Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA DESENTRALISASI

Dalam suatu organisasi, sistem yang digunakan untuk pengambilan keputusan antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya tentunya berbeda. Dimana terdapat dua sistem pengambilan
keputusan secara umum, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Namun, pada umumnya
desentralisasi dikatakan lebih baik dibandingkan dengan sentralisasi. Mengapa desentralisasi
dikatakan lebih baik dibandingkan sentralisasi?

Jawaban:

Desentralisasi merupakan penyerahan kewenangan dari manajer puncak kepada eksekutif lebih
rendah untuk mengatur aktivitas perusahaan. Desentralisasi dikatakan lebih baik dibandingkan
dengan sentralisasi karena beberapa alasan berikut:

1. Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusan-keputusan


srtrategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi.
Fokus keputusan-keputusan operasi diawasi oleh manajer bawah dari manajer puncak.
2. Dengan adanya desentralisasi memungkinkan organisasi unuk memberikan respon secara
cepat dan efektif terhadap maslaah karena mereka yang berada paling dekat dengan suatu
masalah (manajer lokal) memilih informasi yang paling baik dan dapat memberikan
respon yang lebih baik terhadao kebutuhan-kebutuhan lokal.
3. Dengan adanya desentralisasi mampu menangani semua informasi rumit yang diperlukan
untuk membuat keputusan yang optimal.
4. Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak untuk
masa depan.
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan merupakan suatu alat
motivasional yang kuat bagi para manajer.

KELOMPOK 2 / AKUNTANSI SOSIAL

Bagaimanakah aspek perilaku dalam akuntansi sosial terhadap perusahaan baik karyawan,
masyarakat dan lingkungan?

Jawaban:
Salah satu cara yang ditempuh perusahaan dalam mengkomunikasikan infomasi pada
masyarakat tentang aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan (TSP) atau corporate social
responsibility (CSR) adalah pengungkapan TSP pada laporan tahunannya. Perusahaan akan
mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk
mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan
informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya
maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut. Belkaoui (1989)
menemukan hasil

(1) pengungkapan sosial mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja sosial
perusahaan yang berarti bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan
mengungkapkannya dalam laporan sosial,

(2) ada hubungan positif antara pengungkapan sosial dengan visibilitas politis, dimana
perusahaan besar yang cenderung diawasi akan lebih banyak mengungkapkan
informasi sosial dibandingkan perusahaan kecil,

(3) ada hubungan negatif antara pengungkapan sosial dengan tingkat financialleverage, hal
ini berarti semakin tinggi rasio utang/modal semakin rendah pengungkapan sosialnya
karena semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan perusahaan
akan melanggar perjanjian kredit.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pelaporan akuntansi sosial, dimana
diinformasikan seberapa besar manfaat sosial netto yang diberikan perusahaan pada masyarakat.
Selain itu juga perlu dilakukan pengungkapan kinerja sosial pada laporan tahunan perusahaan
seringkali dilakukan secara sukarela oleh perusahaan. Menurut Henderson dan Peirson, adapun
alasan-alasan perusahaan mengungkapan kinerja sosial secara sukalera (Henny
dan Murtanto, 2001: 27) antara lain:

1) Internal decision making: manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan


efektivitas dari informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Data
harus tersedia agar biaya dari pengungkapan tersebut dapat diperbandingkan dengan
manfaatnya bagi perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur namun
analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
2) Productdifferentiation: manajer dari perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial
memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab
secara sosial kepada masyarakat.
3) Enlightenedselfinterest: perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan
sosialnya dengan para stakeholder yang terdiri dari stockholder, kreditor, karyawan,
pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat karena dapat mempengaruhi
pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.

Menurut Mathews dan Perera (Rusmanto, 2004: 83) terdapat beberapa alasan perusahaan
mencantumkan kegiatan sosial mereka dalam laporan keuangan, antara lain ialah
Mencoba mempengaruhi pasar modal, Sebagai wujud dari kontrak sosial antara perusahaan dan
masyarakat, dan Pelaksanaan legistimasi organisasi.

