Dosen Pengampu: Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.si., Ak.
Oleh:
Kelompok 05
Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi
perlu bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:
(1) Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
(2) Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan;
(3) Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan
personalianya;
(4) Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
2
tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing
anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama
adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
(1) Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara
efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
(2) Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki
kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk
memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku
kepentingan.
(3) Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan
pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
1.3 Direksi
1.3.1 Prinsip Dasar
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial
dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun,
pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab
bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara.
Tugas Direktur Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Agar pelaksanaan tugas
Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
(1) Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
3
(2) Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta
kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
(3) Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.
(4) Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4
a. Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
serta memenuhi peraturan perundang-undangan.
b. Perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan
daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat,
perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta
perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, harus
memiliki satuan kerja pengawasan internal.
(4) Komunikasi
a. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan dengan memberdayakan fungsi Sekretaris Perusahaan;
b. Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah: (i) memastikan kelancaran komunikasi
antara perusahaan dengan pemangku kepentingan; dan (ii) menjamin tersedianya
informasi yang boleh diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
kebutuhan wajar dari pemangku kepentingan.
(5) Tanggung Jawab Sosial
a. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha perusahaan, Direksi harus
dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan;
b. Direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
5
(6) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.
2. Komisaris Independen
Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, keberadaan
Komisaris Independen adalah sangat diperlukan. Secara langsung keberadaan Komisaris
Independen menjadi penting, karena didalam praktek sering ditemukan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik
(pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di
Indonesia yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya.
Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan
Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Misi Komisaris Independen adalah mendorong terciptanya iklim yang lebih objektif
dan menempatkan kesetaraan (fairness) di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan
perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan
oleh Dewan Komisaris.Komisaris Independen harus mendorong diterapkannya prinsip dan
praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada perusahaan di
Indonesia.
6
b. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer
profesional.
c. Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem
audit yang bekerja dengan baik.
d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan
baik.
f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate Governance dipatuhi dan
diterapkan dengan baik.
7
KASUS BANK CENTURY
2. Kronologi Permasalahan
Bank Century merupakan bank publik yang tercatat di BEI yang mulai beroperasi
tanggal 15 Desember 2004, merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity),
Bank Danpac dan Bank Pikko.Kasus Bank Century merupakan kasus yang terhangat di
Indonesia yang banyak menyeret para pejabat. Awal mulai terjadinya kasus Bank Century
adalah Bank Century mengalami kalah kliring pada tanggal18 November 2008.
Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan oleh
pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka, meliputi:
a. Penyimpangan dana untuk peminjam $2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan Delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4
triliun).
b. Penjualan produk-produk investasifiktif Antaboga Delta Securities Indonesia.
Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bapepam-LK.
c. Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah
Bank Century dan uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa
dicairkan dan tidak ada uang tidak dibayar oleh pelanggan.
Setelah tanggal 13 November 2008, pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan
transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena
Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer uang
ketabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan
Bank Century.
8
Nasabah bank yang merasa dirugikan karena banyak menyimpan uang di Bank
Century, tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa
Bank Century Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi
dipasarkan Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam-LK. Dan benar manajemen
Bank Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di
mana orang tidak percaya bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional.
Berdasarkan kasus Bank Century tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar
terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Sebab, menyeret banyakpejabat-pejabat penting
dan masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak
sistemik kasus Bank Century ini.Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular juga yang
melakukan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri.
Oknum-oknum yang terlibat diantaranya: ada yang menduga oknum POLRI terlibat
menjaga oknum-oknum yang terkait Bank Century karena dianggap proyek kelas kakap.
Beberapa pihak juga mengaitkan ini dengan ditangkapnya dua petinggi KPK, Bibit dan
Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus
Century.Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyanidan Boediono sebagai
tersangka tetapi sebenarnya masih ada kemungkinan bahwa Sri Mulyani dan Boediono
adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century
dan orang-orang yang terkait Century.
Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga
saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak
penyelewengan hanyalah segelintir orang, yaitu Robert Tantular, pemilik Bank Century yang
menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.Adapun pihak-pihak yang
terlibat dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan orang yakni Komisaris
Utama Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris Rusli Prakasa, Direktur
Utama Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama Hamidy, Direktur
Pemasaran Lila K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M. Situmorang, dan
Pemegang Saham Robert Tantular.
Hancurnya Bank Century sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah melalui
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui suntikan dana Rp 6,7 triliun terjadi karena
perpaduan pengurusan bank yang mengarah pada tindak kriminal serta krisis ekonomi global
yang terjadi. Surat-surat berharga bodong yang ada di Century menjadi salah satu pemicu
bobroknya kondisi bank tersebut. Belakangan dilihat ada pengaruh Antaboga, masalah surat
bodong itu pasti ada pengaruhnya dari Bank Century. Tetapi diperburuk karena kondisi krisis
9
global, kalau keadaan seperti itu tidak dalam krisis global, maka tidak akan meletus seperti
itu. PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk investasi yang
diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan awal
Bank Indonesia (BI) pada 2005. Menurut Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam
pertemuan dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa dari
penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari Bapepam.
11
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century adalah
penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini terlihat dari
penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban surat
berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank Century tidak
mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan.
5. Kesimpulan
Kegagalan Bank Century diindikasikan terjadi karena tindak kriminal yang dilakukan
oleh pemilik Bank Century sendiri. Keadaan ekonomi juga sedang mengalami krisis global.
Kesimpulan yang diperoleh dari masalah Bank Century ketika munculnya dana bailoutyang
mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai terungkap. Kelemahan manajemen
mulai terlihat setelah kekacauan reksadana Antaboga Delta sekuritas yang dikeluarkan Bank
Century. Disimpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun
dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk.
Kasus buruknya penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam industri perbankan
Indonesia dapat kita lihat pada kasus Bank Century yang dimana bank tersebut harus diambil
alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun 2008
akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut.
6. Saran
Dari kasus diatas kesimpulan yang kami peroleh yaitu bahwa dalam menghadapi kasus
Bank Century diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, DPR-RI dan Bank
Indonesia. Pemerintah sendiri seharusnya bertanggung jawab kepada nasabah Bank Century
agar uangnya bisa dicairkan.
Pihak-pihak yang terbukti bersalah dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus Bank
Century harus segera diproses, diadili, dan dijatuhi hukuman yang sepantasnya. Jika pihak
tersebut masih aktif bekerja di pemerintahan, sebaiknya segera dinon-aktifkan.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Sutojo, Siswanto dan John Alridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: Damar
Mulia Pustaka
14