Anda di halaman 1dari 4

Tugas dan Kewajiban Dewan Direksi

Dalam program keberlanjutan perseroan, Direksi memiliki beberapa kewajiban serta fungsi yang diatur
oleh UU no 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas dan Peraturan BI no 8/4/BI/2006, direksi dalam
menjalankan perseroan memiliki tugas-tugas, yaitu:

1. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan
Perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang
berkepentingan dengan aktivitas Perseroan
2. Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas Perseroan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, keputusan
RUPS serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perseroan
3. Direksi dalam memimpin dan mengurus Perseroan semata-mata hanya untuk kepentingan dan
tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan
4. Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan secara amanah dan
transparan. Untuk itu Direksi mengembangkan sistem pengendalian internal dan system
manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif
5. Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan Perseroan berbenturan dengan
kepentingan pribadi.

Disamping dari Tugas-tugas yang disebutkan diatas, direksi sendiri memiliki Kewajiban direksi dalam
perseroan adalah sebagai berikut:

1. Direksi wajib bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sebagai organ yang
wajib bertanggungjawab, Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusan itu kepada RUPS
2. Direksi wajib membuat dan memelihara Daftar Pemegang Saham, Risalah RUPS dan Risalah Rapat
Direksi, menyelenggarakan pembukuan Perseroan; melaporkan kepemilikan sahamnya dan
keluarga yang dimiliki pada Perseroan atau Perseroan lain.
3. Direksi wajib menyiapkan laporan tahunan (termasuk pertanggung jawaban tahunan) untuk
RUPS.
4. Direksi wajib memberikan keterangan kepada RUPS mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan kepentingan perseroan.
5. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan atau RUPS lain yang dianggap perlu (termasuk
melakukan pemanggilan dan lain-lain).
6. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan sebagian
besar atau seluruh kekayaan Perseroan.
7. Direksi wajib menyiapkan rencana penggabungan, peleburan atau pengambilalihan untuk
diajukan kepada RUPS.
Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris

Dalam program keberlanjutan perseroan, Direksi memiliki beberapa kewajiban serta fungsi yang diatur
oleh UU no 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas dan Peraturan BI no 8/4/BI/2006, tugas utama
Komisaris adalah Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberi nasihat kepada Direksi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan oleh masing-masing
Anggota Komisaris namun keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama Komisaris secara Kolektif
(sebagai Board). Fungsi pengawasan adalah proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Komisaris wajib
berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan melaksanakan seluruh tugas komisaris secara
bertanggungjawab. Pelaksanaan tugas tersebut diantaranya adalah :

1. Pelaksanaan rapat secara berkala satu bulan sekali


2. Pemberian nasihat, tanggapan dan/atau persetujuan secara tepat waktu dan berdasarkan
pertimbangan yang memadai
3. Pemberdayaan komite-komite yang dimiliki Komisaris. Contohnya Komite Audit, Komite Nominasi
dll.
4. Mendorong terlaksananya implementasi good corporate governance.

Kewajiban komisaris yaitu:

1. Komisaris berkewajiban mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta


memberikan nasihat kepada Direksi
2. Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dan usaha Perseroan
3. Komisaris wajib melapor kepada Perseroan tentang kepemilikan sahamnya beserta keluarganya.

Perbedaan dan Persamaan Peranan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris

Perbedaan antara peranan dewan direksi dan komisari

A. Dewan direksi bertugas mengelola operasional dan kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang diinginkan
B. Dewan komisaris merupakan sebagai pengawas, mengawasi kinerja dari dewan direksi agar
operasional perusahaan tetap sejalan dengan tujuan perusahan tersebut.

