SAP 6
KASUS BANK CENTURY
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN DIRESI SERTA KOMISARIS
INDEPENDEN
OLEH:
KELOMPOK 6
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya,
sehingga kami kelompok 6 dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Corporate Governance
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi akuntansi maupun umum.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis (Kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi....................................................................2
2.2 Komisaris Independen...........................................................................................................6
2.3 Kasus Bank Century..............................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi
perlu bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:
(1) Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
(2) Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan;
(3) Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan
personalianya;
(4) Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
2
memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris
tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing
anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama
adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
(1) Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara
efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
(2) Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki
kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk
memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku
kepentingan.
(3) Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan
pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
3
(1) Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
(2) Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta
kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
(3) Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.
(4) Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi Direksi
Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5 tugas utama yaitu
kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab
sosial.
(1) Kepengurusan
a. Direksi harus menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta program jangka panjang
dan jangka pendek perusahaan untuk dibicarakan dan disetujui oleh Dewan
Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan anggaran dasar;
b. Direksi harus dapat mengendalikan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan
secara efektif dan efisien;
c. Direksi harus memperhatikan kepentingan yang wajar dari pemangku
kepentingan;
d. Direksi dapat memberikan kuasa kepada komite yang dibentuk untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya atau kepada karyawan perusahaan untuk melaksanakan
tugas tertentu, namun tanggung jawab tetap berada pada Direksi;
e. Direksi harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga
pelaksanaan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai
salah satu alat penilaian kinerja.
(2) Manajemen Risiko
a. Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem manajemen risiko perusahaan
yang mencakup seluruh aspek kegiatan perusahaan;
b. Untuk setiap pengambilan keputusan strategis, termasuk penciptaan produk atau
jasa baru, harus diperhitungkan dengan seksama dampak risikonya, dalam arti
adanya keseimbangan antara hasil dan beban risiko;
4
c. Untuk memastikan dilaksanakannya manajemen risiko dengan baik, perusahaan
perlu memiliki unit kerja atau penanggungjawab terhadap pengendalian risiko.
(3) Pengendalian Internal
a. Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
serta memenuhi peraturan perundang-undangan.
b. Perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan
daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat,
perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta
perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, harus
memiliki satuan kerja pengawasan internal.
(4) Komunikasi
a. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan dengan memberdayakan fungsi Sekretaris Perusahaan;
b. Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah: (i) memastikan kelancaran komunikasi
antara perusahaan dengan pemangku kepentingan; dan (ii) menjamin tersedianya
informasi yang boleh diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
kebutuhan wajar dari pemangku kepentingan.
(5) Tanggung Jawab Sosial
a. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha perusahaan, Direksi harus
dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan;
b. Direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pertanggungjawaban Direksi
(1) Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam bentuk
laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan
perusahaan, dan laporan pelaksanaan GCG.
(2) Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk laporan
keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.
(3) Laporan tahunan harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.
(4) Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas
pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.
5
(5) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai
dengan ketentuan.
(6) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.
6
a. Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di
dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut.
b. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer
profesional.
c. Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem
audit yang bekerja dengan baik.
d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan
baik.
f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate Governance dipatuhi dan
diterapkan dengan baik.
7
Bank Century yang sebelum merger ketiga bank tersebut didahului dengan adanya akuisisi
Chinkara Capital Ltd yang berdomisili hukum di Kepulauan Bahama dengan pemegang
saham mayoritas adalah Rafat Ali Rizvi.
Setelah tanggal 13 November 2008, pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan
transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena
Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer uang
ketabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan
Bank Century.
Nasabah bank yang merasa dirugikan karena banyak menyimpan uang di Bank
Century, tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa
Bank Century Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi
dipasarkan Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam-LK. Dan benar manajemen
Bank Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di
mana orang tidak percaya bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional.
Berdasarkan kasus Bank Century tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar
terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Sebab, menyeret banyakpejabat-pejabat penting
8
dan masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak
sistemik kasus Bank Century ini.Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular juga yang
melakukan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri.
Oknum-oknum yang terlibat diantaranya: ada yang menduga oknum POLRI terlibat
“menjaga” oknum-oknum yang terkait Bank Century karena dianggap “proyek kelas kakap”.
Beberapa pihak juga mengaitkan ini dengan ditangkapnya dua petinggi KPK, Bibit dan
Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus
Century.Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyanidan Boediono sebagai
tersangka tetapi sebenarnya masih ada kemungkinan bahwa Sri Mulyani dan Boediono
adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century
dan orang-orang yang terkait Century.
Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga
saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak
penyelewengan hanyalah segelintir orang, yaitu Robert Tantular, pemilik Bank Century yang
menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.Adapun pihak-pihak yang
terlibat dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan orang yakni Komisaris
Utama Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris Rusli Prakasa, Direktur
Utama Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama Hamidy, Direktur
Pemasaran Lila K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M. Situmorang, dan
Pemegang Saham Robert Tantular.
Hancurnya Bank Century sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah melalui
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui suntikan dana Rp 6,7 triliun terjadi karena
perpaduan pengurusan bank yang mengarah pada tindak kriminal serta krisis ekonomi global
yang terjadi. Surat-surat berharga bodong yang ada di Century menjadi salah satu pemicu
bobroknya kondisi bank tersebut. Belakangan dilihat ada pengaruh Antaboga, masalah surat
bodong itu pasti ada pengaruhnya dari Bank Century. Tetapi diperburuk karena kondisi krisis
global, kalau keadaan seperti itu tidak dalam krisis global, maka tidak akan meletus seperti
itu. PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk investasi yang
diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan awal
Bank Indonesia (BI) pada 2005. Menurut Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam
pertemuan dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa dari
penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari Bapepam.
9
Kebangkrutan PT Bank Century, Tbk. tidak mungkin terjadi begitu saja, ada beberapa
hal yang menyebabkan kebangkrutan Bank Century antara lain penyimpangan manajemen
dan pengawasan BI yang tidak efektif yang diduga menjadi penyebab utama bank itu
akhirnya mengalami kebangkrutan.
a. Penyimpangan Manajemen
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century
adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini terlihat
dari penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban
surat berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank
Century tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan.
b. Pengawasan BI yang Lemah
BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century, yakni
dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori lancar. Hal itu
dilakukan agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi (pencadangan) atas SSB
yang macet itu, sehingga tidak menggerus modalnya. Yang harus dipertanyakan
sejauhmana keefektifan Direktorat Pengawasan Perbankan BI karena selama ini
manajemen Bank Century memberikan laporan harian dan mingguan sehingga
kesehatan perbankan pasti terpantau. Di samping itu, Bapepam selaku otoritas pasar
modal harusnya juga bertanggungjawab karena Bank Century merupakan perusahaan
publik.
Kasus Bank Century ini menunjukkan ada praktik-praktik yang menyimpang di bank
sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang tidak
akurat.BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance). Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang
kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan.
c. Kesehatan Bank
Kesehatan bank dapatdiartikan sebagaikemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan
yang berlaku, untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya kegiatan
tersebut meliputi:
a) Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari modal
sendiri
b) Kemampuan mengolah dana
10
c) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
d) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal dan pihak lain
e) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
11
(fit and proper test) yang tidak akurat. BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola
yang baik (Good Corporate Governance).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegagalan Bank Century diindikasikan terjadi karena tindak kriminal yang dilakukan
oleh pemilik Bank Century sendiri. Keadaan ekonomi juga sedang mengalami krisis global.
Kesimpulan yang diperoleh dari masalah Bank Century ketika munculnya dana bailout yang
mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai terungkap. Kelemahan manajemen
mulai terlihat setelah kekacauan reksadana Antaboga Delta sekuritas yang dikeluarkan Bank
Century. Disimpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun
dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk.
Kasus buruknya penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam industri perbankan
Indonesia dapat kita lihat pada kasus Bank Century yang dimana bank tersebut harus diambil
alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun 2008
akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut.
3.2 Saran
Dari kasus diatas kesimpulan yang kami peroleh yaitu bahwa dalam menghadapi kasus
Bank Century diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, DPR-RI dan Bank
Indonesia. Pemerintah sendiri seharusnya bertanggung jawab kepada nasabah Bank Century
agar uangnya bisa dicairkan.
Pihak-pihak yang terbukti bersalah dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus Bank
Century harus segera diproses, diadili, dan dijatuhi hukuman yang sepantasnya. Jika pihak
tersebut masih aktif bekerja di pemerintahan, sebaiknya segera dinon-aktifkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan widjaya, 2008, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Forum Sahabat,
Jakarta.
I. Nyoman Tjager, 1999, Corporate Governance dalam Pasar Modal, Newsletter No. 37. I.G.
Rai Widjaya, 2002, Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Megapoin
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/03/06/n20q0m-ini-kronologis
kasus-bank-century (diakses pada 5 Maret 2018)
Ridwan Khairandy Camelia Malik. 2007. Good Corporate Governance. Yogyakarta: Kreasi
Total Media
Sutojo, Siswanto dan John Alridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: Damar
Mulia Pustaka
14