Universitas Indonesia
2021
FRC (2016), Guidance on Audit Committee
Section 1: Introduction
-Panduan yang dirancang untuk membantu dewan perusahaan dalam membuat pengaturan yang
sesuai untuk komite audit, membantu direktur yang bertugas di komite audit dalam menjalankan
peran mereka.
-Praktik terbaik mengharuskan setiap dewan untuk mempertimbangkan secara detail mengenai
pengaturan komite audit yang paling cocok untuk keadaan-keadaan tertentu. Pengaturan terhadap
komite audit harus proporsional dengan tugas, dan akan bervariasi disesuaikan dengan ukuranya,
kompleksitas dan profil risiko dari perusahaan.
-Saat direktur memiliki tugas untuk bertindak untuk kepentingan perusahaan, para komite audit
memiliki peran tertentu yaitu yaitu bertindak secara independen dari eksekutif, memastikan
kepentingan pemegang saham dilindungi dengan baik terkait dengan pelaporan keuangan dan
internal kontrol.
-Pedoman tersebut berisi rekomendasi tentang pelaksanaan komite audit hubungan dengan
dewan, dengan manajemen eksekutif dan dengan internal dan auditor eksternal.
Pasal 25
(1) Komisaris Independen yang pernah menjabat di jabatan untuk 2 (dua) masa jabatan dapat
diangkat kembali untuk periode berikutnya dengan syarat telah dideklarasikan sendiri tetap
independen terhadap RUPS.
(2) Pernyataan Independensi Independen Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
diungkapkan dalam laporan tahunan.
(3) Jika Komisaris Independen merangkap sebagai Komite Audit, individu hanya dapat diangkat
kembali di Audit yang Dilakukan untuk 1 (satu) layanan berikut periode Komite Audit.
Pasal 28
Ayat (1) Fungsi pengawasan Dewan Komisaris terkait dengan, antara lain nominasi, remunerasi,
pemantauan risiko, atau pemantauan atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Ayat (2)
Contoh kondisi tertentu adalah ketika direksi tidak dapat menyelenggarakan RUPS atas
permintaan pemegang saham.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “komite lain”, misalnya Nominasi dan Komite Remunerasi.
PwC (2011). Audit Committee Effectiveness: What Works Best, 4th, Executive Summary,
Chapters 7, 8, and 9
https://www.pwc.com/jg/en/publications/audit-comm-effectiveness-what-works-best-2011.pdf
Chapter 7
Section 1: Memilih Anggota Komite
Salah satu faktor yang harus di konsiderasi dalam pemilihan komite yaitu berapa lama
anggota tersebut telah melayani. Namun, terdapat beberapa masalah antara menyeimbangi
dengan anggota yang sudah ahli dengan anggota yang sudah lama melayani. Hal ini dikarenakan
adanya risiko dalam mengawasi laporan keuangan dengan anggota yang lama melayani menjadi
cepat puas. Dalam mengatasi hal ini maka beberapa dewan membuat batasan masa kerja
informal berkisar antara lima sampai tujuh tahun.
Apabila tidak ada kebijakan rotasi maka evaluasi kepada anggota-anggota dewan menjadi
penting untuk dilakukan. Hal ini berguna untuk agar mengukur kinerja anggota-anggota dewan
dengan target pada tahun tersebut. Meskipun tidak ada kebijakan rotasi maka anggota komite
audit dibutuhkan. Ketua komite audit memiliki wawasan penting tentang keahlian yang idealnya
akan dibawa oleh anggota baru untuk melengkapi kekuatan komite. Pimpinan memahami apakah
keahlian tambahan dalam komite akan lebih membantu dalam mengawasi transaksi kompleks
perusahaan.
Chapter 8
Section 1: Jadwal Rapat
Memiliki kalender di muka membantu komite memastikan bahwa ia menangani semua
tanggung jawabnya selama satu tahun. Kalender semacam itu mencantumkan tanggung jawab
komite di satu sisi dan tanggal rapat yang diharapkan di bagian atas, dan ini menunjukkan
bagaimana tanggung jawab dialokasikan di seluruh rapat.
Section 3: Agenda
Anggota komite audit harus menerima agenda tertulis terperinci, bersama dengan materi
pengarahan, jauh sebelum setiap rapat. Agenda membantu komite fokus pada pencapaian apa
yang perlu dilakukan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kalender penjadwalan dapat
digunakan sebagai titik awal dalam menyusun agenda untuk setiap pertemuan.
Section 5: Partisipasi
Untuk memaksimalkan keefektifan dan mendukung suasana yang memungkinkan diskusi
terbuka tentang hal-hal sensitif, panitia harus membatasi kehadiran hanya mereka yang dapat
memberikan kontribusi pada topik agenda. Pengalaman menunjukkan bahwa sekelompok kecil
berhasil lebih baik dalam memahami inti permasalahan dan penanganannya secara efektif.
Section 9: Minutes
Perusahaan perlu menyimpan catatan rapat komite, jadi notulen itu penting.
Dikombinasikan dengan agenda dan paket pengarahan, notulen mendokumentasikan bagaimana
komite melaksanakan tanggung jawab yang diberikan.
Chapter 9
Section 1: Charter
Piagam harus mematuhi pencatatan perusahaan dan persyaratan peraturan sambil
memberikan komite audit fleksibilitas untuk mengambil tanggung jawab tambahan, sesuai
kebutuhan. Komite audit yang cerdik juga tahu untuk memastikan piagamnya tidak terlalu
spesifik - misalnya, menentukan kapan komite menangani tanggung jawab atau mewajibkan
diskusi tertentu terjadi di setiap rapat - karena bahasa seperti itu meningkatkan risiko
ketidakpatuhan.
Komite Audit
Telkom memiliki Komite Audit yang bekerja berdasarkan Piagam Komite Audit, yang
ditetapkan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 10 / KEP / DK / 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kerja (Piagam) Komite Audit Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tugas
dan fungsi Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan perusahaan sesuai dengan Peraturan OJK No.55 / POJK.04 / 2015 tanggal 23
Desember 2015, ketentuan US SEC Exchange Act 10A- 3, prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG), dan peraturan terkait lainnya.
Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab Komite Audit
Ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah:
1. Membantu Dewan Komisaris dalam proses pemilihan auditor independen untuk melaksanakan
audit terintegrasi bagi Perseroan dan anak perusahaan secara konsolidasi berdasarkan
independensi, ruang lingkup pekerjaan dan jasanya.
2. Mengawasi proses audit terintegrasi bagi Perseroan dan proses audit pada anak perusahaan
yang laporan keuangannya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian
Perseroan.
3. Memberikan pendapat independen dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara manajemen.
dan auditor independen.
4. Memberikan persetujuan awal atas jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada auditor
independen.
5. Menelaah informasi keuangan yang akan diterbitkan oleh Perusahaan, seperti laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan keuangan lainnya.
6. Untuk memantau kecukupan upaya manajemen rts untuk membangun dan menjalankan
pengendalian internal yang efektif, khususnya pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
7. Menganalisis pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor Internal
8. Mengawasi temuan Auditor Internal yang ditindaklanjuti oleh manajemen.
9. Memberikan fasilitas untuk menerima, mempelajari dan menindaklanjuti pengaduan
(whistleblower) yang meliputi Perseroan, Anak Perusahaan dan Afiliasinya (berdasarkan definisi
Afiliasi Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal) .
10. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan bisnis Perseroan.
11. Menganalisis Risiko Kebijakan dan pelaksanaan manajemen yang dibuat dan dijalankan oleh
manajemen.
12. Menganalisis dan memberi nasihat kepada Dewan Komisaris mengenai potensi benturan
kepentingan di dalam Perusahaan
13. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan data Perusahaan Anak Perusahaan dan Anak
Perusahaan secara konsolidasi informasi.
14. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Ruang Lingkup, Tugas, dan Tanggung Jawab dari Komite Nominasi dan Remunerasi
Telkom memiliki Komite Nominasi dan Remunerasi dengan ruang lingkup, tugas, dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Menyiapkan kebijakan, kriteria, dan seleksi yang dibutuhkan untuk gelar strategis dalam
Perseroan yaitu satu gelar di bawah Direktur dan Eksekutif (seorang anggota Direksi dan
anggota Direksi Komisaris) dari anak perusahaan konsolidasi yang merujuk dengan
prinsip-prinsip Tata Kelola perusahaan yang baik.
2. Membantu Dewan Komisaris secara bersama-sama atau melalui konsultasi dengan Direksi
untuk memilih calon gelar strategis di dalamnya Perseroan (anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris) secara konsolidasi anak perusahaan.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada pemegang seri
Saham A Dwiwarna tentang:
a. Susunan gelar anggota Jajaran direktur.
b. Perencanaan suksesi anggota Dewan Direktur.
c. Penilaian berdasarkan parameter yang telah ditetapkan disiapkan sebagai bahan evaluasi
kemampuan perkembangan anggota Direksi.
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham melalui pemegang saham A Seri Dwiwarna tentang polis, jumlah dan /
atau struktur remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris.
5. Remunerasi Direksi dan Direksi
Komisaris dalam bentuk gaji atau honorarium, tunjangan, dan fasilitas yang tetap dan variabel
insentif.
6. Meninjau kontrak kerja dan / atau kinerja pernyataan setiap anggota Direksi.
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan
mengarahkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite. Kemudian, posisi Sekretaris di
Komite Nominasi dan Remunerasi ditugaskan untuk membantu Ketua dalam mengelola
administrasi, dokumen, dan kegiatan.Anggota komite adalah pihak yang menerima aspirasi dan
merumuskan rekomendasi pencalonan dan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris, dan
pejabat eksekutif.
Ruang Lingkup, Tugas, dan Tanggung Jawab dari Komite Perencanaan dan Evaluasi dan
Pemantauan Risiko
Yayasan KEMPR mendukung pengawasan Dewan Komisaris Telkom yang merupakan Piagam
Perencanaan dan Piagam Komite Evaluasi dan Pemantauan dan Evaluasi Risiko. Piagam secara
resmi ditetapkan melalui Keputusan Dewan Komisaris No.04 / KEP / DK / 2011 tanggal 24
Maret 2011 tentang Piagam Komite Evaluasi dan Pemantauan Perencanaan dan Risiko
Perusahaan Perusahaan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Beberapa hal yang tercakup dalam Piagam tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pembentukan dan pengangkatan anggotanya;
2. Struktur dan persyaratan keanggotaan, tugas, tanggung jawab, dan wewenang; dan
3. Ruang lingkup pekerjaan, rapat, pelaporan, masa jabatan, dan pendanaan.
Kemudian, ruang lingkup, tugas, dan tanggung jawab KEMPR dalam membantu Dewan
Komisaris mengawal jalannya perkuliahan
perusahaan yaitu:
1. Melakukan evaluasi menyeluruh atas usulan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) atau
CSS dan
Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan yang disampaikan oleh Direksi;
2. Mengevaluasi pelaksanaan RJPP dan RKAP untuk menilai apakah implantasi sudah sesuai
dengan target
RJPP dan RKAP yang telah disahkan oleh Dewan Komisaris; dan
3. Melakukan pemantauan atas penerapan manajemen risiko perusahaan di lingkungan
Perusahaan.
Komposisi Komite Perencanaan dan Evaluasi dan Pemantauan Risiko
Kegiatan Performa dan Implementasi dari Komite Perencanaan dan Evaluasi dan
Pemantauan Risiko
1. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
a. Evaluasi RJPP 2019-2023
• Tren penurunan bisnis legacy.
• Meningkat