak tumpang tindih ataupun saling kontradiktif.
MENTI DULS LAH
CODE :
1058 9172
CASE
PT BIO FARMA
https://www.youtube.com/watch?v=pdulmPvGxE0
ANALYSIS
PT BIO FARMA melakukan tata kelola perusahaan yang baik demi menciptakan sustainable company.
PT BIO FARMA memiliki organ perusahaan (organ utama & organ pendukung) yang baik dan efektif sehingga
menjadi faktor penentu kesuksesan implementasi GCG di perusahaannya.
PT BIO FARMA memiliki struktur organisasi yang baik dan detail sehingga pembagian kekuasaan dan tanggung
jawab antar pihak-pihak berkepentingan menjadi jelas.
PT BIO FARMA mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat dalam
mengelola perusahaan.
PT BIO FARMA menerapkan prinsip-prinsip GCG (T-A-R-I-F) dalam kegiatan perusahaan.
PT BIO FARMA berusaha sebaik mungkin agar penerapan SOP perusahaan dapat terus dijalankan dengan baik.