Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERAN BOARD OF DIRECTORS

(Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Tata Kelola Perusahaan)

DISUSUN OLEH :

RICHA MIRANDA
(190420068)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AJARAN 2021
LATAR BELAKANG

Board of Directors (BOD) dalam korporasi adalah sebagai ‘jembatan’ antara pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan dan manajemen sebagai pihak yang akan menjalankan
kegiatan perusahaan. Fungsi utama BOD dari sudut pandang governance adalah untuk
meyakinkan bahwa korporasi telah dijalankan oleh pihak manajemen dengan appropriate
manner sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan.
Di dalam melaksanakan penugasannya untuk meningkatkan nilai perusahaan, BOD
melaksanakan fungsi controlling and directing di dalam organisasi. Dengan demikian,
efektifitas peran BOD sebagai governing board sangat ditentukan oleh kemampuan
setiap anggota BOD dalam melaksanakan tugasnya secara kolektif sebagai esensi dari
pengertian 'dewan' sebagai suatu kelompok dalam bentuk kerja sama tim.
Terdapat dua perspektif menyangkut keberadaan BOD dalam struktur perusahaan
yaitu; the managerial dominant dan the true board of director. Struktur ini ini menjadi
pembatas pada saat manajer perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda dengan pemilik
perusahaan yang menyebabkan sebuah konflik dengan pemilik kegagalan BOD di dalam
fungsi monitoringnya disebabkan oleh tidak efektifnya fungsi outside directors di dalam
mekanisme governance.
LANDASAN TEORI
Teori peran (role theory)
Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai
teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikolog, teori peran berawal dari dan
masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga bidang ilmu
tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus
bercermin sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia
diharapkan untuk berperilaku secara tertentu (Sarwono, 2013:215).
Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang
menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori
sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah seperangkat hak,
kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan memenuhi.
Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang
diprediksi, dan bahwa perilaku individu adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi
sosial dan faktor lainnya. Teater adalah metafora sering digunakan menggambarkan
teori peran.
Menurut Robert Linton (1936), teori peran menggambarkan interaksi sosial
dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan
oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pamahaman
bersama kita untuk menuntun berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori
ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa,
orang tua wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku
sesuai dengan peran tersebut.
Menurut Biddle dan Thomas dalam Sarwono (2013:215), membagi peristilahan
teori peran dalam empat golongan yaitu menyangkut:
1. orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial;
2. perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut;
3. kedudukan orang-orang dalam berperilaku;
4. kaitan antar orang dan perilaku.
Soekanto (2007: 213), mengungkapkan bahwa peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan menurut
Biddle dan Thomas dalam Sarwono (2013:224), menyatakan bahwa peran adalah
serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari
pemegang kedudukan tertentu. Hal ini senada dengan Suhardono (1994:15),
mendefinisakan bahwa peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa
perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu posisi.
Suhardono dalam Patoni (2007:40), mengungkapkan bahwa peran dapat dijelaskan
dengan beberapa cara yaitu: pertama, penjelasan historis: konsep peran pada awalnya
dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama dan teater yang
hidup subur pada zaman Yunani Kuno atau Romawi. Dalam hal ini, peran berarti
karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas
dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial, peran dalam ilmu
sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi
dalam struktur sosial tertentu. Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat
memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.
Dalam ilmu sosiologi ditemukan dua istilah yang akan selalu berkaitan, yakni
status (kedudukan) dan peran sosial dalam masyarakat. Status biasanya didefinisikan
sebagai suatu peringkat kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Adapun
peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu
status tertentu tersebut (Mahmud, 2012:109).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dijelaskan bahwa peran merupakan
seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut sangat diharapkan oleh banyak orang.
Peranan Board Of Directors (BOD)
Peranan BOD sebagai the governing body untuk setiap entitas korporasi dengan
peran utama berupa tanggung jawab yang berhubungan dengan seluruh keputusan dan
kinerja organisasi tersebut. Dalam hal ini, sesuai dengan sudut pandang dewan satu-
tingkat (one-tier), maka BOD merupakan elemen dari struktur CG yang memiliki
akuntabilitas (accountable) kepada pemilik korporasi dan berbagai pihak yang
berkepentingan lainnya yang memiliki legitimasi. Dalam menjalankan fungsi
pemberian nasihat (advisory roles) kepada pihak manajemen atau direksi tidak hanya
ditemukan pada sistem dewan satu-tingkat, Namun fungsi advisory tersebut
juga ditemukan pada berbagai perusahaan yang menganut sistem dewan dua-tingkat
(two-tier board) sebagaimana ditemukan pada berbagai negara Eropa daratan
(continental European), dimana BOD dan manajemen secara formal terpisah dan
dimana seorang individu tidak dapat menjabat sebagai anggota manajemen dan
anggota BOD pada saat yang bersamaan dan di perusahaan yang sama. Peranan
BOD dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu dari empat fitur yang merupakan
karakteristik suatu sistem governance.
Atribut Anggota Board Of Directions
Jika dihubungkan dengan dasar filosofis dan konseptual CG, maka persyaratan
utama dari seorang anggota BOD adalah 'integritas' individu yang bersangkutan,
Anggota BOD merupakan steward atau individu yang diberikan 'amanah' untuk
menjaga 'kepentingan' perusahaan, dalam hal ini adalah kepentingan pemegang saham
sebagai pemilik perusahaan. Korporasi dan harta yang dimiliki entitas dijamin oleh
undang-undang dan bukan merupakan hak milik dari anggota BOD dimaksud. Mereka
menerima kepercayaan berupa amanah dari pemilik perusahaan, dengan demikian
sebagai konsekuensinya, kepada pemilik pula mereka memiliki kewajiban untuk
bertindak dan berperilaku terbuka (act openly) dan jujur(honestly) terhadap
kepentingan pemilik sebagai investor. Selain memiliki kemampuan untuk
membedakan antara sesuatu yang benar dan salah anggota harus memiliki
kemampuan mempertimbangkan perilaku korporasi. Anggota harus tegas menjalankan
tugasnya, Tegasnya integritas dimaksudkan sebagai sikap dan perilaku yang
amanah serta melaksanakannya dengan baik dan konsisten dengan sikap
profesional tanpa merugikan kepentingan perusahaan yang seharusnya dijaga.
Kemampuan integritas, intelektual, karakter, dan personalitas bersifat inheren
dalam setiap individu yang akan menjadi anggota BOD, namun setelah menjadi
anggota maka akan ada program pelatihan yang harus dibentuk dan
dikembangkan salah satunya kemampuan untuk menerima kritikan dan saran atau
masukan dari berbagai pihak yang terkait peran.
Kompetensi Inti Board Of Directors
Kompetensi inti bertujuan untuk membentuk karakter anggota yang
berbeda-beda agar menjadi 1 kelompok yang saling melengkapi. Anggota BOD yang
telah memiliki pengalaman (experience) dapat bermanfaat sebagai keunggulan
tambahan dari pengetahuan yang dimiliki oleh anggota BOD lainnya. Di antaranya
adalah pengalaman dalam bidang CG, prosedur dalam melaksanakan tugas BOD,
pengalaman dalam hal formulasi strategi dan pembuatan kebijakan institusi BOD.
Selanjutnya, dibutuhkan kompetensi anggota BOD berupa keahlian (skills) dalam
bidang; kemampuan dasar strategi, memiliki visi, kemampuan analitikal baik secara
kuantitatif maupun kualitatif interpretasi laporan keuangan, kapabilitas perencanaan
dan pengambilan keputusan, kemampuan komunikasi dan interpersonal, kemampuan
dalam bidang politik, serta memiliki jaringan yang luas.
Perspektif Board Governance
Terdapat 4 perspektif yaitu legalistic, resource dependence, class
hegemony, dan agency theory, Hal ini membuat setiap governance memiliki
Perspektif mereka masing-masing sesuai teori yang dianut. Perspektif board
governance hingga sekarang masih menjadi perdebatan antara para ahli terkemuka. Hal
ini disebabkan karena pendapat yang menyatakan bahwa board governance memiliki
manfaat bagi perusahaan namun pendapat lain menyatakan bahwa board
governance tidak memberikan manfaat yang jelas.
Board Of Directors: Perspektif Continental European
Terdapat beberapa perspektif teori yang mengamati tentang hal apa saja yang
diakukan oleh BOD dan bagaimana hal tersebut dilakukan.
1. Resource Dependence Theorists memberikan argumentasi bahwa
keberadaan board dapat digunakan sebagai mekanisme untuk mengurangi
dampak ketidakpastian dari lingkungan organisasi melalui cara kooptasi
dengan berbagai pihak eksternal yang merepresentasikan ketergantungan
organisasi terhadap berbagai faktor yang bersifatkritikal (Pfeffer, 1972;
Burt, 1983.
2. Social Class Theorists memberikan fokus perhatian terhadap keberadaan
managerialelites dan board interlocks (Useem, 1979; Mizruchi, 1996;
Mizruchi and Steams,1988).
3. Management Theorists menggunakan pendekatan yang lebih bersifat
normatif melalui pengamatan terhadap apa yang sebenarnya dilakukan
oleh boards Yang pada umumnya sampai pada kesimpulan bahwa
keberadaan boards adalah lebih bersfiatinert daripada aktif (Mace, 1971;
Herman, 1981; Vance, 1983; Wolfson, 1984).
4. Agency Theorists menempatkan BOD sebagai pusat (the center)
dari corporate governance dengan penekanan dan fokus perhatian terhadap
peranan board di dalam menjalankan fungsi monitoring dan
mendisiplinkan top management (Fama andJensen, 1983a).BOD harus
mampu menjalankan dua fungsi utama di dalam organisasi yang pertama
adalah bertindak sebagai penyangga dan boundary Spinner, yang kedua
memiliki peranan didalam administrasi dan Pengendalian internal
bertanggung jawab secara legal di dalam pembuatan kebijakan dan
memonitor pihak manajemen.
Peran Dan Fungsi Board Governance
Peranan BOD di dalam organisasi secara mendasar selalu dikaitkan
dengan fungsi pelaksanaan tugasnya yang dicantumkan secara legal dalam bentuk
Anggaran Dasar (articlesof incorporation) korporasi dan aturan lainnya di berbagai
belahan dunia. Fungsi utama board governance secara legal mencakup duty of loyalty
dan duty of care dalam menjalankan tugas dan fungsi utamanya.
Duty of loyalty adalah Sikap setiayang harus ditunjukkan oleh direksi dalam
perusahaan adalah sikap yang didasarkan pada pertimbangan rasional dan profesional.
Dalam arti ini, direksi harus mampu bersikap tegas sesuai dengan visi dan misi serta
Anggaran dasar Perseroan Terbatas.
Duty of care adalah direksi diharuskan untuk bertindak dengan kehati- hatian
dalam membuat segala keputusan dan kebijakan perseroan. Dalam membuat setiap
kebijakan direksi harus tetap mempertimbangkan segala informasi-informasi yang ada
secara patut dan wajar.
Kedua fungsi tersebut lebih diprioritaskan dibanding fungsi fiduciary lainnya
dan monitoring dari seperangkat tugas BOD. Duty of loyalty mengharuskan anggota
BOD to act in goodfaith and refrain from activities that put their own interests ahead
of the interests of the company". Hal ini mempertegas bahwa tugas BOD yang utama
harus bertindak dengan niatbaik (good intention) dan menahan diri (refrained)
dari berbagai tindakan yang mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan
kepentingan institusi. Dalam menjalankan tugasnya anggota BOD harus bertindak
secara cermat dan dengan sikap penuh kehati-hatian (prudent) terutama dalam
menjalankan fungsi pengawasan. Kondisi ini mengharuskan anggota BOD dalam
menjalankan fungsinya dengan berperilaku jujur dan niat baik melalui tindakan yang
hati-hati sebagaimana individu lain pada posisi yang sama dengan kondisi yang sama
akan mengambil keputusan atau tindakan, Selanjutnya berbagai fungsi fidusiari lainnya
yang berhubungan dengan fiduciary duties BOD di antaranya adalah; the duty
ofobedience, the duty of good faith, and the duty of fair disclosure (dihat Farrar, 2001
untuk penjelasan).
KESIMPULAN
Board of Directors (BOD) dalam korporasi adalah sebagai ‘jembatan’ antara
pemegangsaham sebagai pemilik perusahaan dan manajemen sebagai pihak yang
akan menjalankan kegiatan perusahaan. Struktur ini ini menjadi pembatas pada saat
manajer perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda dengan pemilik perusahaan
yang menyebabkan sebuah konflik dengan pemilik kegagalan BOD di dalam
fungsi monitoringnya disebabkan oleh tidak efektifnya fungsi outside
directors di dalam mekanisme governance.
Dalam hal ini, sesuai dengan sudut pandang dewan satu-tingkat (one-tier),
makaBOD merupakan elemen dari struktur CG yang memiliki akuntabilitas
(accountable) kepadapemilik korporasi dan berbagai pihak yang berkepentingan
lainnya yang memiliki legitimasi.Dalam menjalankan fungsi pemberian nasihat
(advisory roles) kepada pihak manajemen ataudireksi tidak hanya ditemukan
pada sistem dewan satu-tingkat, Namun fungsi advisory tersebut juga
ditemukan pada berbagai perusahaan yang menganut sistem dewan dua-tingkat(two-
tier board) sebagaimana ditemukan pada berbagai negara Eropa daratan
(continentalEuropean), dimana BOD dan manajemen secara formal terpisah dan
dimana seorang individutidak dapat menjabat sebagai anggota manajemen dan
anggota BOD pada saat yangbersamaan dan di perusahaan yang sama.
Jika dihubungkan dengan dasar filosofis dan konseptual CG, maka
persyaratan utama dariseorang anggota BOD adalah 'integritas' individu yang
bersangkutan, Anggota BODmerupakan steward atau individu yang diberikan
'amanah' untuk menjaga 'kepentingan'perusahaan, dalam hal ini adalah
kepentingan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan.Korporasi dan harta yang
dimiliki entitas dijamin oleh undang-undang dan bukan merupakanhak milik dari
anggota BOD dimaksud. Kemampuan integritas, intelektual, karakter,
danpersonalitas bersifat inheren dalam setiap individu yang akan menjadi anggota
BOD, namunsetelah menjadi anggota maka akan ada program pelatihan
yang harus dibentuk dandikembangkan salah satunya kemampuan untuk
menerima kritikan dan saran atau masukandari berbagai pihak yang terkait peran
Kompetensi inti bertujuan untuk membentuk karakter anggota yang berbeda-beda
agarmenjadi satukelompok yang saling melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA

https//rinawahyu42.wordpress.com/2011/06/07/teori-peran-rhole-theory/
https//fahir-blues.blogspot.co.id/2013/06/teori-peran-dandefinisi-peran
Prof. Niki Lukviarman.MBA.DBA.2016.CORPORATE GOVERNANCE.Solo.Era
Adicitra Intermedia
Prof. Niki Lukviarman.MBA.DBA.2016.CORPORATE GOVERNANCE.Solo.Era
Adicitra Intermedia

Anda mungkin juga menyukai