Terdiferensiasi
01 EDOARDO KEVIN MARTADHI
18.05.52.0017
02 MARCELLINO DWI H.
Kelompok 19.05.52.0175
11
03 AMIEN SUBIYONO
20.05.52.6015
04 EKA SAFITRI
21.05.52.6001
TUJUAN
PENGAJARAN
1. Implikasi strategi korporasi yang berbeda-beda terhadap
pendesainan SPM
2. Hubungan antara strategi level bisnis, keunggulan daya saing
yang berbeda serta bentuk dan struktur SPM
3. Implikasi gaya manajemen dalam mendesain dan
mengoperasikan SPM
STRATEGI
KORPORASI
Pengaruh Strategi
Terdiferensiasi
8. BUDAYA KORPORASI
7. KETERGANTUNGAN PADA PROMOSI
INTERNAL Dalam industri tunggal, biasanya budaya
Daiam industr tunggal, ketergantungan unil bisnis perusahaan berpe noaruh relatif kuat.
pada pro me internal relatil tinggi Lebaliknya, Sebaliknya, semekin terdiversifikasi, blasanya pe
semakin terdiversifikasi ko sergaitungun pada ncaruh budaya korporasi pada unit-unit bisnis
promosi internal relatil sedikit. berpengaruh relatif lemah.
IMPLIKASI PADA SPM
Organisasi tidak dapat mengimplementasikan strateginya secara efektif tanpa SPM yang konsisten dengan strategi
tersebut. Desain SPM yang cocok dengan strategi menentukan efektivitas fungsi-fungsi dalam struktur organisasi,
berwenang dan tanggungjawab, serta hubungan pelaporan bagi para manajer yang berbeda-beda. Strategi korporasi yang
berbeda mempengaruhi perencanaan dan pengendalian yana diperlukan. Strategi korporasi yang berbeda mengakibatkan
desain SPMnya juga harus berbeda. Perbedaan desain SPM tersebut dalam hal ini.
1. Manajemen tingkat korporasi dalam perusahaan yang semakin diversifikasi biasanya tidak memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai berbagi aktivitas unit-unit bisnis yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, manajemen level
korporasi yang sangat terdiverisifikasi tidak dapat diharapkan untuk dapat mengendalami dan menilai kinerja
berbagai unit bisnis yang berbeda-beda berdasar pengetahuannya mengenal aktivitas-aktivitas berbagai unit bisnis
tersebut. Manajemen level korporasi cenderung memperlakukan berbagai unit bisnis masing-masing sebagai unit
bisnis yang independent (arm's length).
2. Perusahaan dalam industri tunggal dan terdiversifikasi saling berhubungan cenderung memiliki kompetensi inti
perusahaan sebagai satu kesatuan sehingga kompetensi inti tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
strategi perusahaan sebagai satu kesatuan. Namun, dalam saluran komunikasi dan transfer kompetensi antar unit
yang ada dalam organisasi menjadi penting. Sebaliknya, pada perusahaan yang terdiversifikan tidak saling
berhubungan, hubungan antarunit bisnis relatif rendah sehingga SPMnya bekerja sama untuk mendorong semangat
kewirausahaan.
IMPLIKASI PADA SPM
1 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategi atau pemrograman dalam perusahaan industri tunggal dan perusahaan
terdiversifikasi yang saling berhubungan menggunakan strategi vertikal sanıpai horizontal sedangkan
pada perusahaan terdiversifikasi yang tidak saling berhubungan (konglomerasi) cenderung hanya
vertikal.
2 Penganggaran
Pengendalian relatif manajer unit bisnis terhadap anggaran perusahaan industri tunggal dan terdiversikasi saling
berhubungan adalah relatif rendah, sedangkan dalam perusahaan-perusahaan yang terdiversifikasi tidak saling
terhubungan adalah relatif tinggi. Rendahnya pengendalian relatif tersebut disebabkan:
Manajemen puncaknya (CEOnya) kemungkinan memiliki pengendalian yang baik terhadap kegiatan perusahaan.
Manajer kantor pusat dan para manajer unit bisnis sering kontak sehingga pengendalian kegiatan-kegiatan banyak
dilakukan secara informal dan menggunakan mekanisme yang berornentasi pribadi misalnya melalui interaksi.
,
IMPLIKASI PADA SPM
Transfer produk (barang dan jasa) antar unit-unit bisnis lebih sering terjadi dalam industri tunggal dan menjelaskan saling
berhubungan dibandingkan dengan perbandingan tidak saling berhubungan (konglomerasi). Dalan industri tunggal dan diversifikasi
saling berhubungan seringkali timbul kendala terhadap fleksibilitas pensumberan (hubungan antar unit sering sebagai pemasok-
pelanggan) Kendala ini biasanya untuk menciptakan sinergi. Dalam industri yang tidak saling berhubungan unit-unit bisnisnya memiliki
fleksibilitas sumber dan kebebasan dalam kesepakatan harga pasar (arm's length ).
4 Kompensasi Insentif
Kompensasi insentif cenderung berbeda antara industri tunggal dan diversifikan yang saling berhubungan dibandingkan dengan
diversifikasi yang tidak saling berhubungan (konglomerasi). Dalam industri tunggal dan diversifikasi yang saling berhubungan. kompensasi
insentif (bonus) umumnya: (a) berdasarkan kriteria keuangan dan non- keuangan, (b) penentuannya bersifat subyektif, (c) berbasis kinerja unit
bisnis dan koporasi.
Dalam industri terdiversifikası tidak berhubungan, kompensasi saling insentif (bonus) umumnya:
a) berdasar kriteria keuangan
b) kemungkinannya bersifat obyektif dengan menggunakan rumus tertentu
c) berbasis kinerja unit bisnis
STRATEGI UNIT
BISNIS
STRATEGI UNIT BISNIS
Strategi unit bisnis di perusahaan dalam industri tunggal dan terdiversifikasi saling
berhubungan umurmnya berbeda dengan unit bisnis daiam industri terdiversifikası tidak
saling berhubungar.. Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari (1) perbedaan misi (2)
perbedaan keunggulan daya saing, dan (3) pertimbängan pertimaangan tambahan.
Misi untuk unit bisnis vang ada dapat dikelompokkan ke dalam (1). hold.(2). build atau (3 hervest Sebenarnya masih
ada satu misi yaitu divest, namun misi divest berarti meninggalkan bisnis sehingga tidak lagi memerlukab strategi.
Misi tersusun secara berkeseimbangan dari “build murni” sampai "harvest murni Agar SPM dapat didesain dan
diimplementasikan secara efektif, maka harus ada ketelarasan antara misi yang diplih dengan jenis pengendalian
yang digunakan Keharusan adanva cocokan antara misi dan pengendalan berdasarkan alasan sebagai berkut:
Misi unit bisnis mempengaruhi ketidakpastian SPM secara sistematis bervariasi untuk
yang dihadapi dengan cara yang berbeda untuk membantu memotivasi para manajer untuk
membuat jangka pendek dengan jangka Panjang. 01 menghadapi ketidakpastian dan membuat
02 jangka pendek dengan Jangka panjang.
Unit bisnis dengan Misi build menghadapi ketidakpastian lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan unit bisnis
dengan misi harvest. Hal di dasarkan pada beberapa alasan:
Manajer unit bisnis untuk bersaing dapat memilih keunggulan persaingan melalui: (1)
diferensiasi, (2) biaya rendah. atau (3) kombinasi diferensiasi dan biaya rendah. Pemilihan
pendekatan diferensiasi meningkatkan ketidakpastian unit bisnis yang berasal dari
lingkungan dibandingkan jika dipilih pendekatan biaya rendah karena:
1. Inovasi produk sangat diperlukan dalam diferensiasi dibandingkan dalam biaya rendah
2. Unit bisnis berbiaya rendah umumnya cenderung memiliki lini produk sedikit atau sempit
agar biayanya rendah Sebaliknya unit bisnis terdiferensiasi cenderung berbeda dari banyak
lini produk dengan keunikan berbeda-beda.
3. Unit bisnis berbiaya rendah umumnya memproduksi komoditas tidak banyak tipenya (no-
frill) dan keberhasilan produk tersebut disebabkan harganya rendah dibandingkan produk
saingannya. Namun dalam unit bisnis terdiferensia si umumnya sukses karena para
konsumen berpendapat bahwa produk tersebut memiliki keunggulan yang berbeda
dibandingkan dengan rendahnya perbedaan saingannya.
Pertimbängan-Pertimbangan
Tambahan
Selain pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan di muka, pendesain SPM juga perlu menggunakan berbagai
pertimbangan tambahan untuk menghadapi maa menghadapi masalah yang mungkin timbul delam pelaksanaan
tugasnya. Pertimbangan-pertimbangan tambahan tersebut mencakup
Fungsi pengendalian manajemen dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh gaya manajemen
puncak. Gaya manajemen adalah sikap para manajer termenghadapi pengendalian. Gaya manajemen
puncak mempengarusi sistem pengendalian manajemen (SPM) seluruh perusahaan. Gaya manajemen
unit bisnis (di visi) mempengaruhi sistem pengendalian manajemen dalam unit bisnis Gaya
manajemen mempengaruhi sistem pengendalian manajemen dalam departemen atau fungsi tersebut.
Oleh karena itu, pendesain SPM mempertimbangkan gaya manajemen dalam mendesain dan
mengoperasik SPM. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pendesain SPM adalah:
1. Perbedaan Gaya Manajemen
2. Implikaksi Gaya Manajemen Pada SPM
Perbedaan Gaya Manajemen
Implikasi gaya manajemen terhadap SPM dapat digolongkan menjadi dua bidang yaitu:
1
Pengendalian pribadi (personal) dibanding pengendalian tidak bersifat pribadi (impersonal)
Pengendalian pribadi adalah pengendalian yang lebih berorientasi manusia dengan cara
menganalisis sedikit angka dan membuat konklusi-konklusi setelah berbicara dengan orang-orang
lain (khususnya dengan para manajer dan karyawannya) dan pertimbangkan pendapat-pendupatnya.
Pengendalian tidak bersifat pribadi adalah pengendalian yang lebih berorientasi angka-angka
dengan mendasarkan format laporan-laporan yang sering disajikan dalam bentuk angka (informasi
kuantitatif) dan lebih jarang melakukan kontak pribadi dengan orang lain.
Implikasi Gaya manajemen pada SPM
Implikasi gaya manajemen terhadap SPM dapat digolongkan menjadi dua bidang yaitu:
2
Pengendalian ketet dibanding pengendalian longgar
Pengendalian ketat adalah pengendalian yang didasarkan pada filosofi manajemen dapat secara
efektif jika mereka diharuskan mencapai tujuan jangka pendek tertentu (misalnya jangka waktu kerja
setahun) dan manajemen atas membantu manajemen bawah untuk menyelesaikan masalah sehari-
hari.
Pengendalian longgar adalah pengendalian yang berdasarkan pada filosofi manajemen untuk
merekrut orang yang baik tan menpercayainya untuk mengerjakan pelatihan dengan baik.
Pengendalian longgar mendasarkan pada keterlibatan dan pemberdayaan semua orang dalam
organisasi untuk melaksanakan penyempurnaan berkesinambungan.
KESIMPULAN
Gaya manajemen sangat berdampak pada SPM. Jika ada gantian manajemen
puncak yang memiliki gaya yang berbeda dengan gaya manajemen yang
memungkinkannya maka manajemen puncak baru tersebut cenderung untuk
mengubah SPM yang cocok dengan gayanya. Namun, manajemen atas yang
baru dapat menyesuaikan gayanya dengan persyaratan SPM yang sudah ada
maka SPM yang ada mungkin dapat tetap digunakan. Di lain situasi,
mungkin SPM tidak dapat diubah dan manajemen puncak yang baru tidak
tersedia atau tidak dapat mengubah gayanya sesuai dengan SPM yang ada
sehingça dapat timbul masalah pengukuran dan manajemen kinerja dalam
mungkin adalah solusinya adalah mengganti manajer puncak.