Anda di halaman 1dari 33

Etika Profesi Dan Tata Kelola Korporat

BAB 10
PRINSIP TANGGUNG
JAWAB DEWAN
Dr. Drs. Aminul Amin, MM., CPA
Materi

01 Pendahuluan

10.1 s.d. 10.4


02 Latar Belakang dan Tugas, Peran, Tanggung Jawab serta Proses
Nominasi Dewan Komisaris dan Direksi

10.5 s.d. 10.7


03 Ukuran, Komposisi, Kompetensi, Asuransi Terhadap Independensi
dan Proses Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris dan Direksi

10.8 s.d. 10.11


04 Akuntanbilitas, Sistem Remunerasi Anggota Dewan, Peran dan
Tanggung Jawab Sekretaris setta Fungsi Pengawasan
LATAR BELAKANG
BAB 10.1

Pada perusahaan yang berbentuk PT, terdapat pemisahan antara (Kon


sep Teori Agensi):

Pemilik modal
adalah pihak yang menyediakan modal

Manajemen perusahaan.
Adalah pihak yang memanfaatkan modal untuk kepentingan terbaik
perseroan
Struktur Perseroan Terbatas
(UU PT)
RUPS
Dewan Komite-Komite:
Komisaris Komite Audit
Komite Resiko
Komite Nominasi &
Remunerasi

Direksi
4
Struktur Tata Kelola
Perusahaan Publik (PT)
(Agency Theory)
• Control dan Monitoring Principal
Pemegang Saham:
Mayoritas (Pengendali)
RUPS Minoritas

Komisaris DEWAN KOM KOMITE:


Komisaris Independen -Komite Audit
ISARIS -Komite Risiko
-Komite Nominasi & Renumerasi
Ekternal Audit
Agent

DIREKSI Internal Audit

5
LATAR BELAKANG
BAB 10.1

Pemilik modal terutama pemegang saham non-pengendali serta para pemangku


kepentingan tidak dapat secara langsung berhubungan dan mengawasi manajemen.
Keadaan ini dapat mendorong manajemen maupun pemegang saham pengendali untuk
mengambil tindakan yang hanya menguntungkan dirinya dan merugikan perseroan.

Prinsip CG OECD yang ke-6 menyatakan:


Pelunya suatu badan yang melakukan pengawasan dan pengarahan strategis terhadap
pihak manajemen agar kepentingan perseroan dapat terjamin, prinsip ini berkaitan
dengan tanggung jawab dewan (board).

Indonesia menganut struktur 2 Dewan (Two Tier):


Dewan Komisaris
Direksi
RINCIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS YANG
PERLU DILAKSANAKAN
BAB 10.2

1. Memonitor kinerja manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat


imbal balik (return) yang memadai bagi pemegang saham.
2. Harus mencegah timbulnya benturan kepentingan dan menyeimbangkan
berbagai kepentingan di perusahaan.
3. Memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum
yang berlaku.
4. Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta
memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
5. Sebagai pengawas dan penasihat Direksi, dilaksanakan berdasarkan
informasi yang lengkap, dengan itikad baik, berhati-hati dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingan perusahaan.
6. Tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.
RINCIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS YANG
PERLU DILAKSANAKAN
BAB 10.2

1. Memonitor kinerja manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat


imbal balik (return) yang memadai bagi pemegang saham.
2. Harus mencegah timbulnya benturan kepentingan dan menyeimbangkan
berbagai kepentingan di perusahaan.
3. Memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum
yang berlaku.
4. Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta
memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
5. Sebagai pengawas dan penasihat Direksi, dilaksanakan berdasarkan
informasi yang lengkap, dengan itikad baik, berhati-hati dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingan perusahaan.
6. Tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.
RINCIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS YANG
PERLU DILAKSANAKAN
BAB 10.2

Menurut prinsip OECD ke 6, TUGAS BOARD, adalah sebagai berikut :


1. Meninjau dan mengarahkan strategi perusahaan, rencana kerja utama, kebijakan risiko, anggaran
tahunan dan rencana bisnis; monitoring pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta mengawasi peng
eluaran modal utama, akuisisi dan divestasi.
2. Memantau efektivitas praktik tata kelola perusahaan dan membuat perubahan yang nyata.
3. Memilih, menentukan kompensasi, memantau dan bila perlu, mengganti eksekutif dan mengawasi
perencanaan suksesi.
4. Menyelaraskan renumerasi anggota dewan & manajemen kunci dengan kepentingan jangka panjang
perusahaan dan pemegang saham.
5. Memastikan proses nominasi dan pemilihan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan secara
formal dan transparan.
6. Memantau dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, dewan dan pemegang
saham, termasuk penyalahgunaan asset perusahaan dan penyalahgunaan dalam transaksi dengan
pihak terkait.
7. Memastikan integritas dari sistem pelaporan akuntansi dan keuangan perusahaan, termasuk audit
independen dan sistem pengendalian yang tepat, khususnya sistem manajemen risiko, keuangan dan
pengendalian operasional dan kepatuhan terhadap hukum dan standard yang relevan.
8. Mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi.
RINCIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS YANG
PERLU DILAKSANAKAN
BAB 10.2

WEWENANG DEWAN KOMISARIS:


1. Memeriksa catatan dan dokumen lain serta kekayaan perusahaan.
2. Meminta dan menerima keterangan yang berkenaan dengan
Perseroan dari Direksi
3. Memberhentikan untuk sementara anggota Direksi apabila anggota
Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan dan/atau perundangan yang berlaku.
4. Membentuk komite-komite Dewan Komisaris seperti komite audit,
nominasi, remunerasi dan/atau komite lainnya.
PERAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DALAM MENEGAKKAN
STANDAR ETIKA
BAB 10.3

Keputusan Dewan Komisaris (DK) akan mempengaruhi berbagai kelompok peme


gang saham, oleh karena itu:
1. DK harus memperlakukan seluruh pemegang saham secara adil.
2. Membangun keteladanan di suatu organisasi untuk menjauhi perbuatan- p
erbuatan yang melanggar.
3. Kode etik yang berfungsi sebagai standard perilaku baik DK maupun Direksi
dan Manajemen Kunci sebagai dasar menyelesaikan berbagai masalah yang
mungkin saling bertentangan.
4. Direksi berkewajiban memastikan kepatuhan dari seluruh karyawan p
erusahaan dan pihak-pihak terkait di luar perusahaan terhadap Standard Etika
Perusahaan, termasuk menyelesaikan konflik yang timbul.
PROSES NOMINASI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

BAB 10.4

Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris (DK) wajib memenuhi persyaratan seba
gai berikut:
1. Mempunyai akhlak yang dan moral yang baik.
2. Mampu melaksanakan perbuatan hukum; tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi anggota direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan.
3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan
dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.

Proses nominasi anggota DK dan Direksi dapat dilakukan oleh Komite Nominasi.

Komite nominasi dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris.


PROSES NOMINASI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

BAB 10.4

PROSEDUR NOMINASI DAPAT MELALUI PROSES SEBAGAI BERIKUT :


1. Komite Nominasi melakukan analisis terhadap profil/kualifikasi anggota DK
dan mengidentifikasi gap kualifikasi yang tidak dimiliki oleh anggota Dewan. K
ualifikasi anggota DK yang dicari adalah yang dapat mengisi gap tersebut.
2. Calon anggota Dewan yang berasal dari Internal maupun eksternal Perseroan
diajukan Direksi kepada Komite Nominasi
3. Selain calon yang diajukan oleh Direksi, Komite nominasi dapat juga melakuka
n seleksi calon anggota DK dari eksternal perseroan.
4. Komite nominasi memberikan rekomendasi mengenai calon anggota DK kepa
da Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS
UKURAN, KOMPOSISI dan KOMPETENSI DEWAN KOMISARIS
BAB 10.5

Anggota Dewan Komisaris:


1. Harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga
pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasehat
untuk kepentingan perusahaan dapat dilaksanakan dengan
baik.
2. Dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, kelompok usahanya dan atau lihak lain.
3. Harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas
nya.
4. Memahami dan melaksanakan Pedoman GCG.
UKURAN, KOMPOSISI dan KOMPETENSI DEWAN KOMISARIS
BAB 10.5

