Tampilan 10.1. Strategi Korporat yang Berbeda: Implikasi terhadap Struktur Organisasi
10.1.2 Implikasi terhadap Pengendalian Manajemen
Strategi perusahaan yang berbeda mengimplikasikan perbedaan-perbedaan berikut ini dalam konteks
dimana sistem pengendalian perlu dirancang:
1) Ketika perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, para manajer tingkat korporat mungkin tidak
memiliki pengetahuan yang signifikan mengenai, atau pengalaman dalam, aktivitas dari berbagai
unit bisnis. Jika demikian halnya, maka manajer untuk tingkat korporat untuk perusahaan yang
terdiversifikasi tidak dapat untuk mengendalikan bisnis yang berbeda berdasarkan pengetahuan
yang mendalam atas aktivitasnya, dan evaluasi kinerja cenderung hanya dikerjakan berdasarkan apa
yang diketahui.
2) Perusahaan-perusahaan industri tunggal dan terdiversifikasi yang berhubungan memiliki kompetensi
inti tingkat korporat atsa mana strategi dari hampir semua unit bisnis didasarkan. Oleh karena itu,
saluran-saluran komunikasi dan alih kompetensi lintas unit adalah sangat penting pada perusahaan-
perusahaan semacam itu. Sebaliknya, terdapat tingkat saling ketergantungan yang rendah antarunit
bisnis dari perusahaan terdiversifikasi tidak perhubungan.
Hal ini mengimplikasikan bahwa ketika perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, mungkin perlu
untuk mengubah keseimbangan dalam sisstem pengendalian, dari penekanan terhadap pemeliharaan
kerja sama sampai penekanan terhadap dorongan atas semangat kewirausahaan
Perencanaan Strategis
Dengan rendahnya tingkat saling ketergantungan, diversifikasi konglomerat cenderung menggunakan
sistem perencanaan strategis vertikal-yaitu, unit bisnis menyiapkan rencana strategis dan menyerahkannya
kepada manajemen senior untuk ditinjau dan disetujui. Karena tingginya tingkat saling ketergantungan, sistem
perencanaan strategis untuk perusahaan-perusahaan yang terdiversifikasi terhubung dan industri tunggal
cenderung bersifat baik vertikal maupun horizontal. Dimensi horizontal dapat dimasukkan ke dalam proses
perencanaan strategis dengan berbagai cara yang berbeda, yaitu:
1) Pertama, kelompok eksekutif dapat diberikan tanggung jawab untuk mengembangkan reneana
strategis bagi kelompok tersebut seluruhnya yang secara eksplisit mengidentifikasikan sinergi lintas
unit bisnis individual dalam kelompok tersebut.
2) Kedua, reneana strategis dari unit bisnis individual dapat memiliki bagian yang saling tergantung, di
mana manajer umum dari unit bisnis mengidentifikasikan kaitan-kaitan penting dengan unit bisnis
lain dan bagaimana kaitan tersebut akan dieksploitasi.
3) Ketiga, kantor korporat dapat memerlukan reneana strategis bersama untuk unit bisnis yang saling
tergantung.
Penyusunan Anggaran
Karakteristik sistem penyusunan anggaran berikut ini dalam suatu perusahaan diversifikasi konglomerat:
1) Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam mengembangkan anggaran
mereka karena merekalah, bukan kantor korporat, yang memiliki hampir semua informasi mengenai
produk/lingkungan pasarnya masing-masing.
2) Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian anggaran karena CEO tidak
memiliki pengendalian informal lain yang tersedia.