Bahwa aspek perilaku dalam akuntansi sosial terhadap perusahaan baik


karyawan, masyarakat dan lingkungan sangat perlu diterapkan karena perusahaan tidak hanya
berorientasi laba saja melainkan memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya
dan berupaya mengatasinya. Dimana hal yang perlu dilakukan adalah pelaporan akuntansi sosial
dan pengungkapan kinerja sosial pada laporan tahunan perusahaan. Sehingga perusahaan tidak
hanya menyoroti kontribusi positifnya tetapi memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan
dari aktivitas usahanya.

KELOMPOK 3 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


DARI PARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagaimana perkembangan riset akuntansu keperilakuan saat ini sehingga dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan manajer?

Jawaban:

Melalui riset akuntansi keperilakuan, maka akan didapat suatu informasi yang berfungsi sebagai
dasar dalam pengambil keputusan. Akuntansi keperilakuan berbicara mengenai bagaimana
perilaku manusia dapat mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis. Pada gilirannya,
riset akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran
bisnis dan informasi yang memungkinkan para direktur dan pembuat rencana strategis lainnya
untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
keputusan perusahaan. Riset akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor
manusia yang dapat mempengaruhi keputusan bisnis mereka.

KELOMPOK 4 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

Mengapa pengelolaan konflik pada aspek keperilakuan pada audit internal dapat dikatakan
mempunyai dampak positif dan dampak negatif bagi auditor untuk mencapai tujuan audit?

Jawaban:

Konflik dikatakan dapat mempunyai dampak positif dan negatif bagi auditor apabila konflik
yang terjadi dengan cepat dicarikan jalan keluarnya. Apabila konflik tersebut cepat dicarikan
jalan keluarnya, maka akan membantu auditor mencapai tujuan auditnya. Dalam hal ini, auditor
dapat melakukan pendekatan-pendekatan untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh auditor.
Sebaliknya, apabila konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut dan semakin meluas yang
mengakibatkan sulit untuk mencarikan jalan keluarnya. Tentunya hal tersebut akan membuat
auditor sulit untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan audit ditengah
konflik yang semakin berat untuk dicarikan jalan keluarnya. Sebagai contoh, dalam bidang
akuntansi konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung memoertahankan
profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung mempertahankan lembaga atau
keinginannya.

KELOMPOK 5 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

Apa yang menyebabkan terjadinta konflik antara auditor dengan pihak yang diaudit? Dan
bagaimana cara mengatasi konflik tersebut?

Jawaban:
Konflik kerap kali terjadi pada proses audit. Konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung
mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit cenderung mempertahankan
lembaga atau keinginannya

Ada 4 metode khusus yg scr umum digunakan untuk menyelesaikan konflik agar tdk semakin
meluas:
1. Arbitrasi: ketika terjadi suatu konflik muncul orang ketiga yg menjadi suatu harapan
penyelesaian konflik dalam organisasi tersebut. Biasanya orang ketiga merupakan pihak
dr organisasi tsb, misalnya seperti: pihak direktur (atasan).
2. Mediasi: jenis metode kompromi yang dilakukan oleh pihak ketiga yang netral, dalam
artian bahwa pihak ketiga tsb berasal dari luar organisasi yang cenderung memegang
teguh prinsip2 yang benar mengenai kepentingan organisasi.
3. Kompromi: dimana pihak auditor dgn pihak yang diaudit mengompromikan perbedaan
mereka.
4. Langsung: dimana pihak auditor dgn pihak yang diaudit bertemu scr langsung untuk
menyelesaikan konfliknya.

KELOMPOK 6 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


DARI PARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dengan melihat perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini, menurut anda
bagaimanakah perkembangan riset akuntans keperilakuan tersebut dapat memengaruhi
pengambilan keputusan? Dan jelaskan karakteristik informasi yang bagaimanakah yang
bermanfaat bagi para pengambil keputusan?

Jawaban:

Menurut saya, perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini sehingga dapat
memengaruhi pengambilan keputusan manajer adalah bahwa melalui riset akuntansi
keperilakuan digunakan informasi akuntansi yang dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar
bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem
informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, yang berhubungan untuk
memotivasi orang-orang pada semua tingkatan di dalam perusahaan. Umumnya, prosedur
akuntansi digunakan untuk melaksanakan banyak fungsi penting organisasional yang sudah
menjadi sangat teknis secara mendasar. Peningkatan ekonomi yang kontinyu dan berkelanjutan
dari suatu organisasi digunakan sebagai bahan dasar untuk memilih informasi yang relevan
dalam pengambilan keputusan.
Perkembangan yang pesat dalam riset akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena
akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial secara menyeluruh. Riset
akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran
bisnis dan informasi, yang memungkinkan para direktur eksekutif (CEO), direktur keuangan
(CFO), dan pembuat rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Riset akuntansi keperilakuan
menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi
dengan mengukur dan melporkan faktor manusia yang memengaruhi pengambilan keputusan.

karakteristik informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan


1. Relevan
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.Informasi itu
relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan
untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka
sebelumnya.Informasi yang relevan berkaitan dengan sejauh mana informasi tersebut dapat
membuat perbedaan untuk Alternatif pengambilan keputusan. Informasi yang relevan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi penggunanya dengan membantu pengguna tersebut dalam
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau
mengkoreksi hasil evaluasi pengguna di masa laiu.informasi yang relevan mempunyai
manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan.Disajikan secara jujur
(faithful representation), bebas dari pengertian yang menyesatkan,secara akurat
menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dengan begitu maka akan
memudahkan para pengambil keputusan untuk membuat suatu keputusan.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang
merupakan dasar masalah.Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap dimana
tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai dalam pengambilan
suatu keputusan
4. Tepat Waktu
Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut
diperlukan.Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk
memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya.Ketepatan waktu sebuah informasi
sangat penting, karna informasi tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan karma
berhubungan dengan pengambilan keputusan atau kebijakan.
5. Dapat Dipahami
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti dan jelas.
Sehingga memudahkan para pengambil keputusan untuk menggunakannya sebagai dasar
untuk membuat suatu keputusan.
6. Dapat Diverifikasi
Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara
independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama. Dimana dapat
dibuktikan kebenarannya/menghasilakan informasi yang sama dari dua orang yang saling
independen. Sehingga nantinya informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan

KELOMPOK 7 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

Apakah penghalang dampak dari persyaratan pelaporan? Dan bagaimana persyaratan pelaporan
mempengaruhi perilaku?

Jawaban;

Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi : keuangan,


perpajakan, manajerial dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi adalah penghalang
terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan. Terdapat begitu banyak hal yang terjadi
pada waktu yang bersamaan, sehingga sulit untuk mengatakan dengan pasti yang manakah yang
menyebabkan perilaku yang diamati. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku
pelapor dalam beberapa cara, yaitu:

1. Antisipasi penggunaan informasi


2. Prediksi si pengirim mengenai penggunaan si pemakai
3. Intensitas/sanksi
4. Penentuan waktu
5. Strategi respon iteratif
6. Pengarah perhatian

KELOMPOK 8 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGANGGARAN MODAL

Dikatakan bahwa manajer cenderung untuk memilih proyek-proyek yang mereka mulai sendiri
dan akan bekerja untuk itu dengan mengabaikan proyek-proyek yang dimulai oleh
pendahulunya. Dilihat dari aspek keperilakuan pada penganggaran modal, apakah tindakan yang
dilakukan oleh manajer ini tentunya akan membuang-buang modal? Jika iya, bagaimana cara
mengatasinya?

