Anda di halaman 1dari 53

Dalam ilmu keuangan modal diartikan sebagai seluruh kekayaan

yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut pengertian


hukum, modal merupakan bagian dari kekayaan pemegang
saham yang disetorkan kedalam perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh hasil dari modal yang ditanamkan tersebut.
sedangkan dalam artian akuntansinya, modal adalah kekayaan
pemegang saham atau kekayaan pemilik.
Pemilik perusahaan menanggung risiko dan ketidakpastian dan
menerima hasil dari opersasi perusahaan. Kepentingannya
dalam perusahaan diukur sebesar perbedaan antara aset
dengan utang perusahaan. Ada dua sumber utama modal
perusahaan perseroan, yaitu :
1. Kontribusi oleh para pemegang saham (modal disetor)
2. Laba yang ditahan oleh perusahaan

Modal pemegang saham yang ditanamkan dalam perusahaan


biasanya dibuktikan dengan lembar-lembar saham. Penanaman
modal dalam saham dapat dilakukan dalam bentuk saham biasa
atau saham prioritas. Baik saham biasa maupun saham
prioritas, masing-masing mempunyai hak yang pasti maupun
hak istimewa sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak.
Hak-hak yang melekat pada saham, antara lain:
1. Menerima pembagian laba dalam bentuk deviden kas atau
tambahan lembar saham atau menanggung rugi secara
proporsional
2. Memberikan suara yang mempengaruhi pengambilan
keputusan manajemen
3. Mempunyai andil atas pembagian kekayaan perusahaan jika
terjadi likuidasi

JENIS JENIS SAHAM


1. Saham Biasa
2. Saham Preferen

SAHAM BIASA
Saham biasa adlah saham yang menempatkan pemiliknya
paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas
harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut di
likuidasi. Hal ini disebabkan pemilik saham biasa tidak
memiliki hak hak istimewa. Pemilik saham biasa juga
tidak akan memperoleh pembayaran deviden selama
perusahaan tidak memperoleh laba. Setiap pemilik saham
memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS) dengan ketentuan one share one vote. Pemegang
saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap
klien pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki
hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnyapada orang
lain.

SAHAM PREFEREN
Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus
yang ditetapkan sebagai preferen (istimewa) karena saham ini
memiliki beberapa preferensi atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh
saham biasa. Karakteristik berikut merupakan yang paling sering
berkaitan dengan penerbitan saham preferen yaitu:
1. Keistimewaan dalam pembagian dividen
2. Keistimewaan dalam pembagian aset pada saat perusahaan dilikuidasi
3. Dapat dikonversi dengan saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan
5. Tidak mempunyai hak suara (nonvoting)
.Saham preferen biasanya diterbitkan dengan nilai nominal dan
dividennya dinyatakan dalam bentuk persentase dari nilai nominal.
Dalam hal saham preferen tanpa nilai nominal, devidennya dinyatakan
dalam jumlah rupiah per lembar. Preferensi terhadap dividen tidak
berarti dividen tersebut harus dibayar. Preferensinya terletak pada
urutan pembayaran, jumlah dividen saham preferen harus dibayar
terlebih dahulu sebelum dibayarkan kepada saham biasa.

Contoh Pertanyaan:

Modal pemegang saham PT. Liesti di neraca tertanggal 31 Des 2011


adalah sebagai berikut :
Modal Pemegang Saham
Saham Preferen (nominal Rp 200, 10% kumulatif, nonvoting, 10.000
saham diotorisasi, ditempatkan dan beredar) (Rp 200 x 10.000)
Saham biasa (nominal Rp 50, 100.000 lembar saham diotorisasi,
60.000 ditempatkan, dan beredar
(Rp 50 x 60.000)
Agio Saham (Rp200-Rp50)x10.000
Jumlah Modal Disetor
Laba di tahan (Rp 50 x 100.000)
Jumlah Modal Pemegang Saham

Rp 2.000.000

Rp 3.000.000
= Rp 1.500.000
Rp 6.500.000
Rp 5.000.000
Rp11.500.000

Pada tanggal 31 Desember 2011 Dewan direktur PT. Liesti


mengumumkan dividen berjumlah Rp 1.000.000 yang akan dibayar
pada tgl 31 Januari 2012 untuk pemegang saham yang tercatat tgl 15
Januari 2012. Untuk tiga tahun sebelumnya tidak dibagikan dividen.

Jawaban :
DIVIDEN SAHAM PREFEREN KUMULATIF
Artinya perusahaan diwajibkan membayar terlebih dahulu saham preferen, termasuk dividen tahun sebelumnya yang
belum dibayar (dividen tunggakan), sebelum dividen dibagikan kepada pemegang saham biasa. Perhitungan jumlah
dividen untuk tiap-tiap jenis saham adalah sebagai berikut :

Preferen

Biasa

Jumlah

Dividen tunggakan :

10% x Rp 2.000.000 x 3
Rp 600.000

Rp 600.000
Dividen Tahun ini

10% x Rp 2.000.000
Rp 200.000

Rp 200.000
Sisanya untuk saham biasa

(1.000.000

Rp 200.000
Rp 200.000
(600.000+200.000)
Rp 800.000
Rp 200.000
Rp 1.000.000
Jumlah

Dividen per lembar saham


Rp 80

Preferen : Rp 800.000 /
Rp 2
Jurnal
yang dibuat pda tanggal 31 Desember 2011 (tanggal pengumuman ) :
10.000lb
Biasa
Rp
200.000
/ 100.000lb
Laba:di
tahan
Rp
1.000.000
Utang Dividen saham preferen

Rp 800.000

Utang Dividen Saham Biasa

Rp 200.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal pembayaran)


Utang DIviden saham preferen

Rp 800.000

Utang dividen saham biasa

Rp 200.000

Kas

Rp 1.000.000

DEVIDEN SAHAM PREFEREN TIDAK KUMULATIF


Karena saham preferen bersifat komulatif, maka saham tersebut berhak atas dividen tahun sekarang
saja (tahun diumumkannya deviden), dan sisanya merupakan dividen saham biasa.. untuk saham
preferen jenis ini tidak ada istilah deviden tertunggak.

Preferen

Biasa

Jumlah

10% x Rp 2.000.000
Rp 200.000

Rp 200.000
Sisanya untuk saham biasa

(1.000.000 200.000)

Rp
Rp 800.000
Jumlah
Rp 200.000
800.000
Rp 1.000.000

Rp

800.000
Dividen per lembar saham

Preferen : Rp 200.000 /
Rp 20

10.000lb

Biasa
Jurnal yang
dibuat
pda
tanggal
31
Desember
:
Rp
800.000
/
2011 (tanggal
pengumuman ) :
100.000lb
Rp 8
Laba di tahanRp 1.000.000
Utang Dividen saham preferenRp 200.000
Utang Dividen Saham BiasaRp 800.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal pembayaran)
Utang DIviden saham preferenRp 200.000
Utang dividen saham biasaRp 800.000
KasRp 1.000.000

C. DIVIDEN SAHAM PREFEREN BERPARTISIPASI


Saham preferen dapat berpartisipasi penuh, berpartisipasi
terbatas atau tidak berpartisipasi sama sekali.
Partisipasiadalah tambahan dividen setelah masing-masing
mendapatkan deviden permulaan (initial dividend). Deviden
permulaan adalah jumlah deviden hasil perkalian antara
presentase deviden saham preferen dengan nilai saham, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Deviden permulaan Saham Preferen = % deviden SP x Jumlah
Nilai Nominal Saham Preferen
- Deviden permulaan Saham Biasa = % deviden Sp x jumlah Nilai
Nominal Saham Biasa
- Deviden tambahan untuk saham preferen diatas deviden
permulaan, tergantung sifat patisipasinya, apakah berpartisipasi
penuh atau berpasrtisipasi terbatas.

Contoh :
Diasumsikan tidak ada tunggakan deviden untuk
sebelumnya, dan saham preferen berpartisipasi penuh.

tahun

Preferen
Deviden Tahun ini,
Saham Preferen : (10% x 2.000.000)
Saham Biasa : (10% x 3.000.000)
Deviden Partisipasi
Saham Preferen, : (10% x Rp 2juta)
Saham Biasa : (10% x 3 juta)
Jumlah

Biasa

Rp 200.000
Rp 300.000
Rp 200.000
Rp 400.000

Rp 300.000
Rp 600.000

Cara Mengitung persentase Deviden Partisipasi :


Deviden Tahun ini :
Preferen, 10% x Rp 2.000.000
Rp 200.000
Biasa, 10% x Rp3.000.000
Rp 300.000
Rp 500.000
Jumlah yang tersedia untuk partisipasi
(Rp 1.000.000 Rp 500.000)
Rp 500.000
Nominal Saham yang partisipasi :
Preferen
Rp 2.000.000
Biasa
Rp 3.000.000
Jumlah
Rp 5.000.000
Tarif Partisipasi :
(500.000/5.000.000)
10%
Deviden Partisipasi,
Preferen :10% x 2.000.000
Rp 200.000
Biasa : 10% x 3.000.000
Rp 300.000
Jumlah
Rp 500.000
Dividen per lembar saham
Preferen : Rp 400.000 / 10.000lb
Biasa : Rp 600.000 / 100.000lb

Rp 40
Rp 6

Jurnal yang dibuat pda tanggal 31 Desember 2011 (tanggal


pengumuman ) :
Laba di tahan

Rp 1.000.000

Utang Dividen saham preferen

Rp 400.000

Utang Dividen Saham Biasa

Rp 600.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal


pembayaran)
Utang DIviden saham preferen

Rp 400.000

Utang dividen saham biasa

Rp 600.000

Kas

Rp 1.000.000

D.SAHAM PREFEREN
Preferen
BERPASRTISIPASI PENUH

Devien tertunggak
Deviden tahun ini, 10%
Deviden partisipasi, 6%
Jumlah
Deviden partisipasi dihitung sbb :
Deviden tertunggak selama 1 tahun
Preferen, 10% x 2juta x1th= Rp
200.000
Deviden tahun ini :
Preferen, 10% x 2juta= Rp 200.000
Biasa, 10% x 3juta = Rp 300.000
Rp
500.000
Jumlah yg tersedia untuk partisipasi
(1juta -200.000-500.000)= Rp
300.000
Nominal saham yang berpartisipasi :
PreferenRp 2juta
Biasa Rp 3juta
Rp 5 juta
Tarif Partisipasi :
(300.000/5juta = 6%)
Deviden Partisipasi :

Rp
Rp
Rp
Rp

200.000
200.000
120.000
520.000

Biasa
Rp

Jumlah

Rp 200.000
0
Rp 500.000
Rp 300.000
Rp 300.000
Rp 180.000 Rp 1.000.000
Rp 480.000

Jurnal yang dibuat pda tanggal 31 Desember 2011 (tanggal


pengumuman ) :
Laba di tahan

Rp 1.000.000

Utang Dividen saham preferen

Rp 520.000

Utang Dividen Saham Biasa

Rp 480.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal


pembayaran)
Utang DIviden saham preferen Rp 520.000
Utang dividen saham biasa
Kas

Rp 480.000

Rp 1.000.000

E.SAHAM
PREFEREN
BERPARTISIPASI TERBATAS
Untuk saham pereferen jenis ini, berhak
atas deviden tambahan diatas dividen
permulaan
hanya
sampai
batas
presentase tertentu.
Contoh : diasumsikan saham preferen 5%
berpartisipasi dengan saham biasa sampai
batas maksimum 12% termasuk deviden
preferensi. Tidak ada tunggakan deviden
pada tahun-tahun sebelumnya.

Preferen
Deviden tahun ini, 10%
Deviden partisipasi, 6%
Jumlah
Deviden partisipasi dihitung sbb
:
Deviden tahun ini :
Preferen,
10%
x
2jutaRp
200.000
Biasa, 10% x 3juta
Rp
300.000
Rp
500.000
Jumlah
yg
tersedia
untuk
partisipasi
(1juta

Rp
500.000)Rp
500.000
Nominal
saham
yang
berpartisipasi :
Preferen Rp 2juta
Biasa
Rp
3juta
Rp 5
juta
Tarif Partisipasi :
(500.000/5juta = 10%)
Deviden Partisipasi :

Rp 200.000
Rp 140.000
Rp 340.000

Rp 34

Biasa

Jumlah

Rp 300.000
Rp 500.000
Rp 360.000
Rp 500.000
Rp 660.000 Rp 1.000.000

Rp 6.6

Jurnal yang dibuat pda tanggal 31 Desember 2011 (tanggal


pengumuman ) :
Laba di tahan

Rp 1.000.000

Utang Dividen saham preferen

Rp 340.000

Utang Dividen Saham Biasa

Rp 660.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal


pembayaran)
Utang DIviden saham preferen Rp 340.000
Utang dividen saham biasa
Kas

Rp 1.000.000

Rp

660.000

F.SAHAM PREFEREN
BERPARTISIPASI DENGAN SAHAM
BIASA SAMPAI BATAS MAKSIMUM
CONTOH :
Diasumsikan
saham
preferen
6%
berpartisipasi dengan saham biasa sampai
batas maksimum 15% termasuk deviden
preferensi. Tidak ada tunggakan deviden
pada tahun-tahun sebelumnya.