Kompensasi Insentif
Kebijakan kompensasi insentif cenderung berbeda lintas strategi korporat dalam hal berikut ini:
1) Penggunaan rumus. Konglomerat, umumnya, lebih mungkin menggunakan rumus untuk
menentukan bonus manajer unit bisnis; yaitu, perusahaan dapat mendasarkan porsi yang lebih besar
dari bonus pada ukuran-ukuran keuangan kuantitatif, seperti X persen bonus atas nilai tambah
ekonomi (economic value added-EVA) aktual di atas EVA yang dianggarkan
2) Ukuran-ukuran profitabilitas. Dalam kasus perusahaan terdiversifikasi yang tidak berhubungan,
bonus insentif dari manajer unit bisnis cenderung terutama ditentukan oleh profitabilitas dari unit
tersebut, dan bukan oleh profitabilitas dari perusahaan. Tujuannya adalah guna memotivasi para
manajer untuk bertindak seakan-akan unit bisnis tersebut merupakan perusahaan mereka
Diversivikasi Diversivikasi
Industri Tunggal Berhubunga tidak
n berhubungan
Vertikal dan
Perencanaan Strategis Hanya vertikal
Horisontal
Penyusunan
AnggaranPengendalian
relatif atas manager unit Rendah Tinggi
bisnis terhadap
formulasi anggaran
Pentingnya pencapaian
Rendah Tinggi
anggaran
Penetapan harga
transfer: Pentingnya
Tinggi Rendah
penetapan harga
transfer
Penetapan harga
Fleksibilitas pencarian transfer
Jarak
sumber berdasarkan
transakasi pasar
Kompensasi insentif Kriteria Keuangan Kriteria keuangan
Kriteria bonus dan Non Keuangan utama
Baik berdasarkan
Terutama
kinerja unit bisnis
Dasar bonus berdasarkan pada
maupun kinerja
kinerja unit bisnis
korporat
Perencanaan Strategis
Lingkungan yang dinamis berpengaruh pada proses perencanaan strategis menjadi hal yang sangat
penting. Manajemen perlu memikirkan mengenai bagaimana cara untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, dan
ini biasanya memerlukan pandangan perencanaan yang lebih jauh dibandingkan dengan apa yang dimungkinkan
oleh anggaran tahunan. Jika lingkungan tersebut adalah stabil, mungkin tidak terdapat proses perencanaan
strategis sama sekali atau hanya rencana strategis "umum." Dengan demikian, proses perencanaan strategis
lebih kritis dan lebih penting untuk unit bisnis yang membangun, dibandingkan dengan unit bisnis yang
memanen. Meskipun demikian, beberapa perencanaan strategis dari unit bisnis yang memanen mungkin
diperlukan karena rencana strategis perusahaan secara keseluruhan harus mencakup seluruh bisnisnya untuk
secara efektif menyeimbangkan arus kas.
Formalisasi keputusan
Lebih sedikit analisis Lebih banyak analisis
pengeluaran modal
Kriteria evaluasi pengeluaran Penekanan pada data Penekanan pada data
modal non keuangan keuangan
10.3. Misi strategis yang berbeda: implikasi terhadap proses perencanaan strategis
Penyusunan Anggaran
Perbedaan-perbedaan tambahan berikut ini dalam proses penyusunan anggaran kemungkinan besar ada
di antara unit bisnis yang membangun dan unit bisnis yang memanen:
1) Berkebalikan dengan unit bisnis yang memanen, revisi anggaran kemungkinan lebih sering terjadi untuk
unit bisnis yang membangun karena perubahan lingkungan produk/pasarnya lebih sering terjadi.
2) Manajer unit bisnis yang membangun mungkin mempunyai input dan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan manajer unit bisnis yang memanen dalam memformulasikan anggaran.
Tampilan 10.5 Misi Strategis Yang Berbeda: Implikasi Terhadap Kompensasi Insentif
SAP 11
11.1 Organisasi Jasa Secara Umum
Faktor-faktor yang memiliki dampak terhadap semua industri dalam sektor jasa:
1) Ketersediaan Bahan Penyangga
Biaya dari banyak organisasi jasa pada dasarnya bersifat tetap dalam jangka pendek. Misalnya,
dalam jangka pendek, sebuah hotel tidak dapat mengurangi biaya-biayanya secara substansial dengan
menutup beberapa kamarnya. Oleh karena itu, variable kunci organisasi jasa adalah sampai sejauh mana
kapasitas sekarang disesuaikan dengan permintaan. Pertama, organisasi tersebut mencoba untuk
meningkatkan permintaan selama periode sepi dengan usaha–usaha pemasaran dan konsesi harga.
Contohnya, perusahaan kapal pesiar dan hotel resor menawarkan harga murah selama musim sepi,
perusahaan penerbangan dan hotel menawarkan tariff yang rendah di akhir pecan. Kedua, jika
memungkinkan, organisasi jasa menyesuaikan jumlah tenaga kerja untuk mengantisipasi permintaan
dengan tindakan–tindakan, seperti menjadwalkan aktivitas pelatihan pada periode sepi dan
mengompensasi jam kerja yang panjang selama periode sibuk dengan waktu libur di kemudian hari.
2) Kesulitan dalam Mengendalikan Kualitas
Suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan inspeksi atas produksnya sebelum produk tersebut
dikirimkan ke pelanggan, serta kualitasnya dapat diukur secara kasat mata atau menggunakan instrument
(toleransi, kemurnian, warna, dan lain-lain). Perusahaan jasa tidak dapat menilai kualitas produk sampai
pada saat jasanya diserahkan, dan sering kali penilaian tersebut bersifat subjektif. Contohnya,
manajemen restoran dapat memeriksa makanan di dapur, tetapi kepuasan pelanggan sangat bergantung
pada cara makanan tersebut dihidangkan.
3) Padat Karya
Perusahaan manufaktur dapat menambah peralatan dan mengotomatisasi lini produksi, sehingga
dengan demikian, perusahaan menggantikan buruh dan mengurangi biaya. Hampir semua perusahaan
jasa bersifat padat karya dan tidak dapat melakukan hal semacam itu. Contohnya, rumah sakit memang
dapat menambah peralatan yang mahal, tetapi kebanyakan hal itu ditujukan untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik, dan hal ini menambah biaya.
4) Organisasi Multi-Unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan banyak unit diberbagai lokasi, dimana setiap unit adalah
relative kecil. Organisasi ini adalah rantai restoran cepat saji, perusahaan rental mobil, stasium pompa
bensin, dan lainnya. Beberapa unit dimilki sendiri; yang lainnya dioperasikan secara waralaba.
Kesamaan dari unit – unit yang terpisah memberikan dasar yang umum untuk menganalisis anggaran
dan mengevaluasi kinerja, yang tidak ada di perusahaan manufaktur. Informasi dari setiap unit dapat
dibandingkan dengan rata – rata system atau regional, dan karyawan dengan kinerja tinggi dan rendah
dapat diidentifikasi. Tetapi karena unit-unit tersebut berbeda dalam bauran jasa yang diberikan, dalam
sumber daya yang digunakan, dan dalam hal lainnya, maka kehatihatian harus dilaksanakan untuk
membuat perbandingan semacam itu.
2) Profesional
Organisasi professional adalah organisasi yang padat karya, dan karyawannya adalah orang–orang
khusus. Banyak professional lebih menyukai bekerja secara independen daripada sebagai bagian dari
suatu tim. Pendidikan bagi kebanyakan profesi tidak mencakup pendidikan dalam manajemen tetapi
pada umumnya lebih menekankan kepada keterampilan dari profesi tersebut dibandingkan kepada
keterampilan manajemen. Karena alasan-alasan ini, para professional cenderung memandang rendah
para manajer. Profesional cenderung meremehkan implikasi keuangan dari keputusan mereka;
professional cenderung melakukan pekerjaan terbaik yang dapat mereka lakukan tanpa mempedulikan
biayanya. Sikap ini memengaruhi sikap dari staf pendukung dan karyawan nonprofessional dalam
organisasi tersebut; hal ini mengarah pada pengendalian biaya yang tidak memadai.
4) Perusahaan Kecil
Dengan beberapa perkecualian, seperti beberapa kantor pengacara dan akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan beroperasi di satu lokasi, yang mana manajer senoirnya dapat
mengamati secara langsung operasional organisasinya. Dengan demikian, terdapat lebih sedikit
kebutuhan akan sistem pengendalian manajemen yang canggih dengan pusat laba dan laporan kinerja
formal. Meskipun demikian, organisasi yang kecil juga membutuhkan anggaran, perbandingan umum
antara kinerja terhadap anggaran, dan cara untuk mengaitkan kompensasi dengan kinerja.
5) Pemasaran
Dalam organisasi professional, tidak terdapat pemisahan yang jelas antara aktivitas pemasaran
dengan aktivitas produksi seperti pada perusahaan manufaktur. Di beberapa organisasi professional,
seperti kantor pengacara, organisasi kesehatan, dan kantor akuntan, kode etik profesi membatasi jumlah
dan karakter dari usaha pemasaran yang terlalu kentara oleh para professional. Tetapi, pemasaran adalah
aktivitas yang penting di hampir semua organisasi. Jika pemasaran tidak dapat dilakukan secara terbuka,
maka hal itu dapat dilakukan dalam bentuk kontak pribadi, pidato, artikel, pembicaraan di lapangan golf,
dan sebagainya. Aktivitas pemasaran tersebut dilakukan oleh professional, biasanya oleh professional
yang banyak menggunakan waktunya dalam pekerjaan produksi yaitu bekerja untuk klien..
4) Pengendalian Operasi
Banyak perhatian, atau sebaiknya, yang dicurahkan pada penjadwalan waktu professional. Rasio
waktu yang ditagih (bllied time ratio) yang merupakan rasio dari jumlah jam yang dapat ditagih terhadap
jumlah jam yang tersedia, dipantau secara ketat. Jika ternyata penggunaan waktu yang sebaliknya
merupakan waktu menganggur atau untuk alasan pemasaran atau pelayanan umum, beberapa penugasan
dibebankan dengan tariff yang lebih rendah dari tariff normal, maka varians harga yang ditimbulkan
harus dipantau secara ketat. Ketidakmapuan untuk menetapkan standar bagi kinerja tugas, keinginan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam tim, dan karakteristik perilaku perofesional, masalah yang
ditimbulkan karena mengelola perencanaaan dan pengendalian atas operasi sehari-hari dalam organisasi
professional. Ketika pekerjaan dilaksanakan dalam tim proyek, maka pengendalian difokuskan pada
proyekm mulai dari perencanaan sampai evaluasinya.
4) Profesional
Industri layanan kesehatan mempekerjakan lebih dari 3 juta professional (dokter, dokter gigi,
perawat terdaftar, dan ahli terapi), dimana jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan indutri lainnya
kecuali pendidikan. Implikasi pengendalian manajemen terhadap professional adalah sama dengan yang
dibahas dalam kegiatan sebelumnya. Loyalitas utama mereka adalah kepada profesi dan bukan kepada
organisasi. Para manajer departemental biasanya adalah professional yang fungsi manajemennya hanya
bersifat paruh waktu.
3) Akuntansi Dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan sistem akuntansinya dengan cara akuntansi
dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing seimbang dengan
sendirinya (misalnya jumlah saldo debit sama dengan jumlah saldo kredit). Hal-hal yang perlu dipahami
dalam menerapkan press akuntansi dana pada organisasi nirlaba karena umumnya organisasi jem‘s ini
mempunyai:
1. Dana umum atau dana operasi, yang khusus berkaitan dengan bentuk rekening operasi seperti yang
telah disebutkan di atas.
2. Dana gedung dan dana sumbangan, dimana rekening ini digunakan untuk kontribusi modal aktiva
dan modal seperti yang telah disebutkan di atas.