Jumlah anggota Dewan Komisaris harus


disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan,
dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam
pengambilan keputusan. Tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil.
UKURAN, KOMPOSISI dan KOMPETENSI DEWAN KOMISARIS
BAB 10.5

Dewan Komisaris dapat terdiri dari:


1. Komisaris Independen: Komisaris yang tidak berasal dari
pihak terafiliasi
2. Komisaris yang Terafiliasi: pihak yang mempunyai hubun
gan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham
pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain,
serta dengan perusahaan itu sendiri.
ATURAN TERHADAP INDEPENDENSI KOMISARIS INDEPENDEN
BAB 10.6

Kriteria Komisaris Independen, sbb :


1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang
saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholders)
Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan Direktur dan/atau
Komisaris lainnya Perusahaan tercatat yang bersangkutan.
3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan
lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.
4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas
yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam RUPS.
ATURAN TERHADAP INDEPENDENSI KOMISARIS INDEPENDEN
BAB 10.6

1. Kedudukan komisaris independen sangat penting agar pengambilan keputusa


n Dewan Komisaris dapat bersifat objektif dalam mengevaluasi kinerja manaje
men perusahaan.

2. Keberadaan komisaris independen dapat mengurangi benturan kepentingan


antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan serta antara pemeg
ang saham pengendali dengan non-pengendali.

3. Independensi anggota komisaris independen, salah satunya tergantung kepad


a lama periode menjabat sebagai komisaris independen di perusahaan tsb.

4. Dalam ASEAN CG Scorecard, masa jabatan maksimal komisaris independen


adalah 9 tahun.
PROSES PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

BAB 10.7

Menurut KNKG, sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan
Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakati hal-hal di bawah ini:
1. Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran
tahunan.
2. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan.
3. Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan
personalianya.
4. Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat
mendukung tecapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
PROSES PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

BAB 10.7

1. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam pengambilan keputusan


operasional.

2. Dalam hal dibutuhkan untuk kepentinga perusahaan, Dewan Komisaris dapat


mengenakan sanksi kepada anggota Direksi dalam bentuk pemberhentian
sementara melalui RUPS.

3. Dewan Komisaris wajib memiliki tata tertib dan pedoman kerja sehingga
pelaksanan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapatdigunakan sebagai
salah satu alat penilaian kinerja mereka.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat membentuk komite


sesuai kebutuhan.
AKUNTABILITAS DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI: PENILAIAN KINERJA
TERHADAP DEWAN DAN ANGGOTANYA
BAB 10.8

Menurut Razaee (2009) Akuntabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:


1. Akuntabilitas Kepada Pemegang saham =>u/ melindungi hak dan kepentingan
pemegang saham
2. Akuntabilitas Atas Efektifitas Operasi Perusahaan, Dewan Komisaris => bert
anggung jawab atas pengawasan operasi perusahaan, Direksi => bertanggun
g jawab atas pelaksanaan operasi perusahaan.
3. Akuntabilitas untuk Keterlibatan atas Pengambilan Keputusan Strategis Perus
ahaan.
4. Untuk Menjamin Kinerja Yang Berkelanjutan Dewan Komisaris mengawasi dan
Direksi memastikan ketepatan dan kekuatan rencana startegis manajemen
AKUNTABILITAS DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI: PENILAIAN KINERJA
TERHADAP DEWAN DAN ANGGOTANYA

BAB 10.8

 Dalam OECD Principle VI.D.2 : salah satu tugas dewan komisaris adalah memo
nitor efektifitas praktik tata kelola serta membuat perubahan perubahan yang dip
erlukan
 Dalam ASEAN CG Scorecard disebutkan bahwa perusahaan harus mengungang
kapkan kriteria yang digunakan dalam melakukan penilaian dan bagaimana pr
oses penilaian dilakukan
 Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER ̶ 01/MBU/2011: RUPS wa
jib menetapkan Indikator Pencapaian Kinerja dari Dewan Komisaris berdasarkan
usulan dari Dewan Komisaris yang bersangkutan.
 Dalam melaksanakan tugasnya:
 Direksi bertanggung jawab => RUPS
 Kinerja direksi dievaluasi o/ Dewan Komisaris (individual maupun kolektif) berdasarkan
unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Nominasi
SISTEM REMUNERASI ANGGOTA DEWAN

BAB 10.9

 Dalam OECD Principle VI.D.4 => salah satu tugas dewan komisaris adalah
menyelaraskan remunerasi anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan
kepentingan jk.panjang perusahaan dan pemegang saham
 Penetapan besarnya remunerasi dapat dilakukan melalui Komite Nominasi
dan Remunerasi
 Perhitungan Remunerasi dievaluasi o/ Komite Nominasi dan Remunerasi
sebelumnya dikaji o/ Dewan Komisaris dan kemudian ditetapkan dalam
RUPS Tahunan
 Besarnya remunerasi didasarkan pada hasil kerja individu dan perseroan
 Remunerasi anggota Dewan Komisaris=>orientasi kerja, market
competitiveness, dll
SISTEM REMUNERASI ANGGOTA DEWAN

BAB 10.9

 UK Code (June 2010) menyatakan bahwa tk. Remunerasi u/ dewan


komisaris harus mencerminkan komitmen dan tanggung jawab masing-
masing dewan.
 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep431/B1/2012 => menyatakan bahwa perlu ada pengungkapan
mengenai prosedur , dasar penetapan dan besarnya remunerasi yang diberi
kan kepada anggota dewan komisaeis namun tidak memberikan penjelasan
lebih rinci
 ASEAN CG Scorecard dijelaskan lebih rinci mengenai halhal yang perlu
diungkapkan sehubungan dengan remunerasi (mengungkapan kebijakan
remunerasi=> gaji,tunjangan, manfaat dalam bentuk natura dan honorarium
lainnya, insentif jk. Pendek dan panjang)
SISTEM REMUNERASI ANGGOTA DEWAN

BAB 10.9

 UK Code (June 2010) menyatakan bahwa tk. Remunerasi u/ dewan


komisaris harus mencerminkan komitmen dan tanggung jawab masing-
masing dewan.
 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep431/B1/2012 => menyatakan bahwa perlu ada pengungkapan
mengenai prosedur , dasar penetapan dan besarnya remunerasi yang diberi
kan kepada anggota dewan komisaeis namun tidak memberikan penjelasan
lebih rinci
 ASEAN CG Scorecard dijelaskan lebih rinci mengenai halhal yang perlu
diungkapkan sehubungan dengan remunerasi (mengungkapan kebijakan
remunerasi=> gaji,tunjangan, manfaat dalam bentuk natura dan honorarium
lainnya, insentif jk. Pendek dan panjang)
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIS PERUSAHAAN

BAB 10.10

 Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang


berlaku di bidang Pasar Modal.
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang
dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten.
 Memberikan masukan kepada Direksi Emiten untuk mematuhi ketentuan ten
tang Pasar Modal.
 Sebagai penghubung antara Emiten dengan Masyarakat.
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

 Menurut OECD Principle ke VI => salah satu tugas dewan komisaris adalah
memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen,
anggota Dewan serta pemegang saham. Termasuk juga memonitor jika terjadi
penyalahgunaan aset perusahaan dan penyelewengan dalam transaksi
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
 Dewan komisaris harus mendorong karyawan yang ingin melaporkan perilaku
melanggar hukum/ tidak etis tanpa takut akan mendapatkan pembalasan.
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

 Peran Akuntan Profesional dalam Memfasilitasi Tanggung Jawab Dewan


 Laporan keuangan perusahaan harus diaudit o/ auditor yang independen, kompeten
dan berkualitas u/ memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada dewan
komisaris dan pemgang saham bahwa laporan keuangan sudah menyajikan posisi
keuangan dan kinerja perusahaan dalam semua hal yang material.
 Jika auditor kompeten dalam melaksanakan tugasnya , maka hal tersebut akan
sangat membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasannya.
 Management letter yang dibuat auditor eksternal juga dapat digunakan untuk
memfasilitasi tanggung jawab dewan.
 Auditor berkewajiban u/mengkomunikasikan setiap ketidakberesan material yang
ditemukan selama audit kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

 Peran Akuntan Profesional dalam Memfasilitasi Tanggung Jawab Dewan


 Laporan keuangan perusahaan harus diaudit o/ auditor yang independen, kompeten dan berkualitas u/
memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada dewan komisaris dan pemgang saham bahwa laporan
keuangan sudah menyajikan posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam semua hal yang material.
 Jika auditor kompeten dalam melaksanakan tugasnya , maka hal tersebut akan sangat membantu dewan
komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasannya.
 Management letter yang dibuat auditor eksternal juga dapat digunakan untuk memfasilitasi tanggung jawab
dewan.
 Auditor berkewajiban u/mengkomunikasikan setiap ketidakberesan material yang ditemukan selama audit kepada
Dewan Komisaris melalui Komite Audit
 Unit audit internal sangat membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas kegiatan operasional
Perseroan. Akuntan profesional yang bekerja di unit audit internal sangat berperan dalam memberdayakan unit
tsbt karena keahliannya dalam pelaporan keuangan, sistem informasi dan pengendalian serta audit.
 Komite audit berfungsi membantu Komisasris dalam bidang pengawasan dan pengendalian agar perusahaan
berjalan sesusai dengan prinsip GCG, serta membantu meningkatkan efektivitas, akuntabilitas ,tansparansi dan
obyektivitas dalam pengelolaan perusahaan.
 Akuntan profesional juga berperan dalam memfasilitasi tanggung jawab Dewan Komisaris sehubungan dengan
tugas dewan komisaris
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

A. Hasil penilaian ROSC 2010 terhadap Indonesia Menunujkkan bahwa:

1. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi seharusnya mengungkapkan konflik kepentingan


mereka <> dalam praktiknya hanya ada bukti parsial bahwa anggota dewan secara
regular melaporkan konflik kepentingan mereka
2. Menurut peraturan Bapepam LK=> dewan komisaris dan direksi diwajibkan
mendatangani laporan tahunan dan mengkonfirmasi tanggung jawab mereka untuk itu.
3. Kompensasi u/ dewan komisaris dan direksi biasanya ditetapkan o/ RUPS
4. Tidak ada peraturan yang menghubungkan gaji dengan kinerja jk. Panjang
5. Meskipun tidak didorong olrh GCG, beberapa lembaga menawarkan pelatihan
bagi anggota dewan dan sangat banyak direksi dan komisaris yang berpartisipasi dalam
program pelatihan.
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

B. Berdasarkan penilian ASEAN Scorecard


 tahun 2012 (2013) skor rata-rata pada kategori tanggung jawab dewan = 44,1 (48,8),
dengan skor min. 19,2 (30,3) dan skor maks. 77,2 (76,3)
 Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya skor bagian E ini adalah kuran
gnya pengungkapan mengenai proses nominasi u/ anggota dewan termasuk eksekutif
kunci.
 Beberapa perusahaan tidak mengungkapkan frekuensi rapat Dewan Komisaris dan keh
adiran setiap anggota dean komisaris, meskipun pengungkapan ini diharuskan oleh
BAPEPAM/LK
 Dalam kategori penalti, sekitar sepertiga perusahaan terbuka Indonesia memiliki
struktur modal piramida => meningkatkan ekspropriasi bagi pemegang saham non peng
endali
FUNGSI PENGAWASAN

BAB 10.11

 Menggunakan ASEAN CG Scorecard Untuk Menilai Prinsip tanggung Jawab Dewan


Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan penilaian prktik tanggung jawab dewan di pe
rusahaan terbuka dengan menggunakan ASEAN CG Scorecard :
1. Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2. Kode etik atau perilaku
3. Visi/Misi Perusahaan
4. Struktur dan Komposisi Dewan
5. Rapat dan kehadiran Dewan Komisaris
6. Akses Terhadap Informasi
7. Penunjukan dan Pemilihan Kembali Komisaris
8. Remunerasi Direktur dan Komisaris
1. Audit Internal
2. Pengawasan Risiko
3. Ketua Dewan Komisaris
4. Keahlian dan Kompetensi
5. Pengembangan anggota dewan
6. Penunjukan dan penilaian kinerja Direksi
7. Penilaian Kinerrja Dewan Komisaris’
8. Penilaian Kinerja Anggota Dewan Komisaris
9. Penilaian Kinerja Komite

Anda mungkin juga menyukai