TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peranan
dengan cara tertentu dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
harapan baru2.
Sebab fungsi dan peranan mempunyai makna yang saling berkaitan. Talcott
tersebut dapat diketahui bahwa fungsi merupakan tempat seseorang dalam suatu
karena seseorang tersebut ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian
1
Hasan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.
285
2
Abdul, Syani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.
94
3
Dalam George Retzer & Douglas L. Goodman, Teori sosiologi modern, edisi ke enam.
(Jakarta: Pranada media group, 2011), h.121
Maka organisasi mempunyai peranan dalam melaksanakan fungsinya baik
merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh seseorang atau
organisasi berdasarkan program yang telah ditentukan atas masa bakti yang
dikutip oleh David Berry dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Pikiran
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan social tertentu atau lembaga
berikut:
4
David Berry, The Principle Of Sosiologi, terjemahan oleh Paulus Wirutomo, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo, 2003), h. 106.
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2004), h. 243
Lebih lanjut, Abdul Syani6 menjelaskan bahwa struktur sosial dapat
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dengan peran-
peran sosial. Dalam struktur sosial pedesaan, penguasa termasuk perangkat utama
selain dari pada status sosial, sedangkan fungsi struktur adalah peran individu-
Dalam hal ini dapat dilihat gejala yang disebut role distance dimana
berada dilingkungan sosial yang berbeda. Lingkungan sosial ini adalah kelompok
Peranan seseorang lebih banyak menunjukkan suatu proses dari fungsi dan
6
Abdul Syani, Op.Cit., h. 68
7
Ibid., h. 94
3. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat, oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya.
4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya,
belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa
membatasi peluang-peluang tersebut.
diantaranya:
lainnya.
Setiap pihak akan memiliki perangkat peran tertentu (set of roles), sehingga
bermacam-macam cara sesuai dengan sudut pandang yang diambil. Peran tersebut
berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya dan hal itu sekaligus berarti bahwa peran
tersebut adalah:
1. Peran yang diharapkan
cermatnya , sesuai dengan peraturan. Peran ini antara lain peran hakim, peran pilot
pesawat, dan sebagainya. Peran-peran ini merupakan peran yang tidak dapat
cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dianggap wajar
oleh masyarakat. Suatu peran disesuaikan bukan karena manusia pelakunya, tetapi
karena faktor-faktor diluar manusia yaitu situasi dan kondisi yang selalu baru dan
Peran bawaan adalah peran yang diperoleh secara otomatis, bukan karena
usaha misalnya peran sebagai anak, peran sebagai kakak, peran sebagai nenek atau
untuk memperoleh peran bawaan, misalnya peran bapak dan ibu. Pada saat
seorang calon bapak dan calon ibu hendak memasuki hidup perkawinan,
mempunyai anak, secara otomatis mereka memiliki peranan bapak dan ibu.
masyarakat, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang memegang lebih dari satu
peran. Tidak hanya peran bawaan, tetapi juga sejumlah peran yang diperoleh
melalui usaha sendiri, serta peran yang ditunjuk oleh pihak-pihak lain. Misalnya si
b tidak saja memegang peranannya sebagai seorang bapak, mertua, menantu, tetapi
juga sebagai guru SMA, ketua RW, anggota koprasi dan beberapa peran lainnya.
Diantara peran-peran itu ada yang disebut peran kunci, sedangkan peranan lainnya
2.2. Industri
pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua
pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan
yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam hal ini termasuk
pengolahan atau manufaktur yaitu salah satu faktor produksi atau lapangan usaha
8
Dumairy, Perekonomian di Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 207
Ketika satu negara telah mencapai tahapan dimana sektor industri sebagai
struktural dalam suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi dapat
kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan
ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang mempunyai kaitan satu
kemakmuran suatu Negara secara lebih cepat di bandingkan apabila tanpa melalui
proses tersebut. Dengan pegangan itulah, maka hampir semua negara di dunia ini
beberapa karakteristik yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.
9
Ahmad Erani Yustika, Industrialisasi Pinggiran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h.
45
Akar intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara
mendorongapa yang semula tak lebih dari tujuan kebijakan telah berubah menjadi
serta titik berat pada industrialisasi sebagai wahana bagi integrasi nasional. Pasca
Perang Dunia II, retorika nasionalisme dunia ketiga dalam waktu singkat dikaitkan
berkembang.
ekonomi dari semula terkonsentrasi pada sektor primer (pertanian) menuju sektor
sekunder (industri/jasa).
Dengan pertimbangan itulah maka proyek industrialisasi juga dikerjakan di
Indonesia dengan konsistensi yang cukup terjaga. Sejarah telah mencatat bahwa
bersandar pada sector industri. Karena adanya kesadaran bahwa sebagian besar
dengan sektor pertanian; sehingga jika sektor industri sudah tumbuh pesat tidak
banyak.
sepanjang era Orde Baru adalah peningkatan peranan sektor industri yang
Dagang (KUHD), tetapi pengertian secara jelas dari perusahaan itu sendiri tidak
Menurut L.N. 1938-276 yang mulai berlaku pada tanggal 17 Juli 1938, bab kesatu
perusahaan sebagai sebuah kegiatan atau hanya terkhusus pada jenis usaha saja.
Walaupun dalam pengertian tersebut telah memiliki aspek hukum perusahaan yaitu
berupa perjanjian dengan pihak lain. Pandangan Polak dalam buku Abdul Kadir
ada apabila diperlukan perhitungan laba rugi berupa perkiraan dan pencatatan
dalam pembukuan13.
unsur yang wajib adanya dalam sebuah perusahaan, hal ini sesuai dengan Pasal 6
KUHD yang sekarang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997
10
Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: P.T. Alumni, 2011), h. 102.
11
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2008), h. 14.
12
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2010), h. 7.
13
Ibid., h. 8
tentang Dokumen Perusahaan. Polak dalam pandangannya mengenai perusahaan
parlemen pada waktu itu yang berkaitan dengan perubahan Pasal 2-5 KUHD, yakni
adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
berbunyi: Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara
tetap dan terus menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang
badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam
tidak hanya jenis usaha yang berupa kegiatan ekonomi, tetapi juga telah mengatur
14
Sentosa, Op.Cit., h. 14
mengenai bentuk usaha yang berwujud badan usaha yang didirikan, bekerja, serta
dalam wujud sebuah badan usaha atau wajib untuk memiliki suatu bentuk usaha.
tetap, dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba
diubah dari apa yang sebagian besarnya pedesaan dan pertanian menjadi sebagian
besar perkotaan, industry dan jasa-jasa dalam komposisinya. Dalam makna yang
disertai peralihan distribusi output dan struktur ekonomi. Dari perspektif tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa inti dari pembangunan ekonomi adalah adanya
pertumbuhan ekonomi.
15
Abdul Kadir, Op.Cit., h. 13
Sedangkan transformasi struktural adalah pergeseran pertumbuhan sector
(industri) dan kemudian ke sektor jasa. Pandangan tersebut dipelopori oleh Colin
serta peningkatan yang layak dalam produksi tersier, dengan sebutan khas
modernisasi ekonomi. Jika sebuah negara telah mencapai tahapan sektor Indus tri
Dalam hal ini transformasi struktural diharuskan, karena dipandang sektor primer
tidak memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi serta nilai tukar (term of
pertumbuhan ekonomi dalam wujud akselerasi investasi dan tabungan. Jika tingkat
lapangan kerja lebih mungkin digapai secara cepat. Sebaliknya, jika tingkat
tabungan yang dihimpun tidak memadai untuk mengejar target investasi yang
dalam negeri mereka dari sesuatu yang berat ke pertanian tradisional, untuk
mencukupi kebutuhan sendiri, kepada sesuatu perekonomian yang lebih modern,
lebih mengarah ke kota dan lebih beraneka di bidang industri dan jasa. Jadi model
tersebut terjadi. Untuk itu, piranti analisa yang dipakai banyak menggunakan teori
diakumulasi, melainkan yang lebih ditekankan adalah apakah pada saat yang
bersamaan faktor-faktor lain yang terlibat dalam proses tersebut juga ikut bergeser.
pendapatan nasional.
atas mendapat kritik dari Joan Robinson (ekonom dari Cambridge University),
dan diinterpretasikan bukan hanya dalam konteks pergeseran struktural dari sektor
melihat kasus Indonesia mengingat karakteristik potensi sektor basis yang dimiliki,
model industrialisasi ini yang ditempuh, maka dua hal penting segera akan dicapai;
di satu sisi akan diperoleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai dan di sisi
lainnya jumlah tenaga kerja yang dapat terlibat dalam proses industrialisasi sangat
ketimpangan pendapatan.
ekonomi bisa dikarakteristikkan dalam dua hal. Pertama , sektor pertanian harus
dan menjadi basis bagi sektor industri yang akan dikembangkan. Kedua , sektor
lebih kurang konstan sehingga sebuah negara menjadi negara industri baru. Kelima
tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri berdasarkan Pancasila dan UUD
1. Industri Dasar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar
(IMLD) dan kelompok kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD
antara lain: industri mesin pertanian, elektronika kereta api, pesawat terbang,
Sedangkan yang termasuk dalam IKD antara lain: industri pengolahan kayu
dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri semen, industri
dan bersifat padat modal. Teknologi tepat guna yang digunakan adalah
teknologi maju, teruji dan tidak padat karya, namun dapat mendorong
terciptanya lapangan kerja baru secara besar sejajar dengan tumbuhnya
2. Industri Kecil yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang dan
kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam dan
3. Industri Hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain:
modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah dan atau
Dari segi kesempatan kerja yang diciptakan, maka industri kerajinan rumah
tangga adalah yang paling penting. Sedangkan dari segi nilai tambah yang
dihasilkan maka perusahaan-perusahaan industri besar atau sedang yang paling
sumber ekonomi yang tersedia harus disalurkan pada usaha-usaha yang membantu
sektor kerajinan rumah tangga yang tidak produktif dan tidak banyak diketahui ini.
industri negara lain. Misalnya industri elektronik, tekstil, otomotif dan lain-lain.
Lingkungan untuk penjabaran dalam pengaturan tersebut. Pada saat ini belum
adanya kesatuan bahasa terhadap istilah CSR namun secara konseptual semuanya
memiliki kesamaan makna. Beragam istilah yang sepadan dengan CSR misalnya
sampai sekarang belum ada definisi tunggal yang disepakati secara global. Pasal 1
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
bermanfaat bagi perseroan itu sendiri maupun bagi masyarakat. Definisi tanggung
jawab sosial perusahaan/ CSR yang juga sama menekankan kontribusi dalam
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan World Bank. The
16
Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, (Salatiga: Griya Media, 2011), h. 12.
World Business Council for Sustainable Development (belakangan berganti nama
Inti sari dari defenisi di atas bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR
keuangan global World Bank yang memiliki penekanan yang sama pada kontribusi
Sulit untuk dipungkiri bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR masih
mandatory. Seperti halnya Europen Union atau Uni Eropa merumuskan pengertian
17
Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan
Tanpa CSR, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), h. 8.
18
Busyra Azheri, Op.Cit., h. 20.
is their business operations and in their interaction with their stakeholders on a
bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan cara mereka sendiri dalam
sistematis.
19
Busyra Azheri, Ibid., h. 20-21.
20
Schermerhorn, John R, Management for Productivity (New York: John Wiley & Sons.,
1993, h.86
21
Edi Suharto, Op.Cit, h. 101
Ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh
1. Keterlibatan langsung.
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke
masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah
perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti
corporate secretary atau public affair.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya,
model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan
secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain.
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa,
baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional kemudian mengembangkan program yang disepakati
bersama.
Asal muasal CSR dapat dikatakan berawal pada tahun 1890-an di Eropa
baru menjadi kesadaran sejumlah perusahaan pada akhir tahun 1990-an. Banyak
pelajaran yang dapat dipetik pada waktu itu, antara lain pengembangan rumah bagi
22
Saidi Zaim dan Hamid Abidin, Op.Cit., h. 110
pegawai, mencanangkan zero loss of life dari kecelakaan di tempat kerja, dan
Jerman, dan Amerika Serikat, dimana perusahaan menyewa apa yang disebut
Sedangkan di Jerman, PSI disebut sosiater industri atau dikenal dengan nama
masalah kesejateraan, kesehatan dan keselamatan kerja, relasi buruh dan majikan,
menjadi dambaan setiap warga masyarakat. Oleh sebab itu, wajar apabila berbagai
masalah-masalah internal dan eksternal yang dapat mengakibatkan konflik. Hal itu
23
Mu’man Nuryana, Sumber Dana Sosial dari Corporate Social Responsibility
Perusahaan. (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2007), h.
42
24
Edi Suharto, Op.Cit., h. 8
disebabkan karena dalam kehidupan masyarakat tidak pernah dijumpai kondisi
masyarakat berperilaku sesuai nilai dan norma yang telah disepakati, dan setiap
bagian dari sistem sosial menjalankan peran sebagaimana diharapkan. Pendek kata
Oleh karena itu, sangat sulit menentukan ukuran kesejahteraan setiap orang,
karena setiap individu mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dalam kamus besar
bahasa indonesia kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman,
sentosa, selamat.
pokok kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial
materil dan spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk
pancasila25.
terciptanya rasa aman, sentosa dan makmur serta terhindar dari kesukaran dan
25
Santika Sari, Peranan Kredit Koperasi Karyawan Bank Rakyat Indonesia Bagi
Kesejahteraan Anggota, (Malang: Universitas Brawijaya Malang, 2003), h. 43
Adapun kondisi kesejahteraan sosial diciptakan atas kompromi tiga
elemen26.
kesejahteraan sosial yang memuaskan. Akan tetapi ketika ketiga syarat ini tidak
dapat dipenuhi, maka masyarkat tersebut akan gagal dalam mencapai tingkat
26
James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam Kesejahteraan
Sosial. (Jakarta: Ditperta Islam Depag., 2005), h. 21
2.4.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang mempunyai arti
untuk mengadakan pilihan-pilihan yang terbaik bagi dirinya secara sempit atau
berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan potensi
dengan istilah pengembangan. Bahkan dua istilah ini dalam batas-batas tertentu
27
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h. 36.
28
Agus Ahmad Safe’i dan Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam dari
Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung, Rosda Karya, 2001), h. 41-42.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan
hidup di masyarakat.
cara pandang29.
sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga
29
Sutoro Eko, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat Pemberdayaan Masyarakat
Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember 2002, h. 15
royong, bekerja bersama di masyarakat, menggalang kemitraan dengan Lembaga
kepada masyarakat.
tentang perubahan menuju kearah yang positif. Singkatnya merupakan suatu tipe
community development sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam
tingkat local dimana networking menjadi salah satu kata kuncinya. Menurut Bartle
masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan social
daya yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat yang sesuai dengan kultur
kaitan ini, masyarakat yang ada bukan saja diarahkan pada kemajuan fisik (materi)
namun juga pada kemajuan nilai-nilai non materi. Dengan begitu pemberdayaan
dan sarana, tapi juga membutuhkan nilai-nilai yang jelas, yang akan memandu
arah mana mereka akan berkembang. Konsekuensi hal ini, jelas fasilitator
pemberdayaan (atau pihak yang akan mengajak pada perubahan) harus mampu
setiap orang melakukan segalanya tanpa kesulitan yang berarti. Fasilitator juga
bukan bos, yang tanpa diminta membagi-bagikan uang kepada siapapun. Fasilitator
adalah bagian lain dari masyarakat yang berupaya menjadi jembatan bagi
30
Agus Ahmad Syafi’i, Op.Cit, h. 45
menjadi obyek dari berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Perlakuan
pusat (atas) dan dilaksanakan oleh Instansi Propinsi dan Kabupaten. Masyarakat
sering kali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi
masukan. Hal ini biasanya disebabkan adanya anggapan untuk mencapai efisiensi
membutuhkan bantuan dari luar. Program yang dilakukan dengan pendekatan dari
atas ke bawah sering tidak berhasil dan kurang memberi manfaat kepada
dari dua unsur yang ada dalam masyarakat, yakni pengalaman dan pengetahuan
masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta kemauan
mereka untuk menjadi lebih baik. Proses ini bertitik tolak untuk memandirikan
mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam maupun
berjalan secara terus menerus dengan partisipasi masyarakat yang juga utuh. Ini
yang sedang dilaksanakan dan juga ada kegiatan lainnya. Termasuk dalam hal ini
program PNPM Mandiri dimana sangat diharapkan melahirkan kader desa yang
31
Development dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan menjadi pengembangan atau
pembangunan. Development mengandung unsur perbaikan, pertumbuhan, dan perubahan.
Development sebagai perbaikan adalah terjadinya transformasi sosial ke arah distribusi sumberdaya
dan social goods yang lebih egalitarian, lihat dalam Zaenal Abidin Dkk, Ngaji dan Ngejo,
(Bandung: Setda Jabar, 2006), h. 117.
mampu mengelola dan mengembangkan sumber pendapatan desa dan lain
sebagainya.
dilakukan diantarnya:
hormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan
sendiri.
Umat Islam sangat sudah terlalu jauh tertinggal dalam kemajuan serta
32
Agus Ahmad dan Nanih, Op.Cit. h. 12
penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan berbagai upaya
ekonomi. Karena itu merupakan kunci demi terciptanya tatanan masyarakat yang
diantaranya:
33
Zaenal Abidin, Op.Cit, h. 130-131
Kemudian tujuan lain dari pemberdayaan terhadap masyarakat adalah:
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
masyarakat.