Jawaban:

Manajer cenderung untuk memilih proyek-proyek yang mereka mulai sendiri dan
mengabaikan proyek-proyek yang dimulai oleh pendahulunya. Hal itu disebabkan karena
jarangnya terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan proyek, sehingga manajer
individual akan mengambil alih proyek-proyek pendahulunya dan memulai beberapa proyek
mereka sendiri. Perputaran manajer yang cukup cepat juga menjadi penyebab dalam pemilihan
proyek-proyek ini sehingga tidak ada seorangpun yang dapat dianggap bertanggungjawab atas
keberhasilan atau kegagalan dari proyek tersebut.

Tentunya, saat memilih proyek baru, modal yang telah dikeluarkan untuk proyek lama
akan terbuang. Apalagi jika terus terjadi perputaran manajer secara periodik, tentu siklus ini akan
diteruskan oleh manajer baru lainnya. Untuk mengatasi membuang-buang modal ini, manajemen
puncak harus mempertimbangkan siklus dalam prosedur seleksi proyek dan sebaiknya
mengevaluasi sampai sejauh mana masalah ini akan terjadi. Dengan begitu, membuang-buang
modal yang telah dikeluarkan untuk suatu proyek dapat ditekan.
KELOMPOK 9 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA DESENTRALISASI

Untuk menerapkan desentralisasi suatu organisasi memilih struktur yang sesuai. Struktur di suatu
organisasi ada 2 yaitu struktur fungsional dan struktur divisional. Jelaskan apa perbedaan antara
struktur fungsional dengan struktur divisional serta gambarkan kedua struktur tersebut?

Jawaban:

Struktur fungsional : struktur organisasi yang mempunyai atau memiliki produk yang
sedikit atau produk yang serupa. Struktur fungsional ini memerlukan adanya spesialisasi
dan memerlukan tingkat keterampilan yang mendalam untuk menyediakan produk dan
jasa.
Struktur divisional :diperlukan apabila perusahaan/organisasi mengalami perkembangan
secara geografis atau menurut kelompok produknya. Perusahaan atau organisasi yang
menggunakan struktur divisional memiliki jumlah produk yang banyak atau perusahaan
yang sangat terdivesifikasi.

STRUKTUR FUNGSIONAL

PRESIDEN DIREKTUR

FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI


PEMASARAN PRODUKSI PERSONALIA KEUANGAN

STRUKTUR DIVISIONAL

DIREKTUR

PEMASAR MANAJER
PRODUKSI PERSONA KEUANGA PEMAS MANAJER DIVISI
PRODU PERSOB KEUAN
AN DIVISI A LIA N ARAN KSI NALIA GAN
KELOMPOK 10 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

Mengapa penilaian dampak terhadap pengirim informasi penting untuk dilakukan?

Jawaban:

Hal ini dikarenakan informasi yang dikirim oleh pengirim informasi akan memengaruhi
bagaimana informasi akan disampaikan. Apabila pengirim informasi merasa dirugikan, maka
pengirim informasi dapat dengan sengaja yang menyampaikan informasi yang salah kepada
penerima informasi.

KELOMPOK 11 / ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGANGGARAN MODAL

Penyerapan anggaran itu dikatakan sebagai tolak ukur kinerja , semakin banyak anggaran yang
terserap maka semakin baik kinerja .Maka sebagai seorang pemimpin jika anda dihadapkan
pada situasi berikut mana pilihan yang akan anda ambil ?

Suatu instansi diberikan pagu anggaran senilai Rp.500.000.000 untuk menjalankan seluruh
kegiatan operasionalnya , maka sebagai pemimpin keputusan mana yang akan anda ambil :
a) Melaksanakan seluruh aktivitas operasional diatas anggaran (>500 milyar)

b) Melaksanakan seluruh aktivitas operasional sama dengan anggaran (=500 milyar), atau

c) Melaksanakan seluruh aktivitas operasional dibawah anggaran (<500 milyar)

Jawaban:

Maka keputusan yang akan saya ambil adalah melaksanakan seluruh aktivitas operasional
dibawah pagu anggaran . Meskipun penyerapan anggaran merupakan cerminan kinerja , tapi
bukan berarti anggaran itu harus dipaksakan untuk habis . Justru ketika kita bisa menghemat
anggaran itu akan lebih menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai