Anda di halaman 1dari 26

NAMA : DEDI MIZWAR

NPM : 0117104027

KELAS : REGULER B2B

FAKULTAS : EKONOMI

PRODI : AKUNTANSI

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan bentuk sistem informasi yang


dibangun dan diterapkan di perusahaan manufaktur atau jasa yang menginginkan adanya
otomatisasi pada proses bisnis meliputi aspek produksi, operasional, dan distribusi dalam
area fungsional perusahaan.

1. Masalah Pada Asset Management

Masalah yang sering terjadi pada Manajemen Aset adalah perusahaan tidak mengetahui
cara untuk memaksimalkan pengembalian aset dan mengelola risiko, mengoptimalkan
aset secara efektif, dan tidak mengetahui gunanya aset management untuk masing-
masing departermen yang ada di dalam perusahaan. Tidak menggunakan modul yang
tepat untuk mengelola aset management. Perusahaan harus mengeluarkan dana yang
banyak untuk merancang, membeli, mengoperasikan, dan menonaktifkan fisik aset.

2. Asset Management

a. Pengertian Aset Manajement

Asset Management (AM) merupakan salah satu modul aplikasi yang


dapat digunakan untuk membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed
assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical
assets management, sampai ke investment controlling.

b. Memaksimalkan Pengembalian Aset dan Mengelola Risiko

Untuk pengelolaan aset yang efisien dan berkelanjutan, perusahaan


harus mempersingkat proses, membuat aset menjadi transparan dan
mengintegrasikannya dengan semua bagian perusahaan. Perusahaan
mengoptimalkan aset dengan mempertahankan penggunaan aset
secara efisien di seluruh siklus hidup aset, mendukung keputusan
yang cepat, dan meminimalkan gangguan.

Untuk mencapai aset yang unggul, perusahaan harus melakukan:

i. Pengoptimalisasi pengembalian aset dengan dukungan software


end- to-end untuk manajemen aset portofolio, manajemen
proyek modal, dan manajemen aset informasi.
ii. Membangun sebuah pandangan yang real-time dari aset dan
data ERP merupakan langkah awal yang penting untuk
meningkatkan pemanfaatan aset, perencanaan bisnis, dan
eksekusi pemeliharaan.

iii. Mengintegrasi, mengotomatisasi, memelihara, dan menyatukan


aset yang berhubungan dengan data, proses bisnis, dan
pelaporan untuk memungkinkan operasi aset yang menyeluruh.

iv. Beroperasi dengan cara yang lebih aman namun tetap


maksimal dengan menyelaraskan kepentingan stakeholder
perusahaan dan mendukung manajemen operasional risiko yang
terintegrasi.

v. Mengoptimalkan manajemen properti real estate untuk


mendapatkan informasi pada bagian mana dapat memotong
biaya dan mempersingkat proses dengan menambah level
layanan pelanggan.

c. Mengoptimalkan Aset

Perusahaan dapat mengoptimalkan aset dengan mempertahankan


penggunaannya secara efisien di seluruh siklus hidup aset,
menerapkan keputusan yang cepat, dan meminimalkan gangguan.

Cara mengoptimalkan aset terdiri dari:

i.Mengoptimalkan Portofolio

Perusahaan dapat menjaga laba aset tetap tinggi dengan


mengoptimalkan portofolio yang berhubungan dengan
informasi keputusan aset. Sangat penting membuat keputusa
untuk mempertahankan Return On Assets (ROA1) tetap tinggi.
Dengan portofolio tepadu dan aset manajemen informasi,
perusahaan dapat menilai peluang, memprioritaskan proyek,
mengoptimalkan pelaksanaan, dan menilai kesiapan
operasional. Meskipun kondisi
pasar tidak stabil, perusahaan masih dapat mengatur prioritas
yang tepat dan mengelola interaksi yang kompleks antarpemain
yang terlibat dalam proyek-proyek modal. Perusahaan dapat
mencegah anggaran menjadi overruns dan ketidakefisiensinan
pemeliharaan sehingga dapat melakukan perbaikan dan
menerapkan manajemen operasional ketika aset digunakan.
Berbekal perencanaan bisnis yang terintegrasi, manajemen proyek
modal ditambah aset manajemen informasi, visibilitas dan
kontrol, sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan ROA untuk
operasional aset yang intensif.

ii. Memecahkan Masalah Dengan Cepat

Perusahaan dapat meningkatkan uptime, biaya kontrol


pemeliharaan, bereaksi lebih cepat untuk memproses gangguan
dan memuaskan pelanggan lebih konsisten ketika perusahaan
memiliki visibilitas yang lebih besar pada operasional dan kinerja
aset. Perusahaan akan memiliki kemampuan untuk mengelola
operasional lebih efektif, meningkatkan pemanfaatan aset dan
kinerja pabrik, mencapai konsistensi produk dan kualitas yang
lebih tinggi, biaya rendah dan meningkatkan keuntungan,
pengiriman barang yang tepat waktu sehingga dapat memuaskan
pelanggan.

iii. Meningkatkan Penggunaan dan Kinerja

Uptime aset merupakan kegiatan vital ketika produksi.


Perusahaan mengintegrasikan, mengotomatisasi, dan
menggabungkan semua aset yang berhubungan dengan data,
proses bisnis dan analisis untuk memungkinkan keseluruhan
operasional dan pemeliharaan. Memaksimalkan keandalan aset
dan laba atas investasi memerlukan pendekatan proaktif untuk
pemeliharaan yang dikelola secara efektif dan dieksekusi oleh
para profesional yang dapat dengan cepat dan mudah mengakses
segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka.
iv. Mengelola dan Mengurangi Risiko

Jika tidak diolah dengan baik segala risiko yang terjadi dapat
membuat perusahaan besar goyah. Maka dari itu, perusahaan
harus mengidentifikasi risiko potensial dan membangun kontrol
untuk mengurangi kemungkinan dari keparahan efek samping
yang mungkin akan terjadi. Perusahaan harus bertumpu pada
pengalaman untuk mengantisipasi dan menghindari ancaman dan
risiko. Perusahaan mengandalkan pada sistem manajemen risiko
operasional yang efektif untuk menjamin kelangsungan bisnis.
Dalam industri yang proses bisnisnya berkaitan dengan
lingkungan berbahaya – seperti minyak dan gas, bahan kimia,
dan pertambangan – operasional yang aman adalah tujuan utama
perusahaan, yang didukung oleh manajemen risiko operasional.
Perusahaan melakakukan penilaian risiko yang menyeluruh,
merancang kontrol operasional, dan komunikasi praktek kerja
aman. Dapat menguji dan memantau pengenadalian operasional,
serta belajar dari kesalahan untuk melakukan perubahan yang
berpengaruh bagi perushaan. Untuk mendukung proses tersebut,
perusahaan harus mencapai otomatisasi yang efektif, integrasi
antara orang dan data, serta kinerja yang berorientasi analisis
untuk memahami tren, pola, dan peluang untuk perbaikan.

v. Memaksimalkan Pengembalian

Untuk memaksimalkan pengembalian portofolio properti,


perusahaan membutuhkan sebuah tampilan yang konsolidasi dari
seluruh protofolio real estate perusahaan dan mendapkan
informasi bagaimana dan dimana perusahaan dapat memotong
biaya, mempersingkat proses-proses dan menambah layanan
pelanggan. Manajemen skilus hidup real estate yang terintegrasi
memberikan informasi yang lebih dalam pada portofolio poperti
di setiap fase dan meningkatkan nilai aset perusahaan. Dengan
memonitor semua pembangunan,
modernisasi, pemeliharaan, dan perbaikan proyek, perusahaan
dapat mengurangi risiko proyek secara signifikan. Dengan
pengotimalan biaya sewa, perusahaan dapat menghemat biaya
sewa tersebut. Dengan meningkatkan pendapatan kinerja sewa,
perusahaan dapat meningkatkan pendapatan. Mengintegrasikan
siklus hidup manajemen properti real estate dapat juga membantu
menangani semua proses sewa menurut standar akuntansi
finansial dan membuatnya lebih mudah untuk menciptakan audit
trail.

d. Nilai Aset Management

a. Asset Portofolio and Commissioning

Menyetujui dan mengelola anggaran modal pemeliharaan untuk


mengotimalkan investasi portofolio aset dengan mengutamanakn dan
memilih proyek yang tepat. Melaksanakan dan memantau ruang
lingkup, biaya, dan jadwal. Melihat aset data dan terus menilai kualitas
informasi di seluruh siklus hidup aset.
 Asset Portofolio dan Management

Keselarasan pengeluaran modal dengan strategi perusahaan


dan evaluasi alternatif risiko.

 Capital Project Management

Perincian perkembangan rencana proyek dan anggaran,


pemantauan dan pelaporan status keuangan dari proyek dan
anggaran, bersamaan dengan laporan finansial dan status
proyek.

 Prepare and Deploy Asset Information

Berkolaborasi dengan EPC (Engineering Procurement


Contractors) dan OEM (Original Equipment Manufacturers)
untuk penyerahan data elektronik dan pemeliharaan infomasi
perbaikan proses.

 Monitor and Maintain Asset Information

Penilaian, validasi, dan pemantauan secara terus menus dari


kualitas master data2 asset; konfirmasi dari integrasi, kualitas,
dan manajemen perubahan untuk semua asset dan sub sistem
asset master data; dan pengarsipan data atau penghapusan.

b. Asset Visibility and Peformance

Meningkakan visbilitas pada operational dan kinerja aset dengan


mengintegrasikan plant floor sistem dengan aplikasi inti enterprise.

 Asset Performance Measuerment

Mengirimkan data yang up to date pada kinerja aset.


 Asset Improvment Programs

Visbilitas dan pelaksananan strategi untuk meningkatkan


ketersediaan aset dan mengurangi biaya pemeliharaan.

 Optimize Maintence and Plant3 Operation

Strategi analisis kinerja aset untuk mendorong penggunaan


strategi secara optimal.

c. Asset Operation and Maintence

Memaksimalkan uptime pada biaya terendah. Mengaktifkan


keseluruhan operasional aset dan manajemen pemeliharan dengan
mengintegrasikan, mengotomatisasi, dan mengabungkan semua
pemeliharaan yang berhubungan dengan data, proses, dan pelaporan.

 Asset Planning and Scheduling

Penjadwalan perencanaan pemeliharaan tugas, pengendalian


biaya, dan penganggaran.

 Operations and Maintenance

Pengoptimalan kehandalan peralatan dan memaksimalkan


penggunaan aplikasi mobile, pengurangan perbaikan, dan
keselamat pekerja.

 Service Procurement

Standarisasi, otomatisasi, dan kolaborasi dari service procurement.


 Spare-Parts Management

Pelacakan otomatis dan analisis monitoring bagian persediaan,


pengisian, dan peramalan data.

 Mobile Asset Management

Mobilisasi proses pemeliharaan untuk meningkatkan


produktivitas teknisi, uptime aset, dan keamanan.

d. Operational Risk Management

Mengurangi risiko untuk memastikan keamanan dan komunitas bisnis.


Perusahaan dapat mengelola risiko dengan melakukan penilaian risiko,
merancang kontrol yang efektif, dan komunikasi kerja praktek yang
aman. Dapat menguji dan memantau pengenadalian operasional, serta
belajar dari kesalahan untuk melakukan perubahan yang berpengaruh
bagi perushaan.

 Incident Management

Komunikasi isu keamanan dan dukungan bagi para pekerja


untuk menanggapi, menyelidiki, menganalisis, mencegah,
dan melaporkan insiden yang mungkin terjadi saat bekerja.

 EHS Risk Assessment

Fasilitas penilaian yang komprehensif dari semua risiko EHS


(Environment Health Safety)4. Melaksanakan, mengelola, dan
kontrol komunikasi.

 Management of Change

Perubahan plant5 yang lebih aman melalui otomatisasi dan


penggunaan template, peraturan yang efektif, dan keterlibatan
manusia. Persiapan penanganan risiko yang disebabkan oleh
peralatan, zat kimia, kondisi operasi, dan prosedur yang salah.

 Maintenance Worker Safety Management

Mengintegrasi informasi dari EHS menjadi tugas


pemeliharaan Plant dan generasi otomatis dari rencana
keselamatan pemesanan kerja.

 Work Permit Management

Mengendalikan situasi berbahaya dengan menggunakan izin


yang ketat dan proses isolasi energi.

e. Real Estate Lifecycle Management

Memungkinkan mengintegrasikan manajemen siklus hidup real estate.

 Investment and Construction

Perencanaan investasi yang lebih baik dan manajemen proyek


industri dengan mengintegrasikan fungsi.

 Sales and Marketing

Tingkat lowongan berkurang dan waktu yang lebih cepat untuk


menyewa dengan persiapan marketing campaigns yang lebih
baik.

 Lease and Space Management

Seluruh sewa dan manajemen ruang dengan biaya, pendapatan,


pemanfaatan, dan pengontrolan tanggal kritis.
 Maintenance and Repair

Operasional yang rendah dan biaya energi, manajemen


fasilitias yang lebih baik dengan efisien dan proses yang
otomatis.

e. Inovasi SAP untuk Asset Management

SAP memberikan terobosan teknologi plus aset yang berhubungan


dengan data perusahaan agar membuat keputusan lebih cepat,
meningkatkan efisiensi, mendapatkan lebih banyak visibilitas
mengenai operasi aset dan menciptakan manajemen jaringan aset yang
fleksibel.

i. Solusi Database dan teknologi, contoh: SAP platform HANA,


memberikan kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat
berdasarkan data yang akurat dan mempersiapkan jadwal
mempeliharaan yang tepat.

ii. Solusi Mobile memperdayakan pemeliharaan teknisi untuk


bekerja lebih aman, produktif, dan independen di lapangan. Baik
memasang peralatan baru atau mempertahankan peralatan yang
sudah ada, memeriksa, dan memperbaiki aset yang ada.

Perusahaan dapat melakukan proses bisnis dan memberitahukan


informasi kapan saja, dimana saja pada berbagai perangkat mobile.
Akses ke semua informasi yang relevan dapat meningkatkan
keselamatan dan produktivitas di pabrik maupun di lapangan,
mengurangi downtime6 yang tidak direncanakan dan
memperpanjang serta meningkatkan umur dan kehandalan aset.

iii. Solusi Analisis memberikan visibilitas yang lebih dalam


mengenai pengoperasiaan aset fisik, memungkinkan pengguna
untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk menghindari
gangguan dan downtime dan perkiaraan yang efektif serta
rancangan pemanfaatan aset.
iv. Solusi berbasis Cloud, memungkinkan untuk lebih cepat, risiko
pengembangan lebih rendah agar dapat menciptakan aset
manajemen yang fleksibel untuk pengadaan barang dan jasa
serta manajemen spare-parts.

f. Integrasi antara ERP dan Enteriprise Assets Managemen


(EAM) System

Sistem ERP biasanya melola keuangan organisasi. Dengan


menggunakan EAM, bagian dari finansial (yang berhubungan dengan
kegiatan aset manajemen) dapat dikelola di EAM system. Untuk dapat
mengelola biaya yang benar, segala informasi biaya harus di proses
melewati sistem ERP. ERP dan EAM sistem harus terintegrasi.

g. Contoh Implementasi EAM System di PT PLN Bali

PLN mencanangkan program metamorfosis atau transformasi PLN.


Dalam rekomendasi konsultan McKinsey yang dikontrak PLN untuk
merumuskan program metamorfosis PLN tahun 2009 ditetapkan beberapa
workstream atau bidang kerja utama antara lain energi prime, commercial
excellence, procurement excellence, dan operation excellence. Untuk
melaksananan operation excellence ditetapkan dua program yaitu
penerapan OPI (Operation Performance Improvement) dan Asset
Management. Asset Management bertujuan menghasilkan kinerja operasi
yang unggul dan fokus pada optimasi pemanfaatan aset, disamping tujuan
efisiensi finansial dan memtigasi risiko. Modul yang digunakan oleh PT
PLN Bali dalam mengimplementasikan EAM adalah PM (Plant
Maintenance) dari SAP. Modul PM dengan mudah diintegrasikan dengan
modul ERP. Untuk menjalankan EAM pada PT PLN perlu data input
yang berpacu pada Keputusan Direksi No. 1488.K/DIR/2011 tentang
Standarisasi Struktur Data Aset Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
sehingga jika unit Distribusi atau Wilayah membangun data base aset
jaringan distribusi harus mengacu pada KepDir-1488 tersebut.
3.8 Perkembangan Software SAP Untuk Asset Management

Gambar 1: SAP R/2 1979

Gambar 2: SAP R/3 2.0


Gambar 3: SAP R/3 3.1
Gambar 4: SAP R/3 4.6 c

Gambar 4: SAP ERP Enhancement Packages 5 and 6 (2010/2011)


 Sekarang

Gambar 5.1: Dapat melihat visualisi 3D peralatan spare part yang dipilih

Gambar 5.2: Dapat melihat detail aset lebih jelas dengan dashboard
Gambar 5.3: Dapat melihat akar dari masalah lebih cepat dan lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai