Anda di halaman 1dari 7

Nama: Alia Dahika Ramadhani

Nim : 190420067
Mk : Tata Kelola Perusahaan

LATAR BELAKANG

Struktur dewan komisaris memiliki pengaruh yang kuat pada tindakan yang akan
dilakukan dewan komisaris dan manajemen puncak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan (Kim, et.al, 2009). Selain itu pada era Globalisasi saat ini, para pemegang
saham juga mulai menuntut peran dan tanggung jawab dewan komisaris untuk memenuhi
harapan mereka. Salah satunya melalui komposisi dewan komisaris yang beragam (board
diversity).

Keberagaman merupakan salah satu unsur yang harus dipertimbangkan untuk


menentukan susunan anggota dewan komisaris yang juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
kompleksitas usaha. Aspek keberagaman dalam komposisi Dewan komisaris dapat dilihat
dari beberapa unsur yang meliputi keahlian atau pendidikan, pengalaman kerja, usia dan jenis
kelamin. Semakin tinggi keberagaman dari struktur dewan komisaris akan menambah
keyakinan bahwa keputusan yang diambil perusahaan akan mampu memaksimalkan nilai
perusahaan (Hanani & Aryani, 2011). Pendapat yang sama juga terdapat dalam penelitian
yang dilakukan oleh Ararat, et.al (2010) yang menyatakan bahwa board Diversity yang
positif dapat memberi keunikan karakterisktik yang membantu agar menciptanya nilai
tambah bagi perusahaan. Semakin beragam dewan komisaris membantu mengurangi masalah
agensi yang kerap membuat melemahnya tata kelola perusahaan (Byoun, et.al, 2016).

Menurut Fama (1980) dalam penelitian Wang, et.al (2015), komisaris independen
adalah sistem pengendalian internal inti untuk tata kelola perusahaan. Banyak penelitian
mengidentifikasi komisaris independen sebagai organisasi yang bertujuan untuk memecahkan
masalah keagenan yang timbul karena pemisahan kepemilikan dan hak manajerial. Komisaris
independen juga merupakan institusi penting untuk mengawasi dan menyeimbangkan
perusahaan di tingkat manajerial.
Reformasi BUMN Indonesia mencakup implementasi reformasi kepemilikan
campuran. Salah satu inti reformasi ini adalah memperbaiki tata kelola BUMN. Untuk
mencapai tujuan ini, langkah pertama adalah meminta keterlibatan aktif dewan komisaris
dalam kinerja perusahaan. Namun, fungsi komisaris independen tidak bisa diabaikan.
Komisaris independen pada BUMN menjadi penting karena independensi dan
profesionalismenya. (Wang, et.al, 2015) Di Indonesia, reformasi perusahaan BUMN tertulis
dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 Juni 2003.
Dalam ketentuan umum Undang-Undang tersebut, dewan komisaris bertanggung jawab
penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dewan komisaris juga
wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, kemandirian, transparansi, efisiensi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran.

Reformasi BUMN mencakup restrukturisasi dewan komisaris dalam rangka


penyehatan BUMN. Restrukturisasi dewan komisaris dilakukan agar dapat memperbaiki
kondisi internal perusahaan guna memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Reformasi
BUMN dikatakan berhasil jika dapat menerapkan Good Corporate Governance (GCG)
dengan baik dan membuktikannya kepada para pemegang saham sehingga para pemegang
saham akan kembali menanamkan modalnya baik melalui pasar saham, obligasi maupun
dalam sektor riil.
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Board of Directors

Board of Directors (Dewan Direksi) merupakan organ yang mewakili kepentingan


pemegang saham dan memiliki tanggung jawab atas tugasnya kepada pemegang saham,
termasuk mendefinisikan strategi perusahaan dan filosofi perusahaan, pengawasan
eksekutif manajemen, juga pelaksanaan pengendalian internal.

Board of Directors memiliki artian yang berbeda-beda di beberapa negara. Di


Amerika Serikat, Kanada dan Inggris menggunakan kata board of directors untuk
mewakili Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, sedangkan di Negara-negara Asia seperti
Jepang, Korea dan Indonesia kata board of directors setara dengan Dewan Komisaris.
Penyebab perbedaan arti tersebut dikarenakan ada Negara yang menggunakan single
board system dan dual board system.

Di Indonesia sendiri yang menggunakan dual board system terdapat pembagian


divisi dewan menjadi dua bagian yaitu, pertama Supervisory board (Dewan Komisaris)
yang bertindak sebagai pengawas Dewan Direksi serta memiliki tanggung jawab untuk
menunjuk, mengawasi dan memberi masukan anggota dewan manajemen dan juga
mengembangkan strategi perusahaan yang mendasar. Kedua, adalah Management board
atau Board of Directors yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi harian
manajemen bisnis, divisi atau melakukan fungsi control.

B. Jenis Dewan Direksi

1. Dewan Direksi Internal


Dewan Direksi Internal adalah pemegang saham utama, pejabat, dan karyawan
perusahaan yang pengalamannya dapat menambah nilai. Dewan Direksi
Internal biasanya tidak diberi kompensasi untuk kegiatan Dewan karena
mereka sudah menjadi Direktur, pemegang saham utama, atau pemangku
kepentingan dalam perusahaan.
2. Dewan Direksi Eksternal (Independent)
Dewan Direksi Eksternal tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Anggota Dewan ini biasanya menerima bayaran tambahan untuk menghadiri
pertemuan Dewan Direksi. Dewan Direksi eksternal biasanya membawa
pandangan yang objektif untuk menentukan tujuan dan menyelesaikan
perselisihan dalam perusahaan.

C. Tugas Dewan Direksi :


a. Mengatur organisasi dengan menetapkan kebijakan yang luas dan menetapkan
tujuan yang strategis;
b. Memilih, menunjuk, mendukung, dan meninjau kinerja Direktur Eksekutif;
c. Memberhentikan Direktur Eksekutif;
d. Memastikan ketersediaan sumber daya keuangan yang memadai;
e. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan;
f. Akuntansi kepada para pemangku kepentingan untuk kinerja organisasi;
g. Menetapkan gaji, kompensasi dan tunjangan manajemen senior;
h. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
atau institusi;
i. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan atau
institusi.

D. Peran dan Tanggung Jawab Direksi :

Direksi adalah organ pengelolaan yang berperan strategik dalam mengarahkan dan
memimpin untuk mencapai tujuan korporasi. Peran dan tanggung jawabnya, kedudukan,
pengendalian internal, fungsi komunikasi, tanggung jawab sosial dan benturan
kepentingan diuraikan sebagai berikut :

1. Direksi berperan dalam mengelola korporasi secara independen untuk


kepentingan korporasi, dengan mempertimbangkan kepentingan para
pemegang saham, karyawannya dan pemangku kepentingan lainnya yang
bertujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan.
2. Direksi harus merumuskan misi, visi dan strategi korporasi serta
menterjemahkan misi, visi dan stretegi kedalam rencana jangka panjang dan
jangka pendek serta memimpin pelaksanaannya.
3. Direksi harus memastikan bahwa semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan peraturan internal korporasi dipatuhi.
4. Direksi harus memastikan adanya pengelolaan dan pengendalian risiko yang
tepat dalam korporasi.
5. Pada saat mengisi posisi manajerial dalam korporasi, Direksi harus
mempertimbangkan unsur non-diskriminatif dan memberikan kesempatan
yang sama kepada semua calon tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan dan jender.
6. Direksi terdiri dari satu atau beberapa orang. Jika Direksi terdiri lebih dari satu
orang, salah satunya menjabat sebagai Direktur Utama. Pembagian peran
Direktur secara individual dapat diatur dengan surat keputusan Direksi. Hal-
hal yang menjadi tanggung jawab Direksi secara keseluruhan dan persyaratan
mengenai pengambilan keputusan Direksi, baik secara musyawarah untuk
mufakat atau pengambilan suara mayoritas harus diatur dalam Anggaran
Dasar atau Piagam Direksi.
7. Direksi harus mendesain dan mengimplementasikan sistem pengendalian
internal yang handal untuk memitigasi risiko.
8. Korporasi publik, korporasi milik negara, korporasi milik daerah, korporasi
yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, korporasi yang produk
atas jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta korporasi yang kegiatan
bisnisnya berdampak luas terhadap kelestarian lingkungan, harus membentuk
fungsi audit internal.
9. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara korporasi dengan
para pemangku kepentingan melalui pemberdayaan fungsi Sekretaris
Korporat.
10. Dalam rangka mempertahankan keberlanjutan korporasi, Direksi harus
memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial korporasi.
11. Direksi harus mempunyai perencanaan strategis yang jelas dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial korporasi.
12. Selama memegang jabatan Direktur Korporasi, anggota Direksi yang
bersangkutan harus menghindari jabatan rangkap sebagai anggota Direksi di
korporasi pesaing.
13. Anggota Direksi dan para karyawan harus menghindari perbuatan meminta
atau menerima dari pihak ketiga pembayaran atau keuntungan lain untuk
dirinya sendiri atau orang lain atau yang memberikan keuntungan kepada
pihak ketiga secara melanggar hukum.
14. Anggota Direksi harus bertindak untuk kepentingan terbaik korporasi. Semua
anggota Direksi harus menghindari perbuatan mengejar kepentingan pribadi
dalam pengambilan suatu keputusan atau pemanfaatan peluang bisnis
korporasi untuk kepentingan dirinya sendiri.
15. Semua anggota Direksi harus mengungkapkan dengan segera potensi benturan
kepentingannya kepada Dewan Komisaris dan anggota Direksi lainnya. Semua
transaksi antara korporasi dengan anggota Direksi dan/atau anggota
keluarganya harus mematuhi ketentuan yang berlaku umum di sektor industri
yang bersangkutan. Transaksi material yang mengandung benturan
kepentingan harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris.
16. Anggota Direksi yang mempunyai aktivitas sampingan di luar korporasi, baik
penuh waktu maupun paruh waktu, harus mendapatkan persetujuan dari
Dewan Komisaris.
KESIMPULAN

Struktur dewan komisaris memiliki pengaruh yang kuat pada tindakan yang akan dilakukan
dewan komisaris dan manajemen puncak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
(Kim, et.al, 2009). Keberagaman merupakan salah satu unsur yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan susunan anggota dewan komisaris yang juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
kompleksitas usaha.

Pendapat yang sama juga terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Ararat, et.al (2010)
yang menyatakan bahwa board Diversity yang positif dapat memberi keunikan karakterisktik yang
membantu agar menciptanya nilai tambah bagi perusahaan. Dalam ketentuan umum Undang-Undang
tersebut, dewan komisaris bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan
tujuan BUMN.

DAFTAR PUSTAKA

https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/board-of-director/
https://icopi.or.id/peran-dan-tanggung-jawab-direksi-dan-dewan-komisaris/

Anda mungkin juga menyukai