DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
Audi Ghea Nabilla (12030121220072)
Janu Anestiyo (12030121220052)
Sri Lestari (12030121220058)
2.2.11 Komite Komite Menurut Peraturan Mentri BUMN dan Bank Indonesia
Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nonor PER 01
/MBU/2011, organisasi pendukung Dewan Komisaris Dewan Pengawas, terdiri dari Komite
Audit, sekretariat Dewan Komisaris. Dewan Pengawas (jika diperlukan), dan k lainnya (jika
diperlukan). Komite lainnya antara lain Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite
Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Pengembangan Usaha. Seorang atau lebih anggota
dari komite tersebut harus berasal dari anggota Dewan Komisaris Dewan Pengawas.
Ketentuan lehih lanjut mengenai sekretariat, komite audit dan komite laimnya diatur dalam
peraturan menteri tersendiri. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Urnum, dalam rangka mendukung
efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk
paling kurang Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan
Nominasi. Dewan Komisaris dapat membentuk Remunerasi dan Komite Nominasi secara
terpisah Komite Pengangkatan anggota komite dilakukan oleh Direksi berdasarkan keputusan
rapat dewan. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk
menjalankan tugasnya secara efektif.Komite tersebut wajib menyusun pedoman dan tata
tertib kerja komite.
Komite Audit bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Dalam
rangka melaksanakan tugas Komite Audit paling kurang melakukan penantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal: kesesuaian pelaksanaan audit oleh
Kantor Akuntan publik dengan standar audit yang berlaku.kesesuaian laporan keuangan
dengan standar akuntansi yang berlaku pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan Satuan Kerja Audit Internal, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia,
guna memberikam rekomendasi kepada dewan Komisaris, Komite Audit wajib memberikan
rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang saham.
Komite Pemantau Risiko paling kurang melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara
kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko,
guna memberikan rekomendasi kepada dewan Komisaris. Komite Remunerasi dan Nominasi
mempunyai tugas dan tanggung jawab paling kurang terkait kebijakan remunerasi dan terkait
dengan komite remuninasi dan nominasi. Terkait dengan kebijakan remunerasi komite
bertugas:
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan
2. Memberikan rekomendasi kepada dewan Komisaris mengenai:
a) Kebijakan remunerasi bagi dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dari pegawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi
Terkait dengan kebijakan nominasi, komite ini bertugas:
a) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham: dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham Komite
b) Memberikan rekomendasi mengenai pihak Independen yang akan
menjadi anggota kepada Dewan Komisaris. Komite Remunerasi dan
Nominasi wajib memastikan kebijakan nerasi paling kurang sesuai
dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang undangan yang berlaku; prestasi kerja
individual: kewajaran dengan peer group; dan pertimbangan sasaran
dan strategi jangka panjang Bank.
2.2.14 Pelaksanaan Peran Komite di Indonesia menurut Hasil penilaian Bank Dunia
(Rosc) dan ASEAN CG Scorecard
Penilaian Bank Dunia pada tahun 2010 menyebutkan bahwa UU PT di Indonesia
tidak menentukan siapa yang memilih atau memberhentikan auditor eksternal. dan peraturan
Bapepam-LK sehubungan komite audit tidak menyebutkan tugas Komite Audit dalam
menunjuk auditor eksternal serta dalam menilai potensi benturan kepentingan. Namun dalam
peraturan Bapepam-LK tahun 2012 sudah menyebutkan tentang tugas Komite Audit
sehubungan dengan proses penunjukan audit eksternal yaitu Komite Audit mengajukan nama
eksternal auditor kepada Dewan Komisaris. Aturan tersebut juga menyatakan tugas Komite
Audit untuk menganalisis potensi benturan kepentingan dan menyampaikan hasilnya ke
Dewan Komisaris Berdasarkan penilaian ASEAN Scorecad tahun 2012-2013, beberapa
praktik yang baik yang telah dilakukan perusahaan terbuka di Indonesia adalah bahwa
anggota Komite audit sepenuhnya independen dan pada umumnya sudah ada pengungkapan
mengenai tugas, komposisi, jumlah pertemuan, dan kehadiran komite audit. Sedangkan
kelemahannya adalah kurang memadainya pengungkapan mengenai penilaian kinerja komite,
termasuk komite audit.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari materi yang telah disampaikan diatas, maka dapat ditsimpulkan
bahwa:
1. Komite Audit dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris untuk mengawasi kinerja
kegiatan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit internal dan eksternal di dalam
perusahaan. Dan karenanya, untuk mempertahankan independensi, Komite Audit
beranggotakan Komisaris Independen dan terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan
mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu Dewan Komisaris dalam
menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal dan sistem pelaporan keuangan.
2. Diperlukan pengawasan dari dewan komisaris untuk membangun komite audit yang tepat
dan dapat menjalakan tugasnya dengan efektif.
3. Komite audit harus mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian dewan
komisaris. Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris untuk mengawasi:
Integritas dari Laporan Keuangan perusahaan, Kualifikasi dan Kemandirian Auditor
independen atau Auditor Eksternal, Kinerja dari Auditor Internal perusahaan dan Auditor
Eksternal; dan Kepatuhan Perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, maka penulis membeikan beberapa saran, sebagai
berikut:
1. Diperlukan pencarian referensi yang lebih luas bagi penulis selanjutnya agar dapat
mengembangkan permasalah mengenai materi ini.
2. Pada materi ini, terdapat beberapa hubungan antara komite audit dan dewan
komisaris. Diperlukan referensi yang memadai untuk menyelesaikan mater ini.
DAFTAR PUSTAKA
Respotory,Widyatama.https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/
3282/BAB%202.pdf?sequence=3. Universitas Widyatama. Diakses pada Tanggal
9
Februari 2018.