Persamaan peranan dewan direksi dan dewan komisaris :

A. Memiliki iktikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
B. Dewan direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami oleh
Perseroan apabila yang bersangkutan lalai dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan
perseroan.
C. pemegang saham dapat menggugat dewan direksi dan dewan komisaris karena kesalahan dan
kelalaiannya yang menyebabkan kerugian pada perseroan ke Pengadilan Negeri.
Kelebihan dan Kekurangan dari Struktur Dewan One-tier Board dan Two-tier Board

Two Tier Board

Sistem two-tier board banyak dianut oleh perusahaan di Eropa dan Asia. Tata kelola internal perusahaan
diberlakukan adanya pemisahan antara pihak direksi dan pihak komisaris. Pihak direksi melakukan fungsi
pengelolaan entitas dan pihak komisaris melakukan fungsi pengawasan terhadap direksi.

A. Kelebihan Two-tier Board

Menurut Brndle dan Jrgen Noll mengenai The Power of Monitoring, kelebihan dari sistem two-tier
membuat tiap unit dewan dapat memaksimalkan kinerjanya dengan baik karena konsentrasi terhadap
unit kerja yang terpisah dengan jelas. Komisaris sebagai fungsi pengawas dapat bekerja dengan maksimal,
begitu juga sebaliknya terhadap direksi. Selain itu dalam two-tier terdapat komite audit yang kredibel
karena independensi dan jauh dari kepentingan perusahaan.

B. Kelemahan Two-tier Board

Kelemahan sistem two-tier terdapat pada inefisiensi karena kedua dewan tersebut harus bekerja sama
untuk satu tujuan. Konsentrasi antar dewan menyebabkan adanya miskomunikasi dan miskoordinasi
antara direksi dan komisaris. Bahkan sering kali komisaris tersebut jarang dilibatkan dalam aktivitas bisnis
perusahaan. Jarangnya dilibatkan dalam aktivitas persuahaan menyebabkan dewan komisaris sulit untuk
menerima dan memberikan keputusan terkait perusahaan, hal ini karena informasi yang diberikan hanya
berdasarkan pada direksi saja. Apabila terdapat adanya benturan kepentigan antar kedua dewan, bias
saja direksi memberikan informasi yang manipulatif kepada komisaris. Selain itu, tugas komisaris disini
hanya sebagai pemberi nasihat dan lebih ke arah konseling kepada direksi selaku perwakilan dari para
pemegang saham.

One Tier Board

Sistem one-tier dianut oleh negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sistem tata kelola internal dalam
one-tier board menggunakan sistem terpusat, yaitu dewan yang bertugas pada sifat manajerial, dewan
eksekutif dan dewan yang tidak terlibat terhadap keseharian kinerja perusahaan, dewan non-eksekutif.

A. Kelebihan One-tier Board

Kelebihan dari one-tier board terdapat pada kesamaan posisi antara dewan eksekutif dan dewa non
eksekutif, dimana antara kedua dewan tersebut dapat andil dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan bisnis perusahaan. Selain itu, pengembilan keputusan menjadi lebih cepat karena bersifat
terpusat, hal ini karena komunikasi antara kedua dewan sangat intensif. Dewan eksekutif dan
noneksekutif mendapatkan kemudahan akses dalam mendapatkan informasi mengenai keadaan kinerja
dan finansial perusahaan, sehingga tidak memunculkan adanya salah informasi daan pengambilan
keputusan dalam praktiknya.
B. Kelemahan One-tier Board

Kelemahan sistem one-tier board adalah kurangnya independensi terhadap lembaga non-eksekutif.
Permasalahan ini dapat menyebabkan kurangnya system pengawasan terhadap direksi dan CEO. Segala
keputusan yang dibuat sangat bergantung pada satu pucuk, yaitu CEO perusahaan. CEO seolah-olah
memiliki kuasa terhadap dewan dan lebih leluasa memberikan arahan dan perintah untuk kepentingan
perusahaan. Selain itu, tidak jelas siapa yang memiliki system pengawasan terhadap internal perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan komite audit yang memiliki profesionalitas yang tinggi untuk mengawasi
segala gerakgerik internal perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai