PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris harus melakukan
pengawasan terhadap manajemen secara independen guna menghindari konflik
kepentingan. Namun, sebagai perusahaan milik negara yang bersinggungan dengan
kondisi politik, seringkali independensi Dewan Komisaris BUMN dipermasalahkan
oleh berbagai pihak, terutama mengenai orang-orang yang duduk sebagai anggota
Dewan Komisaris. Seringkali orang yang ditunjuk sebagai anggota Dewan
Komisaris merupakan para politisi Partai Politik pemenang Pemilu dan para
anggota Tim Sukses calon Presiden yang memenangkan Pemilihan Presiden. Di
mana pengamat menyatakan bahwa seharusnya penunjukan komisaris BUMN
berasal dari figur yang mumpuni secara pengalaman dan independen (Pasopati,
2015).
Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang juga terdaftar sebagai emiten
pada Bursa Efek Indonesia, PT. Aneka Tambang Tbk juga harus menerapkan Good
Corporate Governance untuk mencapai tujuan perusahaan dan menjalankan
tanggung jawabnya kepada para stakeholder. Sehubungan dengan posisinya
sebagai BUMN yang bersinggungan dengan politik, PT Aneka Tambang Tbk dapat
juga mempunyai permasalahan mengenai independensi Dewan Komisaris yang
dapat menyebabkan penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan
menjadi terganggu sehingga menghambat perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan juga mengganggu peran perusahaan dalam menjalankan kewajibannya kepada
para stakeholder. Untuk itu diperlukan penelitian bagaimana penerapan Good
Corporate Governance pada PT. Aneka Tambang Tbk, terutama mengenai
independensi Dewan Komisaris.
1.2 Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meneliti penerapan Good
Corporate Governance pada PT. Aneka Tambang Tbk, terutama mengenai
independensi Dewan Komisaris.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan penguraian latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan yang akan dilakukan analisis, yaitu Bagaimana
penerapan Good Corporate Governance pada PT. Aneka Tambang Tbk dalam
aspek independensi Dewan Komisaris?
2 Universitas Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
3 Universitas Indonesia
Komisaris lainnya, sedangkan Komisaris Utusan merupakan anggota Dewan
Komisaris yang ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris
(Indonesia, 2007).
2.2. Independensi Dewan Komisaris
Untuk menjalankan tugasnya memantau kinerja manajemen, mencegah
konflik kepentingan dan menyeimbangkan persaingan antara pihak-pihak dalam
perusahaan, penting bagi dewan untuk melakukan penilaian objektif, independensi
dan objektivitas sehubungan dengan manajemen mempunyai implikasi penting
untuk komposisi dan struktur dewan, dan independensi dewan dalam situasi ini
biasanya mensyaratkan terdapatnya sejumlah anggota dewan yang memiliki
independensi terhadap manajemen (OECD, 2015).
Komisaris Independen merupakan anggota dari Dewan Komisaris yang tidak
berasal dari pihak terafiliasi, yaitu pihak yang memiliki afiliasi bisnis dan
kekeluargaan dengan para pemegang saham pengendali, anggota Dewan Direksi
dan Dewan Komisaris lainnya, serta dengan perusahaan itu sendiri (IAI, 2015). Dan
juga untuk jangka waktu tertentu, mantan anggota Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris yang terafiliasi serta karyawan termasuk dalam kategori terafiliasi.
Untuk dapat menjamin pelaksanaan pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, salah satu dari Komisaris Independen
sebaiknya memiliki latar belakang akuntansi atau keuangan. Kedudukan Komisaris
Independen dalam sebuah perusahaan sangat penting dalam pengambilan
keputusan dalam rapat Dewan Komisaris, agar keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja manajemen, serta keberadaan
Komisaris Independen juga dapat meminimalisir adalanya benturan kepentingan
antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham serta antara pemegang
saham pengendali dan non pengendali (IAI, 2015).
Terdapat beberapa ketentuan komposisi jumlah Komisaris Independen dalam
Dewan Komisaris pada sebuah peruahaan. Saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
melalui Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 mewajibkan perusahaan publik
untuk memiliki jumlah Komisaris Independen tidak kurang dari 30% dari total
anggota Dewan Komisaris (OJK, 2014). Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011, anggota Dewan Komisaris yang
4 Universitas Indonesia
merupakan Komisaris Independen berjumlah paling sedikit 20% dari total
keseluruhan anggota Dewan Komisaris (BUMN, 2011). Sedangkan ketentuan lain
yang mengatur tentang komposisi Komisaris Independen adalah ASEAN Corporate
Governance Scorecard yang mensyaratkan 50% dari total keseluruhan anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
Menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 ketua Komite Audit dalam
sebuah perusahaan publik harus dijabat oleh seorang Komisaris Independen (IAI,
2015), di mana seorang Komisaris Independen harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Berasal dari luar emiten atau perusahaan publik;
2. Bukan merupakan orang yang bekerja pada emiten dan perusahaan publik dan
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin,
atau mengendalikan serta mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik
dalam waktu enam bulan terakhir;
3. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten
atau perusahaan publik;
4. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik,
Komisaris, Direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan
publik;
5. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik; dan
6. Tidak mempunyai hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Sedangkan berdasarkan Australian Securities Exchange (ASX) Corporate
Governance Principles (ASX, 2007), untuk menentukan status independensi
anggota dewan harus mempertimbangkan apakah anggota dewan tersebut:
1. Bukan pemegang saham mayoritas atau pejabat pada institusi pemegang saham
mayoritas, atau terasosiasi langsung dengan pemegang saham mayoritas;
2. Bukan karyawan atau pernah dipekerjakan sebagai eksekutif pada Perusahaan/
perusahaan afiliasi, setidaknya 3 tahun sebelum menjadi Komisaris;
5 Universitas Indonesia
3. Bukan penasihat atau konsultan utama yang material bagi perusahaan/
perusahaan afiliasi, atau karyawan yang terasosiasi langsung dengan
penyediaan jasa, setidaknya 3 tahun sebelum menjadi Komisaris;
4. Bukan pemasok/pelanggan utama yang material dari perusahaan/perusahaan
afiliasi atau pejabat pada perusahaan pemasok/pelanggan utama, atau
terasosiasi secara langsung maupun tidak langsung dengan pemasok/pelanggan
utama;
5. Tidak terikat dalam perjanjian dengan perusahaan/perusahaan afiliasi selain
sebagai Komisaris;
Independensi Komisaris Independen juga tergantung pada lama periode
menjabat sebagai Komisaris Independen pada perusahaan, di mana menurut adalah
ASEAN Corporate Governance Scorecard masa jabatan maksimal dari seorang
Komisaris Independen adalah 9 tahun. ASEAN Corporate Governance Scorecard
juga mensyaratkan agar Komisaris Independen tidak menerima remunerasi berupa
hak opsi, saham, atau bonus kinerja, karena hal ini akan mempengaruhi keputusan
yang akan diambilnya dan akan berakibat terjadinya konflik kepentingan. Syarat
Independensi lainnya berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard antara
lain: Ketua Dewan Komisaris dan Pejabat Eksekutif Perusahaan dijabat oleh orang
yang berbeda, Komisaris Utama merupakan seorang Komisaris Independen, serta
Komisaris Utama bukan merupakan Direktur Utama perusahaan dalam 3 tahun
terakhir.
6 Universitas Indonesia
BAB III
PROFIL PT. ANEKA TAMBANG TBK
PT. Aneka Tambang Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968, di mana
berdasarkan Laporan Tahunan PT. Aneka Tambang Tbk Tahun Buku 2018, modal
dasar perseoran adalah sejumlah 3,8 trilyun rupiah dan modal ditempatkan 2,4
trilyun rupiah. PT. Aneka Tambang Tbk dimiliki oleh PT. Indonesia Asahan
Alumunium (persero) selaku holding dengan porsi kepemilikan sebesar 65%,
Publik sebesar 35%, dan Pemerintah Republik Indonesia sebanyak 1 lembar Saham
Seri A Dwi Warna.
7 Universitas Indonesia
Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk berdasarkan Laporan Tahunan
2018 terdiri atas Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, di mana Dewan Direksi
terdiri dari Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Pengembangan, Direktur
Pemasaran, Direktur Operasi dan Direktur Human Capital dan Corporate Social
Responsibility. Dewan Direksi ini membawahi unit Kantor Pusat dan Unit Bisnis.
Sedangkan Dewan Komisaris terdiri satu orang Komisaris Utama, tiga orang
Komisaris, dan dua orang Komisaris Independen. Dewan Komisaris ini
membawahi Komite Penunjang Dewan Komisaris yang terdiri atas Komite Audit,
Komite Good Corporate Governance, Nominasi, dan Remunerasi, dan Komite
Manajemen Risiko.
8 Universitas Indonesia
3. Ir. Anang Sri Kusuwardono sebagai Komisaris Independen merangkap Wakil
Ketua Komite GCG-NR diangkat pada RUPS 2 Mei 2017;
4. Zaelani S.E. merupakan Komisaris merangkap Wakil Ketua Komite Audit
diangkat pada RUPS tanggal 2 Mei 2017;
5. Prof. Robert Simanjuntak, Ph.D. merupakan Komisaris merangkap Ketua
Komite Manajemen Risiko diangkat pada RUPS 26 Maret 2014;
6. Ir. Bambang Gatot Ariyono M.M., DESS. merupakan Komisaris diangkat pada
RUPS-LB yang diselenggarakan pada 7 Oktober 2015 merangkap Wakil Ketua
Komite Manajemen Risiko dan diangkat sebagai Komisaris di PT Inalum
(Persero) sesuai dengan surat pemberitahuan PT Inalum (Persero) kepada
Direksi ANTAM pada tanggal 6 Agustus 2018. Sehubungan dengan hal
tersebut maka Sdr Bambang Gatot Ariyono tidak lagi menjabat sebagai
Komisaris ANTAM sejak tanggal pengangkatannya sebagai Komisaris di PT
Inalum (Persero) sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ANTAM.
9 Universitas Indonesia
BAB IV
PEMBAHASAN
10 Universitas Indonesia
Governance Scorecard, yaitu paling sedikit 3 orang atau 50% dari seluruh anggota
Dewan Komisaris, namun berdasarkan analisis terhadap pemenuhan kriteria ASX
Corporate Governance Principles (dapat dilihat pada Lampiran), di mana PT.
Aneka Tambang Tbk juga terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Australia, PT.
Aneka Tambang Tbk memiliki 3 (tiga) orang Komisaris Independen dan telah
memenuhi jumlah minimum Komisaris Independen berdasarkan ASEAN Corporate
Governance Scorecard.
Kaitan Komisaris Independen dengan Manajemen dan Pemegang Saham
Mayoritas
Berdasarkan Laporan Tahunan PT. Aneka Tambang Tbk Tahun Buku 2018,
seluruh anggota Dewan Komisaris sama sekali tidak memiliki hubungan afiliasi
baik secara keuangan maupun secara kekeluargaan antar satu sama lain, serta antara
Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
11 Universitas Indonesia
menimbulkan benturan kepentingan jabatan, menjabat sebagai pengurus partai
politik dan atau calon anggota legislatif dan atau calon kepala/wakil kepala daerah,
dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan jabatan
Komisaris Independen pada PT. Aneka Tambang Tbk.
Batasan Masa Jabatan Komisaris Independen
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan Anggran
Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Aneka Tambang Tbk tanggal 2 Mei 2017
Nomor 03 Pasal 14 ayat (4), para anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka
waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan
berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal
pengangkatannya, dengan syarat tidak boleh melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,
namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat
memberhentikan para anggota Dewan Komisaris/Direksi sebelum masa jabatannya
berakhir. Setelah masa jabatannya berakhir, para anggota Dewan Komisaris dapat
diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan. Di mana menurut
Laporan Tahunan PT. Aneka Tambang Tbk Tahun Buku 2018, para Komisaris
Independen, yaitu Gumilar Rusliwa Somantri dan Anang Sri Kusuwardono
diangkat sejak 2 Mei 2017, sehingga memenuhi persyaratan Batasan masa jabatan
ini.
Batasan Rangkap Jabatan Komisaris Independen
Dengan statusnya sebagai BUMN dan Perusahaan publik, ANTAM harus
mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh OJK dan peraturan yang
dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Di mana berdasarkan kepada Pernyataan
Independensi Anggota Dewan Komisaris, tidak ada Komisaris Independen yang
memiliki rangkap jabatan sebagai direktur pada BUMN, BUMD, atau perusahaan
swasta yang menimbulkan benturan kepentingan jabatan, menjabat sebagai
pengurus partai politik dan atau calon anggota legislatif dan atau calon kepala/wakil
kepala daerah, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
dengan jabatan Komisaris Independen pada PT. Aneka Tambang Tbk. Dan juga
seluruh Komisaris Independen juga telah memenuhi ketentuan mengenai rangkap
jabatan Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
12 Universitas Indonesia
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
publik serta Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
4.2. Pemenuhan Persyaratan menjadi Komisaris Utama
Pada bagian pembahasan pemenuhan persyaratan menjadi Komisaris Utama
ini, penulis akan melakukan analisis pemenuhan persyaratan Komisaris Utama
berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard Part E: Responsibilities of
The Board yaitu:
Komisaris Utama
E.4.1 Apakah komisaris utama dan direktur utama merupakan orang yang berbeda?
E.4.2 Apakah Komisaris Utama adalah Komisaris Independen?
E.4.3 Apakah Komisaris Utama merupakan Direktur Utama dalam 3 tahun terakhir?
Berdasarkan profil Komisaris Utama yang terdapat pada Laporan Tahunan
PT. Aneka Tambang Tbk Tahun Buku 2018, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi,
S.Ip, S.H., M.H bukan merupakan Direktur Utama dari PT. Aneka Tambang Tbk,
di mana Direktur Utama PT. Aneka Tambang Tbk dijabat oleh Arie Prabowo
Ariotedjo. Di mana jika mengacu pada status Independensi berdasarkan kriteria
ASX Corporate Governance Principles (dapat dilihat pada Lampiran), Komisaris
Utama juga merupakan Komisaris Independen. Dan juga berdasarkan pengalaman
kerjanya yang diungkap pada Profil Dewan Komisaris, Jenderal TNI (Purn) Fachrul
Razi, S.Ip, S.H., M.H tidak pernah menjadi Direktur Utama PT. Aneka Tambang
Tbk dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
4.3. Sistem Remunerasi Komisaris Independen
Pada bagian pembahasan sistem remunerasi Komisaris Independen ini,
penulis akan melakukan analisis pemenuhan persyaratan sistem remunerasi
Komisaris Independen berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard Part
E: Responsibilities of The Board yaitu:
Permasalahan Remunerasi
E.3.15Apakah Dewan Komisaris Independen mendapatkan opsi, saham atas kinerja saham,
dan bonus?
13 Universitas Indonesia
Hal ini mengacu pada persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna
melalui surat Nomor SR-603/MBU/D3/06/2018 tanggal 5 Juni 2018 perihal
Penyampaian Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT Aneka
Tambang Tbk Tahun 2018, struktur remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi PT.
Aneka Tambang Tbk terdiri atas Gaji; Tunjangan-tunjangan meliputi Tunjangan
Hari Raya (THR), Asuransi Purna Jabatan, Tunjangan Transportasi, Tunjangan
Profesi; dan fasilitas-fasilitas yang meliputi fasilitas kesehatan dan bantuan hukum.
Selain itu remunerasi aktual Dewan Komisaris selama Tahun 2018, selain gaji dan
tunjangan, anggota Dewan Komisaris juga mendapatkan Insentif Kinerja Tahun
Buku 2017.
14 Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN
15 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Antam. (2019). Laporan Tahunan PT. Aneka Tambang Tbk Tahun 2018. Retrieved
from Jakarta:
Astrini, S. F., Biekayanti, G., & Suhardjanto, D. J. J. A. (2015). Praktik Corporate
Governance dan Nilai Perusahaan BUMN di Indonesia. 19(1), 1-30.
ASX. (2007). Corporate Governance Principles and Recommendations 2nd
Edition. In. Sydney: ASX Corporate Governance Council.
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara, (2011).
Ghozali, I., & Chariri, A. J. S. B. P. U. D. (2007). Teori akuntansi.
IAI. (2015). Modul Chartered Accountant Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
(2003).
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT),
(2007).
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. J. J. o. f. e. (1976). Theory of the firm:
Managerial behavior, agency costs and ownership structure. 3(4), 305-360.
OECD. (2015). G20/OECD Principles of Corporate Governance. In. Paris: OECD
Publishing.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014, (2014).
Pasopati, G. (2015). Komisaris BUMN Harus Independen dan Tidak Politis.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150318162724-92-
40085/komisaris-bumn-harus-independen-dan-tidak-politis
Rezaee, Z. (2009). Corporate governance and ethics: John Wiley & Sons.
16 Universitas Indonesia
LAMPIRAN 1
Pemenuhan Kriteria ASX Corporate Governance Principles
17 Universitas Indonesia