3. Suatu variasi dana lain untuk tujuan khusus. Beberapa jenis dana lain disini seperti dana pensiun,
juga ditemukan pada dunia usaha, walaupun dalam dunia usaha dana ini dilaporkan sebagai catatan
pada laporan keuangannya, tidak termasuk dalam laporan keuangan itu sendiri. Yang lainnya
berguna untuk tujuan pengendalian intern.
Untuk tujuan pengendalian manajemen hal yang diperhatikan biasanya difokuskan pada dana umum.
4) Pengelolaan
Organisasi nirlaba dikelola oleh dewan pengawas. Dewan pengawas biasanya tidak digaji dan
banyak dari mereka yang tidak memahami manajemen bisnis. Oleh karena itu, mereka umumnya
menjalankan lebih sedikit pengendalian dibandingkan dengan direktur dari suatu perusahaan bisnis.
Lebih lanjut 1agi, karena kinerja lebih sulit untuk diukur dalam organisasi nirlaba dibandingkan dalam
bisnis, dewan pengawas menjadi kurang mampu untuk mengidentifikasikan masalah-masalah aktual
atau masalah-masalah yang baru timbul. Kebutuhan akan dewan pengelola yang kuat dalam organisasi
nirlaba adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan dalam organisasi bisnis, karena kewaspadaan dari
dewan pengelola mungkin merupakan satu-satunya cara yang efektif untuk mendeteksi kapan organisasi
nirlaba tersebut berada dalam kesulitan.
SAP 12
Organisasi jasa keuangan meliputi bank komersila dan institusi penghematan, perusahaan asuransi, dan
perusahaan efek. Perusahaan-perusahaan ini berada dalam binsis yang terutaa bertujuan untuk mengelola uang.
Beberapa dari perusahaan tersebut bertindak sebagai perantara; yaitu, memeperoleh uang dari para
penabungdan meminjamkannya kepada individu atau perusahaan. Yang lain bertindak sebagai pemindah risiko;
perusahaan itumemperoleh uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi ini, dan menerma risiko dari
terjadinya suatu peristiwa tertentu, seperti kerusakan terhadap property. Yang lainnya lagi adalah pedagang;
perusahaan tersebut membeli dan menjual surat-surat berharga, baik untuk kepentingannya sendiri atau untuk
pelanggan.
Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
Kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat ini lebih
mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta hak patent dan aktiva tak
berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap saat pada suatu
waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan nilai
nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua
rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai setiap orang mempunyai
kualitas yang sama pada saat diberikan.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang atau
kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih. Selama periode ini,
ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli uang tersebut tentu saja
berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau penjualan dan
penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti
pengawasan membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara berkala transaksi selama periode
tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua pinjaman yang beredar.(Kegagalan untuk
mengidentifikasikan “pinjaman yang bermasalah” pada tahap awal adalah salah satu alasan penting atas
kegagalan yang cepat dari bank dan institusi penghematan.
Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian manajemen cukup berbeda dari beberapa
organisasi terdahulu.
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya sulit diukur. Isi kualitas prinsipnya adalah
kemampuan professional perusahaan. Sikap langganan terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh
penilaian mereka tentang professional yang biasa berhubungan dengan mereka
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan. Perusahaan asuransi
jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan premi ini, dan membayarkan sejumlah
tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi jiwa biasanya memasukkan suatu
tampilan investasi yakni bagian dari premi yang membawa pengembangan dari nilai kas polis tersebut.
Perusahaan asuransi kecelakaan mengumpulkan premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang
polis sejumlah kerugian tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa adalah mereka tidak
mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun berikutnya. Mereka membuat premi
didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera
diketahui, manajemen tidak bias menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga
diperlukan informasi saat ini. Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian
orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing. Perhitungan aktuaris
mempertimbangkan faktor-faktor berikut : Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume
penjualan dan tidak hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun,
atau atas jumlah polis yang tertulis.
SAP 14
Organisasi proyek merupakan organisasi sementara, dimana satu tim dibentuk untuk menjalankan proyek dan
segera dibubarkan apabila proyek selesai. Anggota tim dibentuk dari organisasi sponsor proyek, dapat direkrut
khusus untuk proyek tersebut, atau karyawan dari organisasi luar yg mendapat kontrak untuk melaksanakan
proyek. Jika proyek melibatkan kontraktor luar, manajemen proyek harus membuat aturan yang jelas dengan
para personil kontraktor tersebut. Hubungan ini dipengaruhi oleh syarat-syarat kontrak. Jika suatu proyek
dilaksanakan oleh organisasi sponsor, beberapa pekerjaan mungkin disub-kontrakkan ke unit-unit pendukung,
dan tata hubungan yang sama harus pula dibentuk dengan mereka.
Jika anggota tim proyek adalah pegawai dari organisasi sponsor proyek, mereka mempunyai dua atasan yaitu
manajer proyek dan manajer departemen fungsional. Organisasi semacam ini biasa disebut dengan organisasi
matriks. Misalnya dalam proyek reparasi besar sebuah kapal, tenaga kerja diambil dari berbagai departemen
fungsional di galangan kapal, dan mereka hanya bekerja pada proyek jika keahlian mereka dibutuhkan.
Loyalitas mereka tetap pada departemen fungsional.
Jika proyek melibatkan kontaktor luar, tingkat pengawasan tambahan harus ada terhadap proyek
tersebut. Dalam hal ini organisasi sponsor, mempunyai tanggungjawab pengendalian sendiri. Sedangkan
kontraktor mungkin juga mempunyai system pengendalian tersendiri terhadap proyek yang akan dijalankan.
System ini boleh saja diadaptasi untuk melengkapi informasi yang diperlukan oleh sponsor. Sedangkan bentuk
persetujuan kontraktual mempunyai pengaruh penting terhadap pengendalian manajemen. Kontrak memiliki
dua bentuk umum: harga tetap dan pengeluaran biaya, dengan berbagai variasi untuk masing-masing tipe.
1. harga tetap/fixed price contracts. Dalam kontrak harga tetap, kontraktor setuju untuk menyelesaikan
suatu kegiatan tertentu dengan tanggal yang telah ditetapkan pada harga tertentu. Biasanya ada peneliti
jika pekerjaan tersebut tidak bisa diselesaikan sesuai dengan kesepakatan. Namun demikian, jika
sponsor memutuskan untuk mengubah scope proyek atau jika kontraktor melihat kondisi tidak layak,
order perubahan bisa dikeluarka, pihak sponsor maupun kontraktor harus setuju atas scope, jadwal dan
implikasi biaya yang terjadi atas perubahan tersebut. Pada kontrak harga ini, sponsor bertanggungjawab
terhadap pemeriksaan kualitas dan kuantitas pekerjaan untuk menjamin bahwa pekerjaan tersebut telah
sesuai dengan yang ditentukan.
2. Pengeluaran biaya/ Cost-reimbursement contract
Pada kontrak cost-reimbursement, sponsor menyetujui membayar biaya yang layak (reasonable)
ditambah suatu keuntungan. Pada kontrak seperti itu sponsor mempunyai tanggungjawab terhadap biaya
dan karenanya diperlukan system pengendalian manajemen. Cost-reimbursement layak jika scope,
jadwal dan biaya proyek tidak dapat ditentukan secara tepat dimuka.
3. Perbedaan masing-masing kontrak
Harga yang ditetapkan dalam kontrak biaya tetap biasanya ditawarkan atau diajukan oleh kontraktor.
Untuk menentukan besarnya harga yang ditawarkan, kontraktor memasukkan cadangan kontijensi, dan
besarnya cadangan ini berbeda menurut tingkat ketidakpastiannya. Suatu proyek dengan ketidakpastian
dan cadangan kontijensi yang cukup besar, sponsor mungkin memutuskan jumlah pembayaran lebih
besar pada kontrak harga tetap dari pada dengan kontrak cost- reimbursement.