Preferen
Deviden tahun ini, 10%
Deviden partisipasi,
Jumlah
Deviden partisipasi dihitung sbb :
Deviden tahun ini :
Preferen, 10% x 2jutaRp 200.000
Biasa, 10% x 3juta Rp 300.000
Rp 500.000
Jumlah yg tersedia untuk partisipasi
(1juta -500.000)Rp 500.000
Nominal saham yang berpartisipasi :
PreferenRp 2juta
Biasa Rp 3juta
Rp 5 juta
Tarif Partisipasi :
(500.000/5juta = 10%)
Deviden Partisipasi :
Preferen, terbatas s.d 10% (15%-5%)
Dalam hal ini tarif partisipasi tertinggi adalah
10% maka partisipasinya adalah
0% (10%-10%)
Preferen, 0% x 2juta= 0
Biasa, (500.000-0)= 500.000
Jumlah= 500.000

Dividen per lembar saham


Preferen : Rp 200.000 / 10.000lb
Biasa : Rp 800.000 / 100.000lb

Rp 200.000
Rp 0
Rp 200.000

Biasa

300.000
500.000
800.000

Rp 20

Jumlah
Rp 500.000
Rp 500.000
Rp 1.000.000

Rp 8

Jurnal yang dibuat pda tanggal 31 Desember 2011 (tanggal


pengumuman ) :
Laba di tahan

Rp 1.000.000

Utang Dividen saham preferen

Rp 200.000

Utang Dividen Saham Biasa

Rp 800.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2012 (tanggal


pembayaran)
Utang DIviden saham preferen Rp 200.000
Utang dividen saham biasa
Kas

Rp 800.000

Rp 1.000.000

AKUNTANSI
PENGELUARAN SAHAM
Perseroan memperoleh dana dari para pemegang sahamannya
melalui serangkaian transaksi. Yang pertama, saham harus diotorisasi
oleh pemerintah umumnya dalam anggaran dasar perusahaan.
Berikutnya, saham ditawarkan untuk dijual dan kontrak penjualan
saham ditandatangani. Akhirnya, pembayaran pembayaran diterima
dan lembar lembar saham diterbitkan. Masalah akuntansi yang
timbul dalam pengeluaran saham adalah sebagai berikut:
1. Pengeluaran saham dengan nilai nominal
2. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal
3. Penjuaan saham dengan cara pesanan
4. Pengeluaran saham kombinasi dengan surat berharga lainnya
(penjualan lumpsum)
5. Pengeluaran saham dengan transaksi non kas
6. Akuntansi untuk biaya pengeluaran saham

SAHAM DENGAN NILAI


NOMINAL
Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap - tiap lembar saham,
yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing masing lembar saham. Nilai nominal saham
tidak mempunyai hubungan dengan harga pasar saham. Nilai nominal hanya
diperlukan untuk kepentingan hukum.
Untuk dapat menyediakan informasi yangdiperlukan sehubungan dengan penerbitan
saham dengan nilai nominal, akuntan harus menyelenggarakan rekening rekening
berikut ini :
Modal Saham Prioritas atau Saham Biasa : digunakan untuk mencatat nominal
saham yang diterbitkan. Rekening ini dikredit pada saat saham mula mula
diterbitkan. Tidak diperlukan jurnal tambahan terhadap rekening ini kecuali ada
penerbitan saham tambahan atau pembatalan saham.
Modal disetor Kelebihan Di atas Nilai Nominal atau Tambahan Modal Disetor
(Agio Saham) : digunakan untuk mencatat kelebihan pembayaran harga saham oleh
pembeli saham di atas nilai nominal. Kelebihan pembayaran harga saham di atas niai
nominal merupakan bagian dari modal disetor dan pemegang saham secara individual
tidak memiliki klaim yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya atas jumlah
tersebut.
Disagio Saham : digunakan untuk mencatat kekurangan pembayaran harga saham
dibawah nilai nominalnya.

Contoh penggunaan rekening rekening diatas, misalnya


PT BANGKIT menjual 1.000 lembar saham nominal Rp 50
per lembar dengan harga jual keseluruhan Rp 110.000

Jurnal saat pengeluaran dan penjualan saham :


Kas

Rp 110.000
Agio Saham Biasa

Rp 50.000

Modal Saham Biasa

Rp 60.000

Jika saham di atas dijual seluruhnya dengan harga Rp


40.000 jurnal yang dibuat :
Kas

Rp 40.000

Disagio Saham Biasa


Modal Saham Biasa

Rp 10.000
Rp 50.000

SAHAM TANPA NILAI


NOMINAL
Merupakan saham yang dikeluarkan perusahaan
yang tidak mempunyai nilai tercetak dalam
sertifikat saham. Alasan pengeluaran saham
tanpa nilai nominal adalah:
(1) untuk menghindari kemungkinan timbulnya
utang bersyarat jika saham dikeluarkan dengan
harga dibawah nominal (disagio)
(2) untuk menghindari kerancauan hubungan
antara nilai nominal dengan nilai pasar saham.

Akuntansi pengeluaran saham tanpa


nominal seperti halnya saham dengan

nilai
nilai

Contoh:
PT TEGUH JAYA yang bergerak dalam bidang elektronik didirikan dengan
saham yang diotorisasi 10.000 lembar tanpa nilai nominal. 500 lembar
saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.000 perlembar.
Jurnal yang dibuat PT TEGUH JAYA:
Saat otorisasi saham hanya dicatat dalam memorandum
Jika 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.000 per
lembar:
Kas

Rp 500.000

Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal Rp 500.000

Jika 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.500 per
lembar:
Kas

Rp 750.000

Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal Rp 750.000

Apabila saham tanpa nilai nominal diterbitkan dengan nilai ditetapkan, yaitu
jumlah minimum yang harus dibayar untuk penerbitan sahm, perlakuan
terhadap pengeluaran saham dengan nilai ditetapkan tersebut sama dengan
pengeluaran saham dengan nominal.

Penjualan Saham Atas


Dasar Pesanan
Penjualan saham dengan dasar pesanan biasanya dilakukan oleh
perusahaan kecil yang baru melakukan go publik atau jika saham
ditawarkan kepada para karyawan agar karyawan ikut
berpartisipasi dalam pemilikan saham perusahaan.
Akuntansi Saham Pesanan
Ada dua rekening baru yang digunakan jika saham dijual atas
dasar pesanan:
Modal Saham biasa atau saham prioritas pesanan:
menunjukan kewajiban perusahaan untuk menyerahkan sejumlah
lembar saham kepada orang yang telah memesan saham. Segera
setelah harga pesanan dibayar penuh, lembar saham yang
dipesan diserahkan. Jurnal untuk mencatat penyerahan lembar
saham yang dipesan adalah: Rekening Modal Saham Biasa atau
Saham Prioritas Dipesan didebit dan rekening Modal Saham Biasa
atau Saham Proiritas dikredit.

Contoh:
Diterima pesanan 500 lembar saham biasa nominal Rp 10.000 dengan kurs 110, dibayar tunai
75% dan sisanya dilunasi 30 hari kemudian.
Jurnal yang dibuat saat menerima pesanan:
Piutang Pesanan Saham

Rp 5.500.000

Modal Saham Biasa Dipesan


Agio Saham Biasa

Rp 5.000.000
Rp 500.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan uang muka:


Kas

Rp 4.125.000
Piutang Pesanan Saham

Rp 4.125.000

Jurnal untuk pelunasan sisa harga pesanan 25%:


Kas

Rp 1.375.000
Piutang Pesanan Saham

Rp 1.375.000

Jurnal unutk mencatat pengeluaran 500 lembar saham dipesan yang telah lunas:
Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Saham Biasa

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

Pembatalan Pesanan
Saham

Apabila pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya,


maka perusahaan dapat mengambil salah satu dari empat kemungkinan
berikut ini terhadap uang muka yang telah diterimanya:
(a) Uang yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan. Dimisalkan
dalam contoh di atas, pemesan tidak dapat melunasi kekurangan harga
100 lembar saham. Saham yang dibatalkan dijual kembali oleh
perusahaan dengan kurs 105.
Jurnal pengembalian uang muka:
Modal Saham Dipesan Rp 1.000.000
Agio Saham Biasa

Rp

100.000

Piutang Pesanan Saham Rp 275.000


Kas Rp 825.000

Jurnal Penjualan kembali 100 lembar saham:


Kas Rp 1.050.000
Modal Saham Biasa Rp 1.000.000
Agio Saham Biasa

Rp 50.000

(b) Uang muka yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan


setelah dikurangi biaya atau kerugian penjualan kembali saham.
Modal Saham Dipesan Rp 1.000.000
Agio Saham Biasa

Rp

100.000

Piutang Pesanan Saham Rp 275.000


Utang Kepada Pemesan Saham

Rp 825.000

Jurnal penjualan kembali 100 lembar saham:


Kas Rp 1.050.000
Utang Kepada Pemesan Saham

Rp

50.000

Modal Saham Biasa Rp 1.000.000


Agio Saham Biasa

Rp

100.000

Pengembalian uang muka setelah dipotong selisih harga pembelian:


Utang Kepada Pemesan Saham
Kas Rp 775.000

Rp 775.000

(c) Uang yang telah diterima tidak dikembalikan:


Modal Saham Biasa Dipesan
Agio Saham Biasa

Rp 1.000.000
Rp 100.000

Piutang Pesanan Saham

Rp 275.000
Rp 825.000

Modal Dari Pembatalan Pesanan Saham

Penjualan kembali 100 lembar saham:


Kas

Rp 1.050.000

Modal Saham Biasa

Rp 1.000.000

Agio Saham Biasa

Rp

50.000

(d) Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah


uang yang telah diterima:
Perhitungan:
Jumlah uang yang telah diterima (75%x110%xRp10.000x100
lb)
Rp 825.000
Jumlah harga pesanan per lembar

Rp 1.100

Jumlah lembar yang diserahkan

75 lb

Modal Saham Dipesan

Rp 1.000.000

Agio Saham Biasa

Rp

Modal Saham Biasa


Piutang Pesanan Saham

25.000
Rp 750.000
Rp 275.000

Penjual kembali 25 lembar saham yang dibatalkan:


Kas

Rp 262.500
Modal Saham

Rp 250.000

Agio Saham

Rp 12.500

Penjualan Saham Sacara Lump Sum


Terjadi apabila dua atau lebih sekuritas dijual dengan
sejumlah pembayaran, yaitu masalah akuntansi penerbitan
secara lup sum adalah alokasi penerimaan dari penjualan
kepada setiap sekuritas. Ada dua metode alokasi yang
dapat digunakan, yaitu:
Metode Incremental : Metode ini dipakai apabila hanya
salah satu saham yang diketahui harga pasarnya
Metode Proporsional : Metode ini dipakai apabila nilai pasar
untuk kedua jenis saham yang dijual untuk menentukan
nilai relative setiap jenis saham diketahui.

Misalnya:
PT A menjual 5.000 unit saham dengan harga Rp.16.000 / unit saham. Tiap
unit saham terdiri dari satu lembar saham biasa dengan nominal
Rp10.000/lembar dan satu lembar saham prioritas dengan nilai nominal
Rp.5.000/lembar. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan saham, jika
diketahui:
1. Harga pasar saham prioritas/lembar pada saat penjualan sebesar
Rp.5.000.
2. Harga pasar saham prioritas/lembar pada saat penjualan sebesar
Rp.6.000 dan harga pasar saham biasa sebesar Rp.11.000/lembar.

(1) Harga jual 5.000 unit saham : 5.000 x Rp.16.000 =


Harga pasar saham prioritas:5.000 x 1 x Rp.5.000 =
Nilai saham biasa

Rp. 25.000.000

Rp. 55.000.000

Nilai nominal saham biasa: 5.000 x 1 x Rp.10.000=


Agio saham biasa

Rp. 80.000.000

Rp.50.000.000

Rp. 5.000.000

Harga pasar saham prioritas

Rp. 25.000.000

Nilai nominal saham prioritas:5.000 x 1 x Rp.5.000:

Rp. 25.000.000

Jurnal:
Kas

Rp.80.000.000

Modal saham biasa

Rp.50.000.000

Agio saham biasa

Rp. 5.000.000

Modal saham prioritas

Rp.25.000.000

Harga pasar saham prioritas:5.000 x 1 x Rp.6.000:


Rp.30.000.000
Harga pasar saham biasa:5.000 x 1 x Rp.11.000:
Rp.55.000.000 +
Jumlah

Rp.85.000.000

Alokasi harga jual saham


30.000.000
Saham prioritas:
28.235.294,12

x Rp.80.000.000 : Rp.
85.000.000

Saham biasa : Rp.80.000.000 Rp.28.235.294,12 :


51.764.705,88
Nilai nominal saham biasa
Agio saham biasa

Rp.

Rp. 50.000.000
Rp. 1.764.705,88

Harga jual saham prioritas

Rp. 28.235.294,12

Nilai nominal saham prioritas

Rp. 25.000.000

Jurnal:
Kas

Rp.80.000.000

Modal saham biasa


Agio saham biasa

Rp.50.000.000

Rp. 1.764.705,88

Modal saham prioritas -

Rp.25.000.000

Agio saham prioritas

Rp. 3.235.294,12

Pengeluaran Saham Dengan Transaksi Non Kas

Sering
terjadi
saham
perusahaan
diterbitkan dengan penukar aktiva selain
kas, misalnya barang, jasa atau bentuk
harta
lain
selain
kas.
Akuntansi
pengeluaran saham untuk barang atau
jasa
menimbulka
masalah
dalam
penilaian. Pedoman umum yang harus
diterapkan apaila saham dikeluarkan
untuk aktiva selain kas adalah barang atau
jasa yang diterima dicatat sebesar nilai
pasar barang atau jasa tersebut atau nilai
pasar saham yang diterbitkan, mana yang
lebih dapat ditentukan.

Jika nilai pasar barang atau jasa mudah ditentukan,


maka nilai tersebut digunakan sebagai dasar
pencatatan. Jika nilai barang atau jasa tidak dapat
ditentukan tetapi nilai pasar saham yang diterbitkan
dapat ditentukan, maka transaksi tersebut dicatat
pada nilai pasar saham. Jika keduanya dapat
ditentukan dan transaksi tersebut merupakan
pertukaran bebas, kemungkinan perbedaan kedua
nilai tersebut sangat kecil. Dalam kasus seperti ini,
dapat digunakan salah satu nilai pasar sebagai
dasar pencatatan. Jika nilai pasar barang atau jasa
yang diterima maupun nilai pasar saham yang
diterbitkan tidak dapat ditentukan, nilai yang dicatat
biasanya ditentukan oleh dewan direksi dengan
bantuan penilai bebas. Pengguaan nilai buku, nilai
nominal, atau nilai yang ditetapkan sebagai dasar
penilaian transaksi tersebut harus dihindarkan.

Sebagai contoh, misalnya diterbitkan 10.000 lembar saham biasa


nominal Rp 10.000 per lembar sebagai penukar sebidang tanah:
Jika nilai pasar tanah tidak dapat ditentukan, tetapi nilai pasar saham
diketahui Rp 150.000.000 jutnal unutk mencatat transaksi tersebut:
Tanah

Rp 150.000.000

Modal Saham Biasa Rp 100.000.000


Agio Saham Biasa

Rp

50.000.000

Jika nilai pasar saham tidak dapat ditentukan, tapi harga pasar tanah
diketahui sebesar Rp 200.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut:
Tanah

Rp 200.000.000

Modal Saham Biasa


Agio Saham Biasa

Rp 100.000.000
Rp 100.000.000

Jika nilai pasar saham maupun tanah tidak dapat ditentukan.


Konsultan menaksir nilai tanah sebesar Rp 175.000.000 dan dewan
direksi menyetujui penilaian tersebut. jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut:
Tanah

Rp 175.000.000

Modal Saham Biasa


Agio Saham Biasa

Rp 100.000.000
Rp 75.000.000

PENGELUARAN SAHAM UNTUK MEMBELI PERUSAHAAN

Fa Taidz beranggotakan yogy dan Egy membagi laba rugi


dengan perbandingan yang sama. Pada tanggal 1 Juni
2009, berganti bentuk perusahaannya menjadi PT Taidz.
Neraca Fa Taidz per, 1 Juni 2009 sbb:
Fa Taidz

Kas
Piutang
dagang
20.000
Cad kerugian
Piutang
2.000 Persediaan barang
Tanah
Gedung
100.000
Akumulasi
Depresiasi
Gedung
20.000

Neraca per, 1 Juni2009

10.000 Utang dagang

18.000

4.000

40.000

40.000

Utang obligasi

80.000

4.000

(dalam ribuan Rp.)

Modal Yogy
Modal Egy

90.000
90.000

PT yang baru diberi nama PT Taidz dengan modal saham biasa sebanyak
20.000 lembar dengan nilai nominal Rp.25.000/lembar. Seluruh aktiva Fa
Taidz diserahkan kepada PT Taidz dan utang Fa Taidz dilunasi PT Taidz.
Fa Taidz menerima 10.000 lembar saham biasa (Yogy =5.000 lembar dan
Egy = 5.000 lembar) dari PT Taidz sebagai penukar perusahaannya.
Pengeluaran sisa saham sbb:
1. 5.000 lembar dijual tunai dengan harga Rp.25.500/lembar
2. 5.000 lembar ditukar dengan mesin produksi. Harga pasar saham
biasa pada saat pertukaran sebesar Rp.26.000/lembar.
Dalam pengantian bentuk perusahaan ini, Oleh PT Taidz diadakan
beberapa penyesuaian terhadap catatan Fa Taidz sbb:
3. Cadangan kerugian piutang dinaikan menjadi Rp.4.200.000
4. Persediaan barang dinilai sebesar Rp.44.000.000
5. Gedung dinilai kembali
menjadi Rp.140.000.000 dan akumulasi
depresiasi gedung sebesar Rp. 34.000.000.
6. Tanah dinilai sebesar Rp.44.000.000
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan dalam penggantian bentuk perusahaan,
jika:
a. Buku Fa Taidz dilanjutkan sebagai buku PT Taidz
b. Buku Fa Taidz ditutup dan dibuat buku baru PT Taidz
2.Susunlah neraca PT Taidz per, 1 Juni 2009

1. a. Buku Fa Taidz dilanjutkan sebagai buku PT


Taidz
a) Jurnal untuk mencatat perubahan aktiva
Persediaan barang

Rp. 4.000.000

Gedung

Rp.40.000.000

Tanah

Rp. 4.000.000

Cadangan kerugian piutang Rp. 2.200.000


Akumulasi depresiasi gedung
Rp.14.000.000
Modal Yogy

Rp.15.900.000

Modal Egy

Rp.15.900.000

Yogy & Egy modalnya bertambah sebesar :


1/2 x Rp.31.800.000=Rp.15.900.000

b) Jurnal untuk mencatat goodwill


Harga saham yang diterima Fa Taidz:10.000 x Rp.25.000= Rp.
250.000.000
Nilai aktiva yang ditransfer ke PT Taidz:
Kas Rp.10.000.000
Piutang dagang

Rp.20.000.000

Cad kerugian piutang Rp. 4.200.000 - Rp.15.800.000


Persediaan barang Rp.44.000.000
Tanah Rp.44.000.000
Gedung

Rp.140.000.000

Akumulasi depreSiasi gedung

Rp. 34.000.000 Rp.106.000.000+

Rp. 219.800.000
Utang dagang Rp. 4.000.000
Utang obligasi Rp. 4.000.000 + Rp.

8.000.000

Goodwill Rp.38.200.000
Modal Yogy : x Rp.38.200.000 = Rp. 19.100.000
Modal Egy : x Rp.38.200.000 = Rp.19.100.000

Rp.211.800.000-

Jurnal:
Goodwill

Rp. 38.200.000

Modal Yogy

Rp. 19.100.000

Modal Egy

Rp. 19.100.000

c) Jurnal untuk mencatat pembagian saham:


Yogy = 5.000 x Rp.25.000 = Rp.125.000.000
Egy = 5.000 x Rp.25.000 = Rp.125.000.000
Jurnal:
Modal Yogy Rp.125.000.000 Modal Egy

Rp.125.000.000 -

Modal saham biasa Rp.250.000.000

d). Jurnal untuk mencatat penjualan saham


Harga jual saham biasa :5.000 x Rp.25.500
127.500.000

= Rp.

Nilai nominal saham biasa: 5.000 x Rp.25.000= Rp.


125.000.000 Agio saham biasa

Rp.

2.500.000

Jurnal:
Kas

Rp.127.500.000

Modal saham biasa Rp.125.000.000


Agio saham biasa

Rp.

2.500.000

e). Jurnal untuk mencatat pertukaran saham


Harga pasar saham biasa (nilai mesin
produksi ):
5.000 x Rp.26.000= Rp. 130.000.000
Nilai nominal saham biasa: 5.000 x
Rp.25.000 = Rp. 125.000.000
Agio saham biasa Rp.

5.000.000

Jurnal:
Mesin Produksi Rp.130.000.000 Modal saham biasa Rp.125.000.000
Agio saham biasa Rp.

5.000.000

1.b.Buku Fa Taidz ditutup dan dibuat buku baru PT


Taidz
Jurnal Fa Taidz untuk menutup rekening aktiva, utang
dan modal.
Utang dagang Rp. 4.000.000
Utang obligasi Rp. 4.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 2.000.000
Akumulasi depresiasi gedung Rp.20.000.000
Modal Yogy Rp.90.000.000
Modal Egy

Rp.90.000.000

Kas Rp. 10.000.000


Piutang dagang

Rp. 20.000.000

Persediaan barang Rp. 40.000.000


Tanah Rp. 40.000.000
Gedung

Rp.100.000.000

Jurnal PT Taidz
a).Jurnal untuk mencatat penerimaan aktiva, utang
dari Fa Taidz
Kas Rp. 10.000.000
Piutang dagang

Rp. 20.000.000

Persediaan barang Rp. 44.000.000


Tanah Rp . 44.000.000
Gedung

Rp.140.000.000

Goodwill Rp. 38.200.000


Utang dagang Rp. 4.000.000 Utang obligasi
Rp. 4.000.000 Cad kerugian piutang Rp.
4.200.000Akum depresiasi gedung Rp. 34.000.000
Utang Yogy & EgyRp.250.000.000

b).Jurnal untuk mencatat pengeluaran saham biasa 10.000


lembar, nominal Rp.25.000/lembar.
Utang Yogy & EgyRp.250.000.000 Modal saham biasa Rp.250.000.000
c). Jurnal untuk mencatat penjualan saham
Harga jual saham biasa :5.000 x Rp.25.500 = Rp.
127.500.000
Nilai nominal saham biasa: 5.000 x Rp.25.000 = Rp.
125.000.000
Agio saham biasa

Rp.

2.500.000

Jurnal:
Kas Rp.127.500.000 Modal saham biasa Rp.125.000.000
Agio saham biasa Rp.

2.500.000

d). Jurnal untuk mencatat pertukaran saham


Harga pasar saham biasa (nilai mesin
produksi ):
5.000 x Rp.26.000= Rp. 130.000.000
Nilai nominal saham biasa:
5.000 x Rp.25.000 =

Rp. 125.000.000

Agio saham biasa Rp.

5.000.000

Jurnal:
Mesin Produksi Rp.130.000.000
Modal saham biasa Rp.125.000.000
Agio saham biasa Rp.

5.000.000

Anda mungkin juga menyukai