Abstract
This research discussed about the investment efficiency and optimization of fixed asset in X University.
This research aims to answer the research questions regarding the efficiency of fixed asset investment
conducted by X University and how to optimize fixed asset investment carried out by X University.
Performance theory is used in this research. This research is a case study with a sequential mixed-
method approach. Researchers use primary data in the form of interviews with related parts, and
secondary data in the form of data regarding costs related to fixed asset investment. Data analysis is
done by analyzing content. The results indicate that fixed asset investment carried out by University X
is not yet efficient. The results of the interview also support these findings. This research is expected to
help X University to optimize their fixed assets so that their investments become efficient.
Keywords. educational institution, investment efficiency, optimization of fixed assets, overinvestment
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang efisiensi investasi dan optimalisasi aset tetap pada Sekolah Tinggi X.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai efisiensi investasi aset tetap
Sekolah Tinggi X dan bagaimana cara untuk mengoptimalkan investasi aset tetap Sekolah Tinggi X.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah performance theory. Penelitian ini menggunakan
strategi penelitian berupa studi kasus dengan pendekatan sequential mixed-method. Peneliti
menggunakan data primer berupa hasil wawancara dengan bagian terkait, dan data sekunder berupa
data mengenai biaya terkait investasi aset tetap. Analisa data dilakukan dengan analisa konten. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa investasi aset tetap yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi X belum
efisien. Hasil wawancara juga mendukung temuan ini. Penelitian ini diharapkan dapat membantu
Sekolah Tinggi X agar dapat lebih mengoptimalkan aset tetap yang dimiliki agar investasinya menjadi
efisien.
Kata kunci. efisiensi investasi, institusi pendidikan, kelebihan investasi, optimalisasi aset tetap
How to cite this article. Anggraeni, F., & Sasongko, C. (2019). Efisiensi Investasi dan Optimalisasi Aset Tetap
pada Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Akuntansi & Keuangan, 7(2), 83–96. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK/article/view/17025
History of article. Received: Februari 2019, Revision: Mei 2019, Published : Juli 2019
deposito, dan lain-lain. Investasi pada aset- mendukung kegiatan operasional perusahaan
aset riil dapat dilakukan dengan cara agar dapat memberikan keuntungan. Agar
membeli emas atau aset-aset tetap seperti efisien, investasi harus dilakukan sesuai
tanah, mesin, atau bangunan (Tandelilin, dengan porsinya. Investasi dikatakan efisien
2010). apabila tidak terjadi overinvestment
Aset merupakan sumber daya yang (kekurangan modal) atau underinvestment
dikendalikan oleh perusahaan atau organisasi (kelebihan modal).
sebagai akibat dari kejadian masa lalu dan Efisiensi investasi adalah investasi
diharapkan manfaat ekonomi mengalir ke dimana hasil yang diperoleh sesuai dengan
dalam entitas. Aset tetap adalah aset hasil yang diharapkan oleh perusahaan
berwujud yang dikendalikan untuk (Rahmawati & Harto, 2014). Perusahaan
memproduksi barang dan jasa, untuk tujuan perlu menghitung anggaran modal karena
administrasi, atau untuk disewakan ke pihak apabila investasi terlalu besar
lain. Umumnya aset tetap dapat digunakan (overinvestment) akan muncul beban-beban
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. yang seharusnya tidak terjadi. Sebaliknya,
Yang termasuk aset tetap adalah tanah, apabila investasi terlalu kecil
bangunan, peralatan, mesin, kendaraan (underinvestment) perusahaan dapat
(Kieso, Weygandt, & Warfield, 2018). mengalami kekurangan kapasitas produksi.
Sekolah Tinggi X memilih untuk Rumusan masalah dalam penelitian ini
berinvestasi pada aset-aset riil dengan cara adalah sebagai berikut. Pada tahun 2010,
membangun gedung baru untuk Sekolah Tinggi X memutuskan untuk
dipergunakan dalam kegiatan operasional membangun gedung kampus yang baru di
dalam hal belajar mengajar. Dengan adanya luar Jakarta. Sekolah Tinggi X melakukan
gedung baru ini, diharapkan pendapatan dan riset pasar untuk menentukan lokasi Gedung
keuntungan Sekolah Tinggi X di tahun-tahun Kampus yang akan dibangun. Sekolah
berikutnya dapat meningkat sehingga Tinggi X menilai bahwa daerah Bekasi
memberikan manfaat kepada Sekolah Tinggi cukup potensial dikarenakan masih
X dan segenap civitas akademika Sekolah sedikitnya Universitas/Sekolah Tinggi yang
Tinggi X. ada di Bekasi. Sekolah Tinggi X menerapkan
Pada umumnya jangka waktu blue ocean strategy (strategi untuk bersaing
pengembalian investasi pada aset riil lebih di pasar yang masih belum banyak diketahui
dari satu tahun, sehingga keputusan untuk sehingga masih banyak kesempatan bagi
berinvestasi pada aset riil harus dipikirkan perusahaan untuk berkembang).
dengan baik oleh perusahaan atau organisasi. Dengan beberapa pertimbangan
Perusahaan perlu memperkirakan kebutuhan tersebut, Sekolah Tinggi X memutuskan
investasinya, agar tidak terjadi untuk membangun Gedung Kampus di
overinvestment atau underinvestment. daerah Bekasi. Pembangunan dimulai pada
Overinvestment terjadi ketika perusahaan tahun 2015 dan selesai pada tahun 2016.
berinvestasi dalam aset dengan net present Bangunan tersebut dibangun di area seluas
value (NPV) negatif. Kedua kondisi ini tidak 19.464 M2. Adanya Gedung Kampus
diharapkan terjadi pada perusahaan. tersebut diharapkan dapat memberikan
Overinvestment menyebabkan terjadinya tambahan manfaat ekonomi bagi Sekolah
beban yang tidak seharusnya, sedangkan Tinggi X seperti pertambahan jumlah
underinvestment menyebabkan perusahaan mahasiswa yang dapat diterima sehingga
kekurangan kapasitas (Rahmawati & Harto, meningkatkan pendapatan dan keuntungan
2014). bagi Sekolah Tinggi X.
Nurwa & Purwanto (2015) berpendapat Setelah dua tahun berjalan, investasi aset
bahwa tujuan perusahaan berinvestasi adalah tetap tersebut belum membuahkan hasil yang
diinginkan. Data mengenai beban dan dihadapi, dan menyediakan informasi guna
pendapatan tahun 2016-2018 Sekolah Tinggi pengambilan keputusan. Sesuai dengan
X dipaparkan pada Tabel 1 berikut: pernyataan Ellet (2007) tersebut, maka
Tabel 1. Pendapatan dan Beban Sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Tinggi X Tahun 2016-2018 manfaat secara langsung bagi Sekolah Tinggi
X dalam mengevaluasi penggunaan aset
Sekolah Tinggi X, menganalisa situasi yang
berjalan saat ini, serta memberikan solusi dan
menyediakan informasi guna pengambilan
Sumber: data diolah, Laporan Keuangan keputusan untuk meningkatkan optimalisasi
Tahunan Sekolah Tinggi X tahun 2016- aset Sekolah Tinggi X.
2018 Manfaat lain dari penelitian ini adalah
Data laporan keuangan tahunan Sekolah bagi peneliti sendiri, agar dapat
Tinggi X tahun 2016-2018 menunjukkan mengaplikasikan teori yang telah dipelajari
bahwa peningkatan beban yang terjadi lebih di bangku kuliah pada studi kasus di Sekolah
besar dibandingkan peningkatan keuntungan Tinggi X, dan menambah pengetahuan
yang diperoleh. Hasil keuangan juga tentang efisiensi investasi aset tetap dan
menunjukkan bahwa pendapatan yang optimalisasi aset.
dihasilkan ternyata cukup jauh dari yang
dianggarkan. Tabel 1 menunjukkan bahwa KAJIAN PUSTAKA
dari tahun 2016 ke tahun 2017, peningkatan Teori kinerja atau performance theory
beban yang terjadi adalah sebesar 9,74%, pertama kali diperkenalkan oleh Victor
sementara peningkatan pendapatannya Turner (1988) dan Richard Schechner pada
adalah sebesar 3,83%. Peningkatan beban tahun (1985). Kinerja adalah sesuatu yang
dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar harus dikerjakan oleh seseorang dan
12,86%, sementara peningkatan dilakukan dengan baik oleh orang tersebut.
pendapatannya adalah 8,99%. (Sonnentag & Frese, 2002). Pengukuran
Penelitian ini diharapkan dapat kinerja adalah proses evaluasi pekerjaan
membantu menganalisa efisiensi investasi terhadap tujuan yang telah ditentukan
Sekolah Tinggi X dan upaya untuk termasuk mengenai efisiensi penggunaan
mengoptimalkan penggunaan aset tersebut. sumber daya dalam menghasilkan barang
Penelitian ini bertujuan untuk dan jasa, seberapa baik barang dan jasa
mengetahui efisiensi investasi aset tetap diserahkan kepada pelanggan dan apakah
Sekolah Tinggi X dan cara untuk pelanggan merasa puas (Mahsun, 2006).
mengoptimalkan investasi aset tetap Sekolah Organisasi semakin menerapkan kerja
Tinggi X agar lebih efisien. tim dan pengaturan kerja kelompok lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk Oleh karena itu, banyak yang berpendapat
mempelajari dan menjawab pertanyaan- bahwa organisasi menjadi lebih tertarik pada
pertanyaan penelitian berikut ini: kinerja tim daripada kinerja individu.
1. Bagaimana efisiensi investasi aset tetap Namun, kinerja individu juga tak kalah
yang sudah dilakukan oleh Sekolah penting bagi organisasi secara keseluruhan
Tinggi X? dan bagi individu yang bekerja di dalamnya.
2. Bagaimana upaya untuk Organisasi membutuhkan individu yang
mengoptimalkan investasi aset tetap berkinerja tinggi untuk memenuhi tujuan
yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi X? organisasi, untuk memberikan produk dan
Ellet (2007) mengatakan bahwa studi layanan mereka, dan untuk mencapai
kasus setidaknya memiliki empat manfaat, keunggulan kompetitif (Sonnentag & Frese,
yaitu untuk mengevaluasi kinerja/hasil yang 2002).
sudah ada, menganalisa situasi tertentu, Efisiensi investasi adalah penggunaan
memberikan solusi untuk masalah yang aset perusahaan secara tepat agar tidak terjadi
Setelah rencana selesai disusun, tahapan sementara data sekunder adalah data
selanjutnya adalah meminta ijin kepada mengenai biaya yang dikeluarkan oleh
pihak-pihak terkait untuk menjadikan Sekolah Tinggi X untuk investasi aset
Sekolah Tinggi X sebagai obyek tetapnya dan data mengenai pendapatan yang
penelitian dan untuk memperoleh data diperoleh dari hasil investasi aset tetap
baik data primer maupun data sekunder tersebut. Sekolah Tinggi X dipilih sebagai
dari Sekolah Tinggi X. obyek penelitian karena pertanyaan peneliti
3. Mengumpulkan data sekunder hanya dapat dijawab dengan melakukan
Setelah memperoleh ijin dari pihak penelitian di Sekolah Tinggi X.
terkait, maka peneliti dapat Instrumen penelitian yang digunakan
mengumpulkan data sekunder berupa dalam penelitian ini adalah wawancara.
data mengenai biaya-biaya yang Wawancara adalah percakapan yang
dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi X dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak
berhubungan dengan investasi aset pewawancara yang mengajukan pertanyaan
tetapnya. dan pihak yang diwawancarai yang
4. Menganalisa data sekunder yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
diperoleh (Moleong, 2000). Jenis wawancara yang
Apabila seluruh data sekunder yang digunakan adalah wawancara semistruktur.
dibutuhkan sudah terkumpul, maka Wawancara semistruktur adalah
peneliti akan melakukan analisa komunikasi verbal di mana pewawancara
dokumen untuk mengetahui jawaban atas berusaha mendapatkan informasi dari orang
permasalahan penelitian yang ada. lain dengan mengajukan pertanyaan.
5. Mengumpulkan data primer dengan Walaupun pewawancara sudah
melakukan wawancara mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan
Peneliti melakukan wawancara untuk ditanyakan, pewawancara diberikan
lebih memperdalam pemahaman kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal
mengenai situasi yang terjadi di Sekolah yang dianggap penting bagi penelitian yang
Tinggi X, dan untuk memperjelas hasil sedang dilakukan (Longhurst, 2003).
yang telah diperoleh dari analisa Tujuan wawancara adalah untuk
dokumen. mengetahui apa yang terkandung dalam
6. Menarik kesimpulan dari data yang telah pikiran dan hati orang lain, yang tidak dapat
terkumpul kita ketahui melalui observasi (Nasution,
Setelah semua data terkumpul, maka 1996). Peneliti menggunakan wawancara
peneliti dapat menarik kesimpulan dan sebagai instrumen penelitian agar peneliti
merumuskan jawaban atas permasalahan dapat memperoleh sebanyak-banyaknya
penelitian yang ada. informasi yang diperlukan untuk
Data yang digunakan dalam penelitian menganalisa permasalahan penelitian.
ini adalah data primer dan data sekunder. Subyek yang diwawancarai oleh peneliti
Data primer adalah informasi mengenai adalah Kepala Bagian Keuangan, Wakil
obyek yang diteliti yang diperoleh peneliti Ketua II dan Manajer Operasional Kampus
secara langsung untuk kepentingan studi Bekasi.
kasus. Data sekunder adalah informasi yang Tahapan dalam melakukan wawancara
dikumpulkan oleh orang lain (Sekaran & menurut Wilkinson and Birmingham dalam
Bougie, 2016). Data primer yang digunakan (Shauki, 2018a) adalah:
oleh peneliti berupa hasil wawancara, 1. Draft the interview
tanah yang lebih luas. Disana bisa melakukan pengecatan yg non rutinnya
19000an meter, disini cuma 9000an karena mungkin kelihatannya sudah tidak
meter. 2 kali lebih besar. Sehingga kalau layak.
kita mau bangun perlahan dengan Kalo kebersihannya kita kerjasama dgn
fasilitas yg cukup lengkap disana bisa ISS. Kalo pemeliharaan yang lainnya
termasuk juga disana kita punya rencana misalkan pemeliharaan lift. Liftnya
dulu untuk bisa bangun dormitory. dikelola oleh vendor yang memang bikin
Karena dorm itu kan salah satu syarat lift itu. Itu kan dia GE ya. Nah GE itu kita
kalo kita mau undang mahasiswa luar setiap bulan langganan maintenance kita
kuliah disini. Untuk safety. Disini kan bayar satu juta atau berapa gitu untuk
udah ga mungkin bangun. Disana maintenance rutin. Pemeliharannya kalo
rencananya. Seperti itu. pengecekan rutin oleh teknisi. Kebetulan
Pertimbangannya mungkin lebih ke situ. memang karena gedung itu baru, jadi
Titik beratnya mungkin lebih kepada belum banyak masalah…Kalo
Jakarta sudah full capacity dan kalau pemeliharaan gedung belakang itu sm
mau memperbanyak jumlah penerimaan Pak Suryana. Pemeliharaan kantin sama
mahasiswa baru kita harus ekspansi ke koperasi, sarana olahraga juga sama ISS.
sana dan Jakarta mau kita gunakan utk Dia kalo metode sih penambahan dan
pascasarjana.” (Responden 1, 2019). pengurangan mengikuti manual yg ada di
yayasan…Untuk Bekasi saat ini sudah
Sekolah Tinggi X melakukan beberapa tidak terlalu banyak lah penambahannya
hal untuk mengelola investasi aset tetap yang karena kita rasa fasilitasnya sudah
sudah dilakukan oleh Sekolah Tinggi X cukup… Contoh penambahannya ya itu
terkait pemeliharaan, penambahan, dan gedung B setahun setelah gedung A…
pengurangan aset tetap. Pemeliharaan Kalau pengurangan belum ada karena
terhadap sarana prasarana yang ada di masih baru.” (Responden 2, 2019).
Kampus Bekasi rutin dilakukan. Contoh
pemeliharaan yang dilakukan adalah Proses evaluasi terhadap investasi aset
pengecatan dinding, pemeriksaan lift, tetap selalu dilakukan oleh Sekolah Tinggi X
kebersihan area kampus. Penambahan yang untuk perbaikan ke depannya. Proses
dilakukan berupa penambahan gedung B di evaluasi tersebut dengan membandingkan
sebelah gedung A agar kapasitas yang dapat penerimaan yang dihasilkan dengan biaya-
ditampung menjadi lebih banyak. Gedung B biaya yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi
dibangun setahun setelah selesainya X, terutama biaya-biaya rutinnya. Hal ini
pembangunan Gedung A. Sekolah Tinggi X dilakukan untuk mengetahui apakah
belum melakukan upaya pengurangan aset investasi yang dilakukan sudah efisien, atau
dikarenakan umur aset yang masih terbilang ada kecenderungan investasi tersebut bersifat
baru. Aktivitas pengelolaan aset tersebut overinvestment atau underinvestment.
dijelaskan oleh responden 2 sebagai berikut: Responden 1 menjelaskan mengenai proses
“Kalo cat secara rutin memang kita evaluasi sebagai berikut:
lakukan setiap tahun tapi dia bergilir. “Setiap tahun kita bandingkan atau kita
Jadi mungkin secara rata-rata dia akan evaluasi jumlah mahasiswanya, termasuk
dicat 2 tahun sekali per lantai. Jd juga kita bandingkan dengan jumlah
misalkan begini. Tahun ini gedung A. mahasiswa yang lulus… Paling
Nanti tahun depan gedung B. Tahun evaluasinya itu dari penerimaan
depannya lagi gedung A. Itu secara rutin. mahasiswa sm biaya-biaya yang
Tapi kita melihat lagi urgensi. Kalo dikeluarkan terutama biaya-biaya
misalkan sudah kotor banget kita akan rutinnya…” (Responden 1, 2019).
dalam pelaksanaan program kerja mereka. penerimaan maupun total biaya tanpa rincian
Hal ini sesuai dengan teori yang digunakan detail. Wawancara hanya dilakukan kepada
dalam penelitian ini, yaitu performance dua orang responden, dikarenakan hasil
theory, dimana individu akan berusaha wawancara dua orang ini sudah cukup
sebaik mungkin untuk melakukan pekerjaan/ memberikan jawaban bagi pertanyaan
kinerjanya dengan baik agar dapat mencapai penelitian dan tidak ada penambahan
tujuan organisasi. informasi yang dapat diperoleh lagi apabila
peneliti menambah jumlah responden.
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini hanya membahas mengenai
Penelitian ini membahas tentang efisiensi investasi aset tetap berupa
efisiensi investasi dan optimalisasi aset tetap bangunan. Penelitian selanjutnya dapat
pada Sekolah Tinggi X. Penelitian ini membahas mengenai efisiensi investasi
bertujuan untuk mengetahui apakah investasi semua aset tetap yang dimiliki oleh
aset tetap yang dilakukan oleh Sekolah organisasi.
Tinggi X sudah efisien dan bagaimana cara DAFTAR PUSTAKA
untuk mengoptimalkan investasi aset tetap Barzelay, M. (1993). The single case study
yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi X. as intellectually ambitious inquiry.
Penggunaan aset tetap yang belum optimal Journal of Public Administration
dapat menyebabkan investasi aset tetap tidak Research and Theory, 3(3), 305–318.
efisien.
Christine, D., & Yanti, N. D. (2017).
Hasil yang diperoleh dari penelitian
Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan
ini menunjukkan bahwa investasi aset tetap
dan Debt Maturity Terhadap Efisiensi
yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi X belum
Investasi.
efisien dikarenakan beberapa hal, yaitu
kapasitas yang ada sekarang belum maksimal Ellet, W. (2007). The case study handbook
sehingga pendapatan yang dihasilkan belum how to read discuss and write
dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. persuasively cases-Harvard Business
Dampaknya adalah minimnya arus kas bebas School Press (2007) - William Ellet.
yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi X
sehingga untuk beberapa tahun ke depan Elo, S., & Kyngäs, H. (2008). The qualitative
Sekolah Tinggi X tidak dapat melakukan content analysis process. Journal of
investasi atau perkembangan-perkembangan Advanced Nursing, 62(1), 107–115.
lain. Sesuai dengan performance theory, Gerring, J. (2004). What is a case study and
individu atau organisasi secara keseluruhan what is it good for? American Political
harus berusaha sebaik mungkin untuk Science Review, 98(2), 341–354.
meningkatkan kinerja agar investasi aset
tetap tersebut lebih optimal. Ivankova, N. V, Creswell, J. W., & Stick, S.
Dalam penyusunannya, peneliti L. (2006). Using mixed-methods
memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sequential explanatory design: From
keterbatasan akses dan jumlah responden theory to practice. Field Methods,
untuk wawancara. Peneliti memiliki 18(1), 3–20.
keterbatasan akses dimana beberapa rincian Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T.
mengenai biaya dan pendapatan tidak dapat D. (2018). Intermediate Accounting
diperoleh peneliti dikarenakan tidak IFRS Edition.
tersedianya data tersebut dan apabila
tersedia, rincian data tersebut tidak boleh Longhurst, R. (2003). Semi-structured
dipublikasikan ke pihak luar sehingga interviews and focus groups. Key
peneliti hanya dapat memberikan total Methods in Geography, 3, 143–156.