Anda di halaman 1dari 6

BAB X

PRINSIP TANGGUNG JAWAB DEWAN

A. Latar Belakang

Pada perusahaan berbentuk PT, Terdapat pemisahan antara pemilik modal dengan
manajemen perusahaan, pemilik adalah pihak yang menyediakan modal dan manajemen
adalah pihak yang memanfaatkan modal untuk kepentingan terbaik perseroan. Para pemangku
kepentingan juga menyediakan modal (misalnya kreditur) dan sumber daya lain kepada
manajemen untuk dikelola agar memberi manfaat ke mereka. Pada dasarnya, pemilik modal
terutama pemegang saham non-pengendali serta para pemangku kepentingan tidak dapat
secara langsung berhubungan dengan dan mengawasi manajemen. Keadaan ini dapat
mendorong manajemen maupun pemegang saham pengendali untuk mengambil tindakan yang
hanya menguntungkan dirinya dan merugikan perseroan. Dalam keadaan inilah prinsip CG
OECD yang keenam menyatakan perlunya suatu badan yang melakukan pengawasan dan
pengarahan strategis terhadap pihak manajemen agar kepantingan perseroan dapat terjamin.
Prinsip GCG dari OECD yang keenam berkaitan dengan tanggung jawab dewan (board).

Dalam struktur dua dewan yang dianut Indonesia, dewan yang relevan dalam
melaksanakan fungsi pengawasan adalah Dewan Komisaris. Kerangka tata kelola perusahan
harus memastikan adanya pengawasan yang efektif terhadap Direksi oleh Dewan Komisaris.

Atas pelaksanaan tugasnya, maka baik Dewan Komisaris maupun Direksi harus akuntabel
terhadap perusahan dan para pemegang saham. Adanya akuntabilitas kedua dewan ini
memungkinakan pemegang saham maupun pemangku kepentingan menilai sejau mana tugas
mereka telah dilaksanakan untuk kepentingan terbaik perusahaan. Berdasarkan penilaian
kinerja tersebut, penghargaan atau sanksi dapat diberikan kepada anggota dewan tersebut yang
pada akhirnya akan mendorong mereka untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya.

Tanggung jawab dewan komisaris yang paling utama adalah memonitor kinerja
manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat imbal balik (return) yang memadai
bagi pemegang saham. Selain itu, dewan komisaris juga harus mencegah timbulnya benturan
kepentingan dan menyeimbangkan berbagai kepentingan perusahaan. Agar dewan dapat
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif, maka dewan harus mampu melakukan

1
penilaian yang obyektif dan independen. Dewan komisaris juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum yag berlaku.
Agar dewan dapat melaksanakan tugas denagn baik, perlu kriteria mengenai dewan komisaris
yang meliputi kompetensi, komposisi.

B. Rincian Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris yang Perlu Dilaksanakan
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan, bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif
untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan
bahwa Perusahaan melakukan GCG. Tugas Dewan Komisaris adalah sebagai :
1. Pengawas,
2. Penasihat direksi

Sedangkan menurut OECD ke VI


a) Meninjau dan mengarahkan strategi perusahaan.
b) Memantau efektivitas.
c) Memilih,menentukan kompensasi, dan memantau.
d) Menyelaraskan Remunerasi.
e) Memastikan proses nominasi dan pemilihan anggota dewan.
f) Memantau dan menegelola potensi benturan kepentingan.
g) Memastikan integritas dari sistem akutansi dan keuangan perusahaan.
h) Mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi.

C. Peran Dewan Komisaris dan Direkasi Dalam Menegakkan Standar Etika

OECD CG Principle VI.B menyebutkan bahwa apabila keputusan dewan akan


mempengaruhi berbagai kelompok pemegang saham, maka dewan harus memperlakukan
seluruh pemegang saham secara adil, OECD CG Principle VI.B dewan komisaris memiliki
peran penting dalam pengaturan ethical tone sebuah perusahaan.

2
D. Proses Nominasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Menurut Keputusan Ketua Bapepam Kep-45/PM/2004, Peraturan Bapepam-LK


NO.IX.I.1.6 M tentang direksi dan komisaris emiten dan perusahaan public, calon anggota
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Mempunyai akhlak dan moral yang baik, dan


2. Mampu melaksanakan perbuatan hukum.

Sedangkan dalam Prosedur Nominasi, Komite wajib menjalankan prosedur Nomunasi sebagai
berikut :
1. Menyusun Komposis dan proses nominasi anggota direksi dan/atau dewan komisaris.
2. Menyusun kriteria yang jelas.
3. Melakukan evaluasi atas kinerja.

Prosedur Nominasi dapat melalui proses antara lain :


1. Komite nomiasi melakukan analisis.
2. Calon anggota dewan yang berasal dari internal maupun eksternal perseroan.
3. Seleksi anggota dewan dari eksternal Perseroan.
4. Komite Nominasi memberikan rekomendasi.

E. Ukuran, Komposisi dan Kompetensi Dewan Komisaris

Sebagai Anggota Dewan Komisari :


1. Harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga pelaksanaan fungsi
pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan perusahaan dapat di laksanakan
dengan baik.
2. Harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang – undangan.
3. Memahami dan melaksanakan Pedoman GCG.

Menurut KNKG, jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan


kompleksitas perusahaan, menurut Peraturan Menteri BUMN No : PER - 01/MBU/2011,
komposisi dewan Komisaris/Dewan Pengawas, paling sedikit 20% merupakan anggota
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Independen.

3
F. Asurans Terhadap Independensi Komisari Independen

Keberadaan komisaris independent telah diatur Bursa Efek Insonesia melalui Peraturan
BEI tanggal 1 Juli 2000 mengenai beberapa kriteria tentang komisaris independen :
1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemengang saham
mayoritas atau pemengang saham pengendali.
2. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur atau komisaris lainnya.
3. Komiris independen tidak memeliki kedudukan rangkap pada perusahaan.
4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemengang saham minoritas.

G. Akutanbilitas Dewan Komisaris dan Direksi: Penilaian Kinerja Terhadap Dewan dan
Anggotanya

Menurut Razaee (2009) akuntabilitas Dewan Komisari dan Direksi diklasifikasikan menjadi
3:
1. Akuntanbilitas Kepada Pemengang Saham.
2. Akuntabilitas Atas Efektifitas Operasi Perusahaan.
3. Akuntabilitas untuk Keterlibatan atas Pengambilan KeputusanStrategis Perusahaan untuk
Kinerja Yang Berkelanjutan.

4
DAFTAR SINGKATAN

BEI :

GCG :

KNKG :

OECD :

5
TENTANG PENULIS

Irianto Kaleb Sahensolar. Lahir di , 16 Januari 1995. Saat penyusunan buku ini, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa pada Program Pendidikan Profesi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi. Telah menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas
Klabat pada tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai