Anda di halaman 1dari 12

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PEMBERDAYAAN PEGAWAI DI PT.

AGUNG SARANA TERMINAL MARELAN

Sartika, Suwardi Lubis


suwardilubis@dharmawangsa.ac.id
Universitas Dharmawangsa

ABSTRAK
Perusahaan PT. Agung Sarana Terminal adalah perusahaan terbatas yang bergerak di
bidang jasa dan dan perdagangan umum dengan bentuk perusahaan yaitu Perseroan Terbatas,
bertugas untuk mengangkut, mengisikan dan menyerahkan LPG baik dalam bentuk tabung
ataupun curah kepada agen yang ditunjuk oleh Pertamina. LPG diambil dari LPG FP
Pertamina, Kilang, dan Lapangan Gas. Stok LPG di SPPBE merupakan milik Pertamina
(sistem konsinyasi). Penelitian ini mengangkat sebuah permasalahan peran kepemimpinan
dalam Pemberdayaan Pegawai di PT. Agung Sarana Terminal Marelan. Adapun hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan pada PT. Agung Sarana Terminal Marelan
sudah berhasil melaksanakan pemberdayaan pegawai dengan efektif. Hal ini dibuktikan
dengan adanya sistem penempatan pegawai berdasarkan kriteria-kriteria yang objektif, sistem
pengembangan pegawai yang dilaksanakan secara intens dan memperhatikan kemampuan
pegawai serta sistem pemanfaatan pegawai yang memperhatikan kebutuhan dan kondisi
psikologi para pegawainya.Peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu dengan penelitian
lapangan cara melakukan wawancara mendalam terhadap Peran Kepemimpinan dan di dukung
oleh data kepustakaan dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kata kunci : peranan kepemimpinan, pemberdayaan pegawai

48 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


1. Pendahuluan kepemimpinan telah berkembang
sedemikian pesat sejalan dengan
Sumber daya manusia merupakan perkembangan kehidupan yang ada.
faktor yang sangat penting dalam sebuah Kepemimpinan tidak lagi dipandang
organisasi baik organisasi dalam skala sebagai penunjuk jalan namun sebagai
besar maupun kecil. Pada organisasi partner yang bersama-sama dengan anggota
berskala besar, sumber daya manusia lainberusaha mencapaitujuan.
dipandang sebagai unsur yang sangat Kualitas dari pemimpin seringkali
menentukan dalam proses pengembangan dianggap sebagai faktor terpenting dalam
usaha, peran sumber daya manusia menjadi keberhasilan atau kegagalan organisasi
semakin penting. Perkembangan demikian juga keberhasilan atau kegagalan
pemerintahan akan terealisasi apabila suatu organisasi baik yang berorientasi
ditunjang oleh aparatur negara yang bisnis maupun publik, biasanya
berkualitas. dipersepsikan sebagai keberhasilan atau
Dalam organisasi publik, bawahan kegagalan pemimpin.Begitu pentingnya
bekerja selalu tergantung pada peran pemimpin sehingga isu mengenai
pimpinan.Bila pimpinan tidak memiliki pemimpin menjadi fokus yang menarik
kemampuan memimpin, maka tugas-tugas perhatian para peneliti bidang perilaku
yang sangat kompleks tidak dapat keorganisasian.Pemimpin memegang peran
dikerjakan dengan baik.Apabila manajer kunci dalam memformulasikan dan
mampu melaksanakan fungsi-fungsinya mengimplementasikan strategiorganisasi.
dengan baik, sangat mungkin organisasi Menurut S.P Siagian ( 2011 : 67 ),
tersebut dapat mencapai sasarannya.Suatu dalam bukunya yang berjudul organisasi
organisasi membutuhkan pemimpin yang kepemimpinan dan perilaku organisasi
efektif, yang mempunyai kemampuan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
mempengaruhi perilaku anggotanya atau kemampuan seseorang yang menduduki
anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau jabatan atau sebagai pimpinan satuan kerja
kepala suatu organisasi akan diakui sebagai untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
seorang pemimpin apabila ia dapat terutama bawahannya untuk berfikir dan
memberi pengaruh dan mampu bertindak sedemikian rupa sehingga
mengarahkan bawahannya ke arah tujuan melalui perilaku yang positif untuk
organisasi.Masalah kepemimpinan memberikan sumbangsih nyata dalam
merupakan hal yang sangat luas dan pencapaian tujuanorganisasi.
menyangkut bidang yang sangat luas dan Keberhasilan suatu organisasi dalam
memainkan peran yang sangat penting mencapai tujuan bergantung kepada
dalam bidang pemasaran, pendidikan, kepemimpinannya, yaitu apakah
industri, organisasi sosial bahkan dalam 1 kepemimpinan tersebut mampu
kehidupan sehari-hari.Dalam setiap menggerakkan semua SDM dan SDA,
masyarakat timbul dua kelompok yang sarana, dana, dan waktu secara secara
berbeda peranan sosialnya, yaitu yang efektif dan efisien dalam suatu sistem
memimpin sebagai golongan kecil yang menejemen yang lebih menjadikan
terpilih dan kelompok yang dipimpin karyawan sebagai mitra kerja daripada
adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya sebagai bawahan (manajemen Kemitraan)
seorang pemimpin maka tujuan organisasi Hal ini senada dengan pendapat Thoha
yang dibuat tidak akan ada artinya karena (2000:1) mengemukakan bahwa, untuk
tidak ada orang yang bertindak. mempertahankan kehidupan dan
Sebagai penyatu terhadap berbagai kedinamisan organisasi (organizational
kepentingan yang ada. Jika melihat survival), setiap organisasi mau tidak
perkembangan berbagai teori mengenai mauharus adaptifterhadap perubahan.
kepemimpinan yang ada, maka timbul Organisasi birokrasi yang mampu bersaing
suatu kesadaran bahwa perkembangan teori dimasa mendatang adalah yang memiliki

49 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


sumber daya manusia berbasis pengetahuan meraka yang mempunyai
dengan memiliki berbagai keterampilan kualitasagartetapterjaga dan kepada mereka
serta keahlian (multi skilling workers). yang belum mempunyai keterampilan
Seiring dari pada itu dengan akanjauhlebih terampil. Pada akhirnya
berkembangnya ilmu pengetahuan dan pemberdayan pegawai diharapkan
teknologi serta tuntutan arus globalisasi, mampumeningkatkankinerja.
maka dituntut pula adanya sumber daya Melihat beberapa pentingnya seseorang
pegawai yang kapabel (capable), yakni pemimpin didalam mengoperasikan
pegawai yang dapat bekerja secara efesien, organisasi dengan individu yang berbeda-
efektif, produktif, dan memiliki beda, maka seorang pemimpin harus benar
pengetahuan dan keterampilan yang tidak – benar berkualitas agar dapat memimpin
kadaluarsa yang pada akhirnya mampu bawahannya dengan baik sehingga
menampilkan kinerja produktivitas dan tujuan organisasi dapat
yangmemuaskan.Untuk membangun SDM dicapai secara efektif dan efisien. Demikian
yang berkualitas tersebut diperlukan upaya juga Peran kepempinan di PT. AGUNG
yang sistematis, berkelanjutan dan SARANA TERMINAL yang harus dengan
komprehensif, salah satunya adalah melalui cepat mengambil langkah-langkah yang
pemberdayaan. Sedarmayanti (2004 : 1) tepat dalam meningkatkan pemberdayaan
bahwa “pemberdayaan adalah lebih pegawai.
berdaya dari sebelumnya baik dalam hal
wewenang (authority), tanggung jawab
(responsibility) maupun kemampuan 2. Teori
(competency) individual yang 2.1. Pengertian Peran
memilikinya”.
Peran menurut Soerjono Soekanto (
Pemberdayaan pegawai dirasakan
2010 : 243 ) , yaitu peran merupakan aspek
sangat perlu selain untuk memberikan
dinamis kedudukan (status), apabila
tanggung jawab dan wewenang kepada
seseorang melaksanakan hak dan
pegawai, tentunya juga sebagai upaya
kewajibannya sesuai dengan
mendorong para pegawai untuk berusaha
kedudukannya. maka ia menjalankan suatu
mengembangkan dirinya terutama
peran. Teori peran (Role Theory) adalah
kualitasdalam rangka mencapai kapasitas
teori yang merupakan perpaduan teori,
kerja organisasi. Hal ini sejalan dengan
orientasi maupun disiplin ilmu, selain dari
seperti yang dikemukakan oleh Simamora
psikologi, teori peran berawal dan masih
(1995:14) bahwa ancaman kompetisi
tetap digunakan dalam sosiologi dan
internasional, kondisi perekonomian yang
antropologi.Dalam ketiga ilmu tersebut,
tidak menentu, perubahan teknologi yang
istilah peran diambil dari dunia teater.
cepat hanyalah beberapa faktor eksternal
Dalam teater, seseorang harus bermain
yang menyebabkan perusahaan mencari
sebagai sebagai seorang tokoh tertentu dan
berbagai cara baru agardapat memnfaatkan
dalam posisinya sebagai tokoh itu ia
sumber daya manusianya secara lebih
mengharapkan berperilakutertentu. Dari
efektif. Faktor-faktor internal seperti biaya
sudut pandang inilah disusun teori-teori
kompensasi tidak langsung, kebutuhan
peran. Menurut Biddle dan Thomas dalam
untuk menyimak tekanan hukum dan sosial
bukuna ( 2010 : 242 ) teori peran terbagi
yang semakin menguat, dan tuntutan akan
menjadi empat golongan yaitu yang
perlunya karyawan yang terlatih secara
menyangkut :Orang –orang yang
memadai merupakan faktor-faktor yang
mengambil bagian dalam interaksi sosial;
membuat manajemen sumber daya manusia
Perilaku yang muncul dalam interaksi
menjadi semakin penting dan
sosial; Kedudukan orang-orang dalam
kompleks.Dengan adanya pemberdayaan,
perilaku, dan Kaitan antara orang
pegawai merasa diperhatikandengancara
danpelaku.
dimanfaatkan potensinya, terutama kepada

50 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


Beberapa dimensi peran sebagai masyarakat untuk mecapai kesejahteraan
berikut: dunia dan akhirat. Hukum Islamjuga di
a. Peran sebagai suatu kebijakan. tetapkan untuk kesejahteraan umat, baik
Penganut paham ini berpendapat bahwa secara perorangan maupun secara
peran merupakan suatu kebijaksanaan bermasyarakat, baik untuk hidup di dunia
yang tepat dan baik untuk dilaksanakan. maupun di akhirat.Selain itu, faktor lain
b. Peran sebagai strategi. Penganut paham juga sangat berperan terhadap
ini mendalillkan bahwa peran pengembangan individu dalam masyarakat
merupakan strategi untuk mendapatkan
demi terwujudnya segala sesuatu yang
dukungan dari masyarakat (public
supports). diinginkan, baik secara personal maupun
c. Peran sebagai alat komunikasi. Peran kelompok. Ada banyak hal yang menjadi
didayagunakan sebagai instrumen atau faktor yang mempengaruhi peran, seperti
alat untuk mendapatkan masukan lingkungan, baik itu secara eksternal
berupa informasi untuk proses daninternal.
pengambilan keputusan. Persepsi ini Peran juga sangat penting karena dapat
dilandaskan oleh suatu pemikiran
mengatur tingkah laku seseorang. Dalam
bahwa pemerintahan dirancang untuk
melayani masyarakat, sehingga hal ini peran meliputi tiga hal yaitu:
pandangan dan preferensi dari
a. Peranan meliputi aturan-aturan yang
masyarakat tersebut adalah masukan
yang bernilai guna mewujudkan berhubungan dengan posisi atau tempat
keputusan yang resposif danresposibel. seseorang di masyarakat. Peranan
d. Peran sebagai alat penyelesaian dalam hal ini merupakan rangkaian
sengketa, peran didayagunakan sebagai peraturan- peraturan yang membimbing
suatu cara untuk mengurangi dan seseorang dalam
meredam konflik melalui usaha
kehidupankemasyarakatan.
pencapaian konsensus dari pendapat-
pendapat yang ada. Asumsi yang b. Peranan adalah suatu rancangan tentang
melandasi persepsi ini adalah bertukar apa yang dapat dilakukan oleh individu
pikiran dan pandangan dapat dalam masyarakat sebagai organisasi.
meningkatkan pengertian dan toleransi c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai
serta mengurangi rasa perilaku individu yang penting bagi
ketidakpercayaan dankerancuan. struktur sosialmasyarakat.
e. Peran sebagai terapi. Menurut persepsi
ini, peran dilakukan sebagai upaya Dari penjelasan diatas dapat
masalah-masalah psikologis disimpulkan bahwa peran dapat diartikan
masyarakat seperti halnyaperasaan
sebagai suatu sistem yang memerlukan aksi
ketidakberdayaan, tidak percaya diri
dan perasaan bahwa diri mereka bukan atau tindakan dari seseorang agar dapat
komponen penting dalam masyarakat. memperbaiki, menjaga, merubah, dan
mengatur.Peran merupakan pola perilaku
Berbicara mengenai peran, dapat yang dikaitkan dengan status ataupun
diartikan sebagai suatu tindakan, sedangkan kedudukan.Peran dapat diibaratkan dengan
peranan adalah bagian dari tindakan utama peran yang ada dalam suatu sandiwara yang
yang harus dilaksanakan seseorang.Peran para pemainnya mendapat tugas untuk
berarti perangkat tingkah diartikan sebagai mamainkan bagian cerita yang menjadi
alat atau perangkat yang diberikan tema sandiwara tersebut. Peran mempunyai
pemerintah berupa pemberdayaan agama beberapa unsur, diantaranya adalah :

51 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


a. Peran ideal, sebagaimana yang telah luas adalah seseorang yang memimpin
dirumuskan atau diharapkan oleh dengan jalan memprakarsai tingkah laku
masyarakat terhadap status tertentu. sosial dengan mengatur, menunjukkan,
Peran ideal tersebut merumuskan mengorganisir atau mengontrol usaha/
hak dan kewajiban yang terkait pada upaya orang lain atau melalui prestise,
statustertentu. kekuasaan atau posisi. Sedangkan dalam
b. Peran yang dianggap oleh diri pengertian yang terbatas pemimpin ialah
sendiri, peran ini merupakan suatu seseorang yang membimbing, memimpin
hal yang wajib dilakukan individu dengan bantuan kualitas-kualitas
pada situasi tertentu. Artinya persuasifnya dan akseptansi/penerimaan
seorang individu menganggap secara sukarela oleh parapengikutnya.
bahwa dalam situasi tertentu dia Pemimpin yang efektif dalam
harus melaksanakan perantertentu. menerapkan gaya tertentu dalam
c. Peran yang dilaksanakan atau kepemimpinannya terlebih dahulu harus
dikerjakan, ialah merupakan peran memahami siapa bawahan yang
yang sesungguhnya dilaksanakan dipimpinnya, mengerti kekuatan dan
oleh individu didalam kelemahan bawahannya, dan mengerti
kenyataannya yang terwujud dalam bagaimana cara memanfaatkan kekuatan
perikelakuan yang nyata. Peran bawahan untuk mengimbangi kelemahan
yang dilakukan secara aktual yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara
senantiasa dipengaruhi oleh sistem yang dipergunakan pimpinan dalam
kepercayaan, harapan, persepsi dan mempengaruhi para pengikutnya (Miftah
kepribadianindividu. Thoha, 2010:27).Selanjutnya
Sudriamunawar (Harbani, 2008:3)
2.2. Pengertian Kepemimpinan mengemukakan bahwa Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kecakapan
Secara etimologi pemimpin berasal dari tertentu yang dapat mempengaruhi para
kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing
pengikutnya untuk melakukan kerja sama
atau tuntun, dengan begitu di dalamnya ke arah pencapaian tujuan yang telah
terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin ditentukan sebelumnya.
(rakyat) dan yang memimpin (imam).
Dari pengertian di atas, maka pemimpin
Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pada hakikatnya merupakan seorang yang
“pemimpin” (leader) berarti orang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain melalui proses menggerakkan orang lain sekaligus mampu
kewibawaan komunikasi sehingga orang mempengaruhi orang tersebut untuk
lain tersebut bertindak sesuatu dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan
mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah yang hendak dicapai. Pemimpin yang
seorang yang mempunyai kemampuan dimaksud dalam kajian ini adalah Kepala
untuk mempengaruhi individu dan PT. AGUNG SARANA TERMINAL .
kelompok untuk dapat bekerja sama
Seorang pemimpin harus memiliki
mencapai tujuan yang telah ditentukan. kemampuan memimpin secara profesional
Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini dengan menggunakan gaya kepemimpinan
Kartono (2006:38-39) mengemukakan
yang menurutnya dipandang efektif dalam
bahwa pemimpin dalam pengertian yang

52 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


pcngelolaan organisasi atau unit kerja yang masalah-masalahnya, dan situasi yang
dipimpinnya. meliputi keadaan fisik dan tugas kelompok.
Organisasi yang berhasil dalam Selanjutnya Blake dan Mounton dalam
mencapai tujuannya serta mampu Salusu (2006:204-205), menawarkan enam
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan elemen yang dianggapnya dapat
sangat tergantung pada para manajernya menggambarkan efektifnya suatu
(pimpinannya). Apabila manajer mampu kepemimpinan.
melaksanakan fungsi- fungsinya dengan Tiga elemen pertama berkaitan dengan
baik, sangat mungkin organisasi tersebut bagaimana seorang pemimpin
akan dapat mencapai sasarannya. Suatu menggerakkan pengaruhnya terhadap dunia
organisasi membutuhkan pemimpin yang luar, yaitu Initiative, Inquiry dan
efektif, yang mempunyai kemampuan Advokasi.Tiga elemen yang lainnya yaitu,
mempengaruhi perilaku anggotanya atau Conflict Solving, Decision making, dan
anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau Criticque.Berhubungan dengan bagaimana
kepala suatu organisasi akan diakui sebagai memanfaatkan sumber daya yang tersedia
seorang pemimpin apabila ia dapat dalam organisasi untuk dapat mencapai
mempunyai pengaruh dan mampu hasil yang benar.
mengarahkan bawahannya ke arah
pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan mungkin hanya 2.3. Gaya Kepemimpinan
terbentuk dalam suatu lingkungan yang Gaya kepemimpinan yang berhubungan
secara dinamis melibatkan hubungan di dengan tugas dan pemeliharaan kelompok
antara sejumlah orang. Kongkritnya, cenderung diekspresikan dalam dua gaya
seorang hanya bias mengklaim dirinya kepemimpinan yang berbed. Manajer yang
sebagai seorang pemimpin jika ia memiliki mempunyai berorientasi pada tugas,
sejumlah pengikut. Selanjutnya antara para mengawasi pegawainya secara ketat untuk
pemimpin dan pengikutnya terjalin ikatan memastikan tugas dilaksanakan dengan
emosional dan rasional menyangkut memuaskan.Manajer dengan gaya
kesamaan nilai yang ingin disebar dan berorientasi pegawai lebih menekankan
ditanam serta kesamaan tujuan yang ingin pada memotivasi ketimbang
dicapai. Walupun dalam realitasnya sang mengendalikan bawahan. Mereka mencari
pemimpinlah yang biasanya hubungan bersahabat, saling percaya, dan
memperkenalkan atau bahkan merumuskan salaing menghargai dengan pegawai yang
nilai dantujuan. sering kali diizinkan untuk berpartisipasi
Dalam kepemimpinan ada beberapa dalam membuat keputusan yang
unsur dan karakter yang sangat menentukan mempengaruhi mereka.
untuk pencapaian tujuan suatu organisasi. Hersey dan Blanchard (1996:167)
Menurut Gibb dalam Salusu (2006:203), menyatakan “Gaya Kepemimpinan sebagai
ada empat elemen utama dalam pola perilaku yang dilakukan oleh
kepemimpinan yang saling berkaitan satu pemimpin pada saat berupaya
sama lain, yaitu Pemimpin yang mempengaruhi aktivitas orang lain
menampilkan kepribadian pemimpin, (bawahan) seperti yang dilihat
Kelompok, Pengikut yang muncul dengan oranglain.”Rivai (2003:121) menyatakan
berbagai kebutuhannya, sikap serta “Pendekatan perilaku, gaya kepemimpinan

53 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil yang dilakukan secara bertahap untuk
kombinasi dari falsafah, ketrampilan, mengubah kondisi masyarakat yang lemah,
sifat.Sikap, yang sering diterapkan seorang baik knowledge, attitude, maupun practice
pemimpin ketika dia mencoba (KAP) menuju pada penguasaan
mempengaruhi kinerja bawahannya”. pengetahuan, sikap-perilaku sadar dan
Dengan demikian gaya kepemimpinan kecakapan-keterampilan yang baik.
merupakan perilaku pemimpin Makna “memperoleh” daya/ kekuatan/
(manajer)dalam berinteraksi dengan kemampuan menunjuk pada sumber
lingkungan organisasinya. inisiatif dalam rangka mendapatkan atau
Bentuk-bentuk gaya kepemimpinan ini meningkatkan daya, kekuatan atau
sebenarnya bisa implisit dengan berbagai kemampuan sehingga memiliki
kombinasi gaya kepemimpinan initiating keberdayaan. Kata “memperoleh”
structure dan consideration. Dengan mengindikasikan bahwa yang menjadi
demikian melalui pendekatan prilaku dapat sumber inisiatif untuk berdaya berasal dari
ditentukan apa penyebab kepemimpinan itu masyarakat itu sendiri. Dengan demikian
efektif, seperti bagaimana pemimpin masyarakat yang mencari, mengusahakan,
mendelegasikan tugas, bagaimana melakukan, menciptakan situasi atau
pemimpin berkomunikasi dengan bawahan meminta pada pihak lain untuk memberikan
dan mencoba memotivasi bawahannya, daya/ kekuatan/ kemampuan. Iklim seperti
bagaimana pemimpin melaksanakan tugas, ini hanya akan tercipta jika masyarakat
dan sebagainya. Gaya kepimpinan yang tersebut menyadari ketidakmampuan/
efektif menghasilkan kinerja karyawan ketidakberdayaan/ tidak adanya kekuatan,
yang cenderung efektif dansebaliknya. dan sekaligus disertai dengan kesadaran
akan perlunya memperoleh daya/
kemampuan/ kekuatan.
2.4. Pemberdayaan Makna kata “pemberian” menunjukkan
Secara etimologis pemberdayaan bahwa sumber inisiatif bukan dari
berasal dari kata dasar “daya” yang berarti masyarakat. Insisatif untuk mengalihkan
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari daya/ kemampuan/ kekuatan, adalah pihak-
pengertian tersebut maka pemberdayaan pihak lain yang memiliki kekuatan dan
dapat dimaknai sebagai suatu proses kemampuan, misalnya pemerintah atau
menuju berdaya, atau proses untuk agen-agen lainnya. Senada dengan
memperoleh daya/ kekuatan/ kemampuan, pengertian ini Prijono & Pranarka (1996:
dan atau proses pemberian daya/ kekuatan/ 77) menyatakan bahwa: pemberdayaan
kemampuan dari pihak yang memiliki daya mengandung dua arti. Pengertian yang
kepada pihak yang kurang atau belum pertama adalah to give power or authority,
berdaya. pengertian kedua to give ability to or
Pengertian “proses” menunjukan pada enable. Pemaknaan pengertian pertama
serangkaian tindakan atau langkah-langkah meliputi memberikan kekuasaan,
yang dilakukan secara kronologis sitematis mengalihkan kekuatan atau
yang mencerminkan pertahapan upaya mendelegasikan otoritas kepada pihak yang
mengubah masyarakat yang kurang atau kurang/ belum berdaya. Di sisi lain
belum berdaya menuju keberdayaan. Proses pemaknaan pengertian kedua adalah
akan merujuk pada suatu tindakan nyata memberikan kemampuanatau keberdayaan

54 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


serta memberikan peluang kepada pihak tersebut, maka pemberdayaan dapat
lain untuk melakukan sesuatu. dimaknai sebagai suatu proses menuju
Menurut Sedarmayanti (2013:286), berdaya atau proses pemberian daya
secara harfiah, kata pemberdayaan dapat (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang
diartikan lebih berdaya dari sebelumnya, belum berdaya. Menurut Prijono dan
baik dalam hal wewenang tanggung jawab Pranarka (1996:72), yang mengartikan
maupun kemampuan individual yang pemberdayaan sebagai proses belajar
dimilikinya. Pemberdayaan aparatur mengajar yang merupakan suatu usaha
pemerintah daerah merupakan bagian dari terencana dan sistematis yang dilaksanakan
pembangunan aparatur pemerintah daerah secara berkesinambungan baik sebagai
yang meliputi lembaga, tata kerja dan individu maupun kolektif, guna
aparatur pemerintah daerah yang semata- mengembangkan daya (potensi) dan
mata diarahkan pada penyelenggaraan kemampuan yang terdapat dalam diri
pemerintahan yang bersifat efektif, efisien, individu serta kelompok. Selanjutnya
serta tanggap terhadap kondisi wilayah dan Tjiptono dan Diana (1996:128),
perubahan-perubahan yang terjadi pada mengemukakan bahwa pemberdayaan
daerah tersebut.Demikian pula aparatur diartikan sebagai pelibatan karyawan yang
pemerintah daerah harus mampu benar-benar berarti (signifikan).
memahami aspirasi yang berkembang di Pada hakikatnya pemberdayaan
dalam masyarakat dan mampu melakukan merupakan penciptaan suasana atau iklim
pembangunan diberbagai bidang. yang memungkinkan potensi masyarakat
Menurut Webster dalam Sedarmayanti berkembang (enabling). Logika ini
(2012:59), pengertian pemberdayaan didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada
adalah kata Empower mengandung dua masyarakat yang sama sekali tanpa
arti.Pengertian pertama adalah to give memiliki daya. Setiap masyarakat pasti
power or authority to, dan pengertian kedua memiliki daya, akan tetapi kadang-kadang
berarti to give ability to or enable. Dalam mereka tidak menyadari atau daya tersebut
pengertian pertama, diartikan sebagai masih belum diketahui secara eksplisit.
memberikan kekuasaan, mengalihkan Oleh karena itu daya harus digali dan
kekuatan atau mendelegasikan otoritas kemudian dikembangkan. Jika asumsi ini
kepada pihak lain. berkembang maka pemberdayaan adalah
Sedangkan dalam pengertian kedua, upaya untuk membangun daya, dengan cara
diartikan sebagai upaya untuk memberi mendorong, memotivasi dan
kemampuan atau keberdayaan. membangkitkan kesadaran akan potensi
Pemberdayaan merupakan proses yang yang dimiliki serta berupaya untuk
memerlukan perencanaan menyeluruh, mengembangkannya. Di samping itu
pemikiran mendalam tentang mekanisme hendaknya pemberdayaan jangan menjebak
pemantauan dan peningkatan secara terus masyarakat dalam perangkap
menerus.Pengertian yang lebih spesifik ketergantungan (charity), pemberdayaan
mengenai pemberdayaan yang sebaliknya harus mengantarkan pada proses
dikemukakan oleh Sulistiyani (2004:54), kemandirian. (Tri Winari, 1998: 76).
pemberdayaan berasal dari kata dasar Dengan demikian pemberdayaan tidak
“daya” yang berarti kekuatan atau hanya sekedar memiliki masukan tetapi
kemampuan. Bertolak dari pengertian juga memperhatikan, mempertimbangkan

55 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


dan menindak lanjuti masukan tersebut yang bersifat deskriptif yang bertujuan
apakah diterima atau tidak. Tanpa adanya untuk menggambarkan, meringkaskan
pemberdayaan, pelibatan karyawan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
hanyalah merupakan alat manajemen yang berbagai fenomena realitas sosial yang ada
tidak ada gunanya. di masyarakat yang menjadi objek
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan berupaya menarik realitas itu
pemberdayaan adalah untuk membentuk kepermukaan sebagai suatu ciri karakter,
individu dan masyarakat menjadi mandiri. sifat, model, tanda atau gambaran tentang
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian kondisi, situasi, ataupun fenomenatertentu.
berpikir, bertindak dan mengendalikan apa Burhan Bungin (2010:56 ), menjelaskan
yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut bahwa tujuan penelitian kualitatif bukan
perlu ditelusuri apa yang sesungguhnya untuk menggambarkan karakteristik
dimaknai sebagai suatu masyarakat yang populasi atau menarik kesimpulan yang
mandiri. Kemandirian pegawai adalah berlaku bagi suatu populasi.
merupakan suatu kondisi yang dialami Teknik pengumpulan data yang
masyarakat yang ditandai oleh kemampuan digunakan adalah observasi, wawancara
untuk memikirkan, memutuskan serta dan dokumentasi. Sedangkan teknik
melakukan sesuatu yang dipandang tepat analisis data menggunakan teori Miles dan
demi mencapai pemecahan masalah- Huberman (2012:167) yaitu:
masalah yang dihadapi dengan
mempergunakan daya dan kemampuan a. Reduksi Data diartikan sebagai proses
yang terdiri atas kemampuan kognitif, pemilihan, pemusatan perhatian, pada
konatif, psikomotorik, dengan pengerahan penyederhanaan, pengabstraksian, dan
sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan transformasi data kasar yang muncul
internal masyarakat tersebut, dengan dari catatan-catatan yang tertulis
demikian untuk menuju mandiri perlu dilapangan.
dukungan kemampuan berupa sumber daya b. Penyajian data yaitu sebagai
sekumpulan informasi tersusun
manusia yang utuh dengan kondisi kognitif,
konatif, psikomotorik dan afektif, dan yang berkemungkinan adanya
sumber daya lainnya yang bersifat fisik- penarikan kesimpulan dan
pengambilantindakan.Menarikkesimpu
material.
lan/verifikasi
3. Metode Penelitian
Keabsahan data yang diperoleh
Penelitian ini menggunakan pendekatan dilapangandiperiksa dengan menggunakan
kualitatif.Penelitian kualitatif adalah teknik-teknik sebagaiberikut:
penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan a. Pertanyaan yang sama diajukan kepada
fenomena yang terjadi dan dilakukan Informan yang berbeda melalui
dengan jalan melibatkan berbagai metode wawancara terstruktur dan tidak
yang ada.Metode pengumpulan data yang berstruktur. Wawancara berstruktur
biasa digunakan dalam penelitian kualitatif diajukan saat pertama kali wawancara,
adalah metode wawancara, pengamatan, berikutnya kepada informan yang sama
dan pemanfaatan dokumen. Tipe penelitian diajukan wawancara tidak berstruktur
yang akan digunakan adalah penelitian dengan materi pertanyaan yang sama.

56 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


b. Mengkonfirmasikan hasil temuan ada yang merasa dirugikan. Pimpinan
dengan responden penelitian. adalah seseorang yang bekerja melalui
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif orang lain dengan mengoordinasikan
mungkin dapat menjawab rumusan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai
masalah yang dirumuskan sejak sasaran organisasi.
awal,tetapi mungkin jugatidak,karena Posisi pimpinan menjadi sangat krusial
masalah dan rumusan masalah dalam bila Direktur atau Deputy dan diharapkan
penelitian kualitatif masih bersifat mempunyai peranan dalam meningkatkan
sementara dan akan berkembang serta menjaga keseimbangan dalam
setelah peneliti berada organisasi. Bak panglima perang di era
dilapangan.kesimpulan dalam global yang sarat kompetisi, seorang
penelitian kualitatif yang di harapkan manajer mengemban tugas menjamin
adalah merupakan temuan baru yang ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan
sebelumnya belum pernah ada, temuan keamanan informasi serta pengaturan
dapat berupa deskripsi atau gambaran organisasi yang baik serta yang dibutuhkan
suatu obyek yang sebelumnya masih oleh organisasi untuk mencapai tujuan
belum jelas, sehingga setelah di teliti organisasi sekaligus meningkatkan
menjadi jelas. eksistensi organisasi di tengah-tengah
lingkungannya. Keberhasilan menjalankan
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan tugas ini mensyaratkan pimpinan
mempunyai kemampuan multidisiplin,
Peran merupakan aspek dinamis
antara lain: teknologi, bisnis, dan
kedudukan (status), apabila seseorang
manajemen, serta kepemimpinan.
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
Dari hasil wawancarai bahwa,
dengan kedudukannya. maka ia
kepemimpinan bapak junaidi. S.H dalam
menjalankan suatu peran. Teori peran (Role
melakukan pemberdayaan karyawan sangat
Theory) adalah teori yang merupakan
serius dan dipantau sehingga beliau mau
perpaduan teori, orientasi maupun disiplin
terjun kelapangan dalam membantu
ilmu, selain dari psikologi, teori peran
karyawan tersebut, sehingga beliau
berawal dan masih tetap digunakan dalam
pemimpin idaman bagi karyawanya.
sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga
ilmu tersebut, istilah peran diambil dari
dunia teater. Dalam teater, seseorang harus 5. Kesimpulan
bermain sebagai sebagai seorang tokoh
tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh a. Pemimpin adalah orang yang mendapat
itu ia mengharapkan berperilaku tertentu. amanah serta memiliki sifat, sikap, dan
Peran pimpinan dalam suatu organisasi gaya yang baik untuk mengurus atau
itu sangatlah penting karena keberadaan mengatur orang lain. kepemimpinan
pimpinan yaitu menjadi palang pintu atau adalah kemampuan untuk
menjadi salah satu ujung tombak dari mempengaruhi perilaku seseorang atau
keberhasilan dalam berorganisasi. Salah sekelompok orang untuk mencapai
satu tugas atau peran piminan yaitu harus tujuan tertentu pada situasi tertentu.
bisa mengelola konflik dalam organisasi Pemimpin haruslah memiliki visi yang
yang dipimpinnya sehingga setiap konflik jelas, selalu tanggap terhadap setiap
itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak persoalan, kebutuhan, harapan, dan

57 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


impian dari mereka yang dipimpin, Harbani, Pasolong. 2008. Kepemimpinan
selalu aktif dan proaktif dalam mencari Birokrasi, Bandung : CV.Alfabeta.
solusi dari setiap permasalahan ataupun Heidjrachman, H. Suad. 2002. Manajemen
Personalia. Yogyakarta : BPFE.
tantangan yang dihadapi dan dapat
Hersey, Paul. 1994. Kunci Sukses
menjadi seorang pelatih atau Pemimpin Situasional. Jakarta :
pendamping bagi orang – orang yang Delaprasata.
dipimpinnya. Kartono, Kartini. 2006. Pemimpin dan
b. Pada dasarnya semua jenis gaya Kepemimpinan, Apakah
kepemimpinan itu memiliki Kepemimpinan Abnormal Itu?. PT.
keunggulan masing-masing. Pada RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Nawawi, Hadari & Hadari, M. Martini.
situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan
2004. Kepemimpinan yang Efektif.
gaya kepemimpinan yang otoriter, Gadjah Mada University Press :
walaupun pada umumnya gaya Yogyakarta
kepemimpinan yang demokratis lebih Mangkunegara, A. A. P. 2000.
bermanfaat. Oleh karena itu dalam Manajemen Sumber Daya
aplikasinya, tinggal bagaimana kita Manusia.Bandung: PT. Remaja
menyesuaikan gaya kepemimpinan RosdaKarya.
Mathis, Robert dan John Jackson. 2002.
yang akan diterapkan dalam keluarga,
Manajemen Sumber Daya Manusia
organisasi/perusahan sesuai dengan Buku 2. Jakarta: PT. Salemba 4.
situasi dan kondisi yang menuntut Pangewa, Maharuddin. 1989.
diterapkannnya gaya kepemimpinan Kepemimpinan dalam proses
tertentu untuk mendapatkan manfaat. administrasi. Ujung Pandang: FPIPS
c. Dengan adanya pemimpin yang dapat IKIP.
Prasetyo, Bambang. 2008, Metode
memberdayakan anggota organisasinya
Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT.
dengan cara pembagian tanggung jawab Raja Grafindo Persada.
dan kekuasaan pada anggotanya maka Rasyid M Ryaas. 2000. Makna
hal tersebut akan terjadi sebuah Pemerintahan. Mutiara sumber Widya
kerjasama yang baik, wewenang yang : Jakarta Rivai, Veithzal. 2006.
menjadi semakin luas karena Kepemimpinan dan Perilaku
anggotanya juga memiliki wewenang Organisasi, Edisis Kedua.
PT.RajaGrafindo Persada : Jakarta
dan kerja pemimpinpun semakin
Robbins, Stephen. P. 2002. Prinsip-Prinsip
ringan. Perilaku Organisasi. Terjemahan Oleh
Halida , Dewi Sartika. Erlangga
Salusu. 2006. Pengambilan keputusan
Daftar Pustaka
stratejik. PT. Grasindo: Jakarta.
Bungin, Burhan. Prosedur Penelitian, Sedarmayanti. 2007. Manajemen SDM
Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka cetakan 1. PT. Refika Aditama.
Cipta : Yogyakarta. Bandung.
Dale, Robert D. 1992. Pelayanan sebagai S.P Siagian 2011. Pengertian
Pemimpin. Gandum Mas : Malang. Kepemimpinan, PT. Grasindo: Jakarta.
Handoko, Hani Istijanto, 2006, Riset Sumber Daya
T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Manusia; Cara Praktis Mendeteksi
Dr. M.Com.1996.Organisasi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan,
Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
BPFE. Stoner,1996,Pendekatan Perilaku
Kepemimpina. Dewi Sartika.Erlangga

58 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN


Ryaas Rasyid, 2000, Karekteristik http://emperordeva.wordpress.com/about/
Kepemimpinan. PT. Refika Aditama. makalah-tentang-kepemimpinan/
Bandung. diakses 22.11.11
Soerjono Soekanto, 2010, Pengertian Siagian P. Sondang. 2002. Kiat
Peran,Rhineka Cipta : Yogyakarta. Meningkatkan Produktivitas Kerja.
Biddle dan Thomas,2010, Pengertian Jakarta: Rhineka Cipta.
Peran dan Pandangan. PT. Raja Sugiyono. 2006, Metode Penelitian
Grafindo Persada. Administrasi, Bandung : CV.Alfabeta.
Hersey dan Blanchard,1996, Gaya Sutarto, 2006, Dasar-dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan PT. Gramedia Pustaka Administrasi, Cetakan Ketujuh.Gadjah
Umum, Jakarta. Mada University Press, Yogyakarta.
Rivai,2003, Pengertian Peran, Jakarta : PT. Thoha, Miftah.2007. Kepemimpinan
Raja Grafindo Persada. Dalam Manajemen, Jakarta : PT. Raja
Simamora, 1995, Pengertian Sumber Daya Grafindo Persada.
Manusia, PT. Remaja RosdaKarya.

59 | Edisi 6 Juni-Desember 2019 | Jurnal Publik Reform UNDHAR MEDAN

Anda mungkin juga